Anda di halaman 1dari 33

Psychology

of Pricing
Tips & Trik Psikologi Dalam Memberi Harga
ILMU PENTING 1:

Panduan Tips & Trik PSIKOLOGI BISNIS

Terlengkap di Indonesia!!!
Tingkatkan Omsetmu dan Kembangkan Bisnismu dengan
Trik Psikologi
(Cara psikologi dalam menulis harga, warna, cara memberi diskon,
pentingnya tanda panah dalam brosur & website, dll,)

https://PsikologiBisnis.com
ILMU PENTING 2:

Panduan Lengkap:

MEMBUAT KURSUS ONLINE


Saatnya menjadikan ilmu yang Anda miliki menjadi

SUMBER PENDAPATAN TAMBAHAN untukmu.


Bikin Sekali, Pendapatan Berkali-kali !!!

Bayangkan bila Anda mendapat Passive Income Setiap


Bulan dari Kursus yang Anda bikin.
Mau Tau caranya?

https://MembuatKursusOnline.com
Dilengkapi dengan 120+ video yang membimbing Anda dari A sampai Z.

LENGKAP SEKALI!!!

Jangan lupa, nanti gunakan kode kupon KANGAVIV

Untuk dapat special diskon 50% :)


ILMU PENTING 3:

Kursus
GRAFOLOGI & GRAFONOMI
Bimbingan terlengkap di Indonesia untuk krusus
Grafologi & Grafonomi !
Grafologi: Analisa Tulisan & Tanda Tangan untuk
mengetahui karakter, kelebihan, kekurangan diri,
penjurusan, penempatan kerja, seleksi, rekrutmen, dll.
Grafonomi (Grafologi Forensik): Uji Keaslian (Autentikasi)
Tulisan & Tanda Tangan.

https://Grafologiindonesia.com
https://grafonomi.com
1

DAFTAR ISI

PSIKOLOGI BISNIS ................................................................. 2


Efek Angka 9 ......................................................................... 4
Efek Angka Awal ................................................................... 7
Kapan Sebaiknya Menggunakan Harga Bulat? ......................14
Pengaruh Suku Kata .............................................................20
Pengaruh Warna Merah Bagi Laki-laki ..................................25

©2020 kangaviv.com
2

PSIKOLOGI BISNIS
Dalam mempromosikan produknya, penjual
sering kali memberi perhatian lebih pada
konten promosi agar dapat menarik perhatian
calon pembeli. Di era ini, calon pembeli sudah
banyak mendapat edukasi mengenai value
dari sebuah produk, maka teknik promosi
hard-selling sudah kurang ampuh untuk
membuat calon pembeli tertarik.

Saat ini, teknik soft-selling lebih digemari


oleh para penjual untuk meningkatkan brand
awareness di masyarakat. Teknik ini
melibatkan alur cerita sehingga calon pembeli
tidak merasa bosan dengan brand awareness
yang ditampilkan. Ketika calon pembeli sudah
familiar dengan produknya, kecenderungan
untuk membeli semakin besar dan ini yang
diharapkan oleh para penjual.

©2020 kangaviv.com
3
Tapi apakah cukup hanya membuat calon
pembeli merasa familiar? Bagaimana jika
calon pembeli merasa value dari produk
tersebut tidak sesuai dengan harganya?
Dalam ebook ini, akan dibagikan rahasia-
rahasia psikologi yang mempengaruhi calon
pembeli untuk segera bertindak, membeli
produk Anda.

Salah satu cabang ilmu Psikologi Bisnis


yaitu psychological pricing menggunakan ilmu
psikologi untuk menjelaskan dampak sebuah
harga terhadap perilaku seseorang. Penjual
dapat menggugah emosi calon pembeli agar
ingin segera membeli produknya
menggunakan metode psychological pricing.

Ada banyak sekali bahasan di


https://psikologibisnis.com diantaranya
adalah pengaruh penggunaan angka berikut
ini:

©2020 kangaviv.com
4
Efek Angka 9

Materi pertama kita adalah membahas


tentang Efek Angka 9 & ini menarik sekali..
Mungkin Anda pernah melihat ke toko-toko
dan melihat penulisan harganya memiliki
ujung angka 9 seperti ini:

©2020 kangaviv.com
5
Tidak itu saja… Bahkan sekelas Apple inc. pun
ketika mereka menjual handphonenya,
tertulis harganya sebagai berikut:

(image: apple.com)

Menurut Anda kenapa mereka melakukan itu?

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh


Schindler & Kibarian (1996) dalam Jurnal
Psikologinya yang berjudul ‘Increased
consumer sales response though use of 99-
ending prices’, mereka menyebutkan bahwa
ternyata jumlah rata-rata uang (dollar) yang
dikeluarkan oleh pembeli memiliki
peningkatan ketika menggunakan harga yang
berakhiran .99

©2020 kangaviv.com
6

Berdasarkan penelitian diatas, ada tips buat


Anda ketika menjual sesuatu barang yaitu:
gunakanlah angka 9 di belakangnya, terutama
untuk produk utility (bukan produk yang
mengejar luxurious). Contoh:

Rp 200.000,- Rp 199.000,-

©2020 kangaviv.com
7
Efek Angka Awal

Berikutnya adalah Efek Angka Awal


(suka juga disebut: the Left Digit Effect / The First Digit Efect)

Penelitian ini merupakan penelitian lebih


lanjut dari penggunaan angka 9 sebelumnya.
Thomas & Morwitz (2005) melakukan
penelitian berjudul ‘Penny Wise and Pound
Foolish: The Left-Digit Effect in Price
Cognition’ yang menghasilkan kesimpulan
bahwa “Penggunaan akhiran 9 akan semakin
efektif bila angka awalnya ikut berubah”

©2020 kangaviv.com
8
Kurang lebih contoh penelitian mereka seperti
ini:

Ada produk yang harga retail-nya adalah $4


Kemudian peneliti mengujinya kedalam dua
studi Kasus:
Di Studi Kasus 1, produk tersebut di jual di
dua toko (Toko A & B) dengan harga:
• Toko A menjualnya $ 2.99
• Toko B menjualnya $ 3.00

Setelah itu, di Studi Kasus 2, produk


tersebut dijual dengan harga:
• Toko A menjualnya $ 3.59
• Toko B menjualnya $ 3.60

©2020 kangaviv.com
9
Bila Anda perhatikan, kedua studi Kasus
memiliki selisih harga yang sama, yaitu sama-
sama hanya selisih 0,01 $.

Nah, yang menarik adalah…


Dari penelitian tersebut, ternyata besarnya
“Perceive Magnitude” (persepsi bedanya diskon
atau selisih harga) yang dipersepsikan oleh
pembeli dari kelompok Studi Kasus 1 dan
Studi Kasus 2 ternyata berbeda yaitu sebagi
berikut:

Pada Studi Kasus 1 (2.99 vs 3.00) mengalami


persepsi perbedaan harga yang cukup

©2020 kangaviv.com
10
signifikan dibandingkan pada Studi Kasus 2
(3.59 vs 3.60).

Kesimpulan:
Berdasarkan kedua penelitian diatas, maka
ada baiknya bila Anda hendak menjual
sesuatu produk, bisa menggunakan akhiran
angka 9 dengan mengurangi angka depannya
ya.

Beberapa contoh ilustrasi untuk Anda:

©2020 kangaviv.com
11

©2020 kangaviv.com
12

©2020 kangaviv.com
13

©2020 kangaviv.com
14

Kapan Sebaiknya Menggunakan Harga

Bulat?

Apakah pemberian angka 9 diujung selalu


lebih baik untuk harga?
Ternyata, tidak demikian. Ada situasi tertentu
yang malah angka bulat menghasilkan lebih
baik.

Penelitian ini dilakukan oleh Wadhwa & Zhang


(2014) dalam Jurnal Psikologi berjudul ‘This
Number Just Feels Right: The Impact of
Roundedness of Price Numbers on Product
Evaluations’ yang menyimpulkan bahwa
“Untuk barang yang bersifat mewah

©2020 kangaviv.com
15
(luxury/pleasure-focused product) sebaiknya
menggunakan angka bulat”.

Contoh penelitian yang mereka lakukan


kurang lebih sebagai berikut:
Peneliti hendak mencoba menjual dua buah
produk:
1. Kalkulator (dijual di dua harga: $39.72
dan $40.00)
2. Wine (dijual di dua harga: $39.72 dan
$40.00)

Secara awam, kita melihat bahwa baik


kalkulator maupun Wine memiliki harga yang
sama, dan kalau Anda sama seperti saya,
awalnya akan mengira bahwa orang-orang
akan membeli di harga $39.72 semua.
Betulkah demikian?

Ternyata…

©2020 kangaviv.com
16

Catatan kecil: Dalam penelitian ini menggunakan wine karena


menurut mereka biasanya orang membeli wine cukup
dipengaruhi oleh faktor persepsi luxury / pleasure oriented
goods (emosinya); Sementara kalkulator biasanya karena
faktor fungsi & rasionalnya.

©2020 kangaviv.com
17

Untuk kalkulator, sesuai dugaan kita bahwa yang


$39,72 memiliki konversi penjualan yang lebih
tinggi.

Tapi bagaimana dengan yang wine?

Ternyata... Hasilnya kebalikannya, yang $40


lebih memberi hasil konversi yang lebih tinggi.
Pertanyaannya… Kenapa ini bisa terjadi?

Schindler & Kibarian (2001) menjelaskan


bahwa “odd-endings signal discount”,
maksudnya: akhiran ganjil (termasuk .99,
.95, dll) memberi sinyal “diskon”. Ini masuk
akal, karena kita menggunakannya untuk
membuat kesan harga menjadi terkesan
murah (bukan murahan ya).

©2020 kangaviv.com
18
Tapi, berkebalikannya dengan orang yang
membeli suatu produk karena luxury atau
pleasure oriented goods, mereka umumnya
tidak ingin membeli yang termurah. Mereka
akan mencari ‘the most luxurious expensive
quality product’.
Itulah kenapa, bila Anda melihat websitenya
Tag Heuer, Gucci, Hermes, kebanyakan
mencantumkan harga bulat

©2020 kangaviv.com
19

Jadi,

©2020 kangaviv.com
20
Pengaruh Suku Kata

Penelitian ini unik dan menarik.


Jarang ada yang menyadarinya..

Coba bayangkan, misalnya Anda menjual


sebuah produk: “Apakah ketika Anda
menyebutkan harganya (secara lisan)
memperhatikan jumlah suku kata dalam
harganya?”

Misalnya, harga barangnya adalah Rp.


1.500.000,-

Apa yang akan Anda sampaikan pada calon


customer Anda?
Apakah Anda akan menyebutkan yang:
A) Satu Juta Lima Ratus Ribu Rupiah
B) Satu Juta Setengah
C) Sejuta Setengah

©2020 kangaviv.com
21
Mungkin pertanyaan diatas terdengarnya
tidak relevan; tapi ternyata penelitian
menyatakan sebaliknya yaitu adanya kaitan
antara persepsi tingginya harga dengan
panjangnya (banyaknya) suku kata yang
digunakan.
A) Sa tu Ju ta Li ma Ra tus Ri bu Ru pi ah (13)
B) Sa tu Ju ta Se te ngah (7)
C) Se ju ta Se te ngah (6)

Lebih banyak suku kata menandakan harga


yang lebih tinggi atau mahal. Jadi saat
berbicara ungkapkan jumlah dengan suku
kata sesedikit mungkin.

Mari kita lihat contoh lainnya agar Anda lebih


mudah memahami.

Jika Anda menjual kursus, Anda mungkin


memberi label harga Anda Rp 299.000,- dan
Anda dapat menyatakan harga itu sebagai:

©2020 kangaviv.com
22
A) dua ratus sembilan puluh sembilan
ribu rupiah.
B) Sering kali juga kita menyebutnya
dengan lebih singkat dua sembilan
sembilan ribu.

Contoh kalimat yang terakhir mengandung


lebih sedikit suku kata. Rasanya terdengar
lebih murah, ketika kita menyebutkan harga
dengan jumlah suku kata yang lebih sedikit.

Begitu pula bayangkan Anda menjual laptop


dan Anda memberi harga laptop pada angka
ini di sini.

©2020 kangaviv.com
23
Anda dapat menyatakan angka ini sebagai
seribu enam ratus empat puluh lima dolar (7)
atau sebagai enam belas empat lima dolar (5).

Salah satu kalimat lebih pendek dari yang lain


dalam hal jumlah suku kata ketika ekspresi
lisan. Ketika para peneliti menggunakan
percobaan skema ini dan menilai seberapa
besar kemungkinan orang-orang untuk
membeli produk tertentu ketika harga
disajikan sebagai “sixteen hundred forty five
dollars” harga tampak lebih rendah dari “one
thousand six hundred and forty five dollar”.
Padahal harganya sama kan.

Secara logika biaya seharusnya terlihat sama


karena angkanya sama, namun karena
memiliki suara yang lebih panjang, ini hanya
memberi isyarat kepada orang-orang untuk
berpikir bahwa harga tersebut lebih tinggi
atau mahal daripada yang sebenarnya.

©2020 kangaviv.com
24
Jadi sekali lagi saat Anda menyebutkan harga
jual, usahakan sebutkan dengan jumlah
dengan suku kata sesedikit mungkin untuk
memaksimalkan nilai yang dipersepsi calon
pembeli.

©2020 kangaviv.com
25
Pengaruh Warna Merah-Laki-laki

Mungkinkah warna yang Anda tunjukkan pada


harga Anda berpengaruh pada penjualan.
Menariknya memang bisa, tetapi tampaknya
spesifik untuk konsumen pria, banyak
pengaruh gender yang tidak benar-benar
dapat diandalkan di sebagian besar fenomena
psikologis.
Menariknya, sebuah penelitian (Puccinelli
dkk, 2013) menemukan pengaruh spesifik
gender pada persepsi harga dan poin utama
yang akan diambil dari penelitian ini adalah
Anda harus menyajikan harga Anda dalam
warna merah terutama untuk konsumen pria.
Ini seperti perubahan yang sangat kecil.
Hanya mengubah warna terutama untuk satu
segmen populasi Anda. Namun, jika Anda tahu
bahwa Anda lebih banyak melayani konsumen
pria daripada konsumen wanita maka ini
mungkin hal yang mudah dan cepat yang
dapat Anda terapkan. Secara keseluruhan,

©2020 kangaviv.com
26
sepertinya tidak akan merugikan penjualan
Anda untuk konsumen wanita, hal itu
sepertinya tidak terlalu penting.
Dalam penelitian tersebut disajikan kepada
responden serangkaian iklan katalog kecil
masing-masing produk.

Jadi inilah pemanggang roti. Terlihat sangat


menarik. Harganya sama-sama $29.99. Satu-
satunya perbedaan adalah warna harganya.
Jadi sebagian orang dalam penelitian
melihat versi iklan harga hitam dan sebagian

©2020 kangaviv.com
27
lainnya melihat versi harga merah. Segala
sesuatu yang lain sama untuk sejumlah iklan
yang berbeda. Peneliti mengukur persepsi
orang mengenai menghemat (savings).
Menurut Anda, berapa banyak yang akan
Anda hemat dengan membeli produk ini dari
toko ini.
Ternyata hanya sedikit pengaruh bagi
wanita, sehingga ketika dicetak dengan warna
merah sepertinya mereka lebih memilih untuk
menyimpan uangnya. Jadi konsumen wanita
tidak benar-benar membedakan antara cetak
hitam dan merah dalam hal persepsi
menghemat.
Namun untuk konsumen laki-laki terdapat
pengaruh warna yang besar sehingga
konsumen laki-laki mengira mereka
mendapatkan lebih banyak penawaran pada
harga ketika disajikan dalam warna merah
versus hitam.
Jadi yang dapat dimanfaatkan dari temuan
kecil ini adalah Anda dapat memilih untuk

©2020 kangaviv.com
28
menampilkan harga Anda dalam bentuk cetak
merah terutama jika Anda tahu bahwa Anda
akan menjangkau konsumen pria untuk
segmen populasi tersebut. Tampaknya
perubahan kecil yang cepat ini dapat
berdampak pada persepsi menabung dan
akhirnya penjualan.

Bagaimana, seru ya pengaplikasian ilmu


Psikologi Bisnis ini. Ada puluhan tips-tips
Psikologi Bisnis lainnya yang bisa Anda
manfaatkan untuk mengembangkan bisnis
Anda dan meningkatkan OMSET Anda.
Pelajari ilmunya disini:
→ https://PsikologiBisnis.com 

©2020 kangaviv.com
Terima kasih telah membaca sampai akhir :)
Team Editor:
Aliya Sabrina
Credits:
Puccinelli dkk (2013)
Schindler & Kibarian (1996)
Thomas & Morwitz (2005)
Wadhwa & Zhang (2014)

Dapatkan free ebook lainnya di:


https://kangaviv.com/ebook

Anda butuh channel yang dapat memotivasi Anda,


menginspirasi & mengembangkan diri?
Ini salah satu channel yang pas untuk Anda:

https://youtube.com/kangaviv

Fans Follow ya Hubungi Join grupnya


Pagenya :) saya klik disini
klik disini klik disini klik disini

©2020 kangaviv.com

Anda mungkin juga menyukai