Anda di halaman 1dari 40

Bahasa Indonesia

MELALUI METODE DISKUSI DAN TANYA JAWAB DAPAT


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
TENTANG CERITA FIKSI
KELAS IV SD NEGERI 7 AIR KUMBANG

NOVITRA ALIVIA
NIM 835931922

LAPORAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PDGK4501

PROGRAM STUDI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UPBJJ-UNIVERSITAS TERBUKA PALEMBANG
TAHUN 2020.2
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PERBAIKAN
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Nama : NOVITRA ALIVIA


NIM : 835931922
Program Studi : S1 PGSD
Tempat Mengajar : SDN 7 Air Kumbang
Jumlah Siklus Pembelajaran : 2 Siklus Pembelajaran
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Prasiklus : Selasa, 20 Oktober 2020
Siklus I : Selasa, 27 Oktober 2020
Siklus II : Selasa, 03 November 2020

Masalah yang Merupakan Fokus Perbaikan :


Bagaiamana Dengan Metode Diskusi dan Tanya Jawab Dapat Meningkatkan
Hasil Belajar Bahasa Indonesia Tentang Cerita Fiksi Kelas IV SD Negeri 7 Air
Kumbang?

Menyetujui Air Kumbang,


Supervisor 1, Mahasiswa,

Dra. Toybah, M.Pd Novitra Alivia


NIP.195612311983012002 NIM 835931922

ii
iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang
telah memberikan rahmat, taufiq dan hidayah, hingga akhirnya penulis bisa
menyelesaikan Laporan Pemantapan Kemampuan Profesinal ini sesuai jadwal
yang ditentukan.
Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional ini penulis susun sebagai
salah satu syarat untuk menempuh mata kuliah Pemantapan Kemampuan
Profesional Program Strata I Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di
Univesitas Terbuka UPBJJ Palembang. Dengan selesainya laporan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Adi Winata, M.Sc selaku Kepala UPBJJ Universitas Terbuka
Palembang.
2. Ibu Dra. Toybah, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang tiada lelah
membimbing dan memberi kami motivasi dari awal hingga selesainya laporan
ini.
3. Ibu Yoseu Anggaraenir, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN 7 Air Kumbang.
4. Nisaudah, S.Pd selaku Supervisor 2 dalam penelitian perbaikan pembelajaran
ini.
5. Suami dan anak tercinta
6. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Akhirnya penulis menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari
sempurna. Kritik dan saran yang membangun dari rekan-rekan pengajar penulis
harapkan untuk menyempurnakan laporan PKP ini dan semoga laporan PKP ini
berguna bagi penulis khususnya dan semua yang membaca dan memanfaatkan
laporan ini.
Air Kumbang, 26 Oktober 2020
Penulis,

NOVITRA ALIVIA
NIM 835931922
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul................................................................................................ i
Halaman Pengesahan...................................................................................... ii
Lembar Pernyataan......................................................................................... iii
Kata Pengantar............................................................................................... iv
Daftar Isi......................................................................................................... v
Daftar Tabel.................................................................................................... vii
Daftar Grafik ................................................................................................. viii
Daftar Gambar................................................................................................ ix
Daftar Lampiran............................................................................................. x
Abstrak .......................................................................................................... xi
Motto dan Persembahan................................................................................. xii
BAB I Pendahuluan...................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
1. Identifikasi Masalah........................................................................... 3
2. Analisis Masalah................................................................................. 3
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah...................................... 4
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4
C. Tujuan Perbaikan..................................................................................... 4
D. Manfaat Perbaikan .................................................................................. 4
BAB II Kajian Pustaka ............................................................................... 6
A. Karakteristik Siswa SD........................................................................... 6
B. Metode Diskusi....................................................................................... 7
C. Media Gambar......................................................................................... 9
D. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD...................................................... 11
E. Hasil Belajar............................................................................................ 11

BAB III Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran...................... 13


A. Subjek, Tempat, Waktu dan Pihak yang Membantu............................... 13
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran............................................... 13
2
BAB IV Hasil Dan Pembahasan.................................................................. 18
A. Hasil Penelitian....................................................................................... 18
B. Pembahasan Hasil Penelitian.................................................................. 25

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 27


A. Kesimpulan.............................................................................................. 27
B. Saran ....................................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 28
LAMPIRAN

3
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1 Jadwal Penelitian............................................................................... 13
Tabel 2 Hasil Belajar Prasiklus...................................................................... 18
Tabel 3 Hasil Belajar Siklus I......................................................................... 20
Tabel 4 Hasil Belajar Siklus II....................................................................... 24
Tabel 5 Hasil Belajar Prasiklus-Siklus II....................................................... 25

4
DAFTAR GRAFIK

Halaman
Grafik 1 Ketuntasan Belajar Siswa Prasiklus................................................. 19
Grafik 2 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I................................................... 21
Grafik 3 Grafik 4.3 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II................................ 24

5
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1 Siklus PTK..................................................................................... 13

6
DAFTAR LAMPIRAN

1. Biodata Peneliti
2. Surat Kesediaan sebagai Supervisor 2
3. 2 Set Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG 1 dan APKG 2) dari
Supervisor 2.
4. 1 Set Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG 1 dan APKG 2) dari
Penilai.
5. Foto Dokumentasi.
6. Jurnal Pembimbing Supervisor 1 dan Supervisor 2

7
MELALUI METODE DISKUSI DAN TANYA JAWAB DAPAT
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
TENTANG CERITA FIKSI KELAS IV
SD NEGERI 7 AIR KUMBANG

NOVITRA ALIVIA
NIM 835931922
novitra.olivia@gmail.com

ABSTRAK

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan hasil
belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran Bahasa Indonesia menggunakan metode
diskusi dan Tanya jawab. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil
belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang Cerita Fiksi
menggunakan metode diskusi dan Tanya jawab. Sumber data penelitian ini adalah
Siswa Kelas IV SD Negeri 7 Air Kumbang Kecamatan Air Kumbang dengan jumlah
peserta didik sebanyak 15 siswa. Waktu penelitian dilakukan pada semester 2 tahun
pelajaran 2018/2019. Penelitian dilakukan selama 2 siklus. Data yang dikumpulkan
adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang diperoleh
dari hasil tes formatif pada setiap siklus. Sedangkan data kualitatif berupa hasil
observasi pada tiap siklus pembelajaran. Data yang diperoleh kemudian
dikonsultasikan dengan kriteria keberhasilan untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Hasil belajar siswa pada prasiklus hanya 6 siswa (40) yang mendapat nilai di atas
KKM. Pada siklus 1 meningkat menjadi 10 siswa (67%). Pada siklus II meningkat
menjadi 15 siswa (100%).Kesimpulan dari penelitian perbaikan pembelajaran
menggunakan metode diskusi dan Tanya jawab dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas IV pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Kata Kunci : Tujuan Penelitian, Hasil Belajar, Metode Diskusi dan Tanya Jawab.

8
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang
dimaksud untuk memperbaiki pembelajaran dikelas. Penelitian ini merupakan
salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiata yang
dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran
dikelas. PTK dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran
di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah
dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata
serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut. Tujuan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) menurut Suyanto , tujuan PTK adalah meningkatkan
dan/atau memperbaiki praktik pembelajaran di sekolah, meningkatkan
relevansi pendidikan, meningkatkan mutu pendidikan, dan efisiensi
pengelolaan pendidikan (Basrowi & Suwandi, hal. 54).
Pendidikan memiliki peran sangat penting dan strategis dalam di
segala aspek kehidupan. Segala bidang memerlukan sumber daya manusia
yang cerdas, cakap, bermoral, dan berkualitas. Untuk membentuk SDM yang
handal diperlukan pemdidikan yang bermutu tinggi adalah prinsip sepanjang
hayat (Puskut, 2002:2) dan empat pilr belajar yang dikemukakan UNESCO,
yaitu learning to know, learning to be, learning to live together (Yabe. T,
2001:1 dalam Gatot Muhsetyo, 2007:1-24).
Namun masalah mutu pendidikan di Indonesia berdasarkan hasil
berbagai survey masih rendah. Hal ini dapat disimak pada laporan UNDP
2004 bahwa IPM/Indeks Pembangunan Manusia (Human Development
Indeks) Indonesia berada di posisi ke 111 dari 117 Negara yang disurvei. Dari
laporan Wolrd Competitivenes Year Book (2002) daya asing Indonesia
berada di 46 dari 47 Negara.
Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia era kaitanya dengan
proses pembelajaran di kelas. Proses pembelajaran dikelas yang tidak dikelola
dengan baik membuahkan hasil yang tidak sesuai dengan harapan semua

9
pihak. Hal ini memang selalu menjadi masalah yang membelenggu dunia
pendidikan kita. Tidak terkecuali pada hasil mata pelajaran Bahasa Indonesia
di SD. Padahal di tengah era Globalisasi sekarang ini dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dann teknologi informasi yang sangat pesat, pengusaan siswa
terhadap Bahasa Indonesia sungguh sangat diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari. Disamping itu mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah
satu materi UASBN, yang sangat menentukan dalam criteria kelulusan siswa
di SD.
Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan
pikiran,perasaan dan kemauan kepada orang lain. Bahasa juga merupakan alat
komunikasi yang sangat penting dan efektif di masyarakat. Kegiatan
berkomunikasi dengan mempergunakan bahasa dapat berlangsung secara
efektif dan lancar apabila pemakai bahasa menguasai bahasa yang digunakan
dengan baik. Seseorang akan mengalami kesulitan dalam mengemukakan
pikiran dan perasaannya kepadaorang lain karena kurang menguasai bahasa
itu sendiri.
Cerita fiksi adalah sebuah karya sastra yang bersifat imajinasi
atau khayalan dari penulis dan bukan kejadian yang sebenarnya. Dengan kata
lain cerita fiksi tidak terjadi secara sebenarnya didunia nyata tetapi hanya
berdasarkan imajinasi, pikiran, atau khayalan seseorang.
Cerita fiksi biasanya berdasarkan sejarah, kejadian atau
pengalaman hidup sang penulis atau orang lain yang dibumbui dengan
imajinasi-imajinasi dari pennulisnya. Jenis karya seni yang termasuk kedalam
cerita fiksi diantaranya, cerpen, novel, roman, drama, sinetron, dan
sebagainya.
Berdasarkan pengertian cerita fiksi, maka dapat mengenali sebuah
karya fiksi dengan ciri-ciri , fiksi sifatnya rekaan atau imajinasi dari
pengarang, dalam fiksi terdapat kebenaran yang relatif atau mutlak,umunys
fiksi menggunakan bahasa yang bersifat konotatif atau bukan sebenarnya,
karya fiksi tidak memiliki sistematika yang baku, umunya karya fiksi
menyasar emosi atau perasaan pembaca bukan logika, dalam karya fiksi
terdapat pesan moral atau amanat tertentu

10
Cerita fiksi memiliki struktur abstrak, orientasi, komplikasi,
evaluasi, resolusi, dan koda. Dimana abstrak yaitu bagian yang berisi sebuah
cerita singkat dari cerita keseluruhan atau berisicerita inti sebuah teks cerita
fiksi. Orientasi bagian yang menjelaskan tentang tema, latar belakang tema,
serta tokoh dalam novel bagian ini biasanya terletak pada bagian awal cerita
dan menjadi penjelas dari cerita fiksi dalam novel.komplikasi bagian yang
berisi tentang permasalahan yang mulai dihadaapi para tokoh dalam cerita.
Evaluasi yaitu bagian dari cerita yang berisi tentang pembahasan pemecahan
atau penyelesaian masalah yang dihadapi para tokoh dalam cerita. Resolusi
yaitu bagian yang berisi inti pemecahan masalah dari masalah yang dihadapi
para tokoh. Koda yaitu bagian yang berisi amanat cerita atau pesan moral
yang dipetik dari cerita fiksi.
Unsure dalam cerita fiksi terbagi dua yaitu unsure intrisik dan
ekstrinsik. Unsur instrinsik cerita fiksi yaitu tema, tokoh, alur/plot, konflik,
klimaks, latar, amanat, sudut pandang. Unsure ekstrinsik dalam cerita yaitu
unsur diluar cerita namun sangat mempengaruhi jalannya sebuah cerita fiksi,
seperti keadaan subjektivitas individu pengarang yang memiliki sikap,
keyakinan, pandangan hidup yang keseluruhan akan mempengaruhi karya
yang ditulis, psikologi baik berupa psikologi pengarang seperti ekonomi,
politik, dan social, pandangan hidupp suatu bangsa, berbagai karya seni lain ,
serta kaidah kebahasaan teks cerita fiksi. Adapun kaidah atau tata bahasa
dalam cerita fiksi yaitu, metafora(perumpamaan), metonimia(gaya bahasa),
simile(persamaan).
Dari hasil tes awal yang dilakukan pada siswa kelas IV SDN 7 Air
Kumbang Kecamatan Air Kumbang pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
materi cerita fiksi, dari 15 siswa hanya 5 siswa yang memperoleh nilai di atas
KKM, 10 siswa lainya memperoleh nilai di bawah KKM. Nilai rata-rata kelas
yang diperoleh juga cukup rendah.
Proses pembelajaran siswa kelas IV SD Negeri 7 Air Kumbang pada
aspek cerita fiksi telah diajarkan. Namun, dalam menuangkan buah
pikirannya masih banyak siswa yang mengalami kesulitan.

11
Untuk mengatasi kesulitan, penggunaan teknik pembelajaran sangat
membantu guru dalam mengatasi problematika pembelajaran Bahasa
Indonesia. Salah satu teknik yang digunakan dan diyakini mampu mengatasi
problematika tersebut adalah pembelajaran menggunakan metode diskusi dan
Tanya jawab.
Penggunaan metode diskusi dan Tanya jawab dalam proses
pembelajaran Bahasa Indonesia sangat membantu guru dalam meningkatkan
kemampuan siswa tentang cerita fiksi. Hal ini dilatarbelakangi oleh siswa
sekolah dasar yang masih cenderung bekerjasama atau bertanya kepada
temannya kesana kemari dalam mengerjakan tugas dari guru. Di samping itu
siswa SD mayoritas masih kurang percaya diri untuk mengerjakan tugas
secara individu.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti berinisiatif melakukan
penelitian tindakan kelas yang berjudul “Melalui Metode Diskusi dan Tanya
Jawab Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Tentang Cerita
Fiksi Kelas IV SD Negeri 7 Air Kumbang”.

1. Identifikasi Masalah
Hasil identifikasi masalah yang di dapat adalah:
a. Rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia.
b. Guru tidak meggunakan media pembelajaran
c. Pembelajaran hanya berpusat pada guru.

2. Analisis Masalah
Setelah di diskusikan dengan supervisor diketahui bahwa faktor
penyebab siswa kurang menguasai materi pembelajaran yang diajarkan
adalah:
a. Media dan Metode yang digunakan terlalu monoton, sehingga perlu untuk
mengganti metode dengan lebih variatif.
b. Kurangnya perhatian siswa terhadap materi yang disajikan
c. Guru kurang memberikan kesempatan siswa dalam bertanya.

12
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Berdasarkan analisis masalah diatas, langakah selanjutnya guru
merencanakan alternatif pemecahan masalah, untuk memperbaiki proses
pembelajaran maka peneliti mengambil beberapa alternatif pemecahan
masalah diantaranya :
a. Penggunaan metode diskusi dan Tanya jawab untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
b. Memberikan motivasi kepada siswa
c. Pengelolaan kelas yang berfokus pada cara belajar siswa aktif.
Dilihat dari mata pelajaran dan karakteristik materi pelajaran yang
akan diajarkan maka penulis mengambil prioritas pemecahan masalah yaitu :
menggunakan metode diskusi dan Tanya jawab untuk meningkatkan hasil
belajar siswa kelas IV pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Materi Cerita
Fiksi di SDN 7 Air Kumbang.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana dengan Strategi Pembelajaran Menggunakan Metode
Diskusi dan Tanya Jawab Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa
Indonesia Tentang Cerita Fiksi Kelas IV SD Negeri 7 Air Kumbang?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Materi Cerita Fiksi Melalui Metode Diskusi dan
Tanya Jawab di SDN 7 Air Kumbang.

D. Manfaat Perbaikan
1. Bagi siswa
a. Siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia.
b. Meningkatkan hasil belajar siswa
c. Dapat menumbuhkan sikap kritis terhadap hasil belajar.

13
2. Bagi Guru
a. Memberikan arahan dan pedoman dalam proses belajar mengajar yang
kaitannya dengan variasi pembelajaran agar proses dan hasil belajar
siswa baik.
b. Sumbangan pemikiran dan pertimbangan dalam menentukan metode
pembelajaran atau pendekatan yang tepat.
c. Membantu guru meningkatkan proses pembelajaran di kelasnya,
sebagai upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa

3. Bagi Sekolah
Sebagai sumbangan pemikiran untuk usaha-usaha peningkatan kualitas
pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, khususnya SD Negeri 7
Air Kumbang Kecamatan Air Kumbang.

14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian PTK
Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang
dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran dikelas. Penelitian ini
merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai
kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu
pembelajaran dikelas. PTK dapat diartikan sebagai proses pengkajian
masalah pembelajaran didalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk
memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan
yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari
perlakuan tersebut. PTK merupakan salah satu publikasi ilmiah daalam
konteks pengembangan profesi guru secara berkelanjutan yang ditunjukan
untuk perbaikan dan peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran atau
mutu pendidikan pada umumnya.

B. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas


Tujuan PTK adalah memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan
masalah pembelajaran disekolah (Muslich, hal.10). Menurut Suyatno (1997),
tujuan PTK adalah meningkatkan dan/atau memperbaiki praktik
pembelajaran disekolah, mningkatkan relevansi pendidikan, meningkatkan
mutu pendidikan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan (Basrowi & Suwandi,
hal.54)

C. Karakteristik Siswa SD
Masa usia sekolah dasar sebagai mesa kanak-kanak akhir yang
berlangsung dari usia enam tahun hingga kira-kira usia sebelas tahun atau dua
belas tahun. Karakteristik utama siswa sekolah dasar adalah mereka
menampilkan perbedaan-perbedaan individual dalam banyak segi dan bidang,

15
di antaranya, perbedaan dalam intelegensi, kemampuan dalam kognitif dan
bahasa, perkembangan kepribadian dan perkembangan fisik anak.
Menurut Thornburg (1984) anak sekolah dasar merupakan individu
yang sedang berkembang, barang kali tidak perlu lagi diragukan
keberaniannya. Setiap anak sekolah dasar sedang berada dalam perubahan
fisik maupun mental mengarah yang lebih baik. Tingkah laku mereka dalam
menghadapi lingkungan sosial maupun non sosial meningkat. Anak kelas
empat, memilki kemampuan tenggang rasa dan kerja sama yang lebih tinggi,
bahkan ada di antara mereka yang menampakan tingkah laku mendekati
tingkah laku anak remaja permulaan. Menurut Piaget (1993:89) ada lima
faktor yang menunjang perkembangan intelektual yaitu : kedewasaan
(maturation), pengalaman fisik (physical experience), penyalaman logika
matematika (logical mathematical experience), transmisi sosial (social
transmission), dan proses keseimbangan (equilibriun) atau proses pengaturan
sendiri (self-regulation ) Erikson mengatakan bahwa anak usia sekolah dasar
tertarik terhadap pencapaian hasil belajar.
Mereka mengembangkan rasa percaya dirinya terhadap kemampuan
dan pencapaian yang baik dan relevan. Meskipun anak-anak membutuhkan
keseimbangan antara perasaan dan kemampuan dengan kenyataan yang dapat
mereka raih, namun perasaan akan kegagalan atau ketidakcakapan dapat
memaksa mereka berperasaan negatif terhadap dirinya sendiri, sehingga
menghambat mereka dalam belajar. Piaget (1992:116) mengidentifikasikan
tahapan perkembangan intelektual yang dilalui anak yaitu : (a) tahap sensorik
motor usia 0-2 tahun, (b) tahap operasional usia 2-6 tahun, (c) tahap
opersional kongkrit usia 7-11 atau 12 tahun, (d) tahap operasional formal usia
11 atau 12 tahun ke atas.
Darmodjo (1992:89), menjelaskan bahwa anak usia sekolah dasar
adalah anak yang sedang mengalami perrtumbuhan baik pertumbuhan
intelektual, emosional maupun pertumbuhan badaniyah, di mana kecepatan
pertumbuhan anak pada masing-masing aspek tersebut tidak sama, sehingga
terjadi berbagai variasi tingkat pertumbuhan dari ketiga aspek tersebut. Ini

16
suatu faktor yang menimbulkan adanya perbedaan individual pada anak-anak
sekolah dasar walaupun mereka dalam usia yang sama.
Dengan karakteristik siswa yang telah diuraikan seperti di atas, guru
dituntut untuk dapat mengemas perencanaan dan pengalaman belajar yang
akan diberikan kepada siswa dengan baik, menyampaikan hal-hal yang ada di
lingkungan sekitar kehidupan siswa sehari-hari, sehingga materi pelajaran
yang dipelajari tidak abstrak dan lebih bermakna bagi anak. Selain itu, siswa
hendaknya diberi kesempatan untuk pro aktif dan mendapatkan pengalaman
langsung baik secara individual maupun dalam kelompok.

D. Metode Diskusi
1. Pegertian Metode Diskusi
Djamarah (2000:2), menjelaskan bahwa metode adalah ilmu tentang
jalan yang dilalui untuk mengajar kepada anak didik supaya dapat tercapai
tujuan belajar dan mengajar. Sedangkan Kerada Emzir (2007:3), mengatakan
metode adalah prosedur atau cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan
tertentu, supaya dapat tercapai tujuan belajar dan mengajar.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan
metode adalah suatu cara kerja atau sistematis untuk memahami suatu subjek
atau objek agar tercapai tujuan pembelajaran.
Meunurut Taniredja (2011:23), metode diskusi adalah suatu cara
penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada siswa
(kelompok- kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna
mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai
alternatifpemecahan atas suatu masalah.
Aqib (2014:107) mengatakanmetode diskusi merupakan interaksi
antara siswa dengan siswa atau siswa dengan guru untuk menganalisis,
memecahkan masalah, menggali, memperdebatkan topik atau permasalahan
tertentu.
Sedangkan menurut Djamarah (2006:99), metode diskusi adalah cara
penyajian pelajaran, dimana siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang
bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematik untuk

17
dibahas dan dipecahkan bersama, sehingga terjadi interaksi antara dua atau
lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi,
memecahkan masalah.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan
metode diskusi adalah proses pembelajaran dimana guru memberi
kesempatan kepada para siswa/kelompok untuk mengadakan perbincangan
ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun
berbagai alternative pemecahan atas sesuatu masalah

2. Kelebihan Metode Diskusi


a. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan
berbagai jalan dan bukan satu jalan (satu jawaban saja).
b. Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling
mengemukakan pendapat secara konstruktif.
c. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain
sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri.

3. Kekurangan Metode Diskusi


a. Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
b. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
c. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Djamarah,
2000:28).
E. Metode Tanya Jawab
1. Pegertian Metode Tanya Jawab
Metode Tanya Jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam
bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama fari guru kepada siswa,
tetapi dpat pula dari siswa kepada guru. Hal ini sejalan dengan pendapat
Sudirman (1987:120) yang mengartikan bahwa “metode Tanya jawab
adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yanh harus
dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa
kepada guru.”

18
Lebih lanjut dijelaskan pula oleh Sudirman (1987:119)
menyatakan bahwa metode Tanya jawab ini dapat dijadikan sebagai
pendorong dan pembuka jalan bagi siswa untuk mengadakan penelusuran
lebih lanjut (dalam rangk belajar) kepada berbagai sumber belajar seperti
buku, majalah, surat kabar, kamus, ensiklopedia, laboratorium, video,
masyrakat, alam, dan sebagainya.
Semestara itu, dalam petunjuk Teknis Kurikulum 1994 (1996:26)
dinyatakan bahwa “metode Tanya jawab adalah suatu cara mengajar atau
menyajikan materi melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang
mengarahkan siswa memahami materi tersebut.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media gambar
adalah perwujudan lambang dari hasil peniruan-peniruan benda-benda,
pemandangan, curahan pikir atau ide-ide yang divisualisasikan kedalam
bentuk dua dimensi.Bentuknya dapat berupa gambar situasi dan lukisan
yang berhubungan dengan pokok bahasan berhitung.

2. Fungsi Metode Tanya Jawab


a. Pertanyaan dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa,
serta mampu menghubungkan pelajaran lama dengan yang baru
b. Pertanyaan ingatan yang meminta jawaban yang bersifat pengungkapan
kembali dapat memperkuat ingatan antara pertanyaan dengan jawaban
c. Pertanyaan pikiran yang meminta jawaban yang harus dipikirkan,
menafsirkan menganalisis dan menarik kesimpulan dapat
mengembangkan cara-cara berpikir logis dan sistematis
d. Pertanyaan dpata menguarngi proses lupa karena jawaban yang
diperoleh atau dikemukakan dioleh dalam suasana yang serius dan
pemusatan perhatian terhadap jawaban. Apabila jwaban dibenarkan
oleh guru, makarasa gembira tersebut akan memperkuat jawaban itu
tersimpan dalam ingatan siswa
e. Jawaban yang salah segera dapat dikoreksi
f. Pertanyaan akan merangsanf siswa berpikir dan memuasatkan perhatian
pada satu pokok perhatian

19
g. Pertanyaan dapat membangkitkan hasrat melakukan penyelidiakan yang
mengarahkan siswa berpikir secara ilmiah.

3. Kelebihan Metode Tanya Jawab


Suatu metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar sudah
barang tentu mempunyai kelebihan atau keunggulan dan kekurangan,
begitupun dengan metode Tanya jawab. Menurut Sudirman (1991:118)
metode Tanya jawab banyak memiliki kelebihan seperti yang diungkapkan
diantaranya:
a. Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa. Bahwa
siswa yang sedang rebut sekalipun, apabila guru melontarkan sebuah
pertanyaan, biasanya keributan langsung berubah menjadi tenang
kembali. Siswa yang mengantuk, biasanya segera kembali tegar dan
hilang kantuknya.
b. Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya piker
termasuk daya ingatnya.
c. Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab
dan mengemukakan pendapat.
d. Metode ini dapat mengetahui kemampuan berpikir siswa dan
kesistematisannya dalam mengemukakan pokok-pokok pikiran dalam
jawabannya.
e. Metode ini dapat mengetahui sampai sejauh mana penguasaan siswa
tentang apa yang sedang dan atau telah dipelajari. Dengan demikian,
dpat pula dijadikan sebagai bahan intropeksi bagi guru dalam hal caraa
mengajar yang telah dilakukannya.
f. Metode ini dapat dijadikan sebagai pendorong dan pembuka jalan bagi
siswa untuk mengadakan penelusuran lebih lanjut (dalam rangka
belajar) kepada berbagai sumber belajar seperti buku, majalah, surat
kabar, kamus, ensiklopedia , laboratorium, video, masyarakat, alam,
dan sebagainya.
Berikut uraian di atas keunggulan atau kelebihan metode Tanya
jawab:

20
a. Kelas akan hidup karena anak didik aktif berpikir dan menyampaikan
pikiran melalui berbicara
b. Baik sekali untuk melatih anak didik agar berani mengemukakan
pendapatnya.
c. Akan membawa kelas kedalam suasana diskusi

4. Kelemahan Metode Tanya Jawab


Beberapa kelemahan atau kekurangan merode Tanya jawab antara
lain sebagai berikut:
a. Siswa sering merasa takut, apalagi kalau guru kurang dapat mendorong
siswa untuk berani dengan menciptakan suasana yang tidak tegang dan
akrab.
b. Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir
dan mudah dipahami siswa
c. Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat
menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang.
d. Guru masih tetap mendominasi proses belajar megajar. Biasanya guru
kurang terbuka, dalam arti ingin jawaban siswa selalu sesuai dengan
keinginannya.
e. Siswa yang tidak biasa atau salah menjawab pada waktu itu belum
tentu ia bodoh, siapa tahu karena disebabkan oleh tergesa-gesa
menjawab, kurang waktu untuk memikirkan jawaban, atau kurang
mempelajari materi yang sedang atau lelah dibahas pada waktu lain.
f. Apabila jumlah siswa puluhan, tidak mungkin cukup waktu untuk
memberikan pertanyaan kepada setiap siswa. Sering jawaban diborong
oleh sejumlah kecil siswa yang menguasai dan senang berbicara,
sedangkan banyak siswa lainya tidak memikikannya jawabannya.
g. Dengan Tanya jawab kadang-kadang pembicaraan menyimpan dari
pokok persoalan bila dalam mengajukan pertanyaan, siswa
menyinggung hal-hal lain walaupun masih ada hubungannya dengan
pokok yang dibicarakan. Dalam hal ini sering tidak terkendalikan
sehingga membuat persoalan baru.

21
F. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual,
sosial dan Emosional peserta didik, serta merupakan penunjang keberhasilan
dalam mempelajari semua bidang studi.
Pembelajaran Bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal
dirinya, budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan
perasaan, partisipasi dalam masyarakatyang menggunakan bahasa tersebut,
dan menemukan serta menggunakan kemampuananalisis dan imaginatifyang
ada dalam dirinya.
Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia
dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun secara tulis, serta
menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia indonesia
(Depdiknas, 2006:124).

G. Hasil Belajar
Suprijono (2011:5) menyatakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa:
1. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
2. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempersentasikan konsep dan
lambang.
3. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitifnya sendiri.
4. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme
gerak jasmani.
5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut.

22
Nasution (1995:25) mengemukakan bahwa hasil adalah suatu
perubahan pada diri individu. Perubahan yang dimaksud tidak halnya
perubahan pengetahuan, tetapi juga meliputi perubahan kecakapan, sikap,
pengertian, dan penghargaan diri pada individu tersebut.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki individu setelah ia
menerima pengalaman belajarnya yang meliputi kognitif, afektif, dan
psikomotorik.

23
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian serta Pihak yang Membantu


1. Subjek Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Adapun subjek yang akan diteliti adalah siswa kelas IV SDN 7 Air
Kumbang dengan jumlah siswa sebanyak 15 siswa, yang terdiri dari 6 siswa
laki-laki dan 9 siswa perempuan, dengan hasil pembelajaran yang masih
sangat rendah dan memiliki kemampuan tinggi, sedang, rendah, pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia, pada materi Cerita Fiksi.

2. Lokasi Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Lokasi penelitian dilakukan dikelas IV SDN 7 Air kumbang. Jalan Masjid
Dusun III Desa Sidomulyo Kecamatan Air Kumbang Kabupaten Banyuasin
Provinsi Sumatera Selatan.

3. Waktu Penelitiaan Perbaikan Pembelajaran


Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
No Hari/Tanggal Materi Pelajaran Waktu Keterangan
1 Selasa, 20-10-2020 Cerita Fiksi 08.00- 09.20 Prasiklus
2 Selasa, 27-10-2020 Cerita Fiksi 08.00- 09.20 Siklus I
3 Selasa, 03-11-2020 Cerita Fiksi 08.00- 09.20 Siklus II

4. Pihak yang Membantu Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Pihak yang membantu pada penelitian perbaikan ini yaitu:
a. Kepala Sekolah SDN 7 Air Kumbang
Bernama : Yoseu Anggaraenir, S.Pd
b. Supervisor 1
Bernama : Dra. Toybah, M.Pd
c. Supervisor 2
Bernama : Nisaudah, S.Pd

H. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Prosedur perbaikan pembelajaran ini terdiri dari empat komponen
pokok yang dilakukan secara berulang, yaitu :
1. Perencanaan (planning)
2. Tindakan (action)
3. Pengamatan (observing)
4. Refleksi (reflecting)

Gambar 3.1 Siklus PTK (Arikunto, 2006:97)

1. Prasiklus
Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu
peneliti mencari data awal pada pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV
SDN 7 Air Kumbang, yaitu melakukan observasi tentang menulis
karangan dengan menerapkan metode ceramah. Penelitian tahap awal
dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 20 Oktober 2020. Penelitian tahap
awal dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data yang nantinya
digunakan sebagai pembanding data penelitian yang diperoleh sesudah
penerapan metode diskusi.
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, guru cenderung ceramah
dan menulis latihan soal di papan tulis kemudian siswa disuruh mencatat,
menghafal dan mengerjakan tugas. Tentu saja, banyak siswa yang merasa
kesulitan karena siswa masih berada ditahap operasional konkret yang
tidak bisa lepas dari dunia nyata. Guru juga masih berperan sebagai aktor

iii
pembelajaran dan kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran sehingga
banyak siswa yang asyik bermain sendiri saat pembelajaran.

2. Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, kegitan yang dilakukan anatara lain sebagai
berikut:
1) Membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang sesuai
dengan tindakan perbaikan yang akan dilakukan.
2) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS)
3) Menentukan kelas subyek penelitian
4) Menyiapkan rencana pembelajaran tentang cerita fiksi
5) Menentukan fokus observasi dan aspek-aspek yang diamati
6) Menentukan jenis data
7) Menentukan pelaku observasi (observer), alat bantu observasi,
pedoman observasi dan pelaksanaan observasi
8) Menyusun instrumen penelitian
9) Menetapkan kriteria keberhasilan

b. Tindakan Kelas
 Mempersiapkan alat peraga

Tindakan dalam pelaksanaan pembelajaran


 Merencanakan tindakan perbaikan yang dilaksanakan pada
pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu memotivasi siswa agar dapat
menjawab pertanyaan, menjelaskan materi secara rinci dengan
bantuan alat peraga, membimbing siswa menarik kesimpulan.

c. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I, peneliti
bertindak sebagai guru dengan diamati Supervisor 2 selaku teman

iv
sejawat menggunakan lembar observasi yag telah dibuat sebelumnya.
Setelah itu guru Mengambesensi dan melakukan apersepsi
pembelajaran, serta Mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang
materii sebelumnya. Kemudian Membahas materi pembelajaran tentang
cerita fiksi kemudian Membentuk kelompok kecil siswa yang
beranggotakan 5 orang dengan Menggunakan sumber dan media belajar
yang berhubungan dengan materi pelajaran setelah itu
Mempresentasikan hasil kelompok kemudian Guru membuat
kesimpulan.

d. Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh Supervisor 2
selaku teman sejawat, hasil belajar pada kegiatan perbaikan
pembelajaran siklus I meningkat dibandingkan pada pemelajaran
prasiklus, namun masih terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki,
yaitu :
1. Pengelolaan waktu belum efisien
2. Metode diskusi dan Media gambar sabaiknnya dibuat semenarik
mungkin agar menarik minat siswa untuk belajar dan mudah diingat.
3. Masih ada siswa yang tidak fokus pada materi pembelajaran.

e. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi di atas, guru melakukan refleksi diri
dan memutuskan untuk mengadakan perbaikan pada siklus II sebagai
berikut :
1. Mengelola waktu secara efisien
2. Membagi kelompok diskusi secara homogen dan Meggunakan media
gambar yang sudah dikenal siswa
3. Mengkondisikan kelas yang kondusif sehingga semua siswa dapat
fokus dengan materi pembelajaran.

3. Siklus II

v
a. Perencanaan
Setelah melakukan refleksi dan analisis pada kegiatan
pembelajaran siklus I, maka kegiatan perencanaan pada siklus II
dilakukan dengan membuat RPP perbaikan Siklus II. Tujuan perbaikan
siklus II berfokus pada :
1. Pengelolaan waktu secara efisien
2. Penggorganisasian kelompok diskusi dan Penggunaan media
pembelajaran yang menarik dan sudah dikenal anak
3. Mengkondisikan kelas yang kondusif agar siswa terfokus pada
materi pembelajaran.
4. Menyiapkan lembar kerja siswa.

b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II, peneliti
bertindak sebagai guru dengan diamati oleh Supervisor 2 selaku teman
sejawat menggunakan lembar observasi yag telah dibuat sebelumnya.
Kemudian Membentuk kelompok kecil siswa yang beranggotakan 5
orang. Dengan Menggunakan sumber dan media pembelajaran yang
berhubungan dengan materi pelajaran tentang cerita fiksi dan Guru
menjelaskan tentang cerita fiksi dengan benar setelah itu Setiap
kelompok membuat pertanyaan tentang cerita fiksi. Setelah itu Setiap
kelompok mempresentasikan hasil diskusinya kemudian Guru dan
siswa membuat kesimpulan.

c. Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh Supervisor 2
selaku teman sejawat, hasil belajar pada kegiatan perbaikan
pemebelajaran siklus II meningkat secara signifikan, hal ini
dikarenakan tujuan perbaikan yang menjadi fokus perbaikan pada siklus
ini dapat tercapai dengan baik

d. Refleksi

vi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh Supervisor 2
peneliti melakukan refleksi dan menyimpulkan bahwa tindakan
perbaikan pembelajaran yang dilakukan peneliti sudah berhasil.

I. Teknik Analisis Data


Untuk mendukung hasil penelitian dan penilaian dilakukan
pengumpulan data-data. Ada dua jenis tehnik pengumpulan data yang
digunakan penulis, yaitu :
 Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalitis secara
deskriptif, misalnya dengan mencari nilai rata-rata, persentase
keberhasilan belajar dari evaluasi belajar yang dilaksanakan.
 Data kualitatif yaitu data yang berupa hasil observasi dan pengamatan
yang dituangkan dalam informasi berbentuk kalimat yang memberi
gambaran tentang aktivitas siswa mengikuti pelajaran dan keterampilan
guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar.

Rumus Penskoran :
B
Skor= x 100
N
Keterangan :
B : Skor dari Jawaban Benar
N : Jumlah Skor Maksimal

vii
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan pembelajaran


Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran melalui PTK yang
dilaksanakan dalam 2 siklus terhadap siswa kelas IV SDN 7 Air Kumbang,
mata pelajaran Bahasa Indonesia materi cerita Fiksi dengan menggunakan
metode diskusi dan metode Tanya jawab. Pelaksanaan penelitian
perbaikan pembelajaran dimulai dari prasiklus, siklus I,dan siklus II
bertujuan untuk mencapai peningkatan hasil belajar siswa sesuai harapan
dan mengatasi masalah-masalah yang terjadi disetiap pembelajaran serta
menambah keterampilan guru dalam menggunakan strategi yang tepat
dalam proses pembelajaran.

1. Hasil Penelitian Prasiklus


Pelaksanaan kegiatan prasiklus dalam penelitian ini dilakukan
dengan mengumpulkan data terkait dengan strategi, metode, media yang
digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran. Metode yang digunakan pada
kegiatan pembelajaran prasiklus adalah metode ceramah dan penugasan,
kendala ketika proses pembelajaran berlangsung yaitu, siswa tidak
termotivasi utuk megikuti kegiatan pemelajaran, kegiatan pembelajaran
hanya berfokus pada guru, masih banyak siswa yang tidak bisa
meyelesaikan tugas yang diberikan dengan benar yang mengakibatkan
rendahya hasil belajar siswa. Adapun data hasil belajar siswa pada
kegiatan prasiklus, yaitu :

Tabel 4.1 Hasil Belajar Prasiklus


No Nilai Frekuensi
1 60 3
2 70 6
3 75 2
4 80 1
5 85 3
Jumlah 15
Grafik 4.1 Ketuntasan Belajar Siswa
Prasiklus

7
6
5 Nilai Siswa

4
3
2
1
0
60 70 75 80 85

Dari hasil data tabel dan grafik di atas dapat diketahui bahwa
KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia 75. Jumlah siswa yang tuntas
lebih sedikit dibandingkan dengan siswa yang tidak tuntas. Dari 15 siswa
yang mendapat nilai 60 sebanyak 3 orang, nilai 70 sebanyak 6 orang, nilai
75 sebanyak 2 orang, nilai 75 sebanyak 2 orang, nilai 80 hanya 1 orang,
dan nilai 85 sebanyak 3 orang. Jadi 6 siswa (40%) yang memperoleh nilai
di atas KKM, 9 siswa (60%) belum mencapai KKM. Dengan melihat hasil
belajar pada kegiatan prasiklus tersebut, perlu adanya tindakan perbaikan
dalam pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas IV pada
materi tentang cerita fiksi sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

2. Hasil Penelitian Siklus I


Pelaksanaan kegiatan Siklus 1 dalam penelitian ini dilakukan
dengan mengumpulkan data terkait dengan strategi, metode, media yang
digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran. Metode yang digunakan
pada kegiatan pembelajaran prasiklus adalah metode ceramah dan diskusi,
kendala ketika proses pembelajaran berlangsung yaitu, 30 % siswa tidak
termotivasi utuk megikuti kegiatan pembelajaran, kegiatan pembelajaran
hanya berfokus pada guru, 30% masih banyak siswa yang tidak bisa

iii
meyelesaikan tugas yang diberikan dengan benar yang mengakibatkan
rendahya hasil belajar siswa. Adapun data hasil belajar siswa pada
kegiatan siklus 1, yaitu dapat dilihat pada table dan grafik dibawah ini:

Tabel 4.2 Hasil Belajar Siklus 1


No Nilai Frekuensi
1 65 2
2 70 3
3 75 2
4 80 3
5 85 3
6 90 2
Jumlah 15

Grafik 4.2 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 1

3.5
3
2.5
2
1.5 Nilai
1
0.5
0
65 70 75 80 85 90

Dari hasil data yabel dan grafik di atas dapat diketahui bahwa
KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah 75. Jumlah siswa yang
tuntas meningkat dibandingkan dengan kegiatan prasiklus. Dari 15 siswa,
yang mendapat nilai 65 sebanyak 2 orang, nilai 70 sebanyak 3 orang, nilai
75 sebanyak 2 orang, nilai 80 sebanyak 3 orang, nilai 85 sebanyak 3 orang,
dan nilai 90 sebanyak 2 orang. Dapat diilihat 10 siswa (67%) sudah
memperoleh nilai di atas KKM, 5 siswa (33%) belum mencapai KKM.

iv
Hal ini dikarenakan, siswa termotivasi mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan metode diskusi , siswa terlibat aktif dalam pembelajaran metode
diskusi. Dikarenakan masih ada beberapa siswa yang belum mencapai
KKM, mka penelitian ini dilanjutkan pada siklus berikutnya.

2. Hasil Penelitian Siklus II


Pelaksanaan kegiatan Siklus II dalam penelitian ini dilakukan
dengan mengumpulkan data terkait dengan strategi, metode, media yang
digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran. Metode yang digunakan
pada kegiatan pembelajaran prasiklus adalah metode diskusi dan Tanya
jawab, tidak ada kendala ketika proses pembelajaran berlangsung yaitu,
100% siswa termotivasi utuk megikuti kegiatan pembelajaran, kegiatan
pembelajaran yang guru sampaikan bervariasi sehingga siswa dengan
mudah mengikuti kegiatan belajat , 100% siswa yang bisa meyelesaikan
tugas yang diberikan dengan benar. Adapun data hasil belajar siswa pada
kegiatan siklus II, yaitu :
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siklus II
No Nilai Frekuensi
1 80 4
2 85 4
3 90 2
4 95 2
5 100 3
Jumlah 15

Grafik 4.3 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II

v
Nilai
4.5
4
3.5
3
2.5 Nilai
2
1.5
1
0.5
0
80 85 90 95 100

Dari hasil data table dan grafik di atas, dapat diketahui bahwa
KKm Bahasa Indonesia adalah 75. Semua siswa sudah memperoleh nilai
di atas KKM dengan nilai rata-rata kelas 89 dimana yang mendapat nilai
80 sebanyak 4 orang, nilai 85 sebanyak 4 orang, nilai 90 sebanyak 90
orang, nilai 95 seabanyak. Hal ini menunjukan bahwa kegiatan perbaikan
pada siklus II meggunakan metode diskusi dan Tanya jawab pada siswa
Kelas IV materi tentang cerita fiksi dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Berdasarkan hasil tersebut peneliti menyimpulkan bahwa peelitian
ini dihentikan pada siklus ini.

B. Pembahasan Hasil Penelitian


Tabel 4.4 Hasil Belajar Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
No Nilai Frekuensi
Prasiklus Siklus 1 Siklus II
1 60 3 - -
2 65 - 2 -
3 70 6 3 -
4 75 2 2 -
5 80 1 3 4
6 85 3 3 4
7 90 - 2 2
8 95 - - 2
9 100 - - 3
Jumlah 15 15 15

vi
Grafik 4.2 Ketuntasan Belajar Siswa

4
PRASIKLUS
SIKLUS I
3 SIKLUS II

0
60 65 70 75 80 85 90 95 100

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa, dari 15 siswa pada


kegiatan pembelajaran prasiklus terdapat 6 siswa yang mencapai nilai di
atas KKM, dimana nilai 60 sebanyak 3 orang, nilai 70 sebanyak 6 orang,
nilai 75 sebanyak 2 orang, nilai 80 ada 1 orang, nilai 85 sebanyak 3 orang.
Setelah dilakukan perbaikan siklus I, hasil belajar siswa meningkat
menjadi 10 siswa yang mencapai nilai di atas KKM dimana yang
mendapat nilai 65 sebanyak 2 orang, nilai 70 sebanyak 3 orang, nilai 75
sebanyak 2 orang, nilai 80 sebanyak 3 orang, nilai 85 sebanyak 3 orang,
dan nilai 90 sebanyak 2 orang. Selanjutnya pada kegiatan perbaikan siklus
II, hasil belajar siswa meningkat menjadi 15 siswa mencapai nilai di atas
KKM dimana . Untuk lebih jelasnya, peningkatan hasil belajar siswa dari
kegiatan prasiklus hingga kegiatan perbaikan siklus II dapat dilihat pada
grafik berikut :

vii
viii
ix

Anda mungkin juga menyukai