Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PAPER

“KETATANEGARAAN”

OLEH:
NAMA : HALISAH NURMILLAH
NIM : A021201061
PRODI : MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNVERSITAS HASANUDDIN
2021
Hubungan Pancasila dnegan Pasal-pasal UUD 1945
Pancasila dasar negara kita dirumuskan dari nilai-nilai kehidupan
masyarakat Indonesia yang berasal dari pandangan hidup bangsa yang merupakan
kepribadian, bangsa perjanjian luhur serta tujuan yang hendak diwujudkan.
Karena itu pancasila di jadikan idiologi negara.
Pancasila merupakan kesadaran cita-cita hukum serta cita-cita moral luhur yang
memiliki suasana kejiwaan serta watak bangsa Indonesia, melandasi prolamasi
kemerdekaan RI 17Agustus 1945.
Untuk mewujudkan tujuan proklamasi kemerdekaan maka panitia
persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI) telah menetapkan UUD 1945 merupaka
hukum dasar yang tertulis yang Mengikat pemerintah, setiap lembaga/masyarakat,
warga negara dan penduduk RI pada tanggal 18 Agustus 1945, sehari setelah
proklamasi kemerdekaan tersebut. Dalam Pembagian pembukaannya terdapat
pokok-pokok pikiran tentang kehidupan bermasyarakat, bernegara yang tiada lain
adalah pancasila pokok-pokok pikitran tersebut yang diwujudkan dalam pasal-
pasal batang tubuh UUD 1945 yang merupakan aturan aturan pokok dalam garis-
garis besarsebagai intruksi kepada pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara
untuk melaksanakantugasnya
Menurut penjelasan UUD 1945 pokok-pokok pikiran tersebut meliputi
suasana kebatinan dari undang-undang negara Indonesia, dan mewujudkan cita-
cita hukum (Rechtsidee) yang menguasai hukum negara baik hukum yang tertulis
maupun tidak tertulis. Pokok-pokok pikiran itu dijelmakan dalam pasal-pasal dan
UUD itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa suasana kebatianan UUD
1945 dan cita-cita hukum UUD 1945 tidak lain adalah bersumber kepada atau
dijiwai dasar falsafah negara pancasila. Disinilah arti dan fungsi Pancasila sebagai
dasar negara.
Atau dengan kata lain bahwa pembukaan UUD 1945 yang membuat dasar
falsafah negara pancasila, merupakan satu keasatuan nilai dan norma yang
terpadau yang tidak dapat dipisahkan dengan rangkaian pasal-pasal dan batang
tubuh UUD 1945. hal inilah yang harus kita ketahui, dipahami dan dihayati oleh
setiap orang Indonesia.
Jadi pancasila itu disamping termuat dalam pembukaan UUD 1945
(rumusannya dan pokok-pokok pikiran yang terkandung didalamnya) dijabarkan
secara pokok dalam wujud pasal-pasal batang tubuh UUD 1945.
Ketuhanan yang merupakan perintah secara pokok itu perlu diberi
penjelasan. Hal itulah yang termuat dalam penjelasan otentik UUD 1945.
Jadi pancasila adalah jiwa, ini sumber dan landasan UUD 1945. secara
teknis dapat dikatakan bahwa pokok-pokok pikiran yang terdapat
dalam pembukaan UUD 1945 adalah garis besar cita-yang terkandung dalam
pancasila. Batang tubuh UUD 1945 merupakan pokok-pokok nilai-nilai pancasila
yang disusun dalam pasal-pasal.
Kedua bagian (kompenan) UUD 1945 tersebutr dijelaskan dalam
penjelasan otentik Sepertitelah dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan
undang-undang dasar adalah hukum dasryang tertulis, hal ini
mengandung pengertian bahwa sebagai hukum, maka undang-undang dasar
adalah mengikat; mengikat perintah, mengikat tembaga negara dan lembaga
masyarakat dan juga mengikat semua negara Indonesia dimana saja dan setiap
penduduk warga indonesi.dansebagai hukum,maka undang-undang
dasar berisi norma-norma, atura-aturanatu ketentuan-ketantuan yang harus
dilaksanakandan ditaati.
UUD bukanlah hukum dasar biasa,melainkan hukum dasar
yang merupakan sumber hukum. Setiap produk hukum misalnya undang-undang,
peraturan pemerintah atau keputusan pemerintah, bahkan setiap kebijaksanaan
pemerintah haruslah berlandaskan atau bersuberkan pada peraturan yang
lebih tinggi, yang pada akhirnya dapat di pertanggung jawaban pada ketentuan
UUD 1945.
Dalam kedudukan yang demikianlah, UUD dalam kerangka tata urutan
atau tata tingkatan norma hukum yang berlaka, merupakan hukum yang berlaku
yang menempati kedudukan yang tinggi. Sehubungan dengan undang-undang
dasar juga berfungsi sebagai alat control untuk mengecek apakah norma hukum
yang redah yang berlaku sesuai atau tidak dengan ketentuan undang-undang dasar.
Selain dari apayang diuraykan dimuka dan sesuai pula dengan penjelasan
undang-undang dasar1945, pembukaan undang-undsang dasar 1945 mempunyai
fungsi atau hubungan langsung dengan batang tubuh undang-undang dasar 1945
itu sendiri. Ialah bahwa; pembukaan undang-undang dasar 1945 mengandung
pokok-pokok pikiran itu diciptakan oleh undang-undang dasar 1945 dalam pasal-
pasalnya.
Dengan tetap menyadari keagungan nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila dan dengan memperhatikan hubungan dengan batang tubuh UUD yang
memuat dasar falsafah negara pancasali dan UUD 1945 merupakan kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan bahkan merupakan rangkaian kesatuan nilai dan norma
yang terpadu. UUD 1945 terdiri dari rangkaian pasal-pasal yang merupakan
perwujudan dari pokok-pokok pikiran terkandung dalam UUD 1945 yang tidak
lain adalah pokok pikiran: persatuan Indonesia, keadilan sosial, kedaulatan
rakyat berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan dan
ketuhanan Yang Maha Esa menurut kemanusiaan yang adil dan beradab, yang
tidak lain adalah sila dari pancasila, sedangkan pancasila itu sendiri memancarkan
nilai-nilai luhur yang telah mampu memberikan semangat kepada dan terpancang
dengan khidmat dalam perangkat UUD 1945. semangat dan yang disemangati
pada hakikatnya merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Seperti telah disinggung di muka bahwa di samping Undang-Undang dasar,
masih ada hukum dasar yang tidak tertulis yang juga merupkan sumber hukum,
yang menurut penjelasan UUD 1945 merupakan “aturan-auran dasar yang
timbul dan terpelihara dalam praktek penyelengaraan negara, meskipun tidak
tertulis”. Inilah yang dimaksudkan dengan konvensi atau kebiasaan
ketatanegaraan sebagai pelengkap atau pengisi kekosongan yg timbul daripraktek
kenegaraan, karena aturan tersebut tidak terdapat dalam Undang-Undang dasar.
UUD 1945 yang hanya terdiri dari 37 pasal ditambah dengan Empat pasal
Aturan Peralihan dan dua ayat Aturan Tambahan, maka UUD 1945 termasuk
singkat dan bersipat supel atau fleksibal. Dalam hubumgan ini penjelasan UUD
1945 mengemukakan bahwa telah cukuplah kalau Undang-Undang dasar
hanya memuat aturan-aturan pokok garis-garis besar sebagai intruksi kepada
Pemerintah pusat dan lain-lain penyelengaraan negara untuk menyelenggarakan
kehidupan negara. Undang-Undang dasar yg disingkat itu sangat menguntungkan
bagi negara seperti Indonesia ini yang masih harus terus berkembang secara
dinamis, sehingga dengan aturan-aturan pokok itu akan merupakan aturan
yg luwes, kenyal, tidak mudah ketinggalan zaman, sedang aturan-aturan yg
menyelenggarakan aturan-aturan pokok iti diserahkan kepada Undang-Undang yg
lebih mudah caranya membuat, menubah dan mencabut. Oleh karena itu,makin
supel (elastic) sifatnya aturan itu makin baik. Jadi kita harus menjadi supaya
sistem Undang-Undang dasar jangan sampai ketinggalan zaman. Yang penting
dalam pemerintahan dan dalam hal hidupnya negara ialah semangat para
pemimpin pemerintahan. Yaitu semangat yang dinamis, positif dan konstuktif
seperti yang dikehendaki oleh pembukaan UUD 1945.

Penjabaran Nilai”/sila” Pancasila dalam Pasal-pasal UUD 1945: Sila IV


Mengenai penjabaran Pancasila dalam pasal-pasal UUD 1945,dijelaskan
dalam UUD 1945, sebagai berikut:
“Pokok-pokok pikiran tersebut meliputi suasana kebatinan dari
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia. Pokok-pokok pikiran ini
mewujudkan cita-cita hukum (rechtsidee) yang menguasai hukum dasar
negara, baik hukum yang tertulis (UndangUndang Dasar) maupun
hukum yang tidak tertulis. Undang-Undang Dasar menciptakan pokok-
pokok pikiran ini dalam pasal-pasalnya.”
Pola pemikiran dalam pokok-pokok pikiran Penjelasan UUD 1945 tersebut,
merupakan penjelmaan dari Pembukaan UUD 1945, Pancasila merupakan asas
kerohanian dari Pembukaan UUD 1945 sebagai staatsfundamentalnorm. Apabila
disederhanakan, maka pola pemikiran tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pancasila merupakan asas kerohanian dari Pembukaan UUD 1945 sebagai
staatsfundamentalnorm.
2. Pembukaan UUD 1945 dikristalisasikan dalam wujud Pokok-pokok
pikiran yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar.
3. Pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945
terjelma dalam pasal-pasal UUD 1945.
Untuk mengimplementasikan nilainilai dasar Pancasila dalam kehidupan
praksis bernegara, diperlukan nilai-nilai instrumental yang berfungsi sebagai alat
untuk mewujudkan nilai dasar. Adapun nilai instrumental dari Pancasila sebagai
nilai dasar adalah pasal-pasal dalam UUD 1945. Oleh karena itu, kedudukan
pasal-pasal berbeda dengan kedudukan Pancasila dan Pembukaan UUD 1945.
Implikasinya pasal-pasal dalam UUD 1945 tidak bersifat permanen, artinya dapat
diubah berdasarkan ketentuan dalam Pasal 37 ayat (1) sampai dengan ayat (5)
UUD 1945.
Perlu dipahami bahwa setiap pasal dalam UUD 1945 tidak sepenuhnya
mengejawantahkan nilai dari suatu sila dalam Pancasila secara utuh. Di sisi lain,
suatu pasal dalam UUD 1945 dapat mencerminkan sebagian nilai yang terkait
dengan beberapa sila dalam Pancasila. Hal tersebut dapat dipahami karena pasal-
pasal UUD 1945 sebagai nilai instrumental dapat terkait dengan satu bidang
kehidupan atau terkait dengan beberapa bidang kehidupan bangsa secara integral.
Di sisi lain, nilai-nilai Pancasila antara nilai sila 1 dengan nilai sila lainnya tidak
terpisah-pisah, melainkan merupakan suatu kesatuan yang utuh dan harmonis.
Adapun penjabaran nilai/sila IV Pancasila dapat digambarkan pada pasal-
pasal dalam UUD 1945 sebagai berikut:

 Pasal 1 ayat (1) “Negara Indonesia ialah Negara kesatuan yang berbentuk
Republik”, dan ayat (2) “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut Undang Undang Dasar”.
 Pasal 2 ayat (1) “Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota
Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Daerah yang
dipilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih lanjut dengan Undang-
Undang”, ayat (2) “Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya
sekali dalam lima tahun di ibukota negara”, ayat (3) “Segala putusan Majelis
Permusyawaratan Rakyat ditetapkan dengan suara terbanyak”.
 Pasal 3 ayat (1) “Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah dan
menetapkan Undang-Undang Dasar”, ayat (2) “Majelis Permusyawaratan
Rakyat melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden”, ayat (3) “Majelis
Permusyawaratan Rakyat hanya dapat memberhentikan Presiden dan/atau
Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut Undang-Undang Dasar”.
 Pasal 4 ayat (1) “Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan
pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar”, ayat (2) “Dalam melakukan
kewajibannya Presiden dibantu oleh satu orang Wakil Presiden”.
 Pasal 7 ayat (1) “Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima
tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya
untuk satu kali masa jabatan”.
 Pasal 19 ayat (1) “Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih melalui
pemilihan umum”, ayat (2) “Susunan Dewan Perwakilan Rakyat diatur
dengan undang-undang”, ayat (3) “Dewan Perwakilan Rakyat bersidang
sedikitnya sekali dalam setahun”.
 Pasal 22C ayat (1) “Anggota Dewan Perwakilan Daerah dipilih dari setiap
provinsi melalui pemilihan umum”, ayat (2) “Anggota Dewan Perwakilan
Daerah dari setiap provinsi jumlahnya sama dan jumlah seluruh anggota
Dewan Perwakilan Daerah itu tidak lebih dari sepertiga jumlah anggota
Dewan Perwakilan Rakyat”, ayat (3) “Dewan Perwakilan Daerah bersidang
sedikitnya sekali dalam setahun”, ayat (4) “Susunan dan Kedudukan Dewan
Perwakilan Daerah diatur dengan undang-undang”.
 Pasal 22E ayat (1) “Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali”, ayat (2) “Pemilihan
umum diselenggarakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah”, ayat (3) “Peserta Pemilihan umum untuk
memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah adalah partai politik”, ayat (4) “Peserta Pemilihan umum untuk
memilih anggota Dewan Perwakilan Daerah adalah perseorangan”, ayat (5)
“Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang
bersifat nasional, tetap, dan mandiri”, ayat (6) “PKetentuan lebih lanjut
tentang pemilihan umum diatur dengan undang-undang”.

Daftar Pustaka
(1) (PDF) HUBUNGAN PANCASILA DENGAN UUD 1945 | Rizal Yusuf -
Academia.edu
Materi Kuliah Umum - Repositori Universitas Andalas (123dok.com)

Anda mungkin juga menyukai