Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TUTORIAL KE-2

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Nama Mata Kuliah : Auditing 1


Kode Mata Kuliah : EKSI4308
Jumlah sks : 3 sks
Nama Pengembang : Sakina Nusarifa Tantri
Nama Penelaah : Sakina Nusarifa Tantri
Status Pengembangan : Baru/Revisi*
Tahun Pengembangan : 2021
Edisi Ke- : 3

Skor Sumber Tugas


No Tugas Tutorial
Maksimal Tutorial
1 Seorang auditor yang ditugaskan oleh Kantor 25 Modul 4 Kegiatan
Akuntan Publik untuk mengaudit PT X diminta Belajar 1
oleh atasannya untuk memberikan opini wajar
tanpa pengecualian padahal auditor tersebut
mengetahui bahwa terdapat salah saji yang
material pada laporan keuangan. Pimpinan KAP
merasa tidak tega karena PT X sedang
mengalami kesulitan finansial, sehingga PT X
ingin memperlihatkan bahwa laporan
keuangannya baik supaya bisa menarik investor
dan kreditur. Sebagai seorang auditor, apakah
tindakan untuk memberikan opini wajar tersebut
etis menurut anda? Jelaskan argumen anda!
Jawab!
Menurut pendapat saya terkait permasalahan
diatas adalah dibutuhkan penggunaan alasan
yang tepat. Untuk menentukan perilaku yang
tepat setidaknya ada beberapa cara alternative
untuk menyelesaikan suatu dilema etika. Namun,
kita harus berhati – hati untuk menghindari
metode yang merasionalkan perilaku tidak etis
(Arens et al, 2008). Metode – metode tersebut
adalah sebagai berikut;
1. Setiap orang melakukannya
Argumen bahwa memalsukan SPT pajak,
menyontek saat ujian, atau menjual
produk yang cacat merupakan perilaku
yang dapat diterima umumnya didasarkan
pada rasionalisasi bahwa setiap orang lain
juga melakukan hal yang sama dan oleh
karena itu merupakan perilaku yang dapat
diterima.
2. Jika sah menurut hukum, seseorang
menyimpulkan bahwa hal itu etis.
Menggunakan argumen bahwa semua
perilaku yang sah menurut hukum adalah
perilaku yang etis bergantung pada
kesempurnaan hukum. Menurut filosofi
ini, seseorang tidak memiliki kewajiban
untuk mengembalikan suatu barang yang
hilang kecuali pihak lain dapat
membuktikan bahwa barang tersbut
miliknya.
3. Kemungkinan penemuan dan
konsekuensinya
Filosofi ini tergantung pada evaluasi atas
keumungkinan bahwa orang lain
menemukan perilaku tersebut. Biasanya,
orang itu juga menilai besarnya kerugian
(konsekuensi) yang diterimanya bila hal
tersebut terbongkar. Salah satu contohnya
adalah memutskan apakah mengoreksi
kelebihan tagihan yang tak disengaja
kepada seorang pelanggan ketika
pelanggan itu mendeteksi kekeliruan ini
dan memutuskan tidak membeli lalgi
kepadanya, maka penjual segera
menginformasikan kesalahan yang terjadi
sekarang ; sebaliknya penjual menunggu
hingga pelanggan tersebut
menyampaikan keberatan.
Boynton et al. (2001) mengemukakan bahwa
tidak adanya standart yang universal yang
digunakan dalam menentukan pilihan perilaku
yang tepat. Ketiadaan ini membuat beberapa para
ahli etika mengembangkan suatu kerangka kerja
etika umum untuk pengambilan keputusan, yang
disebut kinerja enam langkah sebagai berikut;
a. Mendaptakan fakta yang rerlevan untuk
pengambilan keputusan.
b. Mengidentifikasi masalah – masalah
Etika dari fakta yang relevan tersebut.
c. Menentukan siapa saja yang dapat
dipengaruhi oleh keputusan tersebut dan
bagaimana masing – masing dipengaruhi.
d. Mengidentifikasi alternative pengambil
keputusan.
e. Mengenidentifikasi konsekuensi setiap
alternative.
f. Membuat pilihan yang beretika.
Tindakan yang tepat
Hanya Pimpinan KAP dapat memutuskan
alternative mana yang tepat pada situasi yang
ada, setelah Pimpinan KAP mempertimngakan
nilai – nilai etikanya sendiri dan kemungkinan
konsekuensi dari setiap alternative. Pada suatu
ekxtrim, Pimpinan KAP dapat memutuskan
bahwa konsekuensi yang relevan hanyalah
dampak potensial bagi PT X sedang mengalami
kesulitan finansial, sehingga PT X ingin
memperlihatkan bahwa laporan keuangannya
baik supaya bisa menarik investor dan kreditur.
Sebagai suatu prinsip moral dan perbuatan yang
menjadi dasar tindakan seseorang, etika dapat
digunakan untuk memberikan penilaian tidak
berwujud dalam masyarakat. Masyarkat menilai
ketika seseorang membrikan pertimbangan
etisnya dalam menentukan pilihan keputusan
maka tindakan ini merupakan tindakan yang
terpuji. Suatu penilaian yang abstrak dan
membaw konsekuensi penilaian martabat dan
kehormatan seseoarang di mata masyarakat.
Istilah professional yan melekat memberi
karakteristik adanya suatu tanggung jawab yang
bertindak lebih dari sekedar memenuhi tanggung
jawab diri sendiri maupun ketentuan hukum dan
peraturan masyarakat (Arens et,al.,2008).
2 Sebutkan dan jelaskan enam prinsip etikayang Modul 4 Kegiatan
terdapat dalam kode etik akuntan publik! Belajar 2
Jawab!
Enam prinsip etika yang terdapat dalam kode
etik adalah sebagai berikut;
1. Tanggung jawab. Dalam melaksanakan
tanggung jawabnya secara profesional,
anggota harus melatih sensitive
professional dan moral judgment dalam
setiap aktifitas. Kode berada dalam tiga
area yaitu; untuk meningkatkan art of
accounting, untuk menjaga kepercayaan
public, dan membawa tanggung jawab
professional dalam pelaksanaan.
2. Melayani kepentingan public. Anggota
harus menerima kewajiban untuk
melayani kepentingan public,
menghormati kepercayaan public, dan
menunjukkan komitmen pada
profesionalisme.
3. Integritas. Untuk menjaga dan
memperluas kepercayaan public setiap
anggota harus menunjukkan tanggung
jawab professional dengan integritas
yang tinggi.
4. Objektifitas dan Independesi. Anggota
harus menjaga objektifitas dan bebas dari
konflik kepentingan dalam melaksanakan
tanggung jawabnya. Akuntan dalam
praktiknya harus independence in fact
dan independence in appereance ketika
memberikan jasa audit dan jasa atestasi
lainnya.
5. Kecermatan (due care). Anggota harus
mencermati teknikal profesi dan standart
etik, bekerja keras secara terus menerus
untuk meningkatkan kompetensi dan
kualitas pelayanan, dan menunjukkan
tanggung jawab sebagai kemampuan
anggota yang terbaik.
6. Lingkup dan sifat jasa. Anggota dalam
praktiknya harus mengikuti prinsip code
of conduct professional dalam
menentukan lingkup dan bentuk jasa
yang diberikan.
3 Dalam pelaporan audit, terdapat istilah dual 25 Modul 5 Kegiatan
dating, apakah maksud dari dual dating? Belajar 1
Jelaskan!
Dual dating atau tanggal ganda merupakan
konsekuensi peristiwa kemudian dalam hal
terjadi dua tanggal dalam laporan. Terkadang ada
peristiwa atau transaksi dengan jumlah material
yang terjadi sesudah tanggal diterbitkannya
laporan audit dan berpengaruh terhadap laporan
keuangan yang diperiksa. Jika terjadi peristiwa
atau transaksi seperti ini dalam catatan atas
laporan keuangan dan lembaran opini. Kejadian
semacam ini dalam PSA No.46 SA Seksi 560
paragraf 01 disebut peristiwa kemudian
(subsequent events) dan atas akibat material dan
pengaruhnya pada laporan keuangan, maka
diperlukan penyesuaian atau pengungkapan
dalam laporan –laporan tersebut. Pada laporan
auditor dapat mempunyai dua tanggal atau biasa
disebut, yang pertama merupakan tanggal
selesainya pemeriksaan lapangan, dan yang
kedua tanggal terjadinya peristiwa penting
tersebut.
4 Apakah yang melatarbelakangi auditor membuat 25 Modul 5 Kegiatan
pernyatana tidak memberikan pendapat pada Belajar 2
suatu laporan keuangan?
Jawab!
Auditor dapat memberikan pernyataan tidak
memberikan pendapat atas laporan keuangan jika
ia tidak dapat merumuskan pendapat atau tidak
merumuskan suatu pendapat tentang kewajaran
laporan keuangan sesuai dengan prinsip akutansi
yang berlaku umum. Jika auditor menyatakan
tidak memberikan pendapat, laporan auditor
harus memberikan semua alasan substantive
yang mendukung pernyataan tersebut.
Pernyataan tidak memberikan pendapat cocok
jika auditor tidak melaksanakan audit yang
lingkupnya memadai untuk memungkinkannya
memberikan pendapat atas laporan keuangan.
Pernyataan tidak memberikan pendapat harus
tidak diberikan karena auditor yakin, atas dasar
auditnya, bahwa terdapat penyimpangan material
dari prinsip akutansi yang berlaku umum di
Indonesia seperti telah dijelaskan pada pendapat
wajar dengan pengucualian. Untuk kondisi yang
disebabkan pembatasan lingkup audit, auditor
harus menyatakan bahwa lingkup auditnya tidak
memadai untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan. Auditor tidak harus
menunjukkan prosedur yang dilaksanakan dan
tidak harus menjelaskan karakteristik auditnya
dalam satu paragraph (yaitu, paragraph lingkupa
audit dalam laporan auditor bentuk baku). Jika
auditor menjelaskan bahwa auditnya
dilaksanakan berdasarkan standart auditing yang
ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, tindakan
ini dapat mengakibatkan kaburnya pernyataan
tidak memberikan pendapat. Sebagai tambahan,
ia harus menjelaskan keberatan lain yang
berkaitan dengan kewajaran penyajian laporan
keuangan berdasarkan prinsip akutansi yang
berlaku umum di Indonesia (PSA No.29 SA
Seksi 508 par.61-62).
* coret yang tidak sesuai

Anda mungkin juga menyukai