Anda di halaman 1dari 9

UAS EKONOMI MIKRO ISLAM

Nama : Wardah T. Simamora

NIM : 0502191024

Kelas : AKS 3 F

Kampus : UIN Sumatera Utara

Jawaban Soal A

1. Menurut Anda, apakah yang dilakukan pabrik sepatu tersebut sudah tepat dengan
memindahkan pabrik dan merumahkan 1800 pegawainya ? Jelaskan !

Jawab :

Menurut saya sendiri , disisi lain saya tidak setuju dan disi lainnya saya setuju
karena ada sisi baiknya. Sebelum membahas secara rinci, seblumnya saya akan
menjelaskan bagaimana sikap dalam menghadapi PHK dalam kedua belah pihak (sebagai
perushaan dan karyawan yang di PHK). Dalam Islam untuk mengukur apakah
memberikan mutasi atau PHK secara sepihak itu dibenarkan atau tidak, tentu harus
kembali kepada aturan yang berlaku di perusahaan tersebut. Kalau dalam aturannya
dalam hal mutasi atau PHK harus disetujui kepada kedua belah pihak atau ada
prosesnya tersendiri, maka apabila salah satu melanggar tentu dapat digugat secara
perdata karena merugikan orang lain, akan tetapi apabila aturan tersebut tidak
mengatur demikian, melainkan hak penuh sebuah perusahaan, tentunya sebagai
bawahan mau tidak mau, suka tidak suka harus menuruti aturan tersebut, karena setiap
pekerjaan tentu ada resiko masing-masing, taat kepada aturan atau atasan atau
diberhentikan.Akan tetapi apabila terjadi mutasi atau PHK tersebut tanpa landasan yang
jelas dan pasti itu sudah tentu salah.

Faktor yang membuat saya menanggapi bahwasanya keputusan yang dilakukan


pabrik Sepatu tersebut KURANG TEPAT karena seperti yang kta ketahui bahwa alasan
PT. Shyang Ya Fung merumahkan pegawainya atau mem PHK dengan alasan PHK massal
karena ada relokasi pabrik dari Kota Tangerang Banten ke Brebes Jawa Tengah. PT
Shyang Yao Fung menambah deretan perusahaan yang pindah dari kawasan Banten dan
Jawa Barat ke Jawa Tengah, khususnya ke Kabupaten Brebes. Sedikitnya sudah ada
belasan yang minggat karena isu upah yang tinggi di Jabodetabek. Seperti yang dikatan
oleh Bapak Firman Bakri [Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo)],
banyak perusahaan yang sengaja berekspansi ke wilayah Brebes, penyebabnya adalah
upah minimum kota (UMK) yang dinilai rendah. Nilai UMK di Kabupaten Brebes tahun
ini berada di angka Rp 1.807.614, naik dari tahun lalu sebesar Rp 1.665.850. Angka
tersebut tergolong rendah dibandingkan wilayah lainnya di Jateng yang berada di
kisaran Rp 2.000.000. Bandingkan UMK di Kota Tangerang mencapai Rp 4.199.029,
belum lagi UMK sektoral yang lebih tinggi lagi.
Menurut saya, alasan dengan mencari upah mnimum yang lebih rendah seolah-
olah pihak perusahaan ingin mencari peningkatan laba bagi perusahaan tanpa memikir
kesejahteraan dan kenyamanan pegawai. Upah merupakan salah satu indikator penting
untuk mencukupi hidup tenaga kerja. Pekerja atau buruh dan keluarganya sangat
tergantung pada upah yang mereka terima untuk dapat memenuhi kebutuhan sandang,
pangan, perumahan dan kebutuhan lainnya. Oleh karena itu para pekerja dan serikat
pekerja atau serikat buruh selalu mengharapkan upah yang lebih besar untuk
meningkatkan taraf hidupnya (Sinaga, 2008:30). Pekerja menganggap upah sebagai
balas jasa terhadap apa yang telah ia kerjakan, sehingga pekerja akan menuntut upah
lebih untuk mencukupi kebutuhannya agar mereka dapat hidup sejahtera. Sedangkan
bagi perusahaan, upah merupakan salah satu komponen biaya produksi yang dipandang
dapat mengurai tingkat laba yang dihasilkan, sehingga pengusaha berusaha untuk
menekan upah tersebut sampai pada tingkat yang paling minimum, sehingga laba
perusahaan dapat ditingkatkan. Masih sedikit pengusaha yang memandang pekerja
sebagai mitra perusahaan dalam menjalankan dan menghasilkan keuntungan bagi
perusahaan.
Pengupahan merupakan sisi yang paling rawan di dalam hubungan industrial
terutama di Indonesia. Kondisi ketenagakerjaan di Indonesia yang sejak dulu selalu
mengalami labour surlpus memberikan posisi yang kuat bagi pengusaha untuk menekan
upah pekerja atau upah buruh serendah-rendahnya, hal ini merupakan salah satu
bagian dari kepentingan pengusaha atau pemilik modal untuk meningkatkan
keuntungan. Sedangkan kepentingan tersebut bertentangan dengan kepentingan para
buruh. Buruh berkepentingan terhadap meningkatnya upah sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan mereka. Hal inilah yang sering menimbulkan konflik.
Karena justru dengan upah yang terlalu rendah menyebabkan lemahnya permintaan
akan barang dan jasa, sehingga bisa mengakibatkan kelesuan usaha, dan pada akhirnya
dapat menurunkan kesempatan kerja. Sebaliknya, kenaikan upah dapat menyebabkan
kegairahan usaha, dan memperluas kesempatan kerja, sehingga dengan kenaikan upah
akan diikuti peningkatan produktivitas yang tentunya tidak akan menimbulkan pengaruh
inflasi dan mampu menangkal tekanan internasional, karena diimbangi peningkatan
produksi.
Tetapi disisi lain , mungkin ada alasan baik PT. Shyang Yao Fung memindahkan
perusahaan ke Brebes. Sebagai industri padat karya, maka faktor pegawai menjadi salah
pertimbangan. Karena biaya yang dikeluarkan dari pengeluaran di pos ini (tempat
perusahaan sebelumnya di Kota Tangerang) menjadi salah satu yang terbesar.
Selain persoalan gaji, faktor lokasi juga dinilai penting. Brebes dinilai memiliki lokasi
strategis dalam pemenuhan bahan baku melalui impor maupun pengiriman barang
dengan cara ekspor.

2. Faktor apakah yang menyebabkan perbedaan besaran upah dari daerah satu dengan
daerah lainnya? Jelaskan !

Jawab :
Penetapan Upah Minimum didasarkan pada Kebutuhan Hidup Layak (KHL)
dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. Adapun KHL itu
sendiri dihitung berdasarkan kebutuhan hidup pekerja dalam memenuhi kebutuhan
mendasar yang meliputi kebutuhan akan pangan 2100 kkal perhari, perumahan,
pakaian, pendidikan dan sebagainya. Untuk menetapkan KHL tersebut, Dewan
Pengupahan biasanya melakukan survei terlebih dahulu di wilayahnya. Sehingga KHL
yang dimaksud merupakan kebutuhan hidup yang ada berada dalam konteks wilayah
tersebut. Itu yang menjadi dasar penetapan upah minimum. Untuk itu, upah minimum
akhirnya bisa berbeda-beda di tiap wilayah. Karena KHL di setiap wilayah juga berbeda-
beda nilainya. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh daya beli dan inflasi di daerah
tersebut.
Dengan demikian, upah minimum tidak dapat disamakan di setiap daerah karena
daya beli masyarakat dan nilai kebutuhannya juga berbeda-beda. Misalnya, sebuah
keluarga di Jakarta rata-rata menghabiskan biaya hingga 300-400 ribu rupiah untuk
makan dalam sehari, sedangkan di Jawa Tengah, misalnya, hanya menghabiskan biaya
sekitar 100 ribu rupiah. Jakarta sebagai pusat aktivitas ekonomi dan politik tentunya
memiliki biaya hidup yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan di Jawa Tengah.
Perbedaan itu akhirnya mempengaruhi nilai nominal upah minimum yang ditetapkan
oleh pemerintah. Sehingga tampak di hadapan publik bahwa upah minimum berbeda-
beda di tiap wilayah.
Di sisi lain, upah minimum di atas juga tidak bisa diperbandingkan dengan upah
di negara lain. Karena faktor pembandingnya bisa lebih kompleks. Tak hanya soal daya
beli dan inflasi, namun juga harus dihitung nilai kursnya terhadap dollar. Selain itu juga
harus dinilai aspek produktivitas negara tersebut dan kondisi perekonomiannya. Oleh
karena itu membandingkan upah minimum di Indonesia yang terlihat lebih rendah
dengan upah di luar negeri, jelas harus memperhatikan aspek itu. Tak bisa dibandingkan
secara langsung.
Pemicunya adalah kebutuhan mendasar dari masyarakat yang tinggal di kawasan
itu. Jika dinilai di bawah kebutuhan, sudah pasti masyarakat akan menjerit. Minimnya
gaji akan membuat masyarakat kesulitan untuk mensejahterakan hidup keluarganya.
Melihat perbedaan kebutuhan masyarakat, tentunya acuan UMK di masing-masing
kabupaten atau kota adalah pilihan yang tepat. Meskipun ada perbedaan dalam besaran
gaji, nyatanya masyarakat sudah mampu memenuhi kebutuhan primernya dengan baik.
Kesimpulannya, besaran upah minimumprovinsi untuk para pekerja ditentukan
oleh kelayakan hidup masyarakat di suatu daerah. Sementara upah minimum provinsi
hanya sebagai acuan standar yang nantinya bisa digunakan bila suatu daerah dinilai
sesuai untuk menggunakan standar tersebut.

Jawaban Soal B :

1. Menurut Anda, Bagaimana upaya yang dilakukan pemerintah, perusahaan (pemberi


kerja) dan pekrja/ pencari kerja untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia?

Jawab :

Upaya Pemerintah :

Banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan daya saing tenaga
kerja di Indonesia, antara lain dengan mendirikan pusat latihan kerja. Hal ini dilakukan
untuk menciptakan tenaga kerja uang terampil inisiatif dan kreatif.

Selain itu dalam peningkatan kualitas pendidikan untuk menghasilkan tenaga kerja
berkualitas, pemerintah dapat melakukan hal-hal berikut:

 Peningkatan kualitas guru/pengajar dengan sertifikasi, pelatihan, dan alokasi


tunjangan;

 Peningkatan materi pembelajaran untuk menghasilkan lulusan yang lebih baik;

 Pemanfaatan media belajar yang lebih inovatif agar penyampaian materi lebih
mudah dimengerti dan di pahami.

Upaya Perusahaan :

 Membuka kesempatan magang.


Hal ini diperlukan untuk memberikan pengenalan kepada orang dan khalayak luas,
selain itu dengan bekerja sama dengan lembaga pendidikan dan menjadikan
perusahaan sebuah tempat latihan dapat menciptakan tenaga kerja yang siap pada
waktunya.
 Meningkatkan pemberian gizi dan kualitas kesehatan. Mudah saja, jika tenaga
kerjanya terpenuhi gizi dan kesehatannya terjaga, maka mereka bisa bekerja dengan
lebih produktif. Jika perusahaan dapat menyediakan makanan, berikanlah karyawan
makanan yang menunjang pekerjaan dan kesehatan mereka, selain itu kebersihan
tempat kerja juga dapat memengaruhi mood bekerja setiap orang.
 Memperbanyak seminar dan workshop yang berkaitan dengan pekerjaan.
Dengan adanya pelatihan yang berkaitan dengan pekerjaannya, maka tenaga kerja
akan semakin mahir dalam mengerjakan pekerjaan yang diberikan dan dapat
meningkatkan produksi.

Individu (Buruh/Pencari Kerja)


 Membekali diri dengan hal yang dikehendaki oleh perusahaan, walaupun sudah
berpengalaman dan mempunyai prestasi, jika tidak memiliki hal yang diharapkan
oleh perusahaan maka sama saja percuma.
 Menanamkan jiwa wirausaha, jika tidak atau belum bekerja kepada suatu
perusahaan, tanamkanlah jiwa gigih, ulet, dan kreatif, karena jika kamu bisa
menguasainya maka kamu bisa menciptakan peluang kamu sendiri.

Hal lain yang perlu diketahui adalah ada beberapa aspek pasar tenaga kerja yang mungkin
harus dievaluasi kembali oleh pemerintah untuk membuat industri padat karya lebih kompetitif
dan menarik:

Pertama, produktivitas sebaiknya dianggap sebagai kriteria tambahan ketika perusahaan


sedang dalam proses merekrut pekerja. Produktivitas dalam hal ini diukur dalam output per jam
kerja, yang berarti memberikan nilai uang terhadap waktu yang dihabiskan untuk masing-masing
produk. Beberapa langkah konkret harus diambil untuk meningkatkan produktivitas

pekerja, yang mencakup penyediaan pendidikan dasar bagi pekerja, dan pemberian
pelatihan oleh industri untuk pekerjaan yang membutuhkan keterampilan yang lebih
khusus. Menerapkan konsep aglomerasi, dimana perusahaan terletak di klaster sektor
yang sama, juga akan membantu pemerintah dan sektor swasta dalam merancang
program pelatihan yang komprehensif untuk sektor tertentu.

Kedua, kebijakan buruh yang preferensial dapat diterapkan di Kawasan Ekonomi


Khusus (KEK) atau Kawasan Industri terpilih, serta di industri atau perusahaan tertentu.
Menetapkan proyek percontohan merupakan cara yang baik untuk menguji kebijakan
preferensial, karena kegagalan hanya akan menimbulkan dampak yang minimal.
Memiliki hak untuk memulai dan mengakhiri kontrak kepegawaian lebih mudah juga
akan memberikan insentif yang kuat kepada perusahaan untuk pindah ke kawasan
pengembangan ini, terutama kawasan di wilayah yang terletak jauh dari ibukota.
Strategi percontohan lain yang direkomendasikan penelitian Transformasi adalah
mengurangi beban pembayaran pesangon di sektor manufaktur dengan membuat
perusahaan besar, sekelompok perusahaan atau seluruh industri secara sukarela beralih
dari aturan pembayaran pesangon yang ada saat ini ke skema asuransi pengangguran
yang fleksibel.

Di bawah skema ini, para pemberi kerja akan membayarkan presentase yang
lebih kecil dari anggaran gaji mereka ke dalam dana asuransi, dengan jumlah yang
disepakati oleh pekerja, serikat buruh/pekerja, dan pemberi kerja, sementara
pemerintah menawarkan subsidi awal untuk membangun dana tersebut. Hal ini pada
akhirnya akan berujung pada tenaga kerja yang lebih stabil dalam jangka panjang,
karena tidak akan ada lagi keuntungan untuk menggunakan pekerja kontrak, jika
dibandingkan dengan pekerja tetap.

Terakhir, penting untuk dicatat bahwa isu-isu yang menyelimuti industri padat
karya di Indonesia tidaklah terbatas pada pasar tenaga kerja saja. Faktor lain seperti
birokrasi yang rumit, infrastruktur, dan biaya transportasi juga memainkan peran
penting, dan harus terus ditangani oleh pemerintahan yang sekarang.
Indonesia juga harus ingat bahwa negara ini tidak berada di ruang vakum. Liberalisasi
perdagangan yang telah berlangsung selama berpuluh-puluh tahun di pusat manufaktur
lainnya berarti investor dapat memilih kondisi yang paling baik untuk menempatkan
bisnis mereka. Karena itu, Indonesia menghadapi persaingan berat dalam hal menarik
investasi.

2. Rendahnya latar pendidikan, sedikit banyak akan mmpengaruhi besaran upah yang akan
akan didapat, disatu sisi tingkat produktivitas pekerja juga salah satu hal yang menjadi
pertimbangan dalam menentukan komponen pemberian upah. Bagaimana konsep
produktivitas kerja dalam Ekonomi Islam?

Jawab :
Produktivitas, secara terminologi sangat erat kaitannya bekerja. Jadi, bisa
simpulkan bahwa produktivitas dalam Islam, khususnya yang dibahas didalam Al-qur’an
merupakan sesuatu konsep yang sangat penting. Adapun ayat –ayat yang membahas
mengenai produktivitas yaitu firman Allah dalam Al-qur’an Q.S An-Nisa’ ayat 95.
Terjemahnya: “Tidaklah sama antara orang beriman yang duduk (yang tidak turut
berperang) tanpa mempunyai uzur (halangan) dengan harta dan jiwanya. Allah
melebihkan derajat orang –orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-
orang yang duduk (tidak ikut berperang tanpa halangan). Kepada masing –masing,
Allah menjanjikan (pahala) yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang
berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar”.

Kata kunci dari ayat diatas, terkait produktivitas adalah kata “berjihad”. Akan
tetapi,ayat tersebut harusdipahamisecarakonseptualbukan secara kontekstual.
Seandainya kita memahami ayat tersebut secara kontekstual, kata “berjihad” dalam
ayat tersebut cenderung dekat dengan kata “berperang”, atau dengan kata lain bahwa
jihad itu diartikan perang secara fisik. Akan berbeda seandainya kita memahami ayat
tersebut secara konseptual karena kata ‘berjihad” dalam ayat tersebut akan mempunyai
makna yang lebih luas dan mendalam. Secara konseptual, kata “berjihad” dalam ayat
tersebut dapat diartikan “bekerja”. Makna bekerja disini bukan dalam arti bekerja saat
terjadi peperangan, tetapi bekerja dalam arti yang sangat luas, sebagai contoh misalnya;
bekerja untuk mencari nafkahbagi keluarga.Dengan catatan, bahwa proses bekerja
yangdilakukan diridhoi oleh Allah SWT (halal hukumnya). Islam melarang menyia-
nyiakan apapun bahkan menuntut untuk memanfaatkan apa saja menjadi sesuatu yang
lebih baik.

Kelayakan produktivitas tercermin pada besarnya produksi, kualitas produk,


efektivitas dan efesiensi serta realisasi kepuasan para pekerja pada tingkat maksimal.
Karena itu, sebaiknya masyarakat diarahkan pada perkembangan kepribadian yang
produktif sehingga kelayakan produksi dapat tercapai. Kelayakan produksi sangat
tergantung pada profesionalisme kerja individu. Professionalisme tidak tergantung
hanya pada keahlian dan keterampilan kerja individu atau situasi kerja yang kondusif
tetapi juga pada fakor-faktor psikis. Misalnya, minat individu terhadap pekerjaan dan
rasa terlibat dengan profesi dan lembaga. Hal itu tergantung pada pemahaman indiviu
terhadap nilai kerja, urgensi dan peranannya dalam produksi dan hubungannya dengan
strategi umum produksi. Dalam Islamsebagaimana firman Allah dalam Al-qur’an surat
Fushilat 41: 33.

Terjemah: “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang


menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "sesungguhnya aku
termasuk orang-orang yang menyerah diri?". Amal pekerjaan pada ayat ini dan ayat
lainnya, meliputi amal keagamaan yakni melaksanakan amal syariah dan amal lainnya,
terutama pekerjaan indusrtial. Balasan bagi amal yang baik juga meliputi materi dalam
kehidupan di dunia, meskipun balasan itu dimaksud sebagai petunjuk terhadap balasan
materi didunia.

Anda mungkin juga menyukai