Anda di halaman 1dari 4

Nama : Deta Melinda

NIM : 042136881

TUGAS TUTORIAL KE-1

HUKUM PAJAK

UNIVERSITAS TERBUKA

SOAL 1

Sesuai KUP Pasal 2 ayat 1 “Setiap wajib pajak merupakan kewajiban yang telah memenuhi persyaratan
subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib
mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal
atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak” . Berdasarkan
kutipan KUP Pasal 2 ayat 1 setiap warga negara yang memenuhi persyaratan subjektif dan objektif wajib
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan untuk yang berstatus Orang pribadi karyawan,
usahawan atau yang melakukan pekerjaan bebas dan badan usaha wajib untuk membayar pajak ke kas
negara. Dalam postur APBN 2019, penerimaan negara berasal dari pajak menyumbang 82,5 persen dari
total pendapatan negara, hal ini berarti semua pengeluaran negara dibiayai oleh pajak. Pajak
mempunyai peranan penting dalam kehidupan bernegara untuk menyediakan fasilitas umum karena
pajak merupakan sumber pendapatan negara yang terbesar. Berikut ini beberapa penggunaan pajak
yaitu :

1. Membiayai pengeluaran-pengeluaran negara seperti pengeluaran yang bersifat self liquiditing


contohnya pengeluaran untuk proyek produktif barang ekspor
2. Membiayai pengeluaran reproduktif seperti : pengeluaran yang memberikan keuntungan
ekonomis bagi masyarakat contohnya pengeluaran untuk pengairan dan pertanian
3. Membiayai pengeluaran yang bersifat tidak self liquiditing dan tidak repoduktif contohnya
pengeluaran untuk pendirian monument dan objek rekreasi
4. Membiayai pengeluaran yang tidak produktif, contohnya pengeluaran untuk membiayai
pertahanann negara atau perang dan pengeluaran untuk penghematan di masa yang akan
datang yaitu pengeluaran untuk anak yatim piatu

Berikut ini beberapa manfaat dari pajak yang dapat dinikmati masyarakat yaitu :

 Fasilitas umum dan infrastruktur, seperti: jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit
 Pertahanan dan keamanan, seperti: bangunan, senjata, perumahan hingga gaji-gajinya
 Subsidi pangan dan Bahan Bakar Minyak
 Kelestarian Lingkungan hidup dan Budaya
 Dana Pemilu
 Pengembangan Alat transportasi Massa, dan lain-lainnya.
SOAL 2

Penerapan system self assessment mengarahkan agar para wajib pajak menghitung, membayar dan
melaporkan pajaknya sendiri. Namun pelaksanaanya tetap diawasi dan dapat dilakukan pemeriksaan
oleh Pegawai Pajak, apabil bedasar hasil review terdapat kekurangan pembayaran, atau terlambat
membayar dari wajib pajak maka fiskus dapat mengeluarkan tagihan secara official assessment, dimana
kantor pajak dapat mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak, atau tagihan pajak untuk kekurangan
pembayaran pajak atau keterlambatan pembayaran pajak. Sesuai dengan contoh kasus pada soal 2, CV
KKM tidak juga menunjukkan itikad baik untuk memberikan tanggapan atau konfirmasi terkait
diterbitkannya 24 Surat Ketetapan Pajak sehingga terjadilah Tindakan sita dan lelang karena upaya
penagihan aktif sudah dilakukan semua, berikut ini ada beberapa Tindakan yang seharusnya CV KKM
lakukan agar tidak terjadi Tindakan sita dan lelang dari Kantor Pajak :

1. Pelunasan : setelah Surat Ketetapan Pajak (SKP) sudah diterima oleh CV KKM dan langsung
dibayarkan oleh CV KKM ke bank-bank persepsi atau kantor pos maka berakhir utang pajak.
2. Keberatan : Setelah Surat Ketetapan Pajak (SKP) diterima oleh CV KKM dan apabila CV KKM
merasa ada perbedaan interpretasi data ataupun peraturan maka CV KKM dapat melakukan
permohonan Keberatan. Namun dalam mengajukan permohonan Keberatan, CV KKM wajib
datang pada saat closing dan membayarkan terlebih dahulu jumlah pajak yang disetujui dalam
closing conference dengan pemeriksa pajak, sisa hutang pajak yang tidak disetujui dalam closing
tersebut lah yang bisa diajukan Keberatan.
3. Kompensasi : Kompensasi dapat dilakukan atas pembayaran atau pengalihan pajak dalam
hukum pajak, kompensasi dapat dilakukan jika pada CV KKM untuk satu jenis pajak mempunyai
kelebihan pembayaran pajak, sedangkan untuk jenis pajak lainnya terdapat kekurangan
pembayaran pajak. Jadi kompensas ini adalah pemindahan kelebihan pajak suatu jenis pajak
untuk menutup kekurangan utang pajak lainnya.
4. Penundaan Penagihan : CV KKM dapat mengajukan permohonan penundaan pembayaran
ketetapan dan permohonan mengangsur ketetapan. .

SOAL 3

a. Mr. Elmores merupakan warga negara Amerika yang membawa keluarganya untuk tinggal di
Indonesia lebih dari dua ratus hari
Berdasarkan kasus di atas, Mr. Elmores dikenakan asas sumber, asas ini memberikan
kewenangan kepada negara asal sumber pendapatan yang diperoleh oleh Wajib Pajak. Dengan
kata lain pemungutan pajak didasarkan atas letak sumber pendapatan yang diperoleh tanpa
memperhatikan tempat tinggal wajib pajak dan lebih dari 183 hari dalam 12 bulan tinggal di
Indonesia.
b. Bu Yani merupakan warga negara Indonesia yang tinggal menetap dan bekerja di Australia

Berdasarkan kasus di atas, Bu Yani dikenakan asas domisili, asas ini negara akan mengenakan
pajak atas suatu penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi yang berdomisili di
negara tersebut .-++-+
SOAL 4

Berikut ketentuan perundang-undangan yang menyatakan bahwa wajib pajak yang mempunyai
kewajiban pajak, wajib menyelesaikan kewajiban pajak yang terutang kepada negara, wajib pajak wajib
mendaftarkan diri dan pengusaha kena pajak wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai
pengusaha kena pajak pada kantor direktorat jendral pajak:

UNDANG-UNDANG NO. 6 TAHUN 1983

TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

STDD UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2009

Pasal 2

(1) Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal
Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya
diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak.

(2) Setiap Wajib Pajak sebagai Pengusaha yang dikenai pajak berdasarkan Undang- Undang Pajak
Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, wajib melaporkan usahanya pada kantor Direktorat
Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Pengusaha, dan
tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak.

(3) Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan:

1. tempat pendaftaran dan/atau tempat pelaporan usaha selain yang ditetapkan pada ayat (1) dan
ayat (2); dan/atau
2. tempat pendaftaran pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi
tempat tinggal dan kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat
kegiatan usaha dilakukan, bagi Wajib Pajak orang pribadi pengusaha tertentu.

(4) Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau mengukuhkan Pengusaha
Kena Pajak secara jabatan apabila Wajib Pajak atau Pengusaha Kena Pajak tidak melaksanakan
kewajibannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan/atau ayat (2).

(4a) Kewajiban perpajakan bagi Wajib Pajak yang diterbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau yang
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak secara jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dimulai
sejak saat Wajib Pajak memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan perpajakan, paling lama 5 (lima) tahun sebelum diterbitkannya Nomor Pokok
Wajib Pajak dan/atau dikukuhkannya sebagai Pengusaha Kena Pajak.

Anda mungkin juga menyukai