Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TUTORIAL KE-1

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Nama Mata Kuliah : Auditing 1


Kode Mata Kuliah : EKSI4308
Jumlah sks : 3 sks
Nama : ADI SUNYOTO
Nomor : 041302629
Asal : UPBJJ- Malang
Tahun Pengembangan : 2021
Edisi Ke- : 3

Skor
No Tugas Tutorial Sumber Tugas Tutorial
Maksimal
1 Auditing dan accounting adalah dua hal 20 Modul 1 Kegiatan Belajar 1
yang berbeda. Jelaskan perbedaannya!
2 Jenis audit ada bermacam-macam, salah 20 Modul 1 Kegiatan Belajar 2
satu di antaranya adalah audit
operasional. Jelaskan apa itu audit
operasional dan sebutkan apakah
output dari audit operasional!
3 Untuk menjadi akuntan publik, 20 Modul 2 Kegiatan Belajar 1
seseorang harus memiliki kompetensi
inti. Apakah yang dimaksud dengan
kompetensi inti akuntan publik?
4 Dalam sebuah proses audit, ada 20 Modul 2 Kegiatan Belajar 2
interaksi/hubungan yang terjadi antara
auditor independen, manajemen,
auditor internal, dan komite audit.
Jelaskan bagaimana pola hubungan
antara ketiga pihak tersebut!
5 Dalam mengaudit, seorang auditor 20 Modul 3 Kegiatan Belajar 1
berpedoman pada standar auditing dan
prosedur auditing. Apakah hubungan
antara standar dan pedoman auditing?
Jelaskan!
* coret yang tidak sesuai
1. Akuntansi / Acounting
yaitu pencatatan, pengklasifikasian dan peringkasan kejadian ekonomi yang terjadi untuk tujuan
menyediakan keuangan informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Hal ini
dilakukan karena pada dasarnya manusia mudah lupa susah ingat dan mustahil bagi kita semua
untuk mengingat apa yang sudah dilakukan 100%. Terutama jika hal ini menyangkut masalah
laporan dan keuangan.
Auditing
yaitu menentukan apakah informasi yang dicatat dengan benar mencerminkan peristiwa
ekonomi yang terjadi selama periode akuntansi

Perbedaan antara Auditing dengan Akuntansi

Keterangan Auditing Akuntasi


Metode Memperoleh dan menilai atau Mengidentifikasi kejadian-
mengevaluasi bukti yang kejadian dan kemudian
berhubungan dengan laporan mengukur, mencatat,
keuangan yang disusun oleh mengklasifikasikan dan
manajemen. meringkasnya dalam catatan-
catatan akuntansi.
Tujuan Menyatakan pendapat Menyusun dan
tentang kewajaran laporan mendistribusikan laporan
keuangan. keuangan.
Pihak Yang bertanggung Jawab Laporan auditing (audit Laporan keuangan tanggung
report) tanggung jawab jawab manajemen.
auditor.

Kriteria Akutansi Auditing


Arti Pencatatan secara sistematis Pemeriksaan atas pembukuan
dari rekening suatu organsiasi dan laporan keuangan suatu
dan penyusunan laporan organisasi
keuangan pada akhir tahun
Peraturan Mengikuti aturan accounting Mengikuti aturan standard on
standards auditing
Pekerjaan dilakukan oleh Akuntan Auditor
Sumber. BMP.EKSI4308/ Modul.1
https://accounting.binus.ac.id

2. Audit operasional (operational audit)


Audit operasional merupakan penelahaan secara sistematik aktivitas operasi organisasi dalam
hubungannya dengan tujuan tertentu. Dalam audit operasional, auditor diharapkan melakukan
pengamatan yang obyektif dan analisis yang komprehensif terhadap operasional-operasional
tertentu.
output dari audit operasional
 Menilai kinerja, kinerja dibandingkan dengan kebijakan-kebijakan, standar-standar, dan
sasaran-sasaran yang ditetapkan oleh manajemen.
 Mengidentifikasikan peluang dan.
 Memberikan rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut. Pihak-pihak yang
mungkin meminta dilakukannya audit operasional adalah manajemen dan pihak ketiga.
Hasil audit operasional diserahkan kepada pihak yang meminta dilaksanakannya audit
tersebut.
 Untuk memberikan rekomendasi-rekomendasi kepada manajemen puncak untuk
memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam penerapan sistem pengendalian
internal dan prosedur operasional perusahaan dalam rangka meningkatkan efisiensi,
keekonomisan dan efektifitas dari kegiatan operasionaal perusahaan.
Sumber. BMP.EKSI4308/ Modul.1
https://www.dosenpendidikan.co.id
3. Apakah yang dimaksud dengan kompetensi inti akuntan publik ?
Pentingnya kompetensi akuntan publik telah dinyatakan dalam Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP). SPAP adalah Standar Profesional yang dikeluarkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
yang berguna sebagai pedoman bagi akuntan publik dalam melaksanakan pekerjaannya. Standar umum
SPAP pertama menyatakaan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan yang cukup sebagai auditor. Pendidikan formal dan pengalaman kerja
merupakan dua hal yang saling melengkapi bagi seseorang yang ingin berkarir di akuntan
publik.Berbagai cara telah dilakukan oleh organisasi profesi yang dalam hal ini adalah Institut Akuntan
Publik Indonesia (IAPI) atau Kementerian Keuangan RI selaku pembina dan pengawas praktik akuntan
publik di Indonesia untuk menjaga dan meningkatkan kualitas audit dari para akuntan publik.Begitu
ketatnya persyaratan yang harus dilalui untuk mendapatkan izin dan kewenangan untuk melaksanakan
profesi akuntan publik diharapkan hasil kerja dari akuntan publik dapat memberikan perlindungan pada
setiap anggota masyarakat yang menggunakan ataupun meletakkan kepercayaan kepadanya dalam
proses pengambilan keputusan Selain itu, untuk meningkatkan kualitas akuntan publik, IAPI sebagai
organisasi profesi akuntan publik telah menetapkan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan
mewajibkan para anggotanya (akuntan publik) untuk mengikuti Pendidikan Profesional Lanjutan (PPL)
dibidang audit, akuntansi, atau bidang terkait lainnya. IAPI telah mewajibkan para anggotanya untuk
mengikuti PPL minimal 40 SKP dalam satu tahun. Sumber.
BMP.EKSI4308/ Modul.2
https://duta.co › kompetensi-dan-independensi-akuntan.
4. Komunikasi Komite Audit dengan Internal Auditor
Komunikasi internal auditor dengan komite audit antara lain diatur dalam Statement on Auditing
Standard (SAS) No. 61, yaitu disebutkan 8 (delapan) hal, sebagai berikut :
a. Pertanggungjawaban atas struktur kendali internal dan Laporan Keuangan bebas
kesalahan material,
b. seleksi kebijakan akuntansi,
c. estimasi akuntansi,
d. dampak adjustment hasil audit,
e. pertanggungjawaban data non keuangan yang disepakati bersama,
f. ketidaksepakatan manajemen dan internal auditor,
g. diskusi pilihan eksternal auditor,
h. Masalah proses akuntansi, keterlambatan laporan tak masuk akal dan batas waktu
laporan tak masuk akal.
> Komunikasi Komite Audit dengan Eksternal Auditor
Salah satu tanggungjawab komite audit adalah menilai (mereview) hasil laporan audit dari
eksternal auditor. Kedudukan komite audit yang merupakan kepanjangan tangan dari dewan
komisaris dengan kompetensi yang dimililiki diharapkan dapat mengoptimalkan fungsi auditor
eksternal bagi perusahaan. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) Standar Auditing
No. 380 diatur mengenai komunikasi antara Akuntan Publik (Eksternal Auditor) dengan komite
audit. Komunikasi antara Komite Audit dengan Eksternal Auditor dapat berbentuk lisan atau
tertulis. Masalah yang dapat dikomunikasikan antara lain :
 Tanggung jawab auditor berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan
Publik Indonesia. Audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan
Institut Akuntan Publik Indonesia dapat ditujukan ke berbagai masalah yang menjadi
kepentingan komite audit. Sebagai contoh, komite audit biasanya berkepentingan dengan
pengendalian intern dan apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material. Agar komite
audit memahami sifat keyakinan yang diberikan oleh suatu audit, auditor harus
mengkomunikasikan tingkat tanggung jawab yang dipikulnya mengenai masalah-masalah
tersebut berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. Juga
penting bagi komite audit untuk memahami bahwa standar auditing yang ditetapkan Institut
Akuntan Publik Indonesia didesain untuk memperoleh keyakinan memadai, bukan mutlak, atas
laporan keuangan.
 Kebijakan akuntansi signifikan. Auditor harus menentukan bahwa komite audit
mendapatkan informasi tentang pemilihan dan perubahan kebijakan akuntansi atau
pelaksanaannya. Auditor juga harus menentukan bahwa komite audit mendapatkan informasi
tentang metode yang digunakan untuk mempertanggungjawabkan transaksi signifikan yang
tidak biasa dan dampak kebijakan akuntansi signifikan untuk isu akuntansi yang baru atau
kontroversial yang belum ada panduan atau kesepakatan mengenai perlakuan akuntansinya
dari badan berwenang. Sebagai contoh, mungkin terdapat isu akuntansi signifikan dalam
bidang seperti pengakuan pendapatan, pendanaan tidak disajikan di laporan posisi keuangan
(neraca) (off-balance sheet financing), dan akuntansi untuk investasi ekuitas (equity
investment).
 Pertimbangan manajemen dan estimasi akuntansi. Estimasi akuntansi merupakan bagian
terpadu dari laporan keuangan yang disusun oleh manajemen dan didasarkan atas
pertimbangan kini manajemen. Pertimbangan tersebut biasanya didasarkan atas
pengetahuan dan pengalaman tentang peristiwa sekarang dan masa lalu serta asumsi
tentang peristiwa masa yang akan datang. Estimasi akuntansi tertentu sangat sensitif karena
estimasi tersebut signifikan bagi laporan keuangan dan karena kemungkinan bahwa
peristiwa masa yang akan datang yang mempengaruhinya dapat sangat berbeda dari
pertimbangan sekarang manajemen. Auditor harus menentukan bahwa komite audit
mendapatkan informasi tentang proses yang digunakan oleh manajemen dalam
merumuskan estimasi akuntansi yang sangat sensitif tersebut dan tentang dasar yang
dipakai oleh auditor dalam menyimpulkan kewajaran estimasi tersebut.
 Penyesuaian audit signifikan. Auditor harus memberikan informasi kepada komite audit
tentang penyesuaian yang timbul dari audit yang menurut pertimbangannya dapat
berdampak signifikan atas proses pelaporan entitas, baik secara individu atau secara
bersama-sama. Untuk tujuan ini, penyesuaian audit, baik yang dicatat maupun yang tidak
dicatat oleh entitas, merupakan koreksi yang diusulkan terhadap laporan keuangan yang
menurut pertimbangan auditor, mungkin tidak akan terdeteksi kecuali melalui prosedur
audit yang dilaksanakan. Masalah yang menjadi dasar penyesuaian yang diusulkan oleh
auditor, namun tidak dicatat oleh entitas dapat secara potensial menyebabkan salah saji
material dalam laporan keuangan masa yang akan datang, meskipun auditor berkesimpulan
bahwa penyesuaian tersebut tidak material bagi laporan keuangan sekarang.
 Informasi lain dalam dokumen yang berisi laporan keuangan auditan. Komite audit
seringkali mempertimbangkan informasi yang disusun oleh manajemen yang menyertai
laporan keuangan entitas. Perusahaan tertentu yang menyerahkan laporan kepada
Bapepam diharuskan untuk menyajikan informasi "Analisis dan Pembahasan Umum oleh
Manajemen" terhadap kondisi keuangan dan hasil usaha dalam laporan tahunan kepada
pemegang saham. SA Seksi 550 [PSA No. 44] Informasi Lain dalam Dokumen yang Berisi
Laporan Keuangan Auditan menetapkan tanggung jawab auditor untuk informasi
semacam itu. Auditor harus membicarakan dengan komite audit mengenai tanggung jawabnya
atas informasi lain dalam dokumen yang berisi laporan keuangan auditan, dan prosedur yang telah
dilaksanakan, serta hasilnya.
 Ketidaksepakatan dengan manajemen. Ketidaksepakatan dengan manajemen dapat terjadi
sehubungan dengan penerapan prinsip akuntansi terhadap transaksi dan peristiwa khusus
entitas serta basis yang digunakan oleh manajemen untuk membuat estimasi akuntansi.
Ketidaksepakatan dapat juga timbul berkaitan dengan lingkup audit, pengungkapan yang
dicantumkan dalam laporan keuangan entitas, serta kata-kata yang digunakan oleh auditor dalam
laporan auditnya. Auditor harus membahas dengan komite audit setiap ketidaksepakatannya
dengan manajemen, baik yang dapat diselesaikan dengan memuaskan maupun yang tidak,
tentang masalah-masalah yang secara individual maupun bersama-sama signifikan terhadap
laporan keuangan entitas atau laporan auditor. Untuk tujuan ini, ketidaksepakatan tidak
mencakup perbedaan pendapat berdasarkan fakta yang tidak lengkap atau informasi awal yang
dapat diselesaikan kemudian.
 Konsultansi dengan Akuntan lain. Dalam beberapa hal, manajemen dapat memutuskan
untuk berkonsultasi dengan akuntan lain tentang masalah auditing dan akuntansi. Bila
auditor mengetahui bahwa konsultasi semacam ini terjadi, ia harus membahas dengan
komite audit mengenai pandangannya terhadap masalah signifikan yang dikonsultasikan
oleh manajemen.
 Isu besar yang dibicarakan dengan manajemen sebelum keputusan mempertahankan
Auditor. Auditor harus membahas dengan komite audit mengenai isu utama yang telah
dibahas dengan manajemen yang berkaitan dengan usaha mula-mula atau usaha
selanjutnya untuk tetap mempertahankan penggunaan jasa auditor tersebut termasuk, di
antaranya, pembahasan mengenai penerapan prinsip akuntansi dan standar auditing.
 Kesulitan yang dijumpai dalam pelaksanaan audit. Auditor harus memberikan informasi
kepada komite audit bila terdapat kesulitan serius yang dijumpainya dalam berhubungan
dengan manajemen mengenai pelaksanaan audit. Hal ini termasuk, di antaranya,
penundaan yang tidak beralasan oleh manajemen mengenai saat dimulainya audit atau
penyediaan informasi yang diperlukan, dan apakah jadwal waktu yang dibuat oleh
manajemen masuk akal dalam keadaan tersebut. Masalah lain yang mungkin dijumpai oleh
auditor adalah tidak tersedianya personel klien dan kegagalan personel klien untuk
menyelesaikan daftar yang dibuat klien pada waktunya, Jika auditor menganggap masalah
ini signifikan, ia harus memberi tahu komite audit.
Sumber. BMP.EKSI4308/ Modul.2
https://media.neliti.com › media › publications

5.
 Standar auditing
Standar auditing berkaitan dengan kriteria atau ukuran mutu kinerja audit, dan berkaitan
dengan tujuan yang hendak di capai dengan menggunakan prosedur yang ada. Standar auditing
terdiri dari 10 kelompok yang dikelompokan ke dalam 3 bagian, diantaranya Standar Umum,
Standar Pekerja Lapangan, Standar Pelaporan. Dalam banyak hal, standar-standar tersebut
saling berhubungan dan saling bergantung satu dengan lainnya.´materialitas dan ´resiko audit
melandasi penerapan semua standar auditing terutama standar pekerjaan lapangan dan standar
pelaporan.
 Pedoman Auditing/ SPA
SPA merupakan penjabaran lebih lanjut dari masing-masing standar yang tercantum di
dalam standar auditing. SPA berisi ketentuan-ketentuan dan pedoman utama yang harus
diikuti oleh Akuntan Publik dalam melaksanakan penugasan audit. Kepatuhan terhadap SPA
yang diterbitkan oleh IAPI ini bersifat wajib bagi seluruh anggota IAPI. Termasuk di dalam
SPA adalah Interpretasi Standar Perikatan Audit (ISPA), yang merupakan interpretasi resmi
yang dikeluarkan oleh IAPI terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan oleh IAPI dalam
SPA. Dengan demikian, ISPA memberikan jawaban atas pernyataan atau keraguan dalam
penafsiran ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam SPA sehingga merupakan perlausan
lebih lanjut berbagai ketentuan dalam SPA.
Sumber. BMP.EKSI4308/ Modul.3
https://www.academia.edu › Standar_Audit

Anda mungkin juga menyukai