Anda di halaman 1dari 5

CARA MEMBUAT PUPUK CAIR DARI SAMPAH ORGANIC RUMAH TANGGA

Sampah Rumah Tangga terdiri dari sampah organik dan anorganik.

Sampah organik dibagi dua yaitu :

1. Sampah Organik Hijau (sisa sayur mayur dari dapur)


Contohnya : tangkai/daun singkong, papaya, kangkung, bayam, kulit terong,
wortel, labuh siam, ubi, singkong, kulit buah-buahan, nanas, pisang, nangka,
daun pisang, semangka, ampas kelapa, sisa sayur / lauk pauk, dan sampah dari
kebum (rumput, daun-daun kering/basah) .
2. Sampah Organik Hewan yang dimakan seperti ikan, udang, ayam, daging, telur
dan sejenisnya.   

Sampah organik tersebut dapat di buat menjadi pupuk organik cair .

Pupuk organik cair – Pupuk organik cair adalah larutan dari hasil pembusukan bahan-
bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang
mengandung unsur haranya lebih cari satu unsur. Kelebihan dari pupuk organik ini
adalah dapat secara cepat mengatasi defesiensi hara, tidak bermasalah dalam
pencucian hara dan mampu menyediakan hara secara cepat.

Dibandingkan dengan pupuk cair anorganik, pupuk organik cair umumnya tidak
merusak tanah dan tanaman walaupun digunakan sesering mengkin. Selain itu pupuk
ini juga memiliki bahan pengikat sehingga larutan pupuk yang diberikan ke permukaan
tanah bisa langsung digunakan oleh tanaman.

Pada dasarnya sampah tidak hanya bisa dibuat menjadi kompos atau pupuk padat
tetapi bisa juga dibuat sebagai pupuk cair. Pupuk cair mempunyai banyak manfaat
selain berfungsi sebagai pupuk, pupuk cair juga bisa menjadi aktivator untuk membuat
kompos.

Seperti telah dijelaskan sebelumnya alat yang dibutuhkan untuk membuat pupuk cair
adalah komposter. Komposter ini bertujuan untuk mengolah semua jenis limbah organik
rumah tangga menjadi bermanfaat. Jadi semua sampah yang tergolong organik bisa
diolah oleh komposter ini.

Ukuran komposter dapat disesuaikan dengan skala limbah. Untuk skala limbah
keluarga kecil dapat menggunakan komposter berukuran 20-60 liter. Sementara itu
untuk skala besar seperti limbah rumah makan atau rumah sakit bisa menggunakan
komposter yang berukuran 60 liter lebih. Komposter berfungsi dalam mengalirkan udara
(aerasi), memelihara kelembapan, serta temperatur sehingga bakteri atau jasad reunik
dapat mengurai bahan organik secara optimal. Di samping itu komposter
memungkinkan aliran lindi terpisah dari material padat dan membentuknya menjadi
pupuk cair.
Dalam pengolahan kompos ini, peran masyarakat cukup tinggi. Karena budaya ini lebih
efektif bila dimulai dari rumah sendiri, yaiu menumbuhkan kebiasaan untuk
memisahkan sampah kering (non-organik) dan sampah basah (organik). Kenapa harus
dipisahkan? karena kedua sampah tersebut pemanfaatannya berbeda, yakni : sampah
kering bisa didaur ulang menjadi berbagai macam barang, sedangkan sampah organik
bisa dimanfaatkan menjadi kompos dan pupuk cair. Pupuk yang dihasilkan dari sampah
organik ini biasa disebut dengan pupuk organik. Selain menyehatkan lingkungan,
keunggulan lain dari pupuk organik ini adalah dapat membantu revitalisasi produktivitas
tanah, menekan biaya usaha tani, serta meningkatkan kualitas produk.
Untuk membuat kompos cair dibutuhkan alat atau wadah yang disebut komposter.
Yakni sebuah tempat yang dibuat dari tong sampah plastik atau kotak semen yang
dimodifikasi dan diletakkan di dalam atau di luar ruangan. Komposter ini bertujuan
untuk mengolah semua jenis limbah organik rumah tangga menjadi bermanfaat.

Alat dan bahan

1. Kran plastik, 1 buah


2. Kasa Plastik
3. Bio aktivator Boisca
4. Ember
5. Sampah hasil sisa rumah tangga

Langkah – langkah membuat pupuk cair dari limbah rumah tangga

1. Siapkan semua bahan sisa hasil rumah tangga seperti sampah sisa sayuran,
sisa buah-buahan dan sebagainya
2. Sampah yang berukuran besar seperti batang tanaman, sayuran daun, atau kulit
buah yang keras sebaiknya dirajang terlebih dahulu agar pembusukkannya
sempurna. Selain itu, volume sampah yang tertampung juga semakin banyak.

3. Setelah semua bahan selesai dirajang aduk hingga semua bahan tercampur
dengan rata

4. Siapkan cairan bioaktifator boisca. Bioaktifator ini berfungsi untuk membantu


mempercepat proses pembusukan.
5. Setelah semua sampah selesai diaduk lalu campurkan dengan bioaktifator.

6. Masukan sampah yang telah dicampur dengan bioaktifator tersebut kedalam


komposter yang telah dipasangi dengan kasa plastic

7. Setelah semua sampah dimasukan kedalam komposter ikat dan tutup rapat
komposter
8. Pada awal pemakaian, komposter baru bisa menghasilkan lindi atau kompos cair
setelah dua minggu. Selanjutnya, pemanenan lindi dapat di-lakukan setiap 1—2
hari sekali.

Aplikasi pupuk cair :

Lindi yang baru dipanen sebaiknya jangan langsung digunakan – tambahkan


boisca sebanyak  tutup botol boisca untuk 1-2 liter lindi lalu diamkan selama 2-3
hari agar bakteri yang berada didalamnya bisa berkembang dengan cepat.

Anda mungkin juga menyukai