Anda di halaman 1dari 6

Bab I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Pertumbuhan adalah sintesis protoplasma, biasanya diikuti oleh perubahan bentuk dan
penambahan massa yang dapat lebih besar dari penambahaan plasma itu. Selain perubahan bentuk,
pertumbuhan juga menyebabkan terjadinya aktivitas fisiologis , susunan biokimianya, serta struktur
dalamnya. Proses ini dinamakan diferensiasi. Diferensiasi itu terjadi sebagai akibat dalam perbedaan
dalam penambahan plasmanya, jenis organelnya, arah pembentangannya, pembentukan dinding
selnya, kematian protoplasmanya, dan seterusnya. Keseluruhan proses ini menyebabkan terjadinya
perkembangan. Pertumbuhan adalah pertambahan massa, ukuran, volume yang bersifat irreversibel
(tidak dapat balik). Pertumbuhan diikuti dengan diferensiasi, yaitu perubahan bentuk fisiologi sesuai
fungsinya atau proses perkembangan.

Jagung (  Zea mays. L.) merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi kehidupanmanusia dan
hewan. Selain sebagai makanan pokok, jagung juga merupakan bahan baku makanan ternak.
Kebutuhan akan konsumsi jagung di Indonesia terus meningkat. hal ini didasarkan pada makin
meningkatnya tingkat konsumsi perkapita per tahun dan semakin meningkatnya jumlah penduduk
Indonesia. Indonesia jagung merupakan komoditi tanaman pangan penting,namun tingkat produksi
belum optimal.Tanaman jagung tak hanya kaya serat, jagung juga sumber karbohidrat kompleks,
dan sejumlah serat gizi lainnya seperti vitamin dan karoten,
kalium,zat besi,magnesium, fosfor, omega,dan lemak tak jenuh yang dapat membantu menurunkan
kolesterol.
Saat ini jagung merupakan produk biji-bijian ketiga yang paling banyak diperdagangkan setelah
gandum dan beras. Tanaman ini digunakan sebagai sumber makanan pokok, terutama di Amerika
latin dan Afrika, namun karena harganya yang rendah dan digunakan di seluruh dunia jagung telah
menjadi bahan baku yang paling penting untuk pakan ternak dan beberapa bahan industri. Jagung
(Zea mays, keluarga L, Poaceae) dikenal sebagai tanaman yang serbaguna, tumbuh di segala macam
kondisi tanah, ketinggian dan kesuburan, yang menjelaskan adaptasi menyeluruh dan berbagai
varietas yang dimilikinya. Dalam tujuan pembudidayaannya, jagung dibudidayakan dalam bentuk
jagung manis, jagung pipilan, bahkan jagung untuk sayur (baby corn).

 1.2 Tujuan

Tujuan dari diadakanya praktikum ini adalah :


1. Untuk mempelajari proses pertumbuhan tanaman dari fase awal hingga panen
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi Tanaman Jagung


 Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
 Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
 Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
 Sub Kelas : Commelinidae.
 Ordo : Poales.
 Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)
 Genus : Zea.
 Spesies : Zea mays L.
Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang
mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan munculnya cabang anakan pada
beberapa genotipe dan lingkungan tertentu. Siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari.
Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap
pertumbuhan generatif. Batang jagung terdiri atas buku dan ruas. Daun jagung tumbuh pada
setiap buku, berhadapan satu sama lain. Bunga jantan terletak pada bagian terpisah pada satu
tanaman sehingga lazim terjadi penyerbukan silang. Jagung merupakan tanaman hari pendek,
jumlah daunnya ditentukan pada saat inisiasi bunga jantan, dan dikendalikan oleh genotipe, lama
penyinaran, dan suhu(Anonim,2010)
Pemahaman morfologi dan fase pertumbuhan jagung sangat membantu dalam
mengidentifikasi pertumbuhan tanaman, terkait dengan optimasi perlakukan agronomis.
Cekaman air (kelebihan dan kekurangan), cekaman hara (defisiensi dan keracunan), terkena
herbisida atau serangan hama dan penyakit akan menyebabkan tanaman tumbuh tidak normal,
atau tidak sesuai dengan morfologi tanaman. Hasil dan bobot biomas jagung yang tinggi akan
diperoleh jika pertumbuhan tanaman optimal. Untuk itu diperlukan pengelolaan hara, air, dan
tanaman dengan tepat. Pengelolaan hara dan tanaman yang mencakup pemupukan (waktu dan
takaran), pengairan, dan pengendalian gulma harus sesuai dengan fase pertumbuhan
tanaman.Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya
berketinggian antara 1 m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6 m. Tinggi
tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun
beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi). Pada umumnya jagung tidak
memiliki kemampuan ini. Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam
pelepah dengan "rambut". Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik.Akar jagung
tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada
pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku
batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.Batang jagung tegak dan
mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat
mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-
ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun
tidak banyak mengandung lignin.(Belfild dan Brown,2008)
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun
terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan
ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia
Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan
penting.Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif
meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih
dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung
siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri).Selain sebagai
bahan pangan dan bahan baku pakan, saat ini jagung juga dijadikan sebagai sumber energi
alternatif. Lebih dari itu, saripati jagung dapat diubah menjadi polimer sebagai bahan campuran
pengganti fungsi utama plastik. Salah satu perusahaan di Jepang telah mencampur polimer
jagung dan plastik menjadi bahan baku casing komputer yang siap dipasarkan. . (Nuning Argo
Subekti,dkk. 2012)

Secara umum jagung mempunyai pola pertumbuhan yang sama, namun interval waktu antartahap
pertumbuhan dan jumlah daun yang berkembang dapat berbeda. Pertumbuhan jagung dapat
dikelompokkan ke dalam tiga tahap yaitu (1) fase perkecambahan, saat proses imbibisi air yang ditandai
dengan pembengkakan biji sampai dengan sebelum munculnya daun pertama; (2) fase pertumbuhan
vegetatif, yaitu fase mulai munculnya daun pertama yang terbuka sempurna sampai tasseling dan
sebelum keluarnya bunga betina (silking), fase ini diidentifiksi dengan jumlah daun yang terbentuk; dan
(3) fase reproduktif, yaitu fase pertumbuhan setelah silking sampai masak fisiologis. Perkecambahan
benih jagung terjadi ketika radikula muncul dari kulit biji. Benih jagung akan berkecambah jika kadar air
benih pada saat di dalam tanah meningkat >30% (Putu Budi Adyana,dkk,2000)

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum kesuburan tanah dengan materi observasi pertumbuhan tanaman mulai
perkecambahan hingga panen dilakukan pada 2018 di lahan dan laboratorium Sumber Daya
Lahan Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Jawa Timur.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Cetok,Polybag,dan penggaris dan alat tulis.
Bahan yang digunakan adalah tanah,biji jagung,pupuk dan air.
3.2. Prosedur Pelaksanaan
1. Menyiapkan biji jagung yang akan di tanam.
2. Menyiapkan polybag,kemudian mengisi polybag dengan tanah sebagai media tanam
3. Menanam biji jagung.
4. Melakukan pengamatan pada pertumbuhan biji mulai perkecambahan hingga panen
dengan dan pemberian pupuk dengan interval 1 minggu sekali.
5. Mencatat dan mendokumentasi.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1. Hasil Pengamatan

panjang tanaman (cm)


I II III IV V
perlakuan
A1 50 58 68 80 1
A2 35 55 61 112 1
61.
- 37 69
A3 5
B1 41 64 87 118 1
46. 74.
28.7 59
B2 5 5
B3 33 55 105 75
dosis 10 gr 57. 1
35 87 93
C1 5
C2 43 67 90 96 1
C3 33 54 74 82 1

D1 38 46 75 85 1
57. 82. 1
D2 - - 5 7
D3          
A1 35 45 55 63 1
A2 44 62 67 132 1
67.
39 55
A3 - 5
Dosis 20 gr
B1 35 51 87 106 1
42.
29.5
B2 32 5 62 8
B3 31 70 65 130 1
45. 83 93 1
C1 30.5 5
C2 12 13 69 73 1
C3 33 55 74 105 1
57.
D1 30 5 78 83 1
1
D2     65 90
D3          
A1 55 65 68 70
A2 52 72 88 106 1
A3 - 41 61 68 1
B1 41 64 85 108 1
84. 1
B2 33.5 62 5 98
B3 16 58 90 112 1
47. 1
Dosis 30 gr C1 32 5 83 96
75.
C2 31 43 5 98 1
C3 38 67 72 106 1
56.
D1 36 5 67 84 1
89. 1
D2 - - 63 9
D3        
A1 35 45 55 65
A2 48 69 83 99 1
A3 - 39 61 68 1
B1 33 60 90 115 1
62. 72.
B2 35 5 5 87 1
B3 35 69 95 100 1
Dosis 40 gr C1 33 57 89 106 1
C2 37 46 77 79 1
C3 29 37 40 43

D1 35 47 82
115 1
78.
D2 - - 54 6 9
D3          
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2010.Teknologi Produksi Jagung melalui Pendekatan Pengolahan Sumberdaya dan
Tanaman Terpadu. http://balitsereal.litbang.deptan.go.id
Belfield,Stephanie &Brown,Christine.2008.Field Crop Manual.Maize (A Guide to Upland
Production in Cambodia.Canberra
Nuning Argo Subekti , Syaffrudin ,Roy Efendi,dan Sri Sunarti.2012.Morfolgi Tanaman dan Fase
Pertumbuhan Jagung,Balai Penelitian Tanaman Serelia,Maros
Putu Budi Adyana,Ida Bagus Putu Aryana,2000,Morfologi Tumbuhan,Sekolah Tinggi Keguruan
dan Ilmu Pendidikan,Singaraja.

Anda mungkin juga menyukai