Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengalaman kerja, skeptisme
profesional dan tekanan waktu terhadap kemampuan auditor dalam mendeteksi fraud.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor independen di Daerah Istimewa
Yogyakarta yang berjumlah 133 orang. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
menggunakan kuesioner. Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif kausal. Jumlah sampel
yang terkumpul adalah 45 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
covenience sampling. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: 1) Pengalaman Kerja
berpengaruh positif terhadap Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Fraud. 2) Skeptisme
Profesional berpengaruh positif terhadap Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Fraud. 3)
Tekanan Waktu berpengaruh negatif terhadap Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Fraud.
4) Pengalaman Kerja, Skeptisme Profesional dan Tekanan Waktu secara bersama-sama
berpengaruh terhadap Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Fraud.
Abstract: The purpose of the research is to know about work experience, professional
skepticism and time pressure towards auditor’s ability to detecting fraud. The population in
this research are all independent auditor in DIY. Data collection techniques in this study is
using questionnaires. The type of this research is a causal comparative. The number of
samples collected was 45 people, sampling technique was used convenience sampling. These
results indicate that: 1) work experience have positive effect towards auditor’s ability to
detecting fraud. 2) professional skepticism have positive effect towards auditor’s ability to
detecting fraud . 3) time pressure have negative effect towards auditor’s ability to detecting
fraud . 4) work experience, professional skepticism and time pressure have the effect towards
auditor’s ability to detecting fraud.
101
JURNAL NOMINAL / VOLUME III NOMOR 2 / TAHUN 2014
dalam mendeteksi kasus-kasus kecurangan suatu asersi atau bukti yang telah
dibandingkan dengan auditor yang tidak diperolehnya dan juga mempertimbangkan
berpengalaman. kecukupan dan kesesuaian bukti yang
Kecurangan atau fraud itu sendiri diperoleh.
frekuensi terjadinya jarang dan tidak semua Skeptisme auditor yang rendah akan
auditor pernah mengalami kasus menyebabkan auditor tidak akan mampu
terjadinya kecurangan, sehingga mendeteksi adanya kecurangan karena
pengalaman auditor yang berkaitan dengan auditor percaya begitu saja terhadap asersi
kecurangan atau fraud tidak banyak. Auditor yang diberikan manajemen tanpa
dengan pengalaman yang minim atau belum mempunyai bukti pendukung atas asersi
pernah menemukan fraud akan lebih sulit yang tersebut. Jika sikap skeptisme
untuk mampu mendeteksi fraud profesional yang dimiliki auditor tinggi,
dibandingkan dengan auditor dengan kemungkinan terjadinya kecurangan yang
pengalaman banyak dan sudah pernah tidak terdeteksi semakin kecil. Semakin
menangani kasus fraud. Auditor junior atau skeptis seorang auditor kemungkinan
magang tentunya pengalaman yang dimiliki kemampuan untuk mendeteksi kecurangan
masih sangat minim, namun sebagai seorang juga semakin tinggi. Perbedaan ini
auditor mereka juga diwajibkan untuk menimbulkan masalah karena tanggung
mampu mendeteksi adanya fraud walaupun jawab auditor untuk mampu mendeteksi
tanggung jawab mereka lebih kecil fraud adalah sama walaupun tingkat
dibanding auditor senior. Pengalaman skeptisme mereka berbeda.
merupakan faktor penting yang Tekanan waktu adalah ciri
mempengaruhi kemampuan auditor dalam lingkungan yang biasa dihadapi auditor.
mendeteksi kecurangan. Pengalaman akan Sososutikno (2003) mengemukakan tekanan
memberikan pelajaran terhadap jenis dan anggaran waktu adalah situasi yang
kecurangan-kecurangan yang pernah ditunjukan untuk auditor dalam
ditemukan auditor. melaksanakan efisiensi terhadap waktu yang
Sikap skeptisme profesional telah disusun atau terdapat pembatasan
dianggap penting bagi seorang auditor waktu dan anggaran yang sangat ketat dan
dalam menilai bukti audit. Skeptisme adalah kaku.
sikap kritis dalam menilai kehandalan asersi Adanya tekanan waktu akan
atau bukti yang diperoleh, sehingga dalam membuat auditor memiliki masa sibuk
melakukan proses audit seorang auditor karena menyesuaikan tugas yang harus
memiliki keyakinan yang cukup tinggi atas diselesaikan dengan waktu yang tersedia.
103
JURNAL NOMINAL / VOLUME III NOMOR 2 / TAHUN 2014
Masalah akan timbul jika ternyata waktu yang lebih akan kurang sensitif terhadap
yang direncanakan tidak sesuai dengan isyarat kecurangan sehingga kurang
waktu yang yang dibutuhkan sebenarnya. mungkin untuk dapat mendeteksi
Jika terjadi demikian seseorang akan kecurangan. Dengan demikian auditor
mengabaikan hal-hal kecil yang dianggap mungkin saja akan kehilangan bukti yang
tidak penting agar waktu yang direncanakan akan mempengaruhi hasil audit. Seorang
sesuai dengan yang dibutuhkan. Hal-hal auditor diharuskan untuk mampu bekerja di
kecil yang dilewatkan tentu akan bawah tekanan waktu tanpa mengurangi
mengurangi tingkat keyakinan auditor kualitas kerjanya, namun pada kenyataannya
bahwa laporan keuangan yang di audit tidak semua auditor mampu melaksanakan
sesuai dengan yang sebenarnya, sehingga hal tersebut. Walaupun bekerja di bawah
memungkinkan celah terjadinya kecurangan. tekanan waktu seorang auditor harus dapat
Seseorang yang bekerja dalam mendeteksi kecurangan dan bekerja secara
tekanan waktu maka tingkat keteletiannya profesional serta bertindak sesuai standar
akan berkurang dibanding orang yang yang berlaku.
bekerja tanpa tekanan. Penelitian oleh Braun Kemampuan mendeteksi fraud
(2000) dalam Koroy (2008: 29), adalah sebuah kecakapan atau keahlian yang
mengilustrasikan salah satu efek dari dimiliki auditor untuk menemukan indikasi
tekanan waktu atas kinerja auditor dalam mengenai fraud. Menurut Kumaat (2011:
pendeteksian kecurangan, Braun menunjuk 156) mendeteksi kecurangan adalah upaya
bahwa pengauditan dilaksanakan dalam untuk mendapatkan indikasi awal yang
suatu lingkungan multi tugas dimana auditor cukup mengenai tindak kecurangan,
yang bekerja di bawah tekanan waktu, sekaligus mempersempit ruang gerak para
beberapa tugas akan lebih diprioritaskan pelaku kecurangan.
dibandingkan tugas lainnya. Braun menguji Menurut International Standards
hipotesisnya yaitu bila tekanan waktu on Auditing (ISA) seksi 240 fraud
ditingkatkan dalam lingkungan multi tugas, didefinisikan sebagai tindakan yang
kinerja tugas yang lebih rendah/subsidiary disengaja oleh anggota manajemen
(yaitu sensitivitas terhadap isyarat perusahaan, pihak yang berperan dalam
kecurangan) akan menurun sedangkan governance perusahaan, karyawan atau
kinerja tugas yang dominan pihak ketiga yang melakukan pembohongan
(mendokumentasi bukti) akan tetap tidak atau penipuan untuk memperoleh
berubah. Hasil penelitian menunjukkan keuntungan yang tidak adil atau ilegal”. Dua
auditor yang berada di bawah tekanan waktu ketegori yang utama mengenai kecurangan
104
JURNAL NOMINAL / VOLUME III NOMOR 2 / TAHUN 2014
adalah pelaporan keuangan yang curang dan manajemen atau pegawai untuk melakukan
penyalahgunaan aktiva (Arens, 2006: 430). tindakan yang tidak jujur.
Pelaporan keuangan yang curang adalah Tujuan penelitian ini adalah untuk
salah saji atau pengabaian jumlah atau mengetahui pengaruh pengalaman kerja,
pengungkapan yang disengaja dengan skeptisme profesional dan tekanan waktu
maksud menipu para pemakai laporan terhadap kemampuan auditor independen di
keuangan itu, sementara itu penyalahgunaan Daerah Istimewa Yogyakarta dalam
aktiva adalah kecurangan yang melibatkan mendeteksi fraud .
pencurian aktiva entitas.
Dalam pendeteksian kecurangan, METODE PENELITIAN
sebagian besar bukti-bukti kecurangan Jenis Penelitian
merupakan bukti-bukti yang sifatnya tidak Penelitian ini merupakan penilitian
langsung. Petunjuk adanya kecurangan asosiatif kausal, dan jenis data yang
biasanya ditunjukan oleh munculnya gejala- digunakan dalam penelitian ini adalah data
gejala (symptoms) seperti adanya kuantitatif.
dokumentasi yang mencurigakan, keluhan
dari pegawai ataupun kecurigaan dari teman Waktu dan Tempat Penelitian
sekerja. Pada awalnya kecurangan akan Penelitian dilakukan di tujuh KAP di
tercermin melalui timbulnya karakteristik DIY. Waktu penelitian dilaksanakan pada
tertentu atau yang biasa dikenal dengan red bulan Februari sampai dengan Maret 2014.
flag, baik yang merupakan kondisi atau
keadaan lingkungan maupun perilaku Populasi dan Sampel Penelitian
seseorang. Populasi yang diambil peneliti
Penyebab terjadinya fraud adalah seluruh auditor independen di
dikarenakan beberapa faktor, yaitu: 1) wilayah DIY yang berjumlah 133 orang.
Tekanan (pressure) dimana individu Teknik pengambilan sampel yang digunakan
tersebut mengalami tekanan untuk peneliti adalah convenience sampling.
melakukan kecurangan. 2) Peluang Dengan teknik tersebut diperoleh sampel
(opportunity) yaitu situasi yang membuka sebanyak 45 responden.
kesempatan bagi manajemen atau pegawai
untuk melakukan kecurangan. 3) Data, Instrumen, dan Teknik
Rasionalisasi atau kekurangan integritas Pengumpulan Data
(Ratinalization or lack of integrity) yaitu Data yang diperoleh berupa jawaban
sikap atau karakter yang memperbolehkan responden atas kuesioner dari keempat
105
JURNAL NOMINAL / VOLUME III NOMOR 2 / TAHUN 2014
108
JURNAL NOMINAL / VOLUME III NOMOR 2 / TAHUN 2014
109
JURNAL NOMINAL / VOLUME III NOMOR 2 / TAHUN 2014
variabel pengalaman kerja, skeptisme atau kecurangan tetapi juga auditor tersebut
profesional dan tekanan waktu berpengaruh dapat memberikan penjelasan yang lebih
terhadap kemampuan auditor dalam akurat dibanding auditor yang kurang
mendeteksi fraud. dengan demikian H4 pengalaman. Pengalaman kerja seorang
diterima auditor menyangkut lamanya bekerja
menjadi auditor, banyaknya penugasan yang
Pembahasan telah diselesaikan, dan banyaknya jenis
Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap perusahaan yang pernah ditangani (Suraida,
Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi 2005: 119). Semakin lama seseorang
Fraud menjadi auditor, semakin banyak penugasan
Hasil penelitian pengaruh yang ditangani dan semakin banyak jenis
pengalaman kerja terhadap kemampuan perusahaan yang ditangani maka dapat
auditor dalam mendeteksi fraud dikatakan auditor tersebut semakin
mendukung hipotesis pertama yang berpengalaman, pengalaman tersebut akan
menyatakan “Pengalaman kerja berpengaruh meningkatkan kesadaran auditor jika terjadi
positif terhadap kemampuan auditor dalam kekeliruan. Auditor yang berpengalaman
mendeteksi fraud”. Pengalaman kerja juga akan lebih paham terkait penyebab
mempengaruhi 25,8% perubahan pada kekeliruan yang terjadi, apakah karena
kemampuan auditor dalam mendeteksi murni kesalahan baik manusia atau alat
fraud, sisanya sebesar 74,2% dipengaruhi ataukah kekeliruan karena kesengajaan
oleh variabel lain diluar penelitian ini. yang berarti fraud.
Hasil penelitian ini konsisten Pengaruh Skeptisme Profesional
dengan hasil penelitian yang dilakukan terhadap Kemampuan Auditor dalam
Hafifah Nasution (2012) yang menyatakan Mendeteksi Fraud
bahwa pengalaman audit mempunyai Hasil penelitian pengaruh
pengaaruh positif terhadap kemampuan skeptisme profesional terhadap kemampuan
mendeteksi kecurangan. Penelitian Noviyani auditor dalam mendeteksi fraud mendukung
dan Bandi (2002) juga menyatakan bahwa hipotesis kedua yang menyatakan
adanya hubungan positif antara pengalaman “Skeptisme profesional berpengaruh positif
audit dan pendeteksian kecurangan. terhadap kemampuan auditor dalam
Libby dan Frederick (1990) dalam mendeteksi fraud”. Skeptisme profesional
Hafifah (2012: 9) menyebutkan auditor yang mempengaruhi 24,3% perubahan pada
berpengalaman tidak hanya memiliki kemampuan auditor dalam mendeteksi
kemampuan untuk menemukan kekeliruan
110
JURNAL NOMINAL / VOLUME III NOMOR 2 / TAHUN 2014
fraud, sisanya sebesar 75,7% dipengaruhi keputusan yang diambil atau dengan kata
oleh variabel lain diluar penelitian ini. lain tidak mengaharap keberuntungan.
Hasil penelitian ini konsisten Sikap tersebut harus dimiliki seorang
dengan penelitian yang dilakukan oleh auditor dalam pelaksanaan audit, sehingga
Fullerton dan Durtschi (2004) yang auditor tidak percaya begitu saja terhadap
menyatakan bahwa auditor dengan asersi yang diberikan manajemen, namun
skeptisme tinggi akan meningkatkan auditor harus mampu menemukan bukti
kemampuan auditor dalam mendeteksi yang mendukung asersi tersebut. Apabila
fraud. Semakin skeptis seorang auditor terjadi kecurangan, dengan sikap skeptis
maka auditor akan lebih berhati-hati dalam yang tinggi maka auditor lebih mungkin
membuat keputusan dengan cara mencari untuk menemukan kecurangan tersebut.
bukti atau informasi tambahan untuk
mendukung kesimpulannya. Skeptisme Pengaruh Tekanan Waktu terhadap
profesional dicerminkan dengan sikap Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi
interogatif, kehati-hatian dalam mengambil Fraud
keputusan, rasa ingin tahu, pemahaman Hasil penelitian pengaruh tekanan
interpersonal, percaya diri dan keyakinan waktu terhadap kemampuan auditor dalam
dalam mengambil keputusan (Hurt et al, mendeteksi fraud mendukung hipotesis
2001: 17). Interogatif berarti auditor ketiga yang menyatakan “Tekanan waktu
mempunyai sikap yang selalu berpengaruh negatif terhadap kemampuan
mempertanyakan atas sesuatu yang terjadi, auditor dalam mendeteksi fraud”. Tekanan
hati hati dalam mengambil keputusan berarti waktu mempengaruhi 29,2% perubahan
bahwa seorang auditor dalam mengambil pada kemampuan auditor dalam mendeteksi
keputusan merupakan keputusan yang fraud, sisanya sebesar 70,8% dipengaruhi
paling tepat dan paling layak diambil, rasa oleh variabel lain diluar penelitian ini.
ingin tahu berarti kemauan seorang auditor Hasil penelitian ini konsisten
untuk memperoleh informasi yang dengan penelitian yang dilakukan oleh
dibutuhkan, pemahaman interpersonal Marleni Artika (2012) yang menyatakan
berarti bahwa keinginan untuk memahami bahwa tekanan waktu dalam melaksanakan
individu lebih mendalam, percaya diri audit mempengaruhi keberhasilan auditor
berarti bahwa seorang auditor harus percaya dalam mendeteksi kecurangan. Auditor yang
terhadap kemampuan diri sendiri, yakin diberikan waktu terbatas dalam
dalam mengambil keputusan berarti bahwa melaksanakan audit memiliki tingkat
seorang auditor harus yakin akan setiap
111
JURNAL NOMINAL / VOLUME III NOMOR 2 / TAHUN 2014
H.M. Jogiyanto. (2007). Metodologi Louwers, Timothy J., dkk. (2008). Auditing
Penelitian Bisnis. Yogyakarta: & Assurance Services. Third
BPFE. edition. New York: Mc Graw-Hill.
Hafifah Nasution. (2012). “Pengaruh Beban Ramos, Michael. (2003). “Auditor’s
Kerja, Pengalaman Audit dan Tipe Responsibility for Fraud Detection”.
Kepribadian Terhadap Skeptisme Journal of Accountancy. Vol 195
Profesional dan Kemampuan No 1.
Auditor dalam Mendeteksi Singleton, Tommie, dkk. (2006). Fraud
Kecurangan”. Tesis diterbitkan. Auditing and Forensic Accounting.
Universitas Islam Negeri Syarif 3rd ed. USA: Wiley.
Hidayatulloh Jakarta. Sugiyono. (2007). Metode Penelitian
Hall A. James dan Singleton Tommie. Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
(2007). Audit dan Assurance Bandung: CV. Alfabeta.
Teknologi Informasi. Jakarta: Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur
Penerbit Salemba Empat. Penelitian Suatu Pendekatan
Hutabarat, Goodman. (2012). “Pengaruh Praktik. Jakarta: PT Adi Mahasatya.
Pengalaman, Time Budget Pressure Sutrisno Hadi. (2004). Analisis Regresi.
dan Etika Auditor terhadap Kualitas Yogyakarta: Yayasan Penerbitan
Audit”. Jurnal Ilmiah ESAI. Vol 6 Universitas Gadjah Mada
No 1. Suzy Noviyanti. (2008). “Skeptisme
Icuk Rangga Bawono. (2010). “Faktor- Profesional Auditor dalam
Faktor Dalam Diri Auditor dan Mendeteksi Kecurangan”. Jurnal
Kualitas Audit: Studi pada KAP Akuntansi dan Keuangan Indonesia.
‘Big Four’ di Indonesia”. Jurnal Vol 5 No 1.
Simposium Nasional Akuntansi 13 Theodorus M. Tuanakotta. (2010).
Purwokerto. Akuntansi Forensik dan Audit
Imam Ghozali. (2005). Aplikasi Analisis Investigatif. Jakarta: Salemba
Multivariate dengan program SPSS. Empat.
Semarang: Badan Penerbit Tri Ramayana Koroy. (2008).
Universitas Diponegoro. “Pendeteksian Kecurangan (Fraud)
Jaffar, Nahariah. (2009). “Fraud Detection: Laporan Keuangan Oleh Auditor
The Moderating Role of Fraud Risk Eksternal”. Jurnal Akuntansi dan
Level”. Journal of Business and Keuangan. Vol 10, No 1.
Public Affairs. Vol 3 Issue 1.
115
JURNAL NOMINAL / VOLUME III NOMOR 2 / TAHUN 2014
116