Anda di halaman 1dari 23

TUGAS MATRIKULASI

APLIKASI METEOROLOGI PADA AKTIFITAS MANUSIA

Di susun oleh:

Susilo Budi Santoso


Serka Eko Nrp. 115006

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI ANGKATAN LAUT


PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III
TEKNIK HIDRO OSEANOGRAFI
SURABAYA
2021

ii
KATA PENGANTAR

           Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya lah penulis telah mampu menyelesaikan
makalah ini yang bertemakan Survey Meteorologi dan saya beri judul
Aplikasi Meteorologi Pada Aktifitas Manusia . Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas matrikulasi DIII STTAL.

Dalam kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terima


kasih dengan hati yang tulus kepada seluruh senior DIII STTAL Angkatan
XVI, senior serta rekan-rekan DIII STTAL Angkatan XVII dan pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini  semoga Allah SWT
senantiasa membalas dengan kebaikan yang berlipat ganda.
           
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi
lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman
saya, saya yakin masih banyak kekurangan  dalam makalah ini. Oleh
karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 11 Mei 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................3

1.3 Tujuan......................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................4

2.1 Meteorologi.............................................................................................................4

2.2 Pengertian Cuaca.....................................................................................................8

2.3 Pembagian Meteorologi........................................................................................10

2.4 Jenis – Jenis Alat Ukur Meteorologi.......................................................................15

BAB III PENUTUP.............................................................................................................19

3.1 Kesimpulan............................................................................................................19

3.2 Saran......................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Meteorologi berkembang dari negara-negara maju yang pada
umumnya terletak di daerah subtropis dengan 4 musim yaitu musim panas
(summer), musim gugur (autumn), musim dingin (winter) dan musim semi
(spring). Meteorologi Indonesia mempunyai keistimewaan dan keunikan
tersendiri. Wilayah Indonesia adalah bagian sistem bumi sebagai
kesatuan alam antara atmosfer yaitu lapisan gas yang sangat cepat
tanggap terhadap gaya eksternal seperti matahari, biosfer yaitu lapisan
kehidupan termasuk tumbuh- tumbuhan, hewan dan manusia yang
aktivitasnya mempunyai efek terhadap iklim lokal maupun global, hidrosfer
yaitu lapisan air permukaan yang mempunyai kapasitas panas besar,
kriosfer yaitu bagian permukaan bumi dengan temperatur rata-rata di
bawah titik beku seperti di Puncak Jaya Wijaya (Papua), pedosfer yaitu
lapisan padat permukaan.

Kelima komponen lapisan bumi ini dimiliki oleh bumi Indonesia dan
interaksi kelima komponen ini menghasilkan cuaca dan iklim Indonesia
yang khusus terutama keunikan pembentukan awannya dan kompleksitas
atmosfernya. Bumi sebagai anggota sistem matahari (tata surya)
berevolusi mengelilingi matahari melalui orbit eliptik dengan eksentrisitas
0,017 dan periode 1 tahun (365,3 hari). Bumi juga berotasi mengelilingi
sumbu imaginernya dengan periode 1 hari (23 jam, 56 menit, 42
sekon), sehingga kecepatan sudut rotasinya adalah 7,29 x 10-5 rad.s-1.
Dua gerakan revolusi dan rotasi bumi menyebabkan migrasi tahunan
(gerak semu) matahari dari lintang tropis Cancer (23,5° U) pada tanggal
22 Juni, ke lintang ekuator (0°) pada 23 September, ke lintang tropis
Capricorn (23,5° S) pada tanggal 22 Desember dan ke ekuator kembali
pada tanggal 21 Maret. Dampak dari migrasi tahunan matahari adalah 4
musim. Tetapi meteorologi Indonesia tidak mengenal 4 musim yang

1
disebutkan di atas karena kita pada umumnya tidak tahu kapan bulan
terpanas dan kapan bulan terdingin, sebaliknya kita lebih tahu bulan
dengan jumlah curah hujan berlimpah dan bulan dengan jumlah curah
hujan sedikit. Jadi, Indonesia Iebih lazim mempunyai musim hujan (rainy
season) dan musim kering (dry season). Wilayah Indonesia adalah negara
kepulauan terbesar di bumi yang mempunyai garis pantai 80.791 km,
terdiri dari 17.508 pulau besar dan kecil, dibatasi oleh lintang tempat
sekitar 7° U atau vortisitas bumi 1,8 x 10-5 s-1 dan 10° S atau vortisitas
bumi 2,5 x 10-5 s-1, terletak antara dua benua (Asia dan Australia) dan
antara dua osean (Pasifik dan Hindia), dilalui oleh ekuator geografis,
dilalui oleh ekuator klimatologis (atau zona konvergensi intertropis), dilalui
oleh arus lintas Indonesia (Arlindo) dari samudera Pasifik ke Hindia,
menerima insolasi maksimum dan panas laten dalam jumlah besar,
dikuasai oleh monsun Australasia dan arus monsun Indonesia (The
Indonesian Monsoon Current), dan terjadi ekinoks 2 kali setahun.

Ekinoks adalah kedudukan matahari tepat pada ekuator terjadi


pada tanggal 21 Maret dan 23 September yang disebut hari kulminasi. Di
Pontianak wisatawan mancanegara berdatangan pada hari kulminasi
untuk membuktikan bahwa pada jam 12.00 di tugu ekuator tidak terjadi
bayangan. Ketika ekinoks panjang siang dan malam hari sama yaitu 12
jam, insolasi maksimum di ekuator dan menuju nol di kutub-kutub
bumi.Indonesia sebagai daerah ekuatorial (10°U - 10°S) menerima
surplus energi panas untuk segala musim.

Dampak ekinoks terlihat pada distribusi curah hujan bulanan


yang menunjukkan maksima ganda seperti di Pontianak. Energi panas ini
dipakai untuk menggerakan atmosfer secara global ke daerah-daerah
lintang menengah dan tinggi melalui awan Cumulus tinggi
(Cumulonimbus) yang terbentuk di daerah ekuatorial. Ada tiga daerah
ekuatorial dimana konveksi troposfer dan formasi awan Cumulusnya
menjadi penting, yaitu Indonesia, Afrika ekuatorial (Afrika Tengah),

2
dan Amerika ekuatorial (Amerika Selatan). Tetapi diantara ketiganya,
Indonesia adalah daerah konvektif sangat aktif, pembentukan awan
Cumulusnya bervariasi secara musiman dan non musiman ataupun
tahunan oleh fenomena monsun, El Nino/La Nina, Osilasi Selatan, Osilasi
Madden Julian, oleh fenomena lokal seperti angin laut darat, arus anabatik
katabatik, angin seperti Föhn dan lain-lain.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan meteorologi ?
2. Apakah jenis – jenis meteorologi?
3. Apakah jenis – jenis alat ukur meteorologi?

1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis memberi
tujuan kepada pembaca sebagai berikut :
1. Mengetahui arti dari meteorologi
2. Mengetahui dari segi kegunaannya, meteorologi dapat
dibagi menjadi beberapa bagian
3. Mengetahui jenis – jenis alat ukur meteorologi

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Meteorologi
Dalam arti yang luas, geofisika dapat didefinisikan sebagai sains
(ilmu pengetahuan) yang mempelajari proses dan gejala fisis dari pusat
bumi sampai rumbai-rumbai bumi (fringe of the earth) atau puncak
atmosfer. Meteorologi adalah sains yang mempelajari proses fisis dan
gejala cuaca terutama pada lapisan atmosfer bawah (troposfer). Tubuh
ilmu yang lebih luas dari meteorologi disebut Sains Atmosfer
(atmospheric science) yang mencakup kajian seluruh lapisan atmosfer.

Meteorologi dapat dikatakan sebagai cabang ilmu geofisika yang


dapat bertindak sebagai ilmu murni (meteorology), ilmu terapan (applied
meteorology) dan rekayasa (engineering meteorology). Meteorologi
statistik sering disebut klimatologi yaitu studi (kajian) tentang nilai rerata,
variasi distribusi unsur-unsur cuaca, dan hubungan statistik unsur-unsur
cuaca tersebut. Meteorologi fisis mempelajari gejala atmosfer ditinjau dari
fisikanya, misalnya alih radiasi gelombang elektromagnetik melalui
atmosfer, proses fisis pembentukan awan dan hujan, kelistrikan atmosfer,
optik atmosfer, dan masalah lain yang berkaitan dengan disiplin fisika dan
kimia.

Meteorologi dinamis, studi tentang gerak atmosfer dengan


memperhitungkan gaya yang menyebabkannya, berdasarkan pendekatan
analitik dinamika fluida. Proses yang terlibat sangat kompleks tetapi pada
dasarnya sirkulasi atmosfer terjadi akibat adanya perbedaan pemanasan
bumi-atmosfer yang secara geografis dan musiman tidak sama, serta
adanya rotasi bumi.Hubungan antara manusia dan meteorologi secara
positif semakin rumit. Oleh gangguan segala macam aktivitas manusia di
muka bumi, maka cuaca yang tampak sekarang semakin kompleks.
Pembangunan bukan hanya sekedar mendirikan industri besar, membuat

4
jalan raya, membangun gedung bertingkat, membuka hutan untuk
pemukiman atau lahan pertanian dan sebagainya, tetapi yang tidak kalah
pentingnya adalah memperhatikan dan menjaga kelestarian lingkungan
hidup yang sehat dengan memperhitungkan faktor cuaca. Banyak fakta
dan contoh yang menggambarkan pentingnya faktor cuaca
diperhitungkan, misalnya jatuhnya pesawat terbang akibat cuaca buruk,
tanah longsor dan banjir akibat hujan torensial, gagal panen akibat musim
kemarau panjang, dan sebagainya.

Pada hari Selasa 11 April 2006, di Jakarta, di JI. Abdul Muis di


belakang Kantor Departemen Komunikasi dan Informatika, juga di tempat
lain terjadi badai hujan disertai tornado (puting beliung) dan petir yang
menewaskan tiga orang akibat mikrolet dan juga mobil pribadi yang
tertimpa pohon tumbang dan menyebabkan banjir lokal (Pikiran Rakyat,
12 April 2006). Semua ini disebabkan oleh perubahan cuaca yang
datangnya secara tiba-tiba tanpa isyarat dan berlalu dengan
meninggalkan kerugian dan kehancuran baik harta maupun jiwa.

Manusia hidup di dalam lapisan atmosfer paling bawah yang


disebut troposfer. Gejala cuaca juga terjadi pada troposfer. Manusia dan
cuaca saling bergantungan, karena itu pengaruh cuaca harus
diperhitungkan untuk segala macam aktivitas manusia. Dalam hal ini
meteorologi tidak lagi sebagai sains murni sebagaimana pendapat banyak
orang di masa lalu, terlebih di negara berkembang seperti Indonesia,
pendapat yang demikian tidaklah tepat.

Meteorologi tidak sekedar sains murni tetapi telah menjadi sains


terapan yang langsung dapat digunakan dan diterapkan sebagai salah
satu faktor dan parameter dalam operasional pembangunan. Dalam
menentukan daerah industri perlu dilakukan survei meteorologi terlebih
dulu agar zat pencemar yang keluar dari cerobong pabrik tidak
menimbulkan kerugian bagi manusia, pertanian, perkebunan, peternakan

5
dan lain-lain, yang berada di sekitar daerah industri. Unsur meteorologi
yang menentukan pencemaran udara ialah arah dan kecepatan angin
dominan seperti angin monsun dan angin lokal, dan kestabilan atmosfer.
Kestabilan atmosfer ditentukan oleh distribusi temperatur dengan
ketinggian. Informasi mengenai cuaca dan iklim yang baik dapat
membantu dalam perencanaan pembuatan jalan raya. sehingga
memungkinkan jalan tersebut tidak melewati daerah-daerah yang
berkabut tebal dan dapat dilengkapi dengan saluran-saluran air yang
memadai guna mencegah terjadinya banjir pada waktu hujan lebat.

Di dalam pembangunan di sektor pertanian perlu ada kerjasama


antara ahli meteorologi dan ahli pertanian. Aplikasi meteorologi di dalam
pertanian adalah penting mengingat tiap jenis tanaman pada berbagai
tingkat pertumbuhan memerlukan kondisi cuaca yang berbeda-beda.
Banyak lagi aplikasi meteorologi di dalam bidang-bidang lain seperti: di
dalam penerbangan, pelayaran, pariwisata, kedokteran, dan lain-lainnya.

Wilayah Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang


terbentang dari lintang geografis 7° 20’ U sampai 14° S, dan bujur 92° T
sampai 141° T dengan panjang garis pantai total 43.670 mil atau 80.791
km. Dari aspek meteorologis, benua maritim Indonesia mempunyai
kompleksitas dalam fenomena cuaca dan iklim.

Atmosfer di atas Indonesia sangat kompleks dan pembentukan


awannya sangat unik. Indonesia adalah massa bumi yang terdiri dari
17.508 pulau besar dan kecil yang digenangi air laut sampai sejauh 200
mil, terdiri dari zona pesisir, landas benua, lereng benua, cekungan
samudera dan atmosfer di atasnya sampai sejauh rumbai-rumbai bumi
1000 km dari paras laut. Wilayah Indonesia diapit oleh Samudera Pasifik
dan Samudera Hindia serta diapit oleh Benua Asia dengan Benua
Australia yang merupakan posisi silang dunia.

6
Bumi adalah salah satu anggota tata surya yang berevolusi
mengelilingi matahari melalui orbit elips yang mempunyai eksentrisitas
0,017 dengan periode satu tahun, dan berotasi mengelilingi sumbu
imajinernya dengan periode 23 jam 56 menit 42 sekon/1 hari. Efek dari
revolusi dan rotasi bumi adalah musim, yaitu musim dingin, musim semi,
musim panas, dan musim gugur. Tetapi, Indonesia tidak mengenal
musim-musim tersebut karena temperatur udara sepanjang tahun hampir
konstan.

Sebaliknya, Indonesia lebih mengenal musim hujan dan musim


kemarau, karena variasi curah hujannya sangat besar. Jika persistensi
angin dipakai sebagai dasar penentuan musim, maka wilayah belahan
bumi selatan (BBS) Indonesia/belahan bumi utara (BBU) Indonesia
mempunyai 4 musim yaitu musim monsun barat laut/timur laut, musim
pancaroba pertama, musim monsun tenggara/barat daya, dan musim
pancaroba kedua. Musim pancaroba ditandai oleh angin yang berubah-
ubah.

Interaksi antara atmosfer dan Samudera Pasifik menimbulkan


peristiwa El Nino dan La Nina. El Nino adalah episode panas dan La
Nina adalah episode dingin di bagian tengah Samudera Pasifik, biasanya
di antara daerah Nino 3 (daerah 5°U 5°S,150°B 90°B) dan Nino 4 (daerah
5°U 5°S,160°T 150°B) yang disebut daerah Nino 3.4 (daerah 5°U
10°S,180°B 120°B). Fenomena El Nino menyebabkan musim kemarau
panjang dan La Nina musim kemarau lebih basah di Indonesia. lnteraksi
antara atmosfer dan Samudera Hindia yaitu laut pantai barat Sumatera
dan Afrika Timur menyebabkan fenomena di pole mode. Dipole mode
positif jika temperatur permukaan laut pantai barat lebih dingin dan negatif
jika lebih panas dibandingkan temperatur permukaan laut pantai timur
Afrika.

7
Dipole Mode bernilai positif menyebabkan kurang hujan dan negatif
menyebabkan banyak hujan di Indonesia. Indonesia berada pada daerah
monsun, karena daerah monsun dibatasi oleh garis lintang 35°U dan 35°S
dan garis bujur 30°B dan 170°T menurut Ramage (1971). Gambar 2.
menunjukkan posisi geografis dan meteorologis bumi Indonesia.

2.2 Pengertian Cuaca


Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah
tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca
terjadi di lapisan troposfer, yaitu atmosfer yang paling tipis dan paling
rendah. Troposfer berada pada ketinggian sekitar 10 km di atas
permukaan bumi di ukur dari khatulistiwa. Lapisan ini semakin menipis di
daerah kutub utara dan kutub selatan.

Udara dilapisan troposfer sangatlah padat, merupakan 80% dari


berat atmosfer seluruhnya. Troposfer hampir seluruhnya terdiri dari uap air
yang ada di atmosfer. Dari permukaan bumi sampai ke batas teratas
lapisan troposfer yang dikenal sebagai tropopause. Ilmu yang mempelajari
tentang cuaca adalah Meteorologi.

Cuaca terbentuk dari gabungan unsur cuaca dan jangka waktu


cuaca bisa hanya terjadi hanya beberapa jam saja. Misalnya : pagi hari,
siang hari, atau sore hari, dan keadaannya bisa berbeda-berbeda untuk
setiap tempat serta waktunya. Di Indonesia keadaan cuaca selalu
diumumkan untuk jangka waktu sekitar 24 jam melalui prakiran cuaca
yang dikembangkan oleh Badan Meteorologi dan Geofisika ( BMG ),
Departemen Perhubungan. Untuk Negara-negara yang sudah maju,
perubahan cuaca sudah diumumkan setiap jam dan sangat akurat.

8
Ada 3 unsur utama dari cuaca, yaitu sinar matahari, angin dan air.
Matahari menghasilkan energi yang dapat mengendalikan angin. Energi
ini sangatlah kuat. Energi matahari yang menimpa planet bumi dalam
seminggu lebih besar jumlahnya jika dibandingkan dengan energi yang
dihasilkan oleh batubar, bensin, dan bahan-bahan lain yang pernah
dipergunakan manusia selama ini.

1. Sinar matahari
Sinar matahari yang dipancarkan kebumi hanya sedikit
diserap oleh lapisan atmosfer. Sebagian besar sinar matahari
langsung diterima permukaan bumi, kemudian dipantulkan kembali
sebagian ke atmosfer. Hal ini yang menyebabkan suhu di lapisan
atmosfer bawah (trotosfer) paling tinggi dibagian yang dekat
dengan permukaan bumi dan semakin rendah seiring dengan
naiknya ketinggian.

2. Angin
Setiap orang tahu bahwa udara beredar dalam bentuk
tiupan, pusaran, arah angin,dan lain-lain. Meskipun demikian,
pentingnya peredaran angin ini tidak begitu diketahui orangUdara
juga dapat membawa salju, hujan, hujan es, kekeringan ataupun
banjir. Angin merupakan salah satu unsur cuaca dan iklim. Angin
adalah udara yang bergerak dari daerah tekanan udara tinggi ke
daerah bertekanan udara rendah.

3. Air
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi
kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan
tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang
utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum.
Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhanair di dalam tubuh
manusia itu sendiri

9
Perubahan cuaca merupakan salah satu yang dapat menyebabkan
dampak negatif bagi aktivitas yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
beberapa faktor terjadinya perubahan cuaca tersebut tidak lain adalah
karna faktor alam yang terjadi secara alami dan akibat adanya aktifitas
manusia yang terus – menerus mengubah komposisi atmosfer dan tata
guna lahan yang sudah ada.

2.3 Pembagian Meteorologi


Meteorologi terapan (applied meteorology) adalah istilah umum
yang mencakup aplikasi meteorologi pada aktivitas manusia. Dari segi
kegunaannya, meteorologi dapat dibagi menjadi :
1. Meteorologi Pertanian (agrometeorologi)
Aplikasi meteorologi di dalam bidang pertanian dan
kehutanan. Dalam pertanian lebih mengutamakan unsur iklim
(rerata cuaca) daripada unsur cuaca. Iklim mempengaruhi produksi
pangan, karena itu aplikasi klimatologi (meteorologi statistik) dalam
pertanian adalah sangat penting mengingat tiap jenis tanaman
pada berbagai tingkat pertumbuhan memerlukan kondisi
cuaca/iklim yang berbeda. Jelas bahwa salah satu tugas
kemanusiaan bagi meteorologiwan (ahli meteorologi) adalah
memberi bantuan tentang aplikasi meteorologi (terutama
klimatologi) dalam setiap usaha memproduksi bahan pangan.Perlu
adanya kerjasama antara ahli meteorologi dan ahli pertanian dalam
pembangunan di sektor pertanian, karena kerjasama ini akan dapat
mengemukakan gagasan-gagasan baru yang sangat bermanfaat
bagi peningkatan produksi nasional dan kesejahteraan bangsa.
Mengurangi deforestasi (kerusakan hutan) dan meningkatkan
usaha-usaha reforestasi (penghutanan kembali) akan sangat
bermanfaat karena akan meminimalkan terjadinya bencana alam
akibat perubahan iklim, kerusakan siklus hidrologi dan akan
mengurangi emisi karbon dioksida. Pentingnya aplikasi meteorologi

10
dalam bidang pertanian mengharuskan Organisasi Meteorologi se-
Dunia (OMD) atau World Meteorological Organization (WMO)
sering mengadakan simposium/seminar dalam bidang meteorologi
pertanian sebagai upaya untuk meningkatkan produksi tanaman
pangan.

2. Meteorologi Penerbangan (aeronautik)


Aplikasi meteorologi dalam dunia penerbangan. Informasi
cuaca yang diperlukan dalam penerbangan biasanya meliputi berita
cuaca untuk lepas landas (take off), cuaca ketika pesawat akan
mendarat (landing) dan cuaca sepanjang jalur penerbangan. Dari
peta cuaca dapat dipelajari keadaan cuaca sepanjang jalur
penerbangan, sekurang- kurangnya untuk beberapa jam kemudian.
Seorang pilot berusaha untuk berjuang melawan angin yang
memperlambat laju pesawat terbang dengan cadangan bahan
bakar yang semakin menipis, lebih-lebih jika ada kabut yang sangat
mempengaruhi visibilitas (jarak penglihatan) seorang pilot. Keadaan
yang gawat (kritis) ini sangat sulit dihindari tanpa mengetahui cuaca
lokal sebelumnya. Seorang pilot kemungkinan masih dapat
menghindari cuaca buruk demikian, dengan mengubah rute (jalur)
penerbangan semula, atau dengan melakukan pendaratan darurat
selagi masih ada waktu dan masih sempat, atau jika kondisinya
mengijinkan dan persediaan bahan bakar masih cukup banyak,
maka pesawat dapat berputar-putar dahulu di udara sambil
menunggu kondisi cuaca baik, cerah dan aman untuk melakukan
pendaratan.Salah satu kondisi cuaca yang sangat berbahaya
dalam penerbangan ialah munculnya awan cumulonimbus (Cb).
Awan jenis ini sangat berbahaya dan ganas, karena di dalam awan
ini terdapat hujan deras, badai atau batu es (hailstones), selain itu
pesawat yang terbang di bawah awan Cb dapat diangkat masuk
kedalam awan sehingga pilot mendapat kesulitan untuk
mengendalikan pesawatnya. Awan jenis cumulus terutama

11
cumulonimbus disebut "jalur maut" bagi dunia penerbangan dan
harus dihindari.

3. Meteorologl Sinoptik
Mempelajari gejala cuaca yang pengamatan unsur
cuacanya dilakukan secara simultan (bersamaan) dan meliputi
daerah yang luas. Kajian ini dipakai untuk meramalkan kondisi
cuaca yang lalu dan sekarang. Pengamatan sinoptik dilakukan
setiap 6 jam yaitu pada jam 00.00, 06.00, 12.00, dan 18.00 waktu
universal. Data cuaca dari setiap daerah kemudian dikirim ke
Kantor Pusat Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Jakarta.
Pengiriman data cuaca dalam bentuk berita yang berisi kode
(sandi) cuaca dalam kelompok-kelompok dengan masing- masing
kelompok terdiri dari 5 dijit, misalnya kelompok Nddff yaitu data N :
perawanan atau jumlah awan yang menutupi langit di atas stasiun
pengamat dalam perdelapanan, N = 2 berarti seperempat langit
tertutup awan, N = 0 langit cerah dan N = 8 langit mendung, dd:
arah angin dalam puluhan derajat, dd = 09 berarti arah angin 90°
atau angin timur, dd = 36 berarti arah angin 360° atau angin utara,
dd = 0 berarti angin tenang (calm). Dalam meteorologi arah angin
yang dinyatakan dengan derajat diubah menjadi 8 penjuru angin
misalnya angin utara, timur laut, timur, dan seterusnya, tetapi dalam
penerbangan diubah menjadi 16 penjuru angin misalnya angin
utara (U), utara timur laut (UTL), timur laut (TL), timur timur laut
(TTL) dan seterusnya. Sandi-sandi cuaca yang lain dapat dilihat
pada stasiun cuaca utama, BMG. Observasi meteorologi yang
paling utama adalah observasi sinoptik yang dilakukan lebih sering
dan lebih rinci, datanya kemudian ditransmisikan ke biro
meteorologi atau ke pusat peramalan secara regional. Jaringan
stasiun meteorologi ditentukan oleh Organisasi Meteorologi se
Dunia (OMD).

12
4. Hidrometeorologi
Aplikasi meteorologi dalam bidang penampungan air (water
supply) seperti bendungan (waduk) air, irigasi dan lain-lain.
Hidrometeorologi dapat didefinisikan sebagai studi (kajian) proses
fisis atmosfer yang mempengaruhi sumber air di bumi, bidang ini
diminati oleh ahli hidrologi. Definisi hidrometeorologi menurut
Organisasi Meteorologi se Dunia (OMD) dalam Kongres ke empat
(1963) adalah studi fasa siklus hidrologi di atmosfer dan di darat
dengan menekankan pada hubungan antara unsur-unsur yang
terlibat. Ahli hidrometeorologi yang mengetahui kebutuhan ahli
teknik dapat memberikan jenis data yang lebih teliti dan
menyajikannya dalam bentuk yang terbaik. Air berubah menjadi
uap melalui penguapan air laut dan tawar atau melalui transpirasi
tanaman. Uap air yang naik menjadi dingin dan mengkondensasi
menjadi tetes awan dan kristal es yang kemudian jatuh sebagai
presipitasi (hujan dan salju). Sebagian presipitasi yang jatuh
kembali ke laut, sebagian dibutuhkan oleh tanaman, hewan dan
manusia. Sebagian besar curah hujan mengalir di darat sebagai
limpasan (run off) yang bergabung dengan lelehan salju, dan
sebagian lagi mengalir ke sungai yang pada akhirnya menuju ke
laut. Semua air tawar (fresh water) di muka bumi berasal dari curah
hujan dan salju. Sebagian air ini merembes ke dalam tanah sebagai
cadangan air tanah dan arus bawah tanah, sisanya akan kembali
ke atmosfer melalui penguapan. Transformasi air melalui semua
fasanya (cair, uap, dan es) di bumi disebut siklus (daur) hidrologi.

5. Meteorologi Bangunan
Aplikasi meteorologi dalam bidang arsitektur, agar
estetikanya lebih indah dan bangunannya terasa lebih nyaman.
Ketika manusia belum mampu untuk membangun tempat tinggal,
maka mereka berlindung secara alam di dalam gua- gua. Di dalam
gua mereka merasa terlindungi bukan saja oleh serangan musuh

13
atau binatang buas tetapi juga terlindungi oleh cuaca dan iklim
buruk. Perkembangan selanjutnya, mereka membuat tenda yang
memberi perlindungan dari curah hujan dan radiasi matahari yang
terik. Ketika orang telah mapan, maka mereka mulai
memperhatikan sumber daya alam yang dimiliki seperti kayu dan
batu yang dipakai sebagai bahan bangunan untuk melindungi
keluarganya agar sesuai dengan musim yang terjadi dan
memperkecil ancaman cuaca ekstrim di daerahnya.

Ribuan tahun yang lalu orang telah memikirkan cara


pemanasan buatan dan cara menyejukkan udara untuk melawan
serangan dingin ekstrim dan panas terik dari intensitas radiasi
matahari yang kuat.Pemikiran orang terdahulu ini kemudian
diwujudkan sekarang dalam bentuk alat pemanas (heater) untuk
mengatasi musim dingin dan alat pengatur udara (air conditioning)
untuk mengatasi musim panas. Tetapi alat-alat semacam ini masih
terbatas pemakaiannya karena biayanya belum terjangkau oleh
masyarakat luas.

Pentingnya pengaruh cuaca pada bangunan, sekarang


direalisasikan oleh sebagian besar ahli arsitektur. Seorang arsitek
dapat menyiapkan rancang bangun dengan mengetahui faktor
fundamental seperti, jenis bangunan yang dibutuhkan apakah
rumah, mesjid, gereja, kantor, atau toko, lokasi bangunan dan
perkiraan biaya, tetapi sangat tidak menguntungkan jika hal itu tidak
didukung oleh pengetahuan meteorologi yang memadai. Aspek
estetika tentu tidak boleh diabaikan, tetapi dalam hal ini antara seni
dan meteorologi harus dipadukan. Idealnya, seorang arsitek
sebaiknya mengetahui temperatur udara, radiasi matahari
kelembapan udara, dan kecepatan angin, ditambah dengan
pengetahuan analisis frekuensi dan hubungan antar peubah iklim
tersebut Meteorologi dapat dikatakan sebagai cabang ilmu

14
geofisika yang dapat bertindak sebagai ilmu murni (meteorology),
ilmu terapan (applied meteorology) dan rekayasa (engineering
meteorology). Tetapi dalam praktek idealisme semacam ini jarang
dilaksanakan kecuali untuk proyek-proyek penelitian khusus. Dalam
praktek seorang arsitek akan menjumpai masalah- masalah yang
berkaitan dengan iklim makro maupun dengan iklim mikro di situs
(site) bangunan. Konsultasi dengan ahli meteorologi yang
kompeten akan segera memberi penguasaan tentang iklim makro,
iklim regional, dan iklim lokal situs bangunan.

6. Meteorologi Kedokteran
Aplikasi meteorologi dalam bidang kedokteran yang
dikaitkan dengan kesehatan manusia. Hubungan iklim dengan
penyakit sangat rumit. Kerjasama penelitian antara ahli meteorologi
dan ahli kedokteran sangat diperlukan untuk menentukan peranan
iklim sebagai penyebab penyakit khusus. Banyak penyakit yang
berkaitan dengan iklim atau musim tertentu, terutama dengan
temperatur dan kelembapan udara. Sejumlah parasit yang
menyerang manusia terbatas pada daerah yang panas dan lembap.
Beberapa penyakit bergantung pada hewan perantara dan terbatas
pada lingkungan yang menguntungkan hewan tersebut, misalnya
demam kuning dan malaria disebabkan oleh jenis nyamuk tertentu
yang berkembang biak dengan pesat di daerah beriklim tropis.
Sebagian besar penyakit mengikuti pola musiman yang berbeda.
Radang paru-paru dan influensa biasanya merupakan penyakit
musiman.

2.4 Jenis – Jenis Alat Ukur Meteorologi


Ilmu meteorologi sangat sangat bergantung pada kegiatan yang
disebut sebagai observasi. Pengamatan dilakukan agar mendapatkan
data pada parameter yang berpengaruh pada perubahan cuaca yang
kemudian akan di analisis sehingga menghasilkan perkiraan cuaca yang

15
bermanfaat untuk di terapkan di segala bidang kehidupan. Berikut jenis –
jenis alat meteorogi :

1. Actinograph Bimetal.
Nama Alat : Actinograph Bimetal
Fungsi : Alat pengukur/pencatat
secara automatis Intensitas Radiasi Matahari.
Cara Pengamatan : Awal operasi dimulai pada pukul 06.00
waktu setempat (saat matahari belum belum besinar), buka cover
atau penutup alat, lepaskan drumclock dari shafnya, pasang kertas
pias, sisi pias tepat terhimpit di penjepit drumclock, hidupkan
system drumclock. pasang drumclock kembali pada tempatnya,
putar drumclock agar ujung pena tepat jatuh pada jam dan hari
awal pengukuran, tutup kembali cover atau penutup, setelah
matahari terbenam selama 1,5 jam, pias harus di ambil, Pada hari
berikutnya, mohon diulangi langkah a sampai dengan i.

2. Anemometer
Nama Alat : Anemometer
Fungsi : Pencatat Arah dan Kecepatan
Satuan : Arah Angin (8 mata angin)
Kecepatan Angin : Knots. (1 Knots = 1.8 Km/Jam)
Keterangan : Yang dimaksud arah angin yaitu Arah
dari mana angin berhembus.

16
3. Campbel Stokes
Nama Alat : Campbel Stokes
Fungsi : Mencatat lamanya penyinaran
Satuan : Jam/ Prosentase ( % )
Pias Lengkung Panjang : 11 Oktober sampai dengan 28 Februari
Pias lurus : 11 September sampai dengan 10
Oktober dan 1 Maret sampai dengan 10 April
Pias Lengkung Pendek : 11 April sampai dengan 10 Agustus

4. Cup Counter Anemometer


Nama Alat : Cup counter anemometer
Fungsi : Pengukur kecepatan angin rata-rata
Cara Pengamatan : Prinsip kerja seperti gerakan
Spedometer sepeda motor dalam satuan km/jam Kecepatan angin
rata-rata harian selisih pembacaan angka dibagi 24 jam.

5. High Volume Air Sampler (HV. SAMPLER)


Nama Alat : High Volume Air Sampler (HV. SAMPLER)
Fungsi : Pengukur partikel kecil padat aerosol di udara
(debu, carbon dll)
Satuan : Mikrogram
Keterangan : Pias harian, atau mingguan sensor Suhu
terbuat dari logam, bila udara panas logam memuai dan
menggerakan pena keatas, bila udara dingin mengkerut gerakan
pena turun. Sensor Kelembaban udara terbuat dari rambut
manusia, bila udara basah Rambut memanjang dan bila udara
kering rambut memendek.

17
6. Lysimeter
Nama Alat : Lysimeter
Fungsi : Untuk mengukur evapotranspirasi
Cara Pengamatan :Sedot air perkolasi dan diukur, Jika sebelum
pengamatan ada hujan lebih besar atau sama dengan 10 mm
lysimeter tidak perlu disiram. Jika hujan 5-10 mm siram lysimeter
dengan air 5 liter. Jika tidak ada hujan, siram lysimeter dengan air
10 Liter. Hitung evapotranspirasi.

7. Panci Penguapan (Open Pan Evaporimeter)


Nama Alat : Panci Penguapan (Open Pan Evaporimeter)
Fungsi : Pengukur Penguapan air langsung dengan
satuan : Milimeter (mm).
Ukuran : Tinggi Alat 25,4 cm, diameter alat 120.7 cm.
Keterangan : Alat ini dilengkapi dengan Thermometer Air
Six Bellani (Thermometer Apung) Cup Counter anemometer tinggi
05 meter Alat pengukur tinggi permukaan air (Hook Gauge).
Pengukuran jumlah evaporasi dilaksanakan satu kali setiap hari
pada jam 07.00 waktu setempat.

8. Penakar Hujan Otomatis (Hellman)


Nama Alat : Penakar Hujan Otomatis (Hellman)
Fungsi : PencatatInstensitas Curah hujan atau tingkat
kelebatannya
Cara Pengamatan : Jika terjadi hujan air masuk ke corong air
mengalir ke tabung pelampung melalui selang dan mengangkat
pelampung, Pena yang terhubung ke pelampung merekam data ke
kertas pias. Kertas pias berputar seirama dengan gerakan clock
drum.

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam arti yang luas, geofisika dapat didefinisikan sebagai sains
(ilmu pengetahuan) yang mempelajari proses dan gejala fisis dari pusat
bumi sampai rumbai-rumbai bumi (fringe of the earth) atau puncak
atmosfer. Meteorologi adalah sains yang mempelajari proses fisis dan
gejala cuaca terutama pada lapisan atmosfer bawah (troposfer). Tubuh
ilmu yang lebih luas dari meteorologi disebut Sains Atmosfer
(atmospheric science) yang mencakup kajian seluruh lapisan atmosfer.

Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah


tertentu yang relative sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca
terjadi di lapisan troposfer, yaitu atmosfer yang paling tipis dan paling
rendah. Troposfer berada pada ketinggian sekitar 10 km di atas
permukaan bumi di ukur dari khatulistiwa

3.2 Saran
Disarankan untuk para pembaca agar katika setelah membaca
pembahasan diatas harap untuk ilmunya saling mengamalkan dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Dan untuk kita
semua diharapakan untuk lebih memperhatikaan keadaan lingkungan dan
mengurangi pemakaian zat – zat yang dapat memperparah pemanasan
global.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://alriezkha.wordpress.com/makalah-awan-klimatologi-dasar/
(Sumber diakses pada tanggal 28 November 2020, pukul 11.30 WIB)
http://blogmateriperkuliahan.blogspot.com/2016/02/makalah-tentang-
cuaca.html?m=1 (Sumber diakses pada tanggal 28 November
2020, pukul 11.30 WIB)
https://www.slideshare.net/mobile/nandareda/kelompok-11-cuaca-dan-
iklim (Sumber diakses pada tanggal 28 November 2020, pukul
11.30 WIB)
http://hironimasabulidan.blogspot.com/2012/06/makalah-iklim-dan-
cuaca.html?m=1 (Sumber diakses pada tanggal 28 November
2020, pukul 11.30 WIB)
https://www.tagar.id/17-peralatan-klimatologi-yang-digunakan-bmkg
(Sumber diakses pada tanggal 28 November 2020, pukul 11.30
WIB)

20

Anda mungkin juga menyukai