BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................2
1.1 Latar Belakang................................................................................................2
1.2 Perumusan Masalah........................................................................................4
1.3 Tujuan Khusus Pendidikan............................................................................4
1.4 Urgensi Penelitian..........................................................................................4
Pembelajaran merupakan proses keberlanjutan dalam mentransfer ilmu dari guru kepada
siswa. Guru diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang baik kepada siswa, agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam memperbaiki proses belajar mengajar, guru dapat
menjadikan pengalaman mengajarnya sebagai reflesi untuk memperbaiki proses belajar
pembejarannya selanjutnya disebut dengan reflective practive (praktik refleksi). John Dewey
(1933) berpendapat proses refleksi tidak dapat dipisahkan dari semacam peristiwa yang
dinamakan pengalaman. Reflective practice menggunakan pengalaman sebagai bahan mentah
untuk pembelajaran. Penelitian ini bertujuan menjelaskan penerapan reflective practice pada
pembelajaran ekonomi, khususnya refleksi tentang praktik untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran. Kualitas pembelajaran dapat diukur dalam dua aspek yaitu proses
pembelalajaran dan hasil belajar. Proses pembelajaran dinilai dengan SEEQ (Student
Evaluation of Educational Quality) sedangkan hasil belajar diuji dengan uji beda. Luaran
yang ditargetkan dalam penelitian ini adalah Publikasi pada Seminar Internasional. Tingkat
Kesiapterapan Teknologi (TKT) dalam penelitian berada pada tingkat II yaitu formulasi
konsep dan aplikasi teknologi serta tingkat III yaitu pembuktian konsep
Pendahuluan penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang dan
permasalahan yang akan diteliti, tujuan khusus, dan urgensi penelitian. Pada bagian ini
perlu dijelaskan uraian tentang spesifikasi khusus terkait dengan skema.
BAB I
PENDAHULUAN
Mutu Pendidikan merupakan isu sentral di Indonesia. Menurut data yang disusun oleh
Internasional Student Assessment (PISA) pada tahun 2018, Indonesia masih berada pada
papan bawah peringkat pendidikan dunia, di bawah Malaysia dan Brunei. Mutu pendidikan
dipengaruhi oleh mutu pembelajaran di kelas. Mutu pembelajaran dapat dilihat dari kualitas
pembelajaran yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kualitas pembelajaran dapat
dinilai berdasarkan proses belajar dan hasil belajar. Proses belajar mengajar meliputi
kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai
evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untk mencapai
tujuan ternentu yaitu pengajaran [1]. Sedangkan penilaian merupakan salah satu faktor
terpenting dalam pembelajaran, dengan menyediakan kemajuan belajar serta informasi
tentang tujuan pembelajaran dan bagaimana untuk mencapainya [25].
Penelitian yang berhubungan dengan hasil belajar telah banyak dilaksanakan. Dari
penelitian-penelitian yang telah dilakukan banyak ditemukan faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar. Sedangkan untuk kualitas pembelajaran sendiri, masih sedikit
penelitian yang ditemukan. Kualitas pembelajaran mengacu pada teacher’s actual behavior
dan interaksi guru dan siswa di kelas [16]. Kualitas pembelajaran didefinisikan sebagai
karakteristik pengajaran yang mengarah pada peningkatan karakteristik siswa, terutama
pada prestasi belajar [17]. Kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh guru, karena guru
sebagai pion utama dalam mengatur kelas, mulai dari dari melakukan perencanaan,
pengajaran samapai dengan evaluasi. Dari setiap pertemuan, guru biasanya memilki
kekurangan-kekurangan dalam pengajaran. Seharusnya kekurangan tersebut bisa dijadikan
masukan untuk pembelajaran berikutnya. Reflective practice salah satu metode yang bisa
digunakan dalam pembelajaran [8] [18] [6] [7]. [1].
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah reflective practice dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran ekonomi pada guru ekonomi di Kota Padang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pembelajaran adalah proses interaksi antara guru dan siswa, dengan harapan tercapainya
tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran guru merupakan pion penting. Guru yang baik
dapat membuat perbedaan dalam kemajuan siswa [9]. Penelitian menunjukkan guru
merupakan sumber penting dalam perkembangan siswa [10]. Oleh sebab itu, guru harus
memiliki kompetensi, sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang berkualitas.
Kualitas pembelajaran juga dapat dilihat dari dua segi, yaitu segi proses dan segi
hasil pembelajaran. Peningkatan kualitas pembelajaran dari segi proses merupakan
upaya-upaya untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran yang mengarah kepada
terjadinya atau munculnya prakarsa belajar oleh peserta didik. Dari segi hasil dapat
dilihat dari sejauhmana peserta didik merasa sejahtera dalam belajar di samping
tercapainya tujuan-tujuan pembelajaran sebagaiman ditetapkan dalam kurikulum [15].
Dari pendapat ahli di atas, peneliti melakukan penilaian kualitas pembelajaran dari
dua aspek, yaitu dari segi proses yang akan dinilai berdasarkan aktivitas kognitif, iklim
yang mendukung dan manajemen kelas. Selain itu akan dinilai dari segi hasil
pembelajaran yang akan dilihat dari hasil belajar siswa sebelum dan sesudah
diterapkannya reflevtive practice.
1. Reflective Pratice
Refleksi adalah melihat ke belakang untuk menentukan apa yang telah berhasil kita
raih (atau gagal kita capai), untuk bisa merasakan dari mana kita sebelumnya dan seperti
apa hal-hal yang harus kita lakukan. Selain itu, melihat ke depan dan itu berarti
mengarah pada pencapaian tujuan kita di masa mendatang [5]. Selain itu, ada banyak
pendapat tentang apakah reflective pratice itu, diantaranya, reflective pratice adalah suatu
cara menjadi guru [19]. Refleksi adalah tindakan-tindakan yang bersifat intelektual dan
afektif dimana beberaapa individu terlibat dalam menggali pengalaman mereka agar bisa
menimbulkan pemahaman dan apresiasi baru [26]. Reflective pratice juga berarti suatu
elemen yang sanghat penting dalam pertumbuhan profesional para guru [2]. Dari para
pendapat ahli diatas dapat disimpulkan reflective pratice merupakan suatu cara yang
dapat dilakukan oleh guru dengan belajar dari pengalaman belajar sendiri baik dari
keberhasilan maupun dari kegagalan untuk perbaikan pada pembelajaran berikutnya.
b. Consultation: setelah merancang RPP, guru bertemu dengan mentor untuk melakukan
bimbingan mengenai rencana dalam pembelajaran.
METODE atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak melebihi 600
kata. Bagian ini dilengkapi dengan diagram alir penelitian yang menggambarkan apa yang
sudah dilaksanakan dan yang akan dikerjakan selama waktu yang diusulkan. Format diagram
alir dapat berupa file JPG/PNG. Bagan penelitian harus dibuat secara utuh dengan penahapan
yang jelas, mulai dari awal bagaimana proses dan luarannya, dan indikator capaian yang
ditargetkan. Di bagian ini harus juga mengisi tugas masing-masing anggota pengusul sesuai
tahapan penelitian yang diusulkan.
BAB III
METODE
Jenis penelitian ini adalah eksperimen yaitu penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh atas perlakukan yang diberikan kepada subjek penelitian.
Adapun tahapan penelitian tersebut dijelaskan dalam gambar berikut :
a. Survei Literatur
Pada tahap ini peneliti mengumbulkan literatur yang berhubungan dengan judul penelitian.
Peneliti mengumpulkan literatur mulai dari buku, artikel maupun berita.
b. Mengidentifikasi Masalah
c. Studi Pustaka
Peneliti mengumpulkan dan mempalajari literatur yang akan digunakan sebagai kajian
pustaka dalam penelitian.
Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen
1) Variabel terikat ( Dependent Variabel )
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas [20]. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah
kualitas pembelajaran (Y)
2) Variabel bebas ( Independent Variabel )
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi dan yang menjadi penyebab
timbulnya variabel dependen [20]. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen
Efektivitas Shadow Education.
Populasi dalam penelitian ini adalah guru ekonomi SMA di Kota Padang. Teknik
pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling, yaitu menentukan sampel
berdasarkan kelompok atau area tertentu [20]. Dalam penelitian ini peneliti mengambil
sekolah yang terletak di Air Tawar Barat yaitu SMA Laborarium Pembangunan.
Dalam tahap ini adalah menentukan instrumen penelitian yaitu prores pembelajaran dinilai
dengan menggunakan kuesioner berdasarkan SEEQ (Student Evaluation of Educational
Quality).
Observasi lapangan dilakukan untuk mencari sumber data dan mengurus perijinan untuk
melakukan penelitian ditempat yang telah ditentukan.
g. Mengumpulkan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan Teknik survei yaitu
teknik untuk mendapatkan data opini publik dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan
kepada responden melalui angket [21]. Selain itu juga dilakukan dalam memberikan pre-
test dan post-test dalam pembelajaran.
h. Pengolahan Data
Pengolahan data terdiri dari pemberian kode variabel, tabulasi, perhitungan dengan
program SPSS.
i. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan diambil berdasarkan analisis data dan memeriksa kembali apakah sesuai
dengan maksud dan tujuan penelitian.
Daftar Pustaka :
Suryosubroto. 2002. Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Calderhead, J dan P. Gates. 1993. Conseptualising Reflection in Teacher Development.
London: Falmer Press.
Ghaye, T. et.all. 1996. An Introduction to Learning Though Critical Reflective Practice.
Newscastle: Pentaxion
Schon,D. 1983. The Reflective Practitioner: How Professional Think in Action. New York:
Basic Book.
T. Ghaye. 2019. Teaching and Learning; Through Reflective Practice. Bandung: Nuansa
Cendikia.
R. Yuan dan P. Mak. (2018). Reflective Learning ang Identity Construction in Pratice,
Discourse and Activity: Experience of Pre-service Languange Teacher in Hong Kong,
Teaching and Teacher Education. pp. 205-214.
Fosso, E. dan Kankeu. 2019. Reflective Pratice in Teaching: Assessing Suitable Srategies for
Reflective Practice in Large Class,” dalam 17th JOHANNESBURG Int'l Conference on
Science, Engineering, Technology & Waste Management, Johannesburg.
Moradhkani, S, A. Raygan dan M. S. Moein. 2017. Iranian EFL Teachers Reflective Pratices
and Self-Efficacy Exploring Possible Relatinship,System.pp. 1-14.
Rivkin, S, G, E. A. Haushek dan J. F. Kain. 2005. Teacher, Schools and Academic
Achievement,Econometrica Vol 7. pp. 417-458.
Hattie, J. 2009. Visible Learning. New York: Routledge.
Fauth, B, J. Descristan, A.-T. Decker, G. Butter, I. hardy, E. Klieme dan M. Kunter. 2019.
The Effects of Teacher Competence on Student Outcomes in Elementary Science Education:
The Mediating Role of Teaching Quality. Teaching and Teacher Education. pp. 1-14