Anda di halaman 1dari 9

NAMA : BAYU PUGAR PRIHARTONO

NIM : 041216456
MATA KULIAH : Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank - 51
UPBJJ-UT YOGYAKARTA
TUGAS. 1

1. Jelaskan dua peranan aset keuangan dalam perekonomian beserta contoh


penjelasannya?

Aset itu sendiri terbagi menjadi dua, yaitu aset berwujud dan aset tidak
berwujud. Aset berwujud adalah aset yang nilainya tergantung pada bentuk
fisiknya, misalnya saja bangunan, tanah, mesin. Sedangkan aset tidak berwujud
adalah aset yang nilainya tidak tergantung dari bentuk fisik aset tersebut,
contohnya kredit/pinjaman, saham, obligasi.
Aset keuangan merupakan bentuk dari aset tidak berwujud. Nilai dari aset
keuangan tergantung dari nilai arus kas/uang yang akan kita terima di masa yang
akan datang, semakin besar nilai arus kas yang akan kita terima maka semakin
tinggi nilai aset keuangan tersebut. Pihak yang setuju untuk melakukan
pembayaran kas/klaim atas aset keuangan tersebut disebut emiten atau issuer
sedangkan pihak penerima klaim disebut investor. Contoh dari aset keuangan
adalah:
 Pinjaman/kredit. Pinjaman/kredit dikeluarkan oleh bank, dimana pihak
peminjam uang harus membayar bunga beserta cicilan pokok pinjaman
kepada bank setiap kali pembayaran dalam jangka waktu yang telah
disepakati. Contohnya kredit yang dikeluarkan bank untuk pembangunan
rumah, renovasi, dll.
 Obligasi. Obligasi merupakan surat berharga yang menunjukkan pengakuan
atas hutang yang diterbitkan oleh perusahaan maupun pemerintah.
Contohnya ORI atau Obligasi Ritel Republik Indonesia yang dikeluarkan
oleh Bank Indonesia yang dapat dimiliki oleh setiap warga Indonesia dan
obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan.
 Saham biasa. Saham biasa merupakan suatu sertifikat yang memiliki fungsi
sebagai bukti pemilikan suatu perusahaan sesuai dengan jumlah saham yang
dimilikinya. Pemilik saham akan menerima sebagian pendapatan berupa
deviden dari perusahaan serta kewajiban menanggung resiko kerugian
perusahaan. Contohnya saham biasa yang diterbitkan PT Telkomsel.
 Saham preferen. Saham preferen adalah jenis saham dimana pemiliknya
memiliki hak lebih dibandingkan pemilik saham biasa. Misalnya berhak
didahulukan dalam pembayaran deviden, berhak menukar saham preferen
yang dimilikinya dengan saham biasa, mendapat prioritas pembayaran
kembali permodalan dalam hal perusahaan dilikuidasi sehingga apabila
perusahaan dilikuidasi maka pemilik saham preferen akan didahulukan dalam
pengembalian investasinya. Contohnya saham preferen yang diterbitkan oleh
IBM.

2. Sebutkan dan jelaskan klasifikasi pasar keuangan berdasarkan jatuh tempo


klaim ?
Klasifikasi Berdasarkan Sifat dari Klaim, yaitu sebagai berikut:
 Pasar Utang
Pasar utang merupakan tempat bertemunya permintaan dan penawaran
danayang dinyatakan dalam suatu surat berharga yang bersifat hutang, seperti
obligasi, surat hutang negara (SUN), dan sebagainya. Surat utang ini dapat
dikeluarkan oleh perusahaan atau negara. Di Indonesia dulu dilakukan di
bursa efek Surabaya (BES) namun saat ini semua jenis pasar, baik pasar
utang maupun pasar ekuitas dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

 Pasar Ekuitas
Pasar ekuitas merupakan tempat bertemunya permintaan dan penawaran
dana yang dinyatakan dalam suatu surat berharga yang bersifat penyertaan
atau kepemilikan, seperti saham biasa atau saham preferen. Surat berharga ini
dapat dikeluarkan oleh perusahaan milik swasta atau pemerintah. Pasar
ekuitas dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

3. Sebutkan manfaat dari suatu sistem keuangan yang modern atau sistem keuangan
yang baik bagi suatu perekonomian ?
Peranan atau manfaat dari sistem keuangan modern bagi suatu perekonomian
yaitu sebagai lembaga penyedia modal dan mengumpulkan modal dari
masyarakat kemudian direlokasikan ke sektor-sektor produktif.
Sistem keuangan memiliki peran penting bagi perekonomian, salah satunya
sebagai media untuk mobilisasi antara mereka yang memiliki dan lebih dengan
mereka yang membutuhkan dana, Dana yang digunakan di sektor-sektor produktif
akan memberikan keuntungan dimasa yang akan datang.

4. Jelaskan jasa-jasa keuangan utama apa saja yang dapat diberikan/ditawarkan oleh
lembaga keuangan sebagai industri jasa keuangan?
Jasa Keuangan merupakan istilah yang sering digunakan untuk menunjukan
jenis jasa yang diberikan atau disediakan oleh industri lembaga keuangan.
Industri lembaga keuangan yang dimaksud misalnya Bank, perusahaan asuransi,
sekuritas, perusahaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan kartu kredit.
Berikut ini adalah beberapa penjelasan terkait dengan lembaga atau perusahaan
yang bekerja dalam bidang jasa keuangan.

 Perusahaan Penjaminan Kredit


Perusahaan penjaminan kredit merupakan salah satu badan hukum yang bekerja
pada bidang keuangan dimana kegiatan pokok dari perusahaan ini adalah
memberikan pinjaman kredit kepada nasabah. Perusahaan penjaminan kredit
bertujuan untuk membantu Usaha Kecil, Usaha Menengah, Usaha Mikro untuk
mengakses dana dari lembaga keuangan lain, misalnya perbankan.

 Perusahaan Penjaminan Infrastruktur


Perusahaan penjaminan infrastruktur merupakan salah satu bentuk perusahaan
persero. Tujuan dari pendirian perusahaan ini adalah untuk memberi jaminan
kepada proyek-proyek yang bekerjasama dengan pemerintah namun badan usaha
ini bergerak hanya di bidang infrastruktur yang dilakukan dengan cara
menyediakan penjaminan infrastruktur.

 Lembaga Penyediaan Ekspor Indonesia


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 Tentang lembaga
Pembiayaan Ekspor Indonesia, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia atau
(LPEI) dibentuk demi membantu dan mendukung kebijakan yang dilakukan oleh
pemerintah dalam mendorong ekspor barang-barang asli dalam negeri menuju
Negara-negara tertentu.

 Perusahaan Pembiayaan Sekunder Perumahan


Fungsi atau tugas dari pendirian perusahaan ini adalah untuk menyediakan
berbagai macam pembiayaan perumahan. Tujuan dari pembiayaan perumahan
antara lain untuk meningkatkan kapasitas pembiayaan perumahan agar dapat
dijangkau oleh masyarakat di berbagai kalangan. Di Indonesia hanya ada satu
Perusahaan Pembiayaan Sekunder Perumahan, nama perusahaan tersebut adalah
PT Sarana Multigriya Finansial atau sering disingkat dengan PT. SMF (persero).

 Perusahaan Pegadaian
Pemerintah memiliki program untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
kelas menengah ke bawah. Untuk meningkatkan dan mendukung program
pemerintah tersebut, perusahaan pegadaian didirikan untuk memberi kemudahan
bagi usaha skala mikro, kecil dan menengah dalam mencari pinjaman modal
dengan bunga pinjaman yang tergolong kecil. Pemberian pinjaman memiliki
dasar hukum gadai dan fidusia.

 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial


Lembaga jasa keuangan ini sering disebut dengan BPJS yang didirikan
berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial. Perusahaan ini memberikan jaminan dalam
berbagai bentuk, yaitu jaminan kematian, jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan
kerja, jaminan pensiun, dan jaminan hari tua. Jenis jaminan dapat disesuaikan
dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat yang menggunakan BPJS.

 Lembaga Keuangan Mikro


Lembaga Keuangan Mikro (LKM) didirikan tidak hanya untuk mendapat
keuntungan semata. Lembaga jasa keuangan ini bergerak khusus dalam bidang
pemberian jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Caranya adalah dengan memberi pinjaman dan pembiayaan secara langsung
untuk usaha yang berskala mikro baik kepada anggotanya atau kepada
masyarakat. Perusahaan ini juga melakukan pengelolaan uang simpanan
masyarakat atau kelompok dan bersedia memberi konsultasi dalam
pengembangan usaha yang dilakukan oleh kelompok masyarakat maupun
individu.

Masing-masing lembaga perusahaan juga memiliki tingkatan masing-masing,


mulai dari yang tersedia untuk kalangan bawah hingga untuk kalangan atas
dengan nominal yang sangat bervariasi. Jasa keuangan merupakan industri yang
memiliki pendapatan paling besar di dunia, yaitu mencapai 20%. Dengan begitu
banyak keuntungan yang didapat, tak heran jika di Indonesia semakin banyak
perusahaan jasa keuangan yang lahir.

5. Sebutkan klasifikasi lembaga keuangan sebagai lembaga perantara (intermediary)


beserta contohnya?
Lembaga keuangan dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang
mempunyai kelebihan dana (surplus of funds) dengan pihak-pihak yang
kekurangan dan membutuhkan dana (lack of funds).
Menurut UU Perbankan No.14/1967, ps.1 ayat b menerangkan ; yang
dimaksud dengan Lembaga Keuangan adalah semua badan yang melalui
kegiatan-kegiatannya di bidang keuangan menarik uang dari dan menyalurkannya
ke di dalam masyarakat.

 Lembaga Keuangan sebagai Lembaga Perantara


Bank dan lembaga keuangan bukan bank merupakan lembaga perantara
keuangan (financial intermediaries) sebagai prasarana pendukung  yang amat
vital untuk menunjang kelancaran perekonomian.
Lembaga keuangan pada dasarnya mempunyai fungsi mentransfer dana
(loanable funds) dari penabung atau unit surplus kepada peminjam (borrowers).
Dana tersebut dialokasikan dengan negosiasi dengan pemilik dana dengan
pemakai melalui pasar uang dan pasar modal.

 Fungsi Lembaga keuangan


Lembaga keuangan ini menyediakan jasa sebagai perantara antara pemilik
modal dan pasar utang yang bertanggung jawab dalam penyaluran dana
dari investor kepada perusahaan yang membutuhkan dana tersebut. Kehadiran
lembaga keuangan inilah yang memfasilitasi arus peredaran uang
dalam perekonomian, dimana uang dari individu investor dikumpulkan dalam
bentuk tabungan sehingga risiko dari para investor ini beralih pada lembaga
keuangan yang kemudian menyalurkan dana tersebut dalam bentuk pinjaman
utang kepada yang membutuhkan. Ini adalah merupakan tujuan utama dari
lembaga penyimpan dana untuk menghasilkan pendapatan. Contoh dari lembaga
keuangan adalah bank.

6. Sebutkan dan jelaskan peranan mendasar dan fungsi utama dari Bank Sentral
dalam perekonomian ?

 Penjaga Stabilitas Moneter


Tetap terjaganya stabilitas moneter adalah salah satu tugas Bank Indonesia.
Tujuannya adalah agar jumlah uang yang beredar di masyarakat tetap terjamin
sesuai dengan kebutuhan. Dengan terkendalinya jumlah peredaran uang di
masyarakat maka ekonomi akan bertumbuh tanpa berakibat pada tingginya
inflasi. Berbagai macam kebijakan yang dibuat oleh Bank Indonesia dalam
rangka menjaga stabilitas moneter adalah:
1. Ditetapkannya sasaran moneter;
2. Ditetapkannya tingkat inflasi;
3. Penjualan SBI (Sertifikat Bank Indonesia) atau pembelian surat berharga
dari masyarakat;
4. Ditentukannya tingkat suku bunga kredit bank umum;
5. Menaikkan cash ratio/CAR bank umum;
6. Mengatur tingkat kredit dan pembiayaan.
Dengan terjaganya stabilitas moneter maka laju inflasi pun akan terjaga pula.
Terkendalinya laju inflasi dapat membantu laju perekonomian Indonesia sehingga
angka pengangguran dapat ditekan.

 Pengatur dan Pengawas Perbankan


Pengaturan dan pengawasan yang dilakukan oleh Bank Indonesia bertujuan agar
perbankan memiliki kinerja yang lebih sehat. Pengaturan dan pengawasan
perbankan ini dilakukan melalui:
1. Kebijakan tentang kewajiban bank untuk menyampaikan laporan;
2. Pemeriksaan terhadap bank secara berkala bila diperlukan;
3. Penegakan hukum;
4. Penerapan kebijakan yang efektif;
5. Melalui kewenangannya menerapkan disiplin pasar;
6. Pemberian dan pencabutan izin usaha bank;
7. Diberikannya izin untuk membuka, menutup, dan pemindahan kantor
Bank;
8. Diberikannya persetujuan dalam hal-hal yang terkait dengan
kepemilikan;
9. Diberikannya izin kepada Bank untuk menjalankan usaha tertentu.

 Pengatur dan Penyelenggara Sistem Pembayaran.


Bank Indonesia mengatur mekanisme sistem pembayaran yang dilakukan oleh
lembaga-lembaga keuangan lainnya. Hal-hal yang diatur menyangkut media yang
digunakan, siapa saja yang terlibat dan lain sebagianya. Ada 4 prinsip yang
dipegang oleh Bank Indonesia dalam mengatur mekanisme pembayaran ini yaitu
aman, efisien, kesamarataan akses, dan perlindungan konsumen. Guna
melaksanakan perannya sebagai pengatur dan penjaga sistem pembayaran hal-hal
yang dilakukan Bank Indonesia adalah:
1. Melakukan penetapan dan pemberlakuan Sistem Pembayaran Nasional
2. Melaksanakan pemberian izin penyelenggaraan jasa Sistem Pembayaran
Nasional;
3. Melakukan pengawasan terhadap jasa Sistem Pembayaran Nasional;
4. Pemberlakuan ketentuaN sistem kliring;
5. Pemberlakuan ketentuan tentang alat pembayaran;
6. Mengeluarkan alat pembayaran;
7. Mengedarkan alat pembayaran;
8. Melakukan penarikan, pencabutan, dan pemusnahan alat pembayaran;
9. Melakukan pengembangan tata cara dan upaya guna mengurangi resiko
dalam sistem pembayaran melalui penerapan sistem pembayaran yang
sifatnya real time;
10. Melakukan pemetaan adanya resiko dalam sistem pembayaran;
11. Melakukan pengaturan dan pengembangan system informasi antar bank;

 Peneliti dan Pemantau.


Guna mendukung tugas-tugasnya, Bank Indonesia melakukan survei atau riset
secara berkala, baik mikro maupun makro. Selain itu, Bank Indonesia juga
melakukan pemantauan secara macroprudential dengan cara terus memperhatikan
kerentanan sektor keuangan dan memindai potensi yang berdampak pada
stabilitas sistem keuangan.

 Pemberi Pinjaman kepada Bank Bermasalah


Dikenal dengan istilah The Lender of the Last Resort, adalah fungsi yang dimiliki
oleh Bank Indonesia merupakan sebagai upaya preventif terjadinya
ketidakstabilan sistem keuangan mencakup penyediaan likuiditas baik dalam
kondisi normal ataupun krisis.
a. LoLR normal merupakan bantuan likuiditas yang diberikan oleh Bank
Indonesia atau pemerintah kepada bank yang sifatnya sementara.
Bantuan likuiditas ini diberikan guna menjaga lancarnya sistem
pembayaran dan terjaganya stabilitas moneter. Untuk itu bantuan ini
harus didukung dengan jaminan yang cukup.
b. LoLR krisis. Fasilitas pinjaman ini diberikan untuk mencegah terjadinya
resiko sistemik terhadap perbankan secara keseluruhan.

 Membantu pembiayaan APBN melalui penerbitan Surat Utang Negara


Guna kelancaran pembangunan yang telah direncanakan oleh pemerintah, maka
Bank Indonesia dapat membantu pembiayaan APBN melalui penerbitan Surat
Utang Negara. Penerbitan Surat Utang Negara ini harus mendapat persetujuan
DPR saat APBN disahkan.

 Pengurus rekening Pemerintah di Bank Indonesia


Sebagai negara yang memiliki tujuan untuk mensejahterakan rakyatnya,
pemerintah memerlukan simpanan dana pembangunan di bank. Namun, untuk
keperluan ini bukanlah bank umum yang digunakan untuk memarkir dana
pembangunan, melainkan Bank Indonesia. Untuk itu, Bank Indonesia berperan
sebagai pemegang kas negara.

 Untuk dan atas nama Pemerintah melakukan pinjaman luar negeri


Kaitannya sebagai pemegang kas negara seperti yang disebutkan sebelumnya,
maka Bank Indonesia dapat menerima pinjaman luar negeri.

 Memberikan sumbang saran tentang perbankan, ekonomi, dan keuangan


kepada Pemerintah
Sebagai lembaga negara, baik pemerintah maupun Bank Indonesia memiliki
ketergantungan satu sama lain dalam kaitannya dengan berbagai kebijakan
mengenai perbankan, ekonomi dan keuangan melalui konsultasi dan koordinasi.

 Memberikan sumbang saran tentang RAPBN dan kebijakan lain yang terkait
dengan tugas dan kewenangannya
Bank Indonesia juga dapat memberikan sumbang saran tentang RAPBN dan
kebijakan lain yang terkait dengan tugas dan kewenangannya.

 Atas nama sendiri atau atas nama Pemerintah melakukan kerjasama dengan
bank sentral Negara lain serta lembaga internasional lainnya
Untuk menunjang perannya tersebut, Bank Indonesia terlibat dan berperan aktif
dalam berbagai organisasi keuangan internasional baik atas nama sendiri maupun
mewakili Negara. Keterlibatan Bank Indonesia dalam berbagai organisasi
keuangan internasional merupakan wujud dari politik luar negeri Indonesia yang
dianut.

7. Sebutkan dan jelaskan 2 pendekatan yang dilakukan BI dalam menjalankan tugas


pengawasan bank ?
Pengawasan macroprudential, yakni pengaturan dan pengawasan selain hal
yang diatur dalam Pasal 7 Undang-Undang OJK merupakan tugas dan wewenang
Bank Indonesia. Pengawasan macro prudential yaitu mengatur stabilitas sistem
keuangan secara keseluruhan dan secara komprehensif mempersiapkan terjadinya
risiko sistemik di sektor keuangan dengan upaya membatasi dampak berantai
terhadap keseluruhan ekonomi negara.

Tujuan dari macro-prudential supervision adalah untuk meminimalkan


dampak krisis keuangan pada perekonomian suatu negara, antara lain dengan cara
menginformasikan kepada otoritas publik dan industri keuangan apabila terdapat
potensi ketidakseimbangan di sejumlah institusi keuangan serta melakukan
penilaian mengenai potensi dampak kegagalan institusi keuangan terhadap
stabilitas sistem keuangan suatu negara.

Macro-prudential supervision terfokus pada aktivitas lembaga-lembaga


keuangan yang memiliki pengaruh signifikan pada pasar maupun sistem
keuangan. Macroprudential surveillance menyediakan sarana untuk memonitor
dan mengatasi berbagai risiko yang akan mengancam stabilitas sistem keuangan
dan ekonomi riil secara keseluruhan. Selain itu, macro-prudential surveillance
juga dapat menyajikan penjelasan mengenai risiko sistemik dan mitigasi dampak
rembetan dari guncangan yang terjadi pada institusi keuangan yang dapat
menggangu siklus bisnis. Informasi dari Macro-prudential supervision akan
membantu para pembuat kebijakan mengenai perlunya bail-out (atau tidak)
terhadap suatu institusi keuangan yang tengah mengalami kesulitan likuiditas.

Dalam menjalankan tugas pengawasan bank, saat ini OJK melaksanakan


sistem pengawasannya dengan menggunakan 2 pendekatan yaitu:
1. Pengawasan Berdasarkan Kepatuhan (Compliance Based
Supervision/CBS), yaitu pemantauan kepatuhan bank terhadap
ketentuan-ketentuan yang terkait dengan operasi dan pengelolaan bank
di masa lalu dengan tujuan untuk memastikan bahwa bank telah
beroperasi dan dikelola secara baik dan benar menurut prinsip-prinsip
kehati-hatian. Pengawasan terhadap pemenuhan aspek kepatuhan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan Pengawasan
Bank berdasarkan Risiko;
2. Pengawasan Berdasarkan Risiko (Risk Based Supervision/ RBS), yaitu
pengawasan bank yang menggunakan strategi dan metodologi
berdasarkan risiko yang memungkinkan pengawas bank dapat
mendeteksi risiko yang signifikan secara dini dan mengambil tindakan
pengawasan yang sesuai dan tepat waktu.

8. Sebutkan tiga tugas pokok Bank Indonesia berdasarkan UU no. 23 tahun 1999
yang telah diubah dengan UU no.3 tahun 2004 ?

Hal-hal Yang diatur dalam UU ini antara lain meliputi:

 Status, Tempat Kedudukan, dan Modal Bank Indonesia

1. (BI) adalah Bank Sentral Republik Indonesia.


2. BI lembaga yang independen, bebas dari campur tangan pemerintah dan/atau
pihak-pihak lainnnya, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam
Undang-Undang ini. BI berkedudukan di ibu kota NKRI dan dapat
mempunyai kantor di dalam dan di luar wilayah NKRI.

 Tujuan dan Tugas

1. Tujuan BI adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.


Tujuan ini perlu ditopang dengan tiga pilar utama, yaitu kebijakan
moneter dengan prinsip kehati-hatian, sistem pembayaran yang cepat
dan tepat, serta sistem perbankan yang dan keuangan yang sehat.
2. Untuk mencapai tujuan tersebut, BI mempunyai tugas:
 Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter;
 Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran; dan
 Mengatur dan mengawasi bank.

 Dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter BI


berwenang:
1. Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan laju inflasi
yang ditetapkan; dan
2. Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara antara
lain:
 Operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta
asing;
 Penetapan tingkat diskonto; dan
 Penetapan cadangan wajib minimum.

Berkaitan dengan hal tersebut, BI melaksanakan kebijakan nilai tukar berdasarkan


sistem nilai yang ditetapkan, mengelola cadangan devisa untuk memenuhi kewajiban
luar neger, dan dapat menerima pinjaman luar negeri.
Untuk mencapai sasaran-sasaran moneter, BI juga dapat mempunyai fungsi lender of
the last resort.

 Dalam rangka mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, BI


berwenang:
1. Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas
peyelenggaraan jasa sistem pembayaran.
2. Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk
menyampaikan laporan tentang kegiatannya.
3. Menetapkan penggunaan alat pembayaran.

Disamping itu, BI juga diberi kewenangan untuk mengatur sistem kliring antar bank
dalam mata uang rupiah atau valuta asing dan menetapkan macam, harga, ciri uang
yang akan dikeluarkan, bahan baku yang digunakan dana tanggal mulai berlakunya
sebagai alat pembayaran yang sah.

 Dalam rangka melaksanakan tugas mengatur dan mengawasi bank, BI


menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan
kegiatan usaha tertentu dari bank, melaksanakan pengawasan bank dan
mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

 Terkait dengan pengawasan bank, dalam UU ini diamanatkan bahwatugas


mengawasi bank akan dilakukan oleh lembaga pengawas sektor jasa
keuangan yang independen, dan dibentuk dengan UU. Pembentukan lenbaga
pengawasan tersebut dilaksanakan paling lambat 31 Desember 2012.

 Dalam melaksanakan tugasanya, BI dipimpin oleh Dewan Gubernur, yang


terdiri atas seorang Gubernur, seorang Depuri Gubernur Senior, dan min. 4
orang atau max. 7 orang Deputi Gubernur.

 Hubungan dengan Pemerintah:


1. Dalam rangka koordinasi kebijakan antara otoritas moneter dengan
otoritas fiskal dan sektor rril, Rapat Dewan Gubernur dapat dihadiri oleh
Menetri atau pejabat Pemerintah. Demikian pula sebaliknya Gubernur
dapat menghadiri sidang kabinet.
2. BI bertindak sebagai pemegang kas Pemerintah.
3. Dalam hal Pemerintah akan menerbitkan surat-surat utang negara,
Pemerintah wajib terlebih dahulu berkonsultasi dengan BI dan DPR.
4. BI dilarang membeli untuk diri sendiri surat-surat utang negara, kecuali
di pasar sekunder.

 Akuntabilitas dan Anggaran


Agar independensi yang diberikan kepada BI dapat dilaksanakan dengan penuh
tanggung jawab, kepada BI dituntut untuk transparan dan memenuhi prinsip
akuntabilitas publik.

 Transparansi dan prinsip akuntabiitas publik dilakukan dengan cara a.l:


1. Menyampaikan informasi kepada masyarakat secara terbuka melalui
media masa pada setiap awal tahun anggaran yang memuat evaluasi
terhadap pelaksanaan kebijakan moneter pada tahun sebelumnya dan
rencana kebijakan moneter dan penetapan sasaran-sasaran moneter untuk
tahun yang akan datang. Informasi ini juga disampaikan secara tertulis
kepada Presiden dan DPR.
2. Menyampaikan laporan keuangan tahunan kepada BPK untuk dilakukan
pemeriksaan. Laporan hasil pemeriksaan tersebut selanjutnya
disampaikan oleh BPK kepada DPR dan diumumkan oleh BI melalui
media masa.

Anda mungkin juga menyukai