Anda di halaman 1dari 18

TUGAS I

KIMIA SUMBER DAYA ALAM

METABOLIT SEKUNDER PADA TANAMAN

Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan


dalam Mata Kuliah Kimia Sumber Daya Alam
Dosen: Drs. Suratmo , M.Sc.

Oleh :

Asyfariatus Zulfa Azhar 145090201111035

Nadiyah Zuhroh 145090207111035

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
TAHUN 2017
TANAMAN YANG MENGANDUNG METABOLIT SEKUNDER

1. Daun Dewa (Gynura pseudo-china Dc.)


Tanaman ini mengandung metabolit skunder: alkaloid, flavonoid, saponin.
 Manfaat: Dapat mengobati berbagai macam penyakit, seperti luka terpukul, mencegah
sakit jantung, rematik, kutil, juga dapat untuk menurunkan kadar kolesterol darah,
Bersifat analgetik dan anti inflamasi. Minyak atsirinya dan flavonoid mungkin
bersifat antiseptik.
 Cara isolasi: Isolasi senyawa flavonoid dilakukan secara kromatografi kertas
preparatif. Pertama fase n-butanol yang diperoleh dari ekstrak metanol ditambahkan
dengan metanol secukupnya. Kemudian ekstrak tersebut ditotolkan dengan arah
memanjang seperti pita pada batas awal eluasi pada kertas Whatman No.3 sampai
jenuh. Selanjutnya, fase gerak pertama yaitu BAA (n-butanol-asam asetat glasial-air
dengan perbandingan 4:1:5). Setelah batas eluasi kertas preparatif diangkat dan
dikeringkan, kemudian masing-masing pita yang terbentuk digunting menjadi
potongan-potongan kecil dan diekstraksi dengan metanol. Untuk memastikan bahwa
pita-pita yang diperoleh sudah merupakan pita tunggal, maka pita-pita yang sudah
dilarutkan dalam metanol kemudian ditotolkan kembali pada kertas whatman No.3
dan dieluasi dengan fase gerak kedua (asam asetat 15%). Jika pita sudah tunggal, pita
tersebut diambil, digunting kecil dan diekstraksi dengan metanol dan selanjutnya
diidentifikasi secara spektrofotometri UV-cahaya tampak (Djamil dan Catharina,
2014).
 Kandungan
o Flavonoid: Sebagian besar flavonoid yang terdapat pada tumbuhan terikat pada
molekul gula sebagai glikosida dalam bentuk campuran. Selain itu sering
ditemukan campuran yang terdiri dari flavonoid yang berbeda klas. Misalnya
antosianin dalam mahkota bunga yang berwarna merah, hampir selalu disertai
oleh flavon atau flavonol yang tak berwarna.
o Saponin: Di dalam daun ini terkandung alkaloid, saponin, serta polyfenol.
Senyawa saponin ini merupakan larutan berbuih yang diklasifikasikan
berdasarkan struktur aglycon ke dalam triterpenoid dan steroid saponin. Kedua
senyawa tersebut mempunyai efek anti inflamasi, analgesik, dan sitotoksik
(Gotawa, dkk, 2000).
 Pemanfaatan:
o Alkaloid: Peranan alkaloid pada tumbuhan yang masih belum diketahui dan
diperkirakan alkaloid tidak memiliki peranan metabolik yang penting, karena
hanya merupakan produk samping. Meskipun demikian, beberapa contoh
diketahui melindungi tumbuhan (Harborne, 1988). Sebagai contoh, tumbuhan
yang mengandung alkaloid tertentu dijauhi oleh hewan gembalaan dan serangga
pemakan daun. Alkaloid lainnya digunakan oleh kupu-kupu sebagai substrat untuk
memebuata feromon.
o Flavonoid: Fungsi flavonoid bagi tumbuhan adalah pengaturan tumbuh,
pengaturan fotosintesis, kerja antimikroba dan antivirus, kerja terhadap serangga,
fitoaleksin merupakan komponen abnormal yag hanya dibentuk sebagai tanggapa
terhadap infeksi atau luka dan kemudian menghambat fungus menyerangnya,
mengimbas gen pembintilan dalam bakteria bintil nitrogen.
o Saponin: Saponin bekerja sebagai antimikroba. Akhir-akhir ini Saponin menjadi
penting karena dapat diperoleh dari beberapa tumbuhan dengan hasil yang baik
dan digunakan untuk sintesis hormone steroid yang digunakan dalam bidang
kesehatan. Saponin juga digunakan untuk bahan pencuci kain (batik) dan sebagai
shampoo.
 Struktur:

2. Bunga Pukul Empat (Mirabilis jalapa L)


Tanaman ini mengandung metabolit sekunder: Alkaloid
 Manfaat: Dapat mengobati penyakit seperti batuk, infeksi saluran kemih, keputihan,
kencing manis, radang amandel, radang payudara, radang persendian, radang prostat,
bisul (obatluar) dan eksem (obat luar), sebagai anti inflamasi dan diuretic
 Cara isolasi:
 Kandungan
o Alkaloid: Mirabilis Jalapa L mengandung alkaloid trigonelia dan berkhasiat
sebagai anti inflamasi dan diuretic.
 Pemanfaatan:
o Alkaloid:
 Struktur:

3. Daun Jarak (Jatropha gaumeri)


Tanaman ini mengandung metabolit sekunder: Terpenoid
 Manfaat: Digunakan untuk mencegah kanker payudara dan kanker kolon, mengobati
radang selaput lendir pada gusi, kegemukan (obesitas), melawan bakteri penyebab
diare, menunda penuaan.
 Cara isolasi:
Daun jarak pagar yang diambil adalah daun yang terletak pada bagian tengah tanaman
yaitu pada cabang ke- 3 atau ke-4 dari atas dan bawah. Daun jarak dibersihkan dan
diperkecil ukurannya, lalu dihancurkan menggunakan blender dengan perbandingan daun
jarak dan air 1:2 (b/v) sehingga dihasilkan bubur daun jarak. Sampel yang telah berbentuk
bubur diekstraksi di dengan teknik maserasi menggunakan pelarut air dengan
perbandingan bubur daun jarak dan air adalah 1:7 (v/v) selama 24 jam sambil digerakkan
menggunakan shaker. Filtrat dipisahkan menggunakan penyaring kemudian dipekatkan
dengan sampai didapat ekstrak kering daun jarak pagar. Ekstrak kering ditimbang untuk
mengetahui besarnya rendemen yang dihasilkan.
 Kandungan:
o Pada tanaman ini terkandung golongan senyawa terpenoid dan juga pada ekstrak
daun ini memiliki aktivitas antibakteri dan antioksidan. Aktivitas tersebut
dihasilkan dengan isolasi dan identifikasi pada akar yang menghasilkan 2-epi-
jatrogossidin
o Pemanfaatan:
o Terpenoid: Kegunaan terpenoid bagi tumbuhan antara lain, Fitoaleksin atau
senyawa anti-mikrobial yang dibiosintesis (dibuat) dan diakumulasikan oleh
tanaman setelah terjadi infeksi dari mikroorganisme patogen atau terpapar
senyawa kimia tertentu dan radiasi dengan sinar UV. Kemudian sebagai Insect
antifectan, repellant, pertahanan tubuh dari herbifora, Feromon Hormon tumbuhan
sejenis zat kimia yang berfungsi untuk merangsang dan memiliki daya pikat
seks pada hewan jantan maupun betina.
o Salah satu golongan terpenoid yang berpotensi sebagai antimikroba adalah
triterpenoid. Triterpenoid termasuk senyawa yang merupakan komponen aktif
dalam tumbuhan obat yang telah digunakan untuk penyakit gangguan kulit,
berfungsi sebagai antifungi, insektisida, antibakteri atau virus (Harborne, 1999).
 Struktur:

Struktur Umum Alkaloid dan Terpenoid

4. Daun alpukat (Persea Americana Mill)


Tanaman ini mengandung metabolit sekunder: alkaloid, saponin
 Manfaat:
Daun Persea americana Mill memiliki aktifitas antioksidan dan membantu dalam
mencegah atau memperlambat kemajuan berbagai oksidatif stres yang berhubungan
dengan penyakit (Owalabi dkk, 2010).
 Cara isolasi:
Isolasi alkaloid dengan cara ekstrak kental metanol sebanyak 0,1 gr dilarutkan dengan 10
mL kloroform amoniak lalu hasilnya dibagi menjadi dua bagian yang sama. Untuk bagian
pertama ditambahkan asam sulfat (H2SO4) 2 N perbandingan volumenya sama. Lapisan
asam diambil dan dibagi menjadi tiga bagian dan dilakukan pengujian menggunakan
pereaksi fitokimia yaitu pereaksi Mayer, pereaksi Dragendroff, dan pereaksi
Wagner.Untuk bagian kedua diuji menggunakan pereaksi Hager. Hasil uji positif
mangandung alkaloid jika terbentuk endapan (Tengo, dkk, 2008).
 Kandungan
o Kandungan senyawa kimia daun alpukat yang dilaporkan dari penelitian tentang
uji aktivitas hipoglemik (kadar gula darah rendah) ekstrak daun alpukat (Persea
Americana Mill) ditemukan senyawa saponin, tanin, flavonoid, alkaloid, dan
polisakarida melalui uji fitokimia. Sebuah penelitian telah membuktikan bahwa uji
invitro ekstrak daun alpukat yang mengandung senyawa flavonoid dan alkaloid
yang dapat menghambat penyebaran virus (HSV) herpeks simpleks (Antia, et all,
2005).
 Pemanfaatan:
o Alkaloid: Alkaloid sering digunakan dalam bidang pengobatan (Harborne, 1996).
Alkaloid dapat berfungsi sebagai zat antioksidan hal ini didukung oleh penelitian
uji antioksidan. Senyawa alkaloid yang terkandung dalam suatu jenis tanaman
dapat bersifat sebagai bioaktif penolak (repellent) nyamuk. Alkaloid indol
memilki aktifitas antibakteri dari Aspidosperma ramiflorumi.
 Struktur:
5. Rosella (Hibiscus sabdariffa)
Tanaman ini mengandung metabolit sekunder: Flavonoid, antosianin, dan glucosidal hibiscin
(Mardiah, dkk, 2009).
 Manfaat: 
Bunga Rosella dapat melawan radikal bebas yaitu perusak sel tubuh yang menyebabkan
sel mengalami pertumbuhan yang tidak normal. Daun, buah, dan bijinya juga berperan
sebagai diuretik, antisariawan, dan pereda nyeri. Kelopak Rosella juga dapat mengatasi
panas dalam, sariawan, kolesterol tinggi, hipertensi, gangguan jantung, sembelit,
mengurangi resiko osteoporosis, dan mencegah kanker darah.
 Cara isolasi:
Isolasi senyawa flavonoida yang terdapat pada bunga tumbuhan Rosella (Hibiscus
sabdariffa L.) dimaserasi dengan etanol. Ekstrak etanol yang diperoleh dipekatkan dengan
alat rotarievaporator. Ekstrak pekat yang diperoleh selanjutnya diekstraksi fraksinasi
dengan n-heksan. Fraksi etanol kemudian diekstraksi fraksinasi dengan etil asetat. Fraksi
etil asetat yang mengandung flavonoida dipekatkan, lalu dimasukkan ke dalam kolom
kromatografi yang telah diisi dengan adsorben silika gel 60 G dan selanjutnya dielusi
dengan n-heksan- etil asetat secara isokratik. Hail kristal diperoleh kemudian
diidentifikasi.
 Kandungan: Bunga Rosella juga mengandung Alkaloid, asam sitrat, poli-
fenol,galaktosa pectin,polisakarida dan mukopolisakarida. Zat gizi lain yang tak kalah
penting terkandung dalam kelopak bunga rosella adalah kalsium, niasin, riboflavin
dan besi yang cukup tinggi. Selain itu kelopak bunga Rosella mengandung 1,12%
protein, 12% serat kasar, vitamin C dan Vitamin A
 Pemanfaatan:
o Flavoniod mampu memicu atau merangsang sel beta pada kelenjar pancreas
sehingga meningkatkan insulin pada tubuh. Sedangkan antosianin, Vitamin C,
glucosidal hibiscin berperan sebagai antioksidan kuat yang mampu melawan
radikal bebas.
 Struktur:
Struktur Flavonoid dan Antosianin

6. Tapak Dara (Catharantusroseus)
Tanaman ini mengandung metabolit sekunder : 28 biindol alkaloid, saponin dan
flavonoid. Salah satu jenis tanaman yang mengandung akaloid adalah tanaman tapak dara
berkhasiat sebagai obat anti kanker karena mengandung alkaloid vinblastine dan
vincristine (Thabarani, 2012)
 Manfaat :
Pengobatan kanker, untuk penyakit Diabetes Mellitus, Hipertensi (tekanan darah tinggi),
Leukimia, Asma dan bronkhitis 
 Cara isolasi:
Alkaloid diisolasi dalam daun tapak dara dengan cara dibersihkan lalu dikeringkan dan
ditumbuk hingga halus. Kemudian dimasukkan dalam sebuah beaker glass dan di aduk
dengan variasi kecepatan pengadukan sebesar 100 hingga 200 rpm. Untuk melarutkan
minyak astiri digunakan pelarut heksane 100 ml dengan waktu ekstraksi 1 hingga 3 jam.
Setelah itu digunakan pelarut etanol untuk mengekstraksi senyawa alkaloid. Ekstrak
etanol yang telah di uapkan di analisis dengan menggunakan alat Spektrofotometri untuk
mengetahui berapa persen kadar alkaloid yang didapat. Pemeriksaan alkaloid di uji
dengan reaksi pengendapan (Dragendorf) (Thabarani, 2012).
 Kandungan:
o Alkaloid, Flavonoid, Saponin: Presentase kandungan alkaloid pada daun tapak
dara cukup tinggi. Daun tapak dara telah dibuktikan berkhasiat sebagai diuretik,
hipotensif, sedatif, hemostatis, yang diketahui mengandung alkaloid, saponin,
flavonoid, dan tanin (Dalimartha,1999)
 Pemanfaatan:
o Flavanoida yang merupakan salah satu komponen yang terkandung dalam
tumbuhan tapak dara telah terbukti berkhasiat mempercepat proses kesembuhan
luka (Tsuchya dkk., 1996), sedangkan komponen lainnnya seperti triterpenoida
juga telah terbukti mempunyai khasiat mempercepat proses kesembuhan luka.
Khasiat kedua komponen diatas diketahui karena mempunyai sifat astrigen dan
antimikroba. Komponen tersebut berperan dalam kontraksi luka serta
mempercepat epitelisasi.
 Struktur:

7. Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav)


Tanaman ini mengandung metabolit sekunder : Alkaloid
 Manfaat: Merupakan salah satu tanaman obat yang berpotensial sejak dahulu
memiliki khasiat untuk berbagai jenis penyakit seperi diabetes, kanker, asam urat,
hipertensi dan lain sebagainya (Prapti dan Puspaningtyas, 2013)
 Cara isolasi: Tahapan isolasi meliputi ekstraksi dengan metode maserasi,
menggunakan pelarut metanol, kemudian dilanjutkan dengan fraksinasi menggunakan
metode ekstraksi cair-cair asam basa hingga diperoleh fraksi alkaloid netral atau basa
lemah, fraksi alkaloid basa dan fraksi alkaloid kuartener. Terhadap fraksi alkaloid
netral atau basa lemah dilakukan subfraksinasi dengan metode kromatografi cair
vakum, kemudian dilanjutkan dengan pemurnian dengan menggunakan KLT
preparative hingga diperoleh isolat murni.
 Kandungan
o Daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) terbukti mengandung minyak
atsiri, flavonoid, alkaloid dan senyawa fenolik.
 Pemanfaatan:
o Alkaloid: Efek fisiologis yang kuat dan selektifitas senyawa alkaloid
menyebabkan senyawa alkaloid tersebut angat bermanfaat dalam hal pengobatan.
 Struktur:

8. Kunci pepet (Kaempferia rotunda L)


 Manfaat : Menurunkan persepsi nyeri dengan stimulasi (pacuan) pada reseptor opioid
(efekanalgesi), mengobati batuk dan diare serta dapat dijadikan penenang ( efek
narkotika.
 Cara isolasi: Metode yang digunakan untuk mengisolasi senyawa metabolit sekunder
pada kunci pepet adalah maserasi dengan menggunakan pelarut metanol dilanjutkan
partisi dengan n-heksan kemudian dipartisi kembali dengan kloroform. Pemisahan
dan pemurnian dilakukan dengan Kromatografi Vakum Cair (KVC), Kromatografi
Kolom Gravitasi (KKG), dan Kromatografi Lapis Tipis (KLT).
 Kandungan
o Rimpang kunci pepet banyak mengandung senyawa metabolit sekunder
diantaranya adalah saponin, sineol, minyak atsiri dan polifenol
 Pemanfaatan :
o Saponin, sineol, minyak atsiri dan polifenol yang selama ini banyak dimanfaatkan
sebagai obat antikanker, antiinflamasi dan juga sebagai imunostimulan (Kardinan
dan Taryono, 2003).
 Struktur :
Struktur Polifenol dan Sineol

9. Biji Tumbuhan Sirsak (Annona muricata linn)


Tanaman ini mengandung metabolit sekunder : Alkaloid
 Manfaat :
Tumbuhan sirsak ini dapat digunakan sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai
penyakit, mulai dari penyakit yang ringan seperti gatal-gatal pada kulit sampai
penyakit berat seperti tumor dan kanker. Sebagai obat yang terbuat dari bahan
tumbuhan, tentunya akan lebih aman jika dikonsumsi. Bagian tumbuhan sirsak yang
dapat dimanfaatkan sebagai obat adalah: buah, daun, akar, biji, bunga, dan kulit
batang(Ardraviz, 2012).
 Cara isolasi :
Isolasi dilakukan dengan tehnik ekstraksi secara maserasi menggunakan pelarut
metanol. Ekstrak kental metanol difraksinasi berturut-turut dengan n-heksan dan etil
asetat. Selanjutnya proses pemisahan yang difokuskan pada ekstrak kental metanol
dengan menggunakan kromatografi kolom, sebagai fasa diam dipakai silika gel dan
fasa gerak adalah campuran n-heksan:etil asetat, dan etil asetat : metanol secara
bergradien. Isolat yang diperoleh diuji kemurnian dengan menggunakan Kromatografi
Lapis Tipis. Isolat selanjutnya dikarakterisasi menggunakan UV-Vis dan Inframerah.
Hasil analisis spektroskopi UV-Vis dan Inframerah (IR) diduga bahwa isolat
merupakan senyawa golongan alkaloid jenis alkaloid indol yang mempunyai
karakteristik gugus fungsi N-H terikat, C-H alifatik, C-N, C=C alifatik, C=O, =C-H
aromatik dan memberikan panjang gelombang pada spektra λmax 282,5 nm dan 237,5
nm (Idrus,2013).
 Kandungan
o Alkaloid: acetogenin, annonaine, mauricine, dan mauricinine
 Pemanfaatan:
o Alkaloid: bersifat insektisidal dan penghambat makan (anti-feedant), dan dapat
berperan sebagai insektisida.
 Struktur:

10. Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa Boerl)


Tanaman ini mengandung metabolit sekunder : Flavonoid
 Manfaat : 
Berkhasiat untuk mengobati luka, diabetes, lever, flu, alergi, sesak nafas, desentri, penyakit
kulit, diabetes, jantung, ginjal, kanker, darah tinggi, asam urat, penambah stamina,
ketergantungan narkoba, dan pemicu kontraksi rahim.
 Cara isolasi :
Penelitian dilakukan dengan ekstraksi soxhletasi sampel daging buah mahkota dewa
menggunakan pelarut metanol selama 3 - 7 jam. Senyawa non polar dihilangkan dengan
ekstraksi menggunakan pelarut n-heksana. Ekstrak metanol yang diperoleh difraksinasi
dengan Kromatografi Lapis Tipis Kresgel G 60 F 254 dengan eluen fase atas n-butanol :
asam asetat : air, 9:2:6(v/v). Jika pemisahan belum optimal dibuat variasi perbandingan
volumenya. Fraksinasi dilakukan dengan KLT preparatif dan setiap fraksi yang diperoleh
dilarutkan dalam metanol. Penentuan kandungan senyawa flavonoid secara kuantitatif dengan
metode Spektrofotometri UVVis memakai standar rutin. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa kandungan senyawa flavonoid pada buah masak rata-rata 1,7647 mg.L-1
atau 2,2334 mg.kg-1 atau 0,004463 % dan pada buah mentah rata-rata adalah 2,1535 mg.L-1
atau 2,7559 mg.kg-1 atau 0,005453 %(Rohyami,2008).
 Kandungan:
Flavonoid : Senyawa 2,4',6-trihidroksi-4 metoksibenzofenon-2-O-glukosida, dan senyawa
flavan yang mengandung gugus hidroksi pada posisi 4’ dan senyawa 4-OH flavonol dengan
5-OH tersubtitusi alkil.

 Pemanfaatan :
Flavonoid : sebagai antioksidan dan mempunyai bioaktifitas sebagai obat.

 Struktur :

11. Rimpang Jeringau


Tanaman ini mengandung metabolit sekunder : Flavonoid
 Manfaat : 
Secara tradisional tanaman jeringau banyak digunakan sebagai obat sakit perut dan
penyakit kulit
 Cara isolasi :
Sebanyak 500 gram serbuk rimpang jeringau dimaserasi dengan metanol
menghasilkan ekstrak kental metanol sebanyak 38,11 gram. Ekstrak kental metanol
dipartisi dengan pelarut air, n-heksan, dan etil asetat. Menghasilkan fraksi n-heksan
3,49 gram, fraksi etil asetat 0,85 gram, dan fraksi air 3,12 gram. ekstrak kental
metanol dan masing-masing fraksi yang dihasilkan diuji aktivitas antioksidan
menggunakan metode DPPH dengan nilai IC50. Ekstral kental metanol dipisahkan
dengan kromatografi kolom diperoleh 135 fraksi Hasil karakterisasi diduga bahwa
isolat (fraksi 38-40) merupakan senyawa flavonoid. Hal ini didukung oleh hasil
karakterisasi Spektrofotometer IR terdapat senyawa gugus fungsi O-H pada daerah
bilangan 3324,61 cm-1. Serapan uluran C-H pada daerah bilangan gelombang
2943,92 cm-1 dan 2832,77 cm-1. Serapan cincin aromatik C꞊C muncul pada daerah
bilangan gelombang 1451,15 cm-1.Hal ini diperkuat serapan UV-Vis pada panjang
gelombang 282.00 nm dan 220.00 nm(Saman, 2013).
 Kandungan :
o Flavonoid
 Pemanfaatan :
o Flavonoid : potensial sebagai antioksidan dan mempunyai bioaktivitas sebagai
obat. Flavonoid dalam tubuh manusia berfungsi sebagai antioksidan sehingga
sangat baik untuk pencegahan kanker. Manfaat flavonoid antara lain untuk
melindungi struktur sel, meningkatkan efektivitas vitamin C, antiinflamasi,
mencegah keropos tulang dan sebagai antibiotik (Waji dan Sugrani, 2009).
 Struktur :

12. Herba Meniran (Pyllanthus niruri Linn)


Tanaman ini mengandung metabolit sekunder : Terpenoid
 Manfaat : 
Herba ini secara tradisional dapat digunakan sebagai obat radang ginjal, radang
selaput lendir mata, virus hepatitis, peluruh dahak, peluruh haid, ayan, nyeri gigi, sakit
kuning, sariawan, antibakteri, kanker, dan infeksi saluran kencing
 Cara isolasi :
Dengan metode Kromatografi Gas – Spektroskopi Massa. Ekstraksi senyawa
dilakukan dengan dua cara yaitu maserasi dengan pelarut metanol dan sokletasi
dengan pelarut n–heksanaa. Hasil uji fitokimia menggunakan pereaksi Lieberman-
Burchard pada ekstrak n–heksanaa hasil maserasi dan ekstrak n–heksanaa hasil
sokletasi menunjukkan bahwa kedua ekstrak tersebut positif mengandung senyawa
terpenoid. Hasil uji aktivitas ekstrak n–heksanaa terhadap bakteri Escherichia coli dan
Staphylococcus aureus menunjukkan fraksi n–heksanaa hasil sokletasi memberikan
daya hambat yang lebih baik. Daya hambat fraksi n–heksanaa hasil maserasi adalah 1
mm terhadap bakteri Escherichia coli dan 0,5 mm terhadap bakteri Staphylococcus
aureus, sedangkan daya hambat fraksi n–heksanaa hasil sokletasi yaitu 10 mm
terhadap bakteri Escherichia coli dan 12 mm terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
Ekstrak n–heksanaa hasil sokletasi dimurnikan dengan menggunakan kromatografi
kolom dan diidentifikasi dengan Kromatografi Gas – Spektroskopi Massa (Gunawan,
dkk, 2008).
 Kandungan :
o Terpenoid : senyawa yaitu phytadiene [M+] 278 dan senyawa 1,2-seco-cladiellan
m/z 335 [M+- H]
 Pemanfaatan :
o Terpenoid : senyawa terpenoid memiliki aktivitas sebagai antibakteri yaitu
monoterpenoid linalool, diterpenoid (-) hardwicklic acid, phytol, triterpenoid
saponin dan triterpenoid glikosida (Grayson, 2000).
 Struktur :

13. Beladon (Atropa belladonna)


Tanaman ini mengandung metabolit sekunder: Alkaloid tropane
 Manfaat:
o Digunakan dalam pengobatan obat krasavki karena sifat farmakologis alkaloid
sangat aktif, khususnya atropin.
o Krasavki obat-obatan dan atropin digunakan sebagai kasus dan obat penghilang
rasa sakit dengan ulkus lambung dan ulkus duodenum, gastritis hyperacid kronis,
penyakit saluran bilier dan kandung empedu
o Sebagai atropin penangkal keracunan.
 Cara isolasi:
Dua gram Beladon yang telah dibuat serbuk ditambah 10 ml kloroform, kemudian
ditambahkan 5 ml NH4OH 10%, disaring ke dalam tabung reaksi. Ke dalam filtrat
ditambahkan 5-10 tetes H2SO4 2 N lalu kocok selama 2-3 menit atau sampai terbentuk 2
lapisan. Masing-masing lapisan dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi. Tabung reaksi
pertama diuji dengan reagen Mayer, positif jika menghasilkan endapan putih/kabut putih.
Tabung reaksi kedua diuji dengan reagen Dragendroff, positif jika terbentuk endapan
merah jingga.
 Kandungan
o Alkaloid Tropan mengandung satu atom nitrogen dengan gugus metilnya (N-
CH3). Alkaloid ini dapat mempengaruhi sistem saraf pusat termasuk yang ada
pada otak maupun sun-sum tulang belakang.
 Pemanfaatan:
o Atropin digunakan sebagai tetes mata untuk melebarkan pupil mata, berasal dari
famili Solanaceae, Hyoscyamus niger, Dubuisia hopwoodii, Datura dan
Brugmansia spp, Mandragora officinarum, Alkaloid Kokain dari Erythroxylum
coca (Famili Erythroxylaceae)
 Struktur:
Daftar Pustaka

Antia, BS. Je Okokon. Dan PA Okon. 2005. Hypoglycemic activity of aqueous leaf extract of
Persea americana Mill. Research Letter, Volume 37
Dalimartha, 1999, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1, Trubus Agriwidya, Jakarta
Djamil, Ratna dan Catharina, Yenni, 2014, Isolasi dan Identifikasi Senyvwa Flavonoid dalam
fraksi n-Butanol Daun Dewa secara Spektrofotometri UV-Cahaya Tampak, Jurnal
Ilmu Kefarmasian Indonesia, Vol 12, No.1
Gotawa, I. B. I., Sugiarto, S, Nurhadi, M. , Widiyastuti, Y. Wahyono, S., PraGun, I .J, 2000.
Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid V. Departemen Kes. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan. Jakarta
Grayson, D. H., 2000, Monoterpenoid, University Chemical Laboratory, Trinity College,
Dublin 2, Ireland
Gunawan IWG, Bawa IGAG, & Sutrisnayanti NL, 2008, Isolasi dan Identifikasi Senyawa
Terpenoid yang Aktif Antibakteri pada Herba Meniran (Phyllanthus niruri Linn).
Jurnal Kimia Vol 2, No 1
Harborne, J.B. 1999. Classes and functions of secondary products from plants, dalam: N.J.
Walton dan D.E. Brown. Chemicals from Plants, Perspectives on Plant Secondary
Products, Imperial College Press, London.
Mardiah, Sawarni, H, R.W. Ashadi., Rahayu, 2009, Budi Daya dan Pengolaha Rosella Si
Merah Segudang Manfaat, Agromedia Pustaka, Jakarta
Owolabi, M.A., Coker dan S.I. Jaja, 2010, Bioactivity of the phytoconstituents of the leaves of
Persea americana, Journal of Medicinal Plants Research Vol. 4, No. 12
Prapti, U. dan Puspaningtyas. D.E, 2013, The Miracles of Herbs, Agromedia Pustaka, Jakarta
Tengo, Nilda Apriyati, Nurhayati Bialangi, Nita Suleman, 2008, ISOLASI DAN
KARAKTERISASI SENYAWA ALKALOID DARI DAUN ALPUKAT (PERSEA
AMERICANA MILL), Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA Universitas Negeri
Gorontalo, Gorontalo
Thabarani, E. Ciptha, 2012, Ekstraksi alkaloid dalam Daun Tapak Dara, Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional
Tsuchya H, Sato M, Miyazaki T, Fujiwara S, Tanigaki S, Ohyama M, Tnanka T, Linuma M,
1996, Comparative Study on The Antibacterial Activity of Phytochemical Flavanones
Againts Methicillinresistant Staphylococcus aureus.J Ethnopharmacol

Waji, S. Agestia dan Andis Sugrani, 2009, FLAVONOID (Quercetin), Universitas


Hassnuddin, Makasar

Anda mungkin juga menyukai