Anda di halaman 1dari 12

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................2
1.1 Latar Belakang................................................................................................2
1.2 Perumusan Masalah........................................................................................4
1.3 Tujuan Khusus Pendidikan............................................................................4
1.4 Urgensi Penelitian..........................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................5


2.1 Kualitas Pembelajaran...................................................................................5
2.2 Road Map Penelitian.....................................................................................8

BAB III METODE........................................................................................................9


a. Survei Literatur..............................................................................................9
b. Mengidentifikasi Masalah..............................................................................10
c. Studi Pustaka.................................................................................................10
d. Menentukan Variabel dan Sumber Data........................................................10
e. Penentuan dan Penyusunan Instrumen Penelitian..........................................10
f. Observasi Lapangan dan Pengurusan Perizinan.............................................10
g. Mengumpulkan Data......................................................................................11
h. Pengolahan Data.............................................................................................11
i. Penarikan Kesimpulan....................................................................................11
RINGKASAN

Pembelajaran merupakan proses keberlanjutan dalam mentransfer ilmu dari guru kepada
siswa. Guru diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang baik kepada siswa, agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam memperbaiki proses belajar mengajar, guru dapat
menjadikan pengalaman mengajarnya sebagai reflesi untuk memperbaiki proses belajar
pembejarannya selanjutnya disebut dengan reflective practive (praktik refleksi). John Dewey
(1933) berpendapat proses refleksi tidak dapat dipisahkan dari semacam peristiwa yang
dinamakan pengalaman. Reflective practice menggunakan pengalaman sebagai bahan mentah
untuk pembelajaran. Penelitian ini bertujuan menjelaskan penerapan reflective practice pada
pembelajaran ekonomi, khususnya refleksi tentang praktik untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran. Kualitas pembelajaran dapat diukur dalam dua aspek yaitu proses
pembelalajaran dan hasil belajar. Proses pembelajaran dinilai dengan SEEQ (Student
Evaluation of Educational Quality) sedangkan hasil belajar diuji dengan uji beda. Luaran
yang ditargetkan dalam penelitian ini adalah Publikasi pada Seminar Internasional. Tingkat
Kesiapterapan Teknologi (TKT) dalam penelitian berada pada tingkat II yaitu formulasi
konsep dan aplikasi teknologi serta tingkat III yaitu pembuktian konsep

Reflective Pratice; Kualitas Pembelajaran

Pendahuluan penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang dan
permasalahan yang akan diteliti, tujuan khusus, dan urgensi penelitian. Pada bagian ini
perlu dijelaskan uraian tentang spesifikasi khusus terkait dengan skema.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mutu Pendidikan merupakan isu sentral di Indonesia. Menurut data yang disusun oleh
Internasional Student Assessment (PISA) pada tahun 2018, Indonesia masih berada pada
papan bawah peringkat pendidikan dunia, di bawah Malaysia dan Brunei. Mutu pendidikan
dipengaruhi oleh mutu pembelajaran di kelas. Mutu pembelajaran dapat dilihat dari kualitas
pembelajaran yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kualitas pembelajaran dapat
dinilai berdasarkan proses belajar dan hasil belajar. Proses belajar mengajar meliputi
kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai
evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untk mencapai
tujuan ternentu yaitu pengajaran [1]. Sedangkan penilaian merupakan salah satu faktor
terpenting dalam pembelajaran, dengan menyediakan kemajuan belajar serta informasi
tentang tujuan pembelajaran dan bagaimana untuk mencapainya [25].

Penelitian yang berhubungan dengan hasil belajar telah banyak dilaksanakan. Dari
penelitian-penelitian yang telah dilakukan banyak ditemukan faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar. Sedangkan untuk kualitas pembelajaran sendiri, masih sedikit
penelitian yang ditemukan. Kualitas pembelajaran mengacu pada teacher’s actual behavior
dan interaksi guru dan siswa di kelas [16]. Kualitas pembelajaran didefinisikan sebagai
karakteristik pengajaran yang mengarah pada peningkatan karakteristik siswa, terutama
pada prestasi belajar [17]. Kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh guru, karena guru
sebagai pion utama dalam mengatur kelas, mulai dari dari melakukan perencanaan,
pengajaran samapai dengan evaluasi. Dari setiap pertemuan, guru biasanya memilki
kekurangan-kekurangan dalam pengajaran. Seharusnya kekurangan tersebut bisa dijadikan
masukan untuk pembelajaran berikutnya. Reflective practice salah satu metode yang bisa
digunakan dalam pembelajaran [8] [18] [6] [7]. [1].

Reflective practice merupakan tindakan-tindakan yang bersifat intelektual dan afektif


dimana beberapa individu terlibat dalam menggali pengalaman mereka agar bisa
menimbulkan pemahaman dan apresiasi baru [26]. Sedangkan menurut Calderhead & Gates,
reflective pratice merupakan suatu elemen yang sangat penting dalam pertumbuhan
profesional para guru [2]. Hal ini diperkuat oleh Ghaye yang berpendapat reflective pratice
dilakukan dengan melihat kembali daan memaknai praktik, belajar dari ini dan
memanfaatkan pembelajaran ini untuk mempengaruhi tindakan di masa depan[5].

Reflective practice dilaksanakan dengan beberapa tahapan, yaitu perencanaan


pembelajaran, konsultasi, pembelajaran dan video refleksi [6]. Pada tahap perencanaan guru
merancang rencana pembelajaran yang didalamnya telah terdapat metode dan teknik
pengajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran, selanjutnya rencana pembelajaran
tersebut dikonsultasikan kepada para ahli dalam bidang pendidikan. Setelah konsultasi guru
memperagakan rencana pembelajaran tersebut dalam proses belajar mengajar beserta
divideokan untuk proses refleksi. Lalu video pengajaran tersebut direview untuk secara
sistematik untuk merefleksikan kegiatan belajar mengajar tersebut.

Beberapa penelitian telah dilakukan berhubungan dengan reflectice pratice, diantaranya


penelitian yang dilakukan oleh [6], yang menyatakan reflvtive pratice dapat mempersiapkan
dan mengembangkan guru secara kompeten, dengan mempraktikkan reflective pratice
tersebut kepada guru pra-jabatan. Penelitian serupa juga telah dilakukan oleh Fosso &
Kankeu, dalam penelitiannya didapatkan reflective pratice dapat memberikan kesempatan
kepada guru untuk mengatasi masalah yang cenderung mengalihkan perhatian siswa dari
fokus utama pembelajaran [7]. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Moradkhani,
Raygan, & Moein yang menyatakan reflective pratice memiliki hubungan yang positif
terhadap efikasi diri pada guru [8] . Berdasarkan fenomena dan penelitian terdahulu, penulis
tertarik meneliti implementasi reflective pratice untuk peningkatan kualitas pembelajaran
ekonomi pada guru SMA di Kota Padang.

1.2 Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah reflective practice dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran ekonomi pada guru ekonomi di Kota Padang.

1.3 Tujuan Khusus Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah meneliti pengimplementasian reflective practice untuk


meningkatkan kualitas pembelajran ekonomi pada guru SMA di Kota Padang.

1.4 Urgensi Penelitian

Kualitas pembelajaran merupakan faktor penting dalam pembelajaran. Dengan


pembelajaran yang berkualitas dapat menghasilkan proses dan hasil belajar yang baik.
Salah satu cara untuk meningkatkan pembelajaran dengan menggunakan reflective
practice. Penelitian terdahulu telah membuktikan reflective prative dapat meningkatkan
efikasi diri pada guru. Peneliti ingin menerapkan reflective practice pada mata pelajaran
ekonomi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian terdahulu belum ada
yang mengaitkan reflective practice dengan kualitas pembelajaran serta menerapkannya
pada mata pelajaran ekonomi.
Tinjauan pustaka tidak lebih dari 1000 kata dengan mengemukakan state of the art dan peta
jalan (road map) dalam bidang yang diteliti. Bagan dan road map dibuat dalam bentuk
JPG/PNG yang kemudian disisipkan dalam isian ini. Sumber pustaka/referensi primer yang
relevan dan dengan mengutamakan hasil penelitian pada jurnal ilmiah dan/atau paten yang
terkini. Disarankan penggunaan sumber pustaka 10 tahun terakhir.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kualitas Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi antara guru dan siswa, dengan harapan tercapainya
tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran guru merupakan pion penting. Guru yang baik
dapat membuat perbedaan dalam kemajuan siswa [9]. Penelitian menunjukkan guru
merupakan sumber penting dalam perkembangan siswa [10]. Oleh sebab itu, guru harus
memiliki kompetensi, sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang berkualitas.

Kualitas pembelajaran adalah suatu kondisi yang menggambarkan pembelajaran


berlangsung dengan efektif. Kualitas pembelajaran dapat dinilai dari tiga dasar dimensi,
yaitu aktivitas kognitif, iklim yang mendukung dan manajemen kelas [11]. Aktivitas
kognitif mencakup tugas-tugas yang menantang, eksplorasi konsep, ide dan pengetahuan
sebelumnya [12]. Iklim yang mendukung mencakup aspek-aspek dari interaksi guru
dengan siswa, pendekatan positif terhadap kesalahan dan kesalahpahamansiswa serta
perilaku guru yang peduli [13]. Manajemen kelas adalah konsep yang terkenal di bidang
Pendidikan penelitian yang berfokus pada aturan kelas dan prosedur, mengatasi
gangguan dan transisi yang mulus [14].

Kualitas pembelajaran juga dapat dilihat dari dua segi, yaitu segi proses dan segi
hasil pembelajaran. Peningkatan kualitas pembelajaran dari segi proses merupakan
upaya-upaya untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran yang mengarah kepada
terjadinya atau munculnya prakarsa belajar oleh peserta didik. Dari segi hasil dapat
dilihat dari sejauhmana peserta didik merasa sejahtera dalam belajar di samping
tercapainya tujuan-tujuan pembelajaran sebagaiman ditetapkan dalam kurikulum [15].

Dari pendapat ahli di atas, peneliti melakukan penilaian kualitas pembelajaran dari
dua aspek, yaitu dari segi proses yang akan dinilai berdasarkan aktivitas kognitif, iklim
yang mendukung dan manajemen kelas. Selain itu akan dinilai dari segi hasil
pembelajaran yang akan dilihat dari hasil belajar siswa sebelum dan sesudah
diterapkannya reflevtive practice.

1. Reflective Pratice

Refleksi adalah melihat ke belakang untuk menentukan apa yang telah berhasil kita
raih (atau gagal kita capai), untuk bisa merasakan dari mana kita sebelumnya dan seperti
apa hal-hal yang harus kita lakukan. Selain itu, melihat ke depan dan itu berarti
mengarah pada pencapaian tujuan kita di masa mendatang [5]. Selain itu, ada banyak
pendapat tentang apakah reflective pratice itu, diantaranya, reflective pratice adalah suatu
cara menjadi guru [19]. Refleksi adalah tindakan-tindakan yang bersifat intelektual dan
afektif dimana beberaapa individu terlibat dalam menggali pengalaman mereka agar bisa
menimbulkan pemahaman dan apresiasi baru [26]. Reflective pratice juga berarti suatu
elemen yang sanghat penting dalam pertumbuhan profesional para guru [2]. Dari para
pendapat ahli diatas dapat disimpulkan reflective pratice merupakan suatu cara yang
dapat dilakukan oleh guru dengan belajar dari pengalaman belajar sendiri baik dari
keberhasilan maupun dari kegagalan untuk perbaikan pada pembelajaran berikutnya.

Terdapat beberapa pandangan terhadap reflective practice, yaitu refleksi dalam


tindakan dan refleksi tentang praktik. Refleksi dalam tindakan adalah membuat
penyesuaian di tempat dengan apa yang sedang dilakukan, tetapi di tengah tindakan
tersebut, bukan dua ataun tiga hari kemudian. Refleksi tentang praktik berarti berpikir
setelah kejadian, sehari atau dua hari kemudian [4]. Dalam penelitian ini peneliti
memfokuskan pada refleksi tentang praktik. Dalam bukunya Ghaye, menggambarkan
refleksi tentang praktik dalam empat fokus yaitu (1) refleksi tentang nilai. Sebagai
seorang guru kita harus mengetahui guru seperti apakah kita. Ini dimaksudkan agar kita
mengetahui nilai-nilai yang ada pada diri kita sehingga bisa kita memanfaatkan dalam
pembelajaran untuk memberikan arah dan tujuan dalam pembelajaran tersebut. (2)
Refleksi tentang praktik, yaitu guru dapat melakukan perbaikan dalam pembelajaran
berbekal dari pembelajaran sebelumnya. Perbaikan tersebut dapat dilakukan dengan
mengevaluasi pembelajaran dengan cara, belajar dari kegagalan; belajar dari
keberhasilan dan nmasalah penilaian.
Belajar dari kegagalan bisa menjadi kekuatan untuk mengubah apa yang telah
dilakukan. Kegagalan dapat mendorong guru untuk lebih kritis tehadap kegiatan guru
dalam pembelajaran. Selain belajaar dari kegagalan, guru juga dapat belajar dari
keberhasilan. Keberhasilan dalam pembelajaran bisa menjadi motivasi bagi guru untuk
melaksanakan pengajaran. Untuk menilai kegagalan dan keberhasilan dalam
pembelajaran dapat dilakukan dengan penilaian. Untuk merancang penilaian, guru perlu
melakukan refleksi dengan tiga pertanyaan penting, yaitu apa yang inngin dicapai?
Tibdakan apa yang akan dilakukan untuk prncapaian tersebut? Dan bagaimana guru tahu
bahwa itu adalah keberhasilan?/

Ketiga refleksi tentang peningkatan. Peningkatan dalam pembelajaran harus dapat


dilihat berdasarkan bukti. Bukti pembelajaran dapat berupa bukti yang formal dan
tersedia secara luas seperti nilai ujian dan lapor siswa. Bukti dapat juga berupa
pernyataan dari kepala sekolah, guru atau siswa. Bukti dapat dikumpulkan melalui
pengamatan, diskusi dan percakapan, rekaman suara, video serta hasil belajar siswa. (4)
Refleksi tentang konteks, yaitu hubungan kemitraan guru dengan sesama guru, siswa,
suasana dan budaya sekolah serta dengan institusi pendidikan tinggi. Hal tersebut
penting, dimana dapat mempengaruhi cara mengajar guru [5].

Langkah-langkah penelitian ini, menerapkan menggabungkan penelitian yang telah


dilakukan oleh Yuan & Mak [6] dan teori dari Ghaye [5]. Dimana langkah-langkah
penelitian adalah sebagai berikut:

a. Joint lesson planning: guru membuat perencaaan pembelajaran dalam bentuk


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dimana dalam RPP tersebut mencakup
metode pembelajaran yang akan dilaksanakan serta mendeskripsikan refleksi tentang
nilai yaitu nilai yang ada pada guru tersebut.

b. Consultation: setelah merancang RPP, guru bertemu dengan mentor untuk melakukan
bimbingan mengenai rencana dalam pembelajaran.

c. Teaching: guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang dirancang.


Pembelajaran tersebut direkam untuk nantinya sebagai refleksi.
d. Reflection : guru melaksanakan refleksi setelah pembelajaran dengan berdiskusi
dengan mentor. Dalam diskusi tersebut dibahas mengenai kegagalan dan keberhasilan
dalam pembelajaran

Sebelum melaksanakan pembelajaran, guru menguji siswa dengan memberikan


pre-test. Dan setelah pembelajaran, guru juga mengadakan pos-test dan untuk
melihat kualitas pembelajaran, siswa menilainya dengan SEEQ (Student Evaluation
of Educational Quality).

2.2 Road Map Penelitian

Berikut adalah gambaran penelitian yang telah dan akan diteliti :

Pada tahun sebelumnya, peneliti telah meneliti gambaran kompetensi pedagogik


guru ekonomi di Kota Padang. Dari hasil penelitian perlu diimplementasikan metode
untuk peningkatan kompetensi pegagogik guru tersebut. Tahun ini, peneliti
menerapkan reflective pratice dalam pembelajaran yang bertujuan untuk
meningkatkan kulitas pembelajaran yang mana bagian dari kompetensi pedagogik
guru. Tahun berikutnya peneliti akan mengimplementasikan reflective pratice ini
pada mahasiswa yang mengambil mata kuliah perencanaan pembelajaran ekonomi
untuk mempersiapkan mereka dalam melaksanakan Praktek Lapangan Kependidikan
(PLK).

Keunggulan penelitian ini dari sebelumnya adalah peneliti memberikan alternatif


untuk peningkatan kompetensi pedagogik guru yaitu menerapkan reflective pratice.
Dengan menerapkan reflective pratice ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran ekonomi.

METODE atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak melebihi 600
kata. Bagian ini dilengkapi dengan diagram alir penelitian yang menggambarkan apa yang
sudah dilaksanakan dan yang akan dikerjakan selama waktu yang diusulkan. Format diagram
alir dapat berupa file JPG/PNG. Bagan penelitian harus dibuat secara utuh dengan penahapan
yang jelas, mulai dari awal bagaimana proses dan luarannya, dan indikator capaian yang
ditargetkan. Di bagian ini harus juga mengisi tugas masing-masing anggota pengusul sesuai
tahapan penelitian yang diusulkan.
BAB III

METODE

Jenis penelitian ini adalah eksperimen yaitu penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh atas perlakukan yang diberikan kepada subjek penelitian.
Adapun tahapan penelitian tersebut dijelaskan dalam gambar berikut :

Gambar 2. Alur Tahapan- Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian mencakup langkah-langkah pelaksanaan penelitian dari awal


sampai akhir. Masing-masing Langkah penelitian diuraikan secara rinci sebagai berikut:

a. Survei Literatur

Pada tahap ini peneliti mengumbulkan literatur yang berhubungan dengan judul penelitian.
Peneliti mengumpulkan literatur mulai dari buku, artikel maupun berita.
b. Mengidentifikasi Masalah

Tahap ini peneliti mengidentifikasi masalah yang berhubungan dengan kualitas


pembelajaran.

c. Studi Pustaka

Peneliti mengumpulkan dan mempalajari literatur yang akan digunakan sebagai kajian
pustaka dalam penelitian.

d. Menentukan Variabel dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen
1) Variabel terikat ( Dependent Variabel )
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas [20]. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah
kualitas pembelajaran (Y)
2) Variabel bebas ( Independent Variabel )
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi dan yang menjadi penyebab
timbulnya variabel dependen [20]. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen
Efektivitas Shadow Education.

Populasi dalam penelitian ini adalah guru ekonomi SMA di Kota Padang. Teknik
pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling, yaitu menentukan sampel
berdasarkan kelompok atau area tertentu [20]. Dalam penelitian ini peneliti mengambil
sekolah yang terletak di Air Tawar Barat yaitu SMA Laborarium Pembangunan.

e. Penentuan dan penyusunan Instrumen Penelitian

Dalam tahap ini adalah menentukan instrumen penelitian yaitu prores pembelajaran dinilai
dengan menggunakan kuesioner berdasarkan SEEQ (Student Evaluation of Educational
Quality).

f. Observasi Lapangan dan Pengurusan Perizinan

Observasi lapangan dilakukan untuk mencari sumber data dan mengurus perijinan untuk
melakukan penelitian ditempat yang telah ditentukan.
g. Mengumpulkan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan Teknik survei yaitu
teknik untuk mendapatkan data opini publik dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan
kepada responden melalui angket [21]. Selain itu juga dilakukan dalam memberikan pre-
test dan post-test dalam pembelajaran.

h. Pengolahan Data

Pengolahan data terdiri dari pemberian kode variabel, tabulasi, perhitungan dengan
program SPSS.

i. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan diambil berdasarkan analisis data dan memeriksa kembali apakah sesuai
dengan maksud dan tujuan penelitian.

Daftar Pustaka :
Suryosubroto. 2002. Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Calderhead, J dan P. Gates. 1993. Conseptualising Reflection in Teacher Development.
London: Falmer Press.
Ghaye, T. et.all. 1996. An Introduction to Learning Though Critical Reflective Practice.
Newscastle: Pentaxion
Schon,D. 1983. The Reflective Practitioner: How Professional Think in Action. New York:
Basic Book.
T. Ghaye. 2019. Teaching and Learning; Through Reflective Practice. Bandung: Nuansa
Cendikia.
R. Yuan dan P. Mak. (2018). Reflective Learning ang Identity Construction in Pratice,
Discourse and Activity: Experience of Pre-service Languange Teacher in Hong Kong,
Teaching and Teacher Education. pp. 205-214.
Fosso, E. dan Kankeu. 2019. Reflective Pratice in Teaching: Assessing Suitable Srategies for
Reflective Practice in Large Class,” dalam 17th JOHANNESBURG Int'l Conference on
Science, Engineering, Technology & Waste Management, Johannesburg.

Moradhkani, S, A. Raygan dan M. S. Moein. 2017. Iranian EFL Teachers Reflective Pratices
and Self-Efficacy Exploring Possible Relatinship,System.pp. 1-14.
Rivkin, S, G, E. A. Haushek dan J. F. Kain. 2005. Teacher, Schools and Academic
Achievement,Econometrica Vol 7. pp. 417-458.
Hattie, J. 2009. Visible Learning. New York: Routledge.
Fauth, B, J. Descristan, A.-T. Decker, G. Butter, I. hardy, E. Klieme dan M. Kunter. 2019.
The Effects of Teacher Competence on Student Outcomes in Elementary Science Education:
The Mediating Role of Teaching Quality. Teaching and Teacher Education. pp. 1-14

Anda mungkin juga menyukai