Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

FAKTOR LINGKUNGAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJANYA


DENGAN K3

Dosen Pengampu :
Uli Basa Sidabutar S.Kom., M.Pd

 Disusun Oleh :
NUR APNA PRATAMA NIM: 5191151001

PRODI S-1 TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN KOMPUTER


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019/2020

1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Esa atas berkat dan anugerahNya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Telaah Kurikulum mengenai Faktor
Lingkungan Kerja dan Lingkungan Kerjnya dengan K3 untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang saya hadapi.
Namun saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak dan dosen pembimbing yaitu ibu Uli Basa
Sidabutar S.Kom., M.Pd, sehingga kendala – kendala yang kami hadapi dapat teratasi.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Oleh karena itu, saya berharap agar para pembaca memberikan krirtik dan saran yang
membangun demi penyempurnaan tugas makalah ini. Semoga materi ini dan bermanfaat dan
memberikan pengetahuan yang baru lagi penyusunan dan pembaca.

Medan, 12 Maret 2021

Nur Apna Pratama

2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN...........................................................................................................5
2.1. Lingkungan Kerja.......................................................................................................5
2.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja............................................................................10
BAB 3 PENUTUPAN.............................................................................................................19
3.1 Kesimpulan................................................................................................................19
3.2 Saran...........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................20

3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam
sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. K3 tidak saja sangat penting dalam
meningkatkan jaminan sosial dan kesejahteraan para pekerjanya akan tetapi jauh dari itu K3
mempunyai dampak positif atas keberlanjutan produktivitas kerja. Oleh sebab itu, isu K3
pada saat ini bukan sekedar kewajiban yang harus diperhatikan oleh para pekerja, akan tetapi
juga harus dipenuhi oleh sebuah sistem pekerjaan. Dengan kata lain, pada saat ini K3 bukan
semata sebagai kewajiban, akan tetapi sudah menjadi kebutuhan bagi setiap pekerja dan bagi
setiap bentuk kegiatan pekerjaan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapunrumusanmasalahdalammakalahiniyaitu:
1. Apa pengertian dari Lingkungan Kerja dan K3 ?
2. Apakah tujuan dari Lingkungan Kerja dan K3 ?
3. Apa sajakah faktor Lingkungan Kerja dan K3?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan Umum untuk menjelaska nagar pembaca dapat memahami dan memiliki wawasan
yang cukup luas mengenai Faktor Lingkungan Kerja dan Lingkungan Kerjnya dengan K3
yang ada pada saat ini.
1

4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Lingkungan Kerja

2.1.1 Pengertian Lingkungan kerja


Dalam melaksanakan suatu tugas maupun pekerjaan, bagi seorang individu
Lingkungan yang ada disekitarnya akan sangat penting dan berpengaruh bagi dirinya dalam
melaksanakan tugas maupun pekerjaannya tersebut. Oleh karena itu seorang pemimpin
sebuah perusahaan, organisasi, lembaga maupun institusi pendidikan harus sangat
memperhatikan lingkungan kerja, dimana dia mempekerjakan para pegawainya untuk
mewijudkan visi, misi dan juga tujuan dari institusi yang dipimpinnya.
Arti dari lingkungan itu sendiri adalah sejumlah dari seluruh faktor ekstern yang
mempengaruhi individu atau masyarakat. Menurut Mardiana menjelaskan bahwa lingkungan
kerja adalah lingkungan dimana pegawai melakukan pekerjaanya sehari-hari.
Menurut Rivai, Lingkungan kerja adalah keseluruhan sarana dan prasarana yang ada
di sekitar karyawan yang sedang melakukan pekerjaan itu sendiri. Lingkungan kerja ini akan
meliputi tempat kerja, fasilitas dan alat bantu kerja, kebersihan, pencahayaan dan ketenangan.
Menurut Nitisemito mengemukakan bahwa : Lingkungan kerja juga diartikan sebagai sesuatu
yang ada di sekitar pekerja dan dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas
yang dibebankan. Misalnya kebersihan, music, dan lain-lain.
Menurut Sedarmayanti, Lingkungan kerja merupakan keseluruhan alat perkakas dan
bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya,
serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok.
Menurut Bambang, Lingkungan Kerja merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kinerja seorang pegawai. Seorang pegawai yang bekerja di lingkungan kerja
yang mendukung dia bekerja secara optimal akan menghasilkan kinerja yang baik, sebaliknya
seorang pegawai bekerja dalam lingkungan kerja yang tidak memadai dan tidak mendukung
untuk bekerja secara optimal akan membuat pegawai yang bersangkutan menjadi malas,
cepat lelah sehingga kinerja pegawai tersebut akan rendah.
Lingkungan kerja yang memusatkan bagi karyawannya dapat meningkatkan
produktivitas kerja. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat

5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


menurunkan kinerja dan akhirnya menurunkan motivasi kerja karyawan, sehingga ia tidak
dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Lingkungan kerja merupakan kedaan sekitar tempat seseorang bekerja dan
melakukan pekerjaanya. Lingkungan kerja tersebut mencakup keadaan tempat bekerja,
suasana tempat bekerja, hubungan antar sesama dalam bekerja dan semua hal yang
menyangkut dan mempengaruhi seseorang dalam melaksanakan pekerjaanya.
Lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif akan menjadi motifasi bagi seseorang
dalam menjalankan tugasnya bengan baik dan juga dapat memicu ketenangan dalam
menjalankan tugas yang telah dibebankan kepadanya, oleh sebab itu perhatian sebuah
institusi ataupun lembaga pendidikan untuk menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan
kondusif sangatlah diperlukan. Karena seorang karyawan menaruh perhatian yang besar
terhadap lingkungan kerja mereka, baik dari segi kenyamanan pribadi maupun kemudahan
untuk melakukan pekerjaanya dengan baik. Mereka lebih menyukai lingkungan fisik yang
aman, nyaman, bersih dan memiliki tingkat gangguan yang minim. Selain itu bagi sebagian
besar karyawan bekerja juga dapat memenuhi kebutuhan untuk berinteraksi sosial. Oleh
karena itu, tidak mengherankan bahwa memiliki rekan-rekan kerja yang ramah dan
mendukung juga dapat mendukung kepuasan kerja.
Berdasarkan dari pendapat beberapa ahli diatas, dapat dikatakan bahwa lingkungan
kerja merupakan segala sesuatu yang ada disekitar pegawai yang dapat mempengaruhi diri
pegawai dalam menjalankan tugas yang dibebankan oleh perusahaan maupun lembaga
kepadanya. Namun secara umum pengertian lingkungan kerja merupakan kondisi dan
suasana tempat dimana para pegawai tersebut melaksanakan tugas dan pekerjaannya dengan
maksimal.
Lingkungan kerja dapat menciptakan hubungan kerja yang mengikat antara orang-
orang yang ada di dalam lingkungannya. Oleh karena itu, hendaknya diusahakan agar
lingkungan kerja harus baik dan kondusif karena lingkungan kerja yang baik dan kondusif
menjadikan karyawan merasa betah berada di ruangan dan merasa senang serta bersemangat
untuk melaksanakan setiap tugas-tugasnya.
Lingkungan kerja yang mendukung produktivitas kerja nantinya akan menimbulkan
kepuasan tersendiri bagi karyawan dalam melaksanakan tugastugasnya. Begitu juga
lingkungan kerja disekolah yang harus benar-benar memperhatikan kenyamanan bagi seorang
guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru, yang mana guru mengemban tugas
yang besar yaitu selain mewujudkan visi, misi dan juga tujuan sekolah, guru juga memiliki
tugas sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

6 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Untuk mewujudkan tujuan
pendidikan Nasional.
Motivasi kerja guru akan terdorong dari lingkungan kerja. Jika lingkungan kerja
mendukung maka akan timbul keinginan dalam diri guru untuk melakukan tugas dan
tanggung jawabnya. Keinginan ini kemudian akan menimbulkan persepsi guru dan
kreativitasnya yang diwujudkan dalam bentuk tindakan. Namun sebaliknya jika lingkungan
kerja tersebut tidak baik dan tidak dapat menimbulkan kenyamanan bagi guru, maka guru
akan merasa terganggu kenyamanannya dalam bekerja, malas dan tidak bersemangat dalam
melaksanakan tugas-tugasnya.

2.1.2 Jenis-jenis lingkungan kerja.


Lingkungan kerja mempunyai dua komponen utama yaitu, lingkungan kerja fisik
yang merupakan segala sesuatu yang berada disekitar guru saat bekerja dan lingkungan kerja
non fisik yang merupakan lingkungan yang terjadi dari hubungan manusiawi antara guru
dengan atasan, rekan kerja ataupun dengan siswa. Jenis-jenis lingkungan kerja secara garis
besar dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Lingkungan kerja fisik.
lingkungan kerja fisik adalah semua kedaan berbentuk fisik yang terdapat disekitar
tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik
secara langsung maupun tidak langsung. Lingkugan kerja fisik dapat dibagi dalam dua
kategori :
a. Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan. (seperti : pusat kerja,
meja kursi, dan sebagainya)
b. Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat disebut lingkungan kerja yang
mempengaruhi kondisi manusia. (seperti : penerangan, temperatur, kelembapan,
sirkulasi udara, kebisingan, bau tidak sedap, dekorasi, musik, keamanan dan lain
sebagainya.
2. Lingkungan kerja non fisik.
Lingkungan kerja non fisik merupakan semua kedaan yang terjadi yang berkaitan dengan
hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan dengan rekan sesama kerja
atau bahkan hubungan dengan bawahan. Dalam dunia pendidikan lingkungan kerja bagi
seorang guru tidak terbatas di ruang kantor tempat para guru berkumpul dan berkomunikasi,
namun lingkungan kerja bagi guru adalah segala sesuatu yang ada dalam lingkungan sekolah
merupakan lingkungan kerja baginya. Segala sesuatu yang menyangkut dirinya dalam

7 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


melakukan tugas-tugasnya, seperti ruang kelas, lapangan, ruang laboratorium, perpustakaan
dan bahkan hubungan guru dengan murid pun termasuk dari lingkungan kerjanya.

2.1.3 Indikator-indikator lingkungan kerja.


Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada disekitar seseorang yang sedang
melakukan pekerjaan yang mana lingkungan tersebut akan mempengaruhinya dalam
melaksanakan pekerjaanya. Beberapa tokoh menguraikan beberapa faktor lingkungan kerja
yang dapat mempengaruhi produktivitas pegawai, diantaranya, Robbins menyatakan bahwa
“faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja fisik adalah: suhu, kebisingan,
penerangan, dan mutu udara.
Menurut nitisemito, beberapa faktor yang dapat dimasukkan dalam lingkungan kerja
serta besar pengaruhnya terhadap semangat kerja dan kegairahan kerja diantaranya adalah :
pewarnaan, kebersihan, pertukaran udara, penerangan, musik, keamanan, kebisingan.
Sedangkan menurut sedarmayanti yang menjadi faktor lingkungan kerja diantaranya adalah :
penerangan, suhu udara, suara bising, penggunaan warna, ruang gerak yang diperlukan,
keamanan kerja, hubungan karyawan.
Dari beberapa faktor lingkungan kerja menurut beberapa ahli yang sudah diuraikan
diatas dapat ditarik beberapa indikator. Indikator lingkungan kerja disini dilihat dari dua
dimensi jenis lingkungan kerja, yaitu dimensi lingkungan fisik dan lingkungan non fisik. Dari
kedua dimensi tersebut dapat diuraikan indikator-indikator lingkungan kerja di lingkungan
sekolah, diantaranya:
1. Lingkungan kerja fisik:
a. Kebersihan, kebersihan lingkungan kerja sangatlah penting, karena lingkungan yang
bersih akan mempengaruhi kenyamanan, semangat dan juga kegairahan kerja
karyawan dalam melaksanakan tugastugasnya.
b. Suhu udara, suhu udara yang cukup ini akan menyebabkan kesegaran fisik guru dan
juga peserta didik. Sebaliknya suhu udara yang kurang akan menimbulkan rasa
pengap sehingga menimbulkan rasa kelelahan, baik kelelahan bagi diri guru maupun
peserta didiknya.
c. Penerangan, penerangan tidak hanya terbatas pada penerangan listrik, tetapi termasuk
penerangan matahari. Jika ruang kerja guru terlalu banyak kemasukan sinar matahari
akan membuat mata silau dan hal itu juga akan mengganggu kenyamanan guru saat
melkukan tugasnya.

8 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


d. Keamanan, keamana disini tidak hanya rasa aman dalam menghadapi masa depan,
namun juga rasa aman dalam lingkungan kerja terutama keamanan terhadap milik
pribadi.
e. Kebisingan, kebisingan di lingkungan kerja akan mengganggu konsentrasi, jika
konsentrasi terganggu maka dalam melaksanakan tugasnya pun akan mengalami
gangguan dan tidak bisa bekerja dengan baik.
2. Lingkungan kerja non fisik:
a. Hubungan kerja atasan dengan bawahan, dalam lingkungan sekolah, yang
dimaksudkan atasan adalah kepala sekolah. Dimana kepala sekolah adalah pimpinan
disekolah.
b. Hubungan kerja dengan sesama rekan kerja, hubungan baik dengan rekan kerja akan
menumbuhkan semangat dan juga kenyamanan bagi diri seseorang dalam bekerja.

2.1.4 Tujuan Lingkungan kerja


Lingkungan kerja merupakan hal yang sangat penting bagi lembaga maupun intitusi
pendidikan. Keberadaan lingkungan kerja sangatlah jelas tujuannya baik tujuan dari institusi
terkait maupun bagi guru yang dipekerjakannya.
Intitusi pendidikan membutuhkan guru-guru yang professional untuk mewujudkan
visi,misi dan tujuan lembaga tersebut. Lingkungan kerja merupakan salah satu fasilitas yang
diberikan lembaga untuk para guru dalam melaksanakan tugasnya. Sedangkan bagi seorang
guru lingkungan kerja yang baik, nyaman dan mendukung akan mempermudahkan bagi
seorang guru untuk melaksakan tugasnya sebagai guru yang profesinal.
Lingkungan kerja yang baik dan nyaman akan memudahkan bagi sebuah intitusi
pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuannya lembaganya dan selain itu juga akan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional untuk mengembangkan potensi siwa agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia,
berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung
jawab.

2.1.5 Manfaat Lingkungan Kerja


Lingkungan kerja yang baik dan nyaman jelas memiliki banyak manfaat, baik pada diri
pegawai itu sendiri dalam menjalankan tugas-tugasnya juga bermanfaat bagi lembaga,
organisasi maupun industri, karena dengan dmilikinya ilingkungan kerja yang baik dapat

9 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


meningkatkan produktifitas kerja pegawainya. Sehingga tujuan, visi maupun misi dari
lembaga, organisasi maupun industri tersebut akan tercapai dengan baik pula.
Manfaat lingkungan kerja adalah menciptakan gairah kerja, sehingga produktifitas dan
prestasi kerja meningkat. Sementara itu manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan orang-
orang yang termotifasi adalah pekerjaan dapat terselesaikan dengan tepat, yang artinya
pekerjaan diselesaikan dengan standar yang benar dan skala yang ditentukan. Prestasi
kerjanya akan dipantau oleh individu yang bersangkutan, dan tidak menimbulkan terlalu
banyak pengawasan serta semangat juangnya akan tinggi.
Dalam lingkungan sekolah lingkungan kerja yang mendukung bagi seorang guru akan
dirasakan manfaatnya baik itu bagi diri guru itu sendiri, lembaga, peserta didik, maupun
masyarakat yang mempercayakan dirinya terhadap lembaga pendidikan terkait. Dengan
lingkungan kerja yang baik guru akan merasa tenang dan bersemangat dalam menjalankan
tugas profesinya sebagai seorang guru dan bekerja dengan sebaik mungkin untuk
mewujudkan tujuan lembaga.

2.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2.2.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Sebelum membahas pengertian dari keselamatan dan kesehatan kerja (k3),
disampaikan konsep atau pandangan K3:
1. Konsep lama
a. Kecelakaan merupakan nasib sial dan merupakan risiko yang harus diterima.
b. Tidak perlu berusaha mencegah
c. Masih banyak pengganti pekerja
d. Membutuhkan biaya yang cukup tinggi
e. Menjadi faktor penghambat produksi

2. Konsep masa kini


a. Memandang kecelakaan bukan sebuah nasib.
b. Kecelakaan pasti ada penyebabnya sehingga dapat dicegah
c. Penyebab: personal factors 80-85% dan environmental factors 15 % sampai 20 %
d. Kecelakaan selalu menimbulkan kerugian
e. Peran pimpinan sangat penting & menentukan

10 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Secara filosofi, keselamatan dan kesehatan kerja diartikan sebagai sebuah pemikiran dan
upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan: tenaga kerja dan manusia pada
umumnya (baik jasmani maupun rohani), hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil,
makmur dansejahtera. Sedangkan ditinjau dari keilmuan, keselamatan dan kesehatan kerja
diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya mencegah
kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran, penyakit, dan sebagainya
1. Keselamatan (safety)
Keselamatan kerja diartikan sebagai upaya-upaya yang ditujukan untuk melindungi
pekerja; menjaga keselamatan orang lain; melindungi peralatan, tempat kerja dan bahan
produksi; menjaga kelestarian lingkungan hidup dan melancarkan proses produksi.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam keselamatan (safety).
a. Mengendalikan kerugian dari kecelakaan (control of accident loss)
b. Kemampuan untuk mengidentifikasikan dan menghilangkan resiko yang tidak bisa
diterima (the ability to identify and eliminate unacceptable risks)
2. Kesehatan (health)
Kesehatan diartikan sebagai derajat/tingkat keadaan fisik dan psikologi individu (the
degree of physiological and psychological well being of the individual). Secara umum,
pengertian dari kesehatan adalah upaya-upaya yang ditujukan untuk memperoleh kesehatan
yang setinggi-tingginya dengan cara mencegah dan memberantas penyakit yang diidap oleh
pekerja, mencegah kelelahan kerja, dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat.

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecelakaan Kerja


Para ahli banyak yang menduga bahwa 4 dari 5 kecelakaan yang terjadi penyebabnya
adalah mausia, karenanya program keselamatan kerja harus banyak memusatkan pada aspek
teknisnya. Penyebab-penyebab kecelakaan kerja adalah :
a. Perbuatan manusia yang tidak aman
1) Melaksanakan pekerjaan tanpa wewenang atau yang berwenang gagal mengamankan
atau memperingatkan seseorang
2) Menjalankan alat-alat mesin diluar batas aman
3) Menyebabkan alat-alat keselamatan kerja tidak bekerja
4) Cara angkat,angkut menempatkan barang dan menyimpan yang kurang baik /tidak
aman
5) Memakai sikap/posisi tubuh yang kurang baik/tidak aman
6) Bekerja dengan alat/mesin bergerak atau berbahaya

11 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


7) Melakukan tindakan mengacau, menyalahgunakan, melampaui batas.
b. Kondisi fisik dan mekanis yang tidak aman
1) Alat pengaman yang kurang/ tidak bekerja
2) Tidak ada pengaman
3) Adanya kondisi tidak aman
4) Design yang kurang baik
5) Pengaturan proses kerja yag berbahaya atau mengandung resiko seperti : badan terlali
berat, jalan yang sempit/tidak teratur
6) Penerangan,ventilasi kurang baik
7) Perencanaan proses kerja kurang/tidak aman

Berdasarkan analisis sebab kecelakaan yang terjadi pada umumnya disebabkan oleh
perbuatan yang memahayakan. Adapun perbuatan yang membahayakan itu bersumber dari :
a.Pemakaian alat-alat pelindung diri
b. Posisi seseorang yang sedang bekerja
c. Cara menggunakan perkakas
d. Tata cara kerja dan ketertiban
Kecelakaan tidak hanya disebabkan oleh suatu faktor, penggolongan menurut jenis akan
dapat menunjukan peristiwa yang langsung mengakibatkan kecelakaan dan menyatakan
bagaimana suatu benda atau zat menyebabkan terjadinya kecelakaan. Menurut organisasi
perburuhan internasional, klasifikasi berdasakan jenis kecelakaan adalah :
a. Terjatuh
b. Tertimpa benda tajam
c. Tertumbuk atau terkea benda-benda
d. Terjepit oleh benda
e. Gerakan-gerakan melebihi kemampuan
f. Pengaruh suhu tinggi
g. Terkena arus listrik
h. Kontak dengan bahan-bahan berbahaya.
Selain dipengaruhi oleh beberapa factor di atas, kecelakaan kerja juga dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan kerja yang tidak kondusif. Lingkungan kerja adalah semua yang ada di
sekitar kita baik berupa barang berwujud atau tidak berwujud yang berpengaruh terhadap diri
seseorang yang ada di lingkungan tersebut. Lingkungan kerja bisa berupa lingkungan kerja
fisik dan lingkungan kerja sosial.

12 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Lingkungan kerja adalah sebagai keseluruhan alat perkakas yang dihadapi, lingkungan
sekitarnya dimana seorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaruh kerjanya baik sebagai
perorangan maupun sebagai kelompok. Menurut pendapat para ahli yang dikutip dari Gauzali
Saydam, lingkungan kerja adalah “Keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada disekitar
karyawan yang sedang melakukan pekerjaan yang dapat mempengaruhi perkerjaan itu
sendiri”.
Lingkungan kerja adalah segala yang ada di sekitar para pekerja yang dapat
mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas yang dibebankan. Pendapat lain mengatakan
lingkungan kerja adalah keadaan fisik dimana seseorang melakukan tugas kewajibannya
sehari-hari termasuk kondisi ruang yaitu baik dari kantor maupun pabrik.
Sedangkan Nawawi mengungkapkan bahwa lingkungan kerja merupakan insentif
material dan non material (psikis). Untuk itu perlu dilakukan usaha untuk menciptakan
lingkungan kerja yang bersifat material dan non material . Lingkungan kerja merupakan
keadaan dimana seseorang bekerja yang meliputi perlengkapan dan fasilitas, suasana kerja
(lingkungan non fisik) maupun lingkungan fisik yang dapat mempengaruhi pekerja dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Terdapat bermacam-macam faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja dimana kegiatan
dilaksanakan, yaitu :
a. Perlengkapan dan fasilitas
b. Suasana kerja (non physical working environment)
c. Lingkungan tempat kerja (physical working environment)
Beberapa faktor fisik (material) yang mempengarui lingkungan kerja, yaitu pewarnaan,
kebersihan, penerangan, ventilasi udara, musik, keamanan dan kebisingan. Sedangkan
indikator dari lingkungan kerja adalah sebagai berikut:
a. Penerangan ruangan
b. Sirkulasi udara
c. Kebisingan
d. Ruang gerak
e. Kebersihan lingkungan kerja
f. Keselamatan kerja
Secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yaitu:
a. Lingkungan Kerja Fisik

13 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar
tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun secara tidak
langsung.
Lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat
mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas - tugas yang dibebankan, misalnya
penerangan, suhu udara, ruang gerak, keamanan, kebersihan, musik dan lain-lain.
Berdasarkan definisi tersebut bahwa lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu yang
ada di sekitar tempat kerja karyawan lebih banyak berfokus pada benda – benda dan situasi
sekitar tempat kerja sehingga dapat mempengaruhi karyawan dalam melaksanakan tugasnya,
Masalah lingkungan kerja dalam suatu organisasi sangat penting, dalam hal ini diperlukan
adanya pengaturan maupun penataan faktor - faktor lingkungan kerja fisik dalam
penyelenggaraan aktivitas organisasi. Faktor - faktor lingkungan kerja fisik adalah sebagai
berikut:
1) Pewarnaan, masalah warna dapat berpengaruh terhadap karyawan didalam
melaksanakan pekerjaan, akan tetapi banyak perusahaan yang kurang memperhatikan
masalah warna. Dengan demikian pengaturan hendaknya memberi manfaat, sehingga
dapat meningkatkan semangat kerja karyawan. Pewarnaan pada dinding ruang kerja
hendaknya mempergunakan warna yang lembut.
2) Penerangan, Penerangan dalam ruang kerja karyawan memegang peranan yang sangat
penting dalam meningkatkan semangat karyawan sehingga mereka akan dapat
menunjukkan hasil kerja yang baik, yang berarti bahwa penerangan tempat kerja yang
cukup sangat membantu berhasilnya kegiatan-kegiatan operasional organisasi.
3) Udara, di dalam ruangan kerja karyawan dibutuhkan udara yang cukup, dimana
dengan adanya pertukaran udara yang cukup, akan menyebabkan kesegaran fisik dari
karyawan tersebut. Suhu udara yang terlalu panas akan menurunkan semangat kerja
karyawan di dalam melaksanakan pekerjaan.
4) Suara bising, suara bising sangat menganggu para karyawan dalam bekerja. Suara
bising tersebut dapat merusak konsentrasi kerja karyawan sehingga kinerja karyawan
bisa menjadi tidak optimal. Oleh karena itu setiap organisasi harus selalu berusaha
untuk menghilangkan suara bising tersebut atau paling tidak menekannya untuk
memperkecil suara bising tersebut. Kemampuan organisasi didalam menyediakan
dana untuk keperluan pengendalian suara bising tersebut, juga merupakan salah satu
faktor yang menentukan pilihan cara pengendalian suara bising dalam suatu
organisasi.

14 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


5) Ruang Gerak, yaitu suatu organisasi sebaiknya karyawan yang bekerja mendapat
tempat yang cukup untuk melaksanakan pekerjaan atau tugas. Karyawan tidak
mungkin dapat bekerja dengan tenang dan maksimal jika tempat yang tersedia tidak
dapat memberikan kenyamanan. Dengan demikian ruang gerak untuk tempat
karyawan bekerja seharusnya direncanakan terlebih dahulu agar para karyawan tidak
terganggu di dalam melaksanakan pekerjaan disamping itu juga perusahaan harus
dapat menghindari dari pemborosan dan menekan pengeluaran biaya yang banyak.
6) Keamanan, rasa aman bagi karyawan sangat berpengaruh terhadap semangat kerja
dan kinerja karyawan. Di sini yang dimaksud dengan keamanan yaitu keamanan yang
dapat 31 dimasukkan ke dalam lingkungan kerja fisik. Jika di tempat kerja tidak aman
karyawan tersebut akan menjadi gelisah, tidak bisa berkonsentrasi dengan
pekerjaannya serta semangat kerja karyawan tersebut akan mengalami penurunan.
Oleh karena itu sebaiknya suatu organisasi terus berusaha untuk menciptakan dan
mempertahankan suatu keadaan dan suasana aman tersebut sehingga karyawan
merasa senang dan nyaman dalam bekerja.
7) Kebersihan, lingkungan kerja yang bersih akan menciptakan keadaan disekitarnya
menjadi sehat. Oleh karena itu setiap organisasi hendaknya selalu menjaga kebersihan
lingkungan kerja. Dengan adanya lingkungan yang bersih karyawan akan merasa
senang sehingga kinerja karyawan akan meningkat.

b. Lingkungan Kerja Non Fisik


Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan
hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan dengan bawahan sesama
rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan.
Lingkungan kerja non fisik ini tidak kalah pentingnya dengan lingkungan kerja fisik.
Semangat kerja karyawan sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan kerja non fisik,
misalnya hubungan dengan sesama karyawan dan dengan pemimpinnya. Apabila hubungan
seorang karyawan dengan karyawan lain dan dengan pimpinan berjalan dengan sangat baik
maka akan dapat membuat karyawan merasa lebih nyaman berada di lingkungan kerjanya.
Dengan begitu semangat kerja karyawan akan meningkat dan kinerja pun juga akan ikut
meningkat.
Ada 5 aspek lingkungan kerja non fisik yang bisa mempengaruhi perilaku karyawan,
yaitu:

15 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


1) Struktur kerja, yaitu sejauh mana bahwa pekerjaan yang diberikan kepadanya
memiliki struktur kerja dan organisasi yang baik.
2) Tanggung jawab kerja, yaitu sejauh mana pekerja merasakan bahwa pekerjaan
mengerti tanggung jawab mereka serta bertanggung jawab atas tindakan mereka.
3) Perhatian dan dukungan pemimpin, yaitu sejauh mana karyawan merasakan bahwa
pimpinan sering memberikan pengarahan, keyakinan, perhatian serta menghargai
mereka.
4) Kerja sama antar kelompok, yaitu sejauh mana karyawan merasakan ada kerjasama
yang baik diantara kelompok kerja yang ada.
5) Kelancaran komunikasi, yaitu sejauh mana karyawan merasakan adanya komunikasi
yang baik, terbuka, dan lancar, baik antara teman sekerja ataupun dengan pimpinan.
Kedua jenis lingkungan kerja di atas harus selalu diperhatikan oleh organisasi.
Keduanya tidak bisa dipisahkan begitu saja. Terkadang organisasi hanya mengutamakan
salah satu jenis lingkungan kerja di atas, tetapi akan lebih baik lagi apabila keduanya
dilaksanakan secara maksimal. Dengan begitu kinerja karyawan bisa akan lebih
maksimal. Peran seorang pemimpin benar – benar diperlukan dalam hal ini. Pemimpin
harus bisa menciptakan sebuah lingkungan kerja baik dan mampu meningkatkan kinerja
karyawan.
Lingkungan kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan dimana karyawan
tidak akan mungkin dapat melakukan pekerjaan sebagaimana yang diharapkan tanpa
adanya lingkungan kerja yang mendukung dan kenyamanan karyawan di dalam
melaksanakan pekerjaan sehari-hari sangat tergantung pada lingkungan tempat mereka
bekerja. Jika ada hal-hal yang mengganggu pada lingkungan rempat karyawan tersebut
bekerja secara langsung akan berdampak buruk pada konsentrasi bekerja para karyawan
yang akhirnya berpengaruh terhadap kinerja karyawan tersebut.

2.2.3 Tujuan Program kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


Program keselamatan dan kesehatan kerja yang baik juga akan menunjukan
manajemen dan kepemimpinan yang baik diperusahaan, karena keselamatan dan kesehatan
kerja dapat menurunkan kerugian yang timbul akibat kecelakaan dan karyawan akan terlatih
dalam menghadapi resiko kerja. Sasaran dari program keselamatan kerja adalah untuk
memenuhi kepentingan bersama, antara lain adalah :

16 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


a. Mencegah dan mengurangi adanya bahaya kecelakaan yag mungkin timbul pada
setiap tempat kerja
b. Membimbing dan menanamkan rasa disiplin serta kesadaran bagi karyawan
c. Perusahaan senantiasa dapat menghasilkan produksi sebaik mungkin, alat-alat kerja
dipelihara dan bertanggung jawab.
Tujuan dari program pencegahan kecelakaan ini adalah mewujudkan suasana kerja yang
mengembirakan, salah satu faktor yag sangat penting dalam memberikan rasa
tentram,semangat kerja karyawan sehingga dapat mempertinggi mutu pekerjaan,
meningkatkan prodiksi dan produktivitas kerja.
Peristiwa kecelakaan akan selalu disertai dengan merugikan materi ataupun penderitaan
terhadap karyawan dan keluarganya. Menurut sifatnya kecelakaan dibagi atas :
a. Luka ringan, apabila si korban kurang dari 3 minggu telah dapat bekerja kembali
seperti biasa.
b. Luka berat, apabila sikorban lebih dari 3 minggu baru dapat bekerja kembali.
c. Tewas/mati, apabila sikorban meninggal 24 jam setelah kecelakaan. Selain luka-luka
dan kematian, kecelakaan kerja dapat pula mengakibatkan kerugian karena
terganggunya aktivitas kerja, kerusakan alat- alat, lingkugan dan menurunnya moral
karyawan terutama bagi mereka yang langsung memahami atau melihat terjadinya
kecelakaan tersebut.
Berdasarkan kerugian yang diderita oleh perusahaan biasanya dapat diukur dengan
jumlah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan karena terjadinya kecelakaan.
Program keselamatan kerja diadakan karena tiga alasan penting yakni:

a. Berdasarkan perikemanusiaan. Pertama-tama para manajer akan mengadakan


pencegahan kecelakaan kerja atas dasar perikemanusiaan yang sesungguhnya. Mereka
melakukan demikian untuk mengurangi sebanyak-banyaknya rasa sakit dari pekerjaan
yang diderita luka serta keluarga.

b. Berdasarkan Undang-Undang. Ada juga alasan mengadakan program keselamatan


dan kesehatan kerja berdasarkan Undang-Undang federal, Undang-Undang Negara
Bagian dan Undang-Undang kota perja tentang keselamatan dan kesehatan kerja dan
sebagian mereka melanggarnya akan dijatuhi hukuman denda.

c. Berdasarkan Ekonomi Alasan ekonomi untuk sadar keselamatan kerja karena biaya
kecelakaan dampaknya sangat besar bagi perusahaan.

17 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


2.2.4 Indikator Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Adapun indikator dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah sebagai berikut23:
a. Kecelakaan kerja
b. Stres pekerjaan
c. Kehidupan kerja yang berkualitas rendah
d. Alat-alat perlindung kerja
e. Kondisi ruang kerja
f. Penggunaan peralatan kerja

2.2.5 Faktor Risiko di Tempat Kerja


Berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan kerja, seperti disebutkan
diatas, dalam melakukan pekerjaan perlu dipertimbangkan berbagai potensi bahaya serta
resiko yang bisa terjadi akibat sistem kerja atau cara kerja, penggunaan mesin, alat dan bahan
serta lingkungan disamping faktor manusianya.
Istilah hazard atau potensi bahaya menunjukan adanya sesuatu yang potensial untuk
mengakibatkan cedera atau penyakit, kerusakan atau kerugian yang dapat dialami oleh tenaga
kerja atau instansi. Sedang kemungkinan potensi bahaya menjadi manifest, sering disebut
resiko. Baik “hazard” maupun “resiko” tidak selamanya menjadi bahaya, asalkan upaya
pengendaliannya dilaksanakan dengan baik.
Ditempat kerja, kesehatan dan kinerja seseorang pekerja sangat dipengaruhi oleh:

1. Beban Kerja berupa beban fisik, mental dan sosial sehingga upaya penempatan
pekerja yang sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan.

2. Kapasitas Kerja yang banyak tergantung pada pendidikan, keterampilan, kesegaran


jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya.

3. Lingkungan Kerja sebagai beban tambahan, baik berupa faktor fisik, kimia, biologik,
ergonomik, maupun aspek psikososial.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di setiap tempat kerja termasuk di sektor
kesehatan. Untuk itu kita perlu mengembangkan dan meningkatkan K3 disektor
kesehatan dalam rangka menekan serendah mungkin risiko kecelakaan dan penyakit yang
timbul akibat hubungan kerja, serta meningkatkan produktivitas dan efesiensi.

18 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari karyawan/pekerja di sektor kesehatan tidak
terkecuali di Rumah Sakit maupun perkantoran, akan terpajan dengan resiko bahaya di
tempat kerjanya. Resiko ini bervariasi mulai dari yang paling ringan sampai yang paling
berat tergantung jenis pekerjaan
BAB 3
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu upaya untuk


mendapatkans u a s a n a b e k e r j a y a n g a m a n , n y a m a n d a n t u j u a n a k h i r n y a
a d a l a h m e n c a p a i produktivitas setinggi-tingginya. Maka dari itu, K3 mutlak
dilaksakan pada setiapjenis bidang pekerjaan tanpa terkecuali.

3.2 Saran

Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu upaya untuk


mendapatkans u a s a n a b e k e r j a y a n g a m a n , n y a m a n d a n t u j u a n a k h i r n y a
a d a l a h m e n c a p a i produktivitas setinggi-tingginya. Maka dari itu, K3 mutlak
dilaksakan pada setiapjenis bidang pekerjaan tanpa terkecuali.

19 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.uinsby.ac.id/6825/5/Bab%202.pdf
http://repository.uin-susk.a.ac.id/7087/4/BAB%20III.pdf
Triyono, Dr. M. Bruri. 2014. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3).Yogyakarta

20 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Anda mungkin juga menyukai