Anda di halaman 1dari 5

Tugas Latihan Pertemuan 7 Matakuliah Akuntansi Perpajakan Tentang “ Aktiva Tetap“

30 Maret 2021
Nama : Bhayu Utama Putra
Nim : 1905112204

1. Bagaimana peraturan perpajakan dalam penyusutan asset tetap dan terhadap nilai sisa asset tetap? Jelaskan!
Jawab :
 Untuk menghitung penyusutan fiskal, setiap aktiva tetap harus dikelompokkan. Hal ini diatur berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan (PMK) No. 96/PMK.03/2009 tentang Jenis-Jenis Harta yang Termasuk Dalam Kelompok Harta Berwujud Bukan
Bangunan untuk Keperluan Penyusutan. Wajib pajak badan perlu memperhatikan kelompok harta berdasarkan PMK
tersebut agar tidak terjadi koreksi positif penyusutan apabila dilakukan pemeriksaan oleh otoritas pajak. Terdapat panduan
tabel kelompok harta untuk mengetahui posisi aset. Baru setelah itu, wajib pajak dapat menghitung besarnya penyusutan
dengan tarif sesuai ketentuan.
Kelompok Harta Berwujud Masa Manfaat Tarif – Metode Garis Lurus Tarif – Metode Saldo
Menurun
I. Bukan Bangunan
Kelompok 1 4 Tahun 25% 50%
Kelompok 2 8 Tahun 12,5% 25%
Kelompok 3 16 Tahun 6,25% 12,5%
Kelompok 4 20 Tahun 5% 10%
II. Bangunan
Tidak Permanen 10 Tahun 10%
Permanen 20 Tahun 5%
 Penghitungan penyusutan dihitung berdasarkan bulan per bulan. Dalam ketentuan, satu hari dihitung seperti satu bulan.
Misalnya, wajib pajak membeli kendaraan roda empat pada 30 Juni 2019, maka sejak bulan Juni sudah dihitung
penyusutannya. Dengan demikian, pada tahun pembelian kendaraan tersebut, jumlah bulan penyusutannya dihitung selama
7 bulan, yaitu Juni-Desember 2019
 Penyusutan atas pengeluaran harta berwujud selain bangunan, dapat juga dilakukan dalam bagian-bagian yang menurun
selama masa manfaat, yang dihitung dengan cara menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku, dan pada akhir masa
manfaat nilai sisa buku disusutkan sekaligus, dengan syarat dilakukan secara taat asas. Penyusutan dimulai pada bulan
dilakukannya pengeluaran, kecuali untuk harta yang masih dalam proses pengerjaan, penyusutannya dimulai pada bulan
selesainya pengerjaan harta tersebut. Dengan persetujuan Direktur Jenderal Pajak, Wajib Pajak diperkenankan melakukan
penyusutan mulai pada bulan harta tersebut digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan atau pada
bulan harta yang bersangkutan mulai menghasilkan
 Apabila Wajib Pajak melakukan penilaian kembali aktiva, maka dasar penyusutan atas harta adalah nilai setelah dilakukan
penilaian kembali aktiva tersebut. Untuk menghitung penyusutan, masa manfaat dan tarif penyusutan harta berwujud
ditetapkan sebagai berikut
2. Bagaimana perlakuan perpajakan yang anda ketahui untuk sewa ?
Jawab :
 Secara perpajakan leasing/ sewa diatur dalam peraturan menteri keuangan no. 1169/ KMK. 01/ 1991. Kepmenkeu ini hanya
mengatur mengenai pencatatan leasing secara sale dan lease back dengan hak opsi sehingga untuk jenis leasing lainnya.
Missal pembiayaan konsumen harus mengacu pada PSAK No. 30
 Menurut KepMenKeu No. 1169 tersebut, kegiatan sewa guna usaha digolongkan sebagai Sewa Guna Usaha (SGU) dengan
hak opsi apabila memenuhi semua kriteria berikut :
a. Jumlah pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha pertama ditambaha dengan nilai sisa barang
modal, harus dapat menutup harga perolehan barang modal dan keuntungan lessor
b. Masa sewa guna usaha ditetapkan sekurang-kurangnya 2 tahun untuk barang modal Golongan I, 3 tahun untuk
barang modal Golongan II dan III, dan 7 tahun untuk Golongan Bangunan
c. Perjanjian sewa guna usaha memuat ketentuan mengenai opsi bagi lessee.
 Ketentuan perpajakan memperlakukan SGU dengan Hak Opsi. Secara perpajakan, dilakukan secara Operating Lease,
dimana Aktiva tetap leasing baru diakui setelah lessee melaksanakan hak opsinya, dengan biaya perolehan sebagai dasar
penyusutan sebesar nilai opsi tersebut, Lessee membebankan angsuran pokok dan bunga SGU sebagai biaya leasing.
Sedangkan untuk transaksi pembiayaan konsumen, pencatatan perpajakan dilakukan secara Capital Lease.
3. Bagaimana perlakuan akuntansi yang anda ketahui mengenai revaluasi asset tetap ?
Jawab :
 PSAK mengadopsi model revaluasian sesuai PSAK 16 (2007). Suatu entitas yang memilih model revaluasian mempunyai
pilihan untuk melaporkan atau tidak atas hasil revaluasi untuk tujuan perpajakan. Metode :
a. Aset yang di revaluasi {PSAK 16 (2014) - Komersial = harus dilakukan atas kelompok aset yang sama (paragraf
36)}
b. Frekuensi Revaluasi {PSAK 16 (2014) - Komersial = Jika nilai wajar dari aset yang direvaluasi berbeda secara
material dengan jumlah tercatat, maka revaluasi kembali (paragraf 34)}
c. Hasil penilaian oleh appraisal tidak mencerminkan keadaan sebenarnya { PSAK 16(2014) = Tidak diatur.
Menggunakan nilai pasar hasil appraisal saja (paragraf 32)}
d. Masa manfaat aset setelah revaluasi { PSAK 16 (2014) = Berlaku prospektif. Disusutkan berdasarkan sisa manfaat
aset yang bersangkutan (paragraf 43)}
 Ketentuan PSAK 16 tahun 1994, entitas melakukan penilaian kembali asetnya sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Biasanya revaluasi aset dilakukan pada saat akan go publik, menambah modal dengan menerbitkan tambahan saham,
restrukturisasi, akuisisi atau dalam rangka kuasi reorganisasi. Salah satu tujuan revaluasi adalah agar nilai aset perusahaan
menunjukkan kondisi yang sebenarnya, sehingga entitas dapat menjual sahamnya dengan harga yang lebih tinggi, atau
memiliki nilai yang tinggi pada saat diakuisisi pihak lain
4. Pada tanggal 27 Oktober 2010, Bapak Rafif sebagai pemilik PD Aman mebeli seperangkat mesin untuk mencetak dan
menyablon kaos konveksi senilai Rp.97.750.000. Hitunglah biaya penyusutan tahun 2010 yang diperkenankan menurut
ketentuan perpajakan.
Jawab :
Depresiasi perpajakan
= 97.750.000 – 0 x 3/12
4
= 6.109.375
5. Sebutkan persyaratan asset tetap yang dapat disusutkan menurut ketentuan perpajakan. Serta jelaskan pula aset yang
menurut akuntansi dapat disusutkan, tetapi menurut akuntansi pajak tidak dapat disusutkan.
Jawab :
Aset yang dapat disusutkan menurut ketentuan perpajakan meliputi :
 Harta yang dapat disusutkan adalah harta berwujud
 Harta tersebut mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun
 Harta tersebut digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan
Aset yang menurut akuntansi dapat disusutkan, tetapi menurut akuntansi pajak tidak dapat disusutkan :
 Aset tetap perusahaan berupa kendaraan yang dikuasai dan dibawa pulang pegawai, termasuk juga yang ada di daerah
terpencil.
 Aset tetap perusahaan berupa rumah yang terletak bukan di daerah terpencil yang ditempati pegawai yang tidak diberi
tunjangan oleh perusahaan
6. Sebuah mobil box diperoleh perusahaan pada tanggal 12 Juli 2010 dengan harga Rp.48.000.000,- Estimasi masa manfaat
mobil box tsb menurut akuntansi adalah 4 tahun, sedangkan menurut pajak adalah 8 tahun. Pada tanggal 31 Desember
2011, mobil box tsb dijual denga harga Rp.40.000.000,-. Metode penyusutan menurut akuntansi dan pajak adalah garis
lurus. 1. Hitung laba rugi atas penjualan mobil box, baik secara akuntansi maupun pajak? 2. Buatlah jurnal atas penjualan
aset tersebut ? 3. Hitunglah besarnya koreksi fiskal saat pengisian SPT ?
Jawab :
Akumulasi penyusutan = 48.000.000 – 0 x 6/12
4
= 6.000.000 untuk Tahun 2010
Untuk tahun 2011 = 12.000.000/ Tahun
Akumulasi penyusutan = 48.000.000 – 0 x 6/12
8
= 3.000.000 untuk tahun 2010
Untuk 2011 = 6.000.000/ Tahun

1.
Keterangan Akuntansi Perpajakan
Harga Perolehan 48.000.000 48.000.000
Akm. Penyusutan 18.000.000 9.000.000
Nilai buku 30.000.000 39.000.000
Harga pasar 40.000.000 40.000.000
10.000.000 1.000.000

2. Kas 40.000.000
Akumulasi penyusutan peralatan 9.000.000
Aktiva tetap kendaraan 48.000.000
Laba penjualan aktiva 1.000.000

Kas 40.000.000
Akumulasi penyusutan peralatan 18.000.000
Aktiva tetap kendaraan 48.000.000
Laba penjualan aktiva 10.000.000
3. Koreksi fiscal 18.000.000 – 9.000.000 = 9.000.000 dan berupa koreksi positif karena menambah laba
7. PT. Asia Jaya adalah PKP yg mempunyai API. Pada tanggal 17 Maret 2010 mengimpor sebuah mesin dengan harga faktur
sebesar US$100. Biaya asuransi dan biaya angkut masing-masing sebesar 2% dan 4% dari harga faktur. Tarif bea masuk
dan bea tambahan masing-masing 20% dan 10% dari CIF. Mesin tsb juga dikenakan PPN 10%. Kurs Menteri Keuangan
pada saat itu adalah US $1 = Rp.10.000,-. Menurut akuntansi, mesin tsb mempunyai estimasi umur 5 thn, sementara
menurut pajak 4 thn. Metode penyusutan akuntansi dan pajak adalah metode garis lurus. Pada tanggal 31 Desember 2011
perusahaan memutuskan untuk menjual aset tsb dengan harga Rp.100.000.000,-. 1. Buat jurnal yg dibuat PT. Asia Jaya
untuk perolehan aset tetap ? 2. Buat jurnal penyusutan aset tetap pad akhir tahun 2010, dan tentukan besarnya koreksi
fiskal yg harus dilakukan ? 3. Hitung laba rugi atas penjualan aset tetapnya, baik secara akuntansi maupun pajak ? 4. Buat
jurnal atas penjualan aset tetap tersebut ? 5. Tentukan besarnya koreksi fiskal yang harus dilakukan ?
Jawab :
1. Harga Faktur
Mesin $100
Asuransi 2% x 100 $2
Biaya angkut 4 % x 100 $4
CIF $106
Bea masuk = 20% x 106 = 21,2
Bea tambahan = 10% x 106 = 10,6
Nilai Impor dalam dolar = 106 + 21,2 + 10,6 = 137,8
Nilai Impor dalam rupiah = 137,8 x 10.000 = 1.378.000
Harga Perolehan = Harga mesin
= 1.378.000
PPN = 10% x 1.378.000 = 137.800
PPh 22 yang harys dipungut (memiliki API)
= 1.378.000 x 2,5%
= 34.450

Jurnal
Pembelian 1.378.000
Hutang dagang 1.378.000

PPh 22 dibayar dimuka 34.450


PPN Keluaran 137.800
Kas 172.250
2. Metode garis lurus akuntansi
= 1.378.000 – 0 x 10/12
5
= 229.667 untuk 2010
Untuk 2011 = 275.600
Metode perpajakan
1.378.000 – 0 x 10/12
4
= 287.083 untuk 2010
Untuk 2011 = 344.500

Beban Penyusutan 57.416


Akm penyusutan 57.416

Koreksi fiscal 287.083 – 229.667 = 57.416 dan berupa koreksi negatif


3. Laba atau rugi penjualan
Keterangan Akuntansi Perpajakan
Harga Perolehan 1.378.000 1.378.000
Akm. Penyusutan 505.267 631.583
Nilai buku 872.733 746.417
Harga pasar 100.000.000 100.000.000
99.127.267 99.253.583
4. Jurnal Penjualan
Kas 100.000.000
Akumulasi penyusutan peralatan 631.583
Aktiva tetap mesin 1.378.000
Laba Penjualan Aktifa 99.253.583
5. Koreksi fiscal 631.583 – 505.267 = 126.316 merupakan koreksi negative
8. 31 Desember 2009 PT.Betul benar berencana melakukan revaluasi aktiva tetap yang dimiliki : • Tanah yang diperoleh
Desember 2004 dengan harga perolehan Rp.600.000.000 dan harga revaluasi Rp.1.200.000.000 • Bangunan permanen
diperoleh Januari 2007 dengan harga perolehan Rp.800.000.000 dan harga revaluasi Rp.1.050.000.000. • Mesin termasuk
kelompok 2 diperoleh Juli 2007 dengan harga perolehan Rp.300.000.000 dan harga revaluasi Rp.400.000.000 Metode
penyusutan asset tetap menggunakan metode garis lurus. Hitunglah pajak dan jurnalnya
Jawab :
Biaya perolehan tanah 600.000.000
Biaya perolehan bangunan 800.000.000
Akumulasi penyusutan (120.000.000)
680.000.000
Biaya perolehan mesin 300.000.000
Akumulasi penyusutan (93.3750.000)
206.250.000
Nilai tercatat aset tetap = Nilai buku fiscal Rp. 1.300.625.000
Harga pasar (1.200.000.000 + 1.050.000.000 + 40.000.000) Rp. 2.650.000.000
Nilai tercatat aset tetap = nilai buku fiscal Rp. 1.300.625.000
Surplus revaluasi aset tetap = selisih lebih penilaian kembali aset tetap
Perusahaan untuk tujuan perpajakan Rp. 1.349.375.000
PPh final = 10% x 1.349.375.000
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Tanah 600.000.000
Bangunan 800.000.000
Akm penyusutan bangunan 120.000.000
Mesin 300.000.000
Akm penyusutan mesin 93.750.000
Surplus revaluasi aset tetap 1.349.375.000
PPh final atas revaluasi aset tetap 134.937.500
Kas/ Bank 1.349.937.500

Anda mungkin juga menyukai