Anda di halaman 1dari 4

TRANSFORMASI PERAWAT GIGI MENJADI

TERAPIS GIGI DAN MULUT

Terapis Gigi dan Mulut merupakan transformasi dari Perawat Gigi, yang pada tanggal
14 September 2017 di Musyawarah Nasional VII PPGI di Sumatera Barat berubah
nama menjadi Terapis Gigi dan Mulut. Terapis Gigi dan Mulut adalah merupakan
salah satu tenaga kesehatan di bidang kesehatan gigi yang memiliki kompetensi dan
orientasi kerja dalam bidang pelayanan promotif, preventif serta kuratif sederhana.
Berdasarkan Permenkes 20 Tahun 2016 tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Terapis Gigi dan Mulut menyebutkan bahwa terapis gigi dan mulut
mempunyai kewenangan untuk melakukan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan
mulut terdiri dari upaya-upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut, pencegahan
penyakit gigi dan mulut, manajemen pelayanan kesehatan gigi dan mulut, pelayanan
kesehatan dasar pada kasus kesehatan gigi terbatas serta dental assisting.
Ketika berbicara sejarah terapis gigi dan mulut, maka berarti juga bercerita sejarah
tentang perawat gigi.

Pada awalnya, pendidikan perawat gigi dilaksanakan pada jenjang pendidikan


menengah setara SMA yang bernama Sekolah Perawat Gigi (SPG) dan kemudian
berubah menjadi Sekolah Pengatur Rawat Gigi (SPRG). Pada prosesnya, pendidikan
perawat gigi tersebut menggunakan kurikulum yang hampir seluruhnya bermuatan
ilmu dan praktek kedokteran gigi, mengingat kebutuhan pelayanan kesehatan pada
waktu itu yang masih berorientasi kepada pelayanan kuratif. Selanjutnya, mulai awal
tahun 1990an kurikulum Sekolah Pengatur Rawat Gigi mengalami perubahan
kurikulum yang dirancang dengan pendekatan pelayanan promotif dan preventif
kesehatan gigi.

Seiring dengan perkembangan dan perubahan kebutuhan pelayanan kesehatan, pada


tahun 1995 didirikan pendidikan perawat gigi dengan jenjang Diploma III yang
ditandai dengan diselenggarakannya lembaga pendidikan Akademi Kesehatan Gigi
(AKG) yang menghasilkan lulusan Ahli Madya Kesehatan Gigi. Pendidikan Perawat
Gigi di Indonesia pada awalnya (tahun 1951) diselenggarakan dalam rangka untuk
memenuhi kebutuhan pemberi tenaga kesehatan gigi di masyarakat (dimana pada
waktu itu tenaga dokter gigi masih sangat terbatas). Pada pendidikan tersebut, para
lulusan mempunyai keterampilan dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi
kepada masyarakat dan kemampuannya tersebut bersifat vokasional dengan level
pendidikan setara pada jenjang pendidikan menengah, nama lembaga pendidikan
tersebut adalah Sekolah Pengatur Rawat Gigi (SPRG).

Seiring dengan perjalanan waktu dan adanya kebijakan pemerintah, pada Tahun 2005,
pemerintah mengeluarkan kebijakan, yang memutuskan adanya konversi pendidikan
SPRG meningkat pada level akademi, dimana nama lembaga / institusi
pendidikannnya berubah menjadi Akademi Kesehatan Gigi (AKG). Peserta
pendidikan pada level AKG tersebut adalah mereka para calon tenaga kesehatan gigi
yang memiliki pendidikan atau lulusan pendidikan menengah yaitu SMU/SMA
termasuk di dalamnya adalah konversi pendidikan lanjutan mereka yang memiliki
ijazah SPRG. Pada tahun 2001, sebagai akibat adanya kebijakan pemerintah dalam
rangka efisiensi penyelenggarakan pendidikan yang berada di bawah
naunganDepartemen Kesehatan, semua pendidikan kesehatan pada level akademi
terjadi re-organisasi dengan keluarnya regulasi penyelenggaraan pendidikan menjadi
Politeknik Kesehatan, maka Akademi Kesehatan Gigi bergabung dalam struktur
kelembagaan Politeknik Kesehatan dan nama institusi penyelenggaraan pendidikan
menjadi Jurusan Kesehatan Gigi (JKG) yang berada di bawah Politeknik Kesehatan
smpai dengan saat ini.

Pada tahun 2001 terbitlah Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial
Nomor 43/MENKES-KESOS/SK/1/2001 tentang Izin Penyelenggaraan Pendidikan
Diploma Bidang Kesehatan pendidikan Diploma Kesehatan Gigi tidak sesuai lagi
dengan situasi dan kondisi yang ada dan telah diganti menjadi jenis pendidikan
Diploma Keperawatan Gigi sebagaimana pada SK Menkes dalam lampiran I Surat
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1192/MENKES/PER/X/2004 tanggal 19
Oktober 2004. Seiring dengan keluarnya SK menteri di atas, idealnya nama institusi
penyelenggaraan pendidikan Jurusan Kesehatan Gigi harus berubah nama menjadi
Jurusan Keperawatan Gigi.

Hal ini dikarenakan bahwa nama institusi penyelenggaraan pendidikan seharusnya


mencerminkan nama/sebutan kualifikasi para lulusannya. Namun demikian,
dikarenakan adanya kepentingan atau pertimbangan lain yang disinyalir kerap berada
di balik proses penyelenggaraan pendidikan tersebut, penyelenggara pendidikan
Jurusan Kesehatan Gigi masih belum mau mengaplikasikan Peraturan Menteri
Kesehatan tersebut dan para lulusan masih menyandang nama / sebutan sebagai Ahli
Madya Kesehatan Gigi. Organisai profesi (PPGI) terus melakukan berbagai upaya
dengan cara advokasi secara intens dan ilmiah kepada pihak pemegang kebijakan
untuk dapat menerima aspirasi dengan cara mengubah nama institusi penyelenggara
pendidikan. Pada akhirnya, advokasi PPGI membuahkan hasil, dan pada tahun 2010
keluarlah Permenkes No. 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Kesehatan yang berisikan perubahan nama institusi Jurusan
Kesehatan Gigi menjadi Jurusan Keperawatan Gigi. Sebagai implikasi SK Menteri
Kesehatan tersebut, maka para lulusan Jurusan keperawatan Gigi berhak menyandang
nama/sebutan sebagi Ahli Madya Keperawatan Gigi (AMKG).
Saat ini serta di masa yang akan datang perkembangan keperawatan gigi sebagai
sebuah profesi akan dihadapkan pada berbagai hambatan dan tantangan yaitu semakin
meningkatnya tuntutan dan animo masyarakat terhadap pelayanan kesehatan gigi,
semakin kritisnya penilaian masyarakat terhadap kualitas layanan keperawatan gigi,
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan, tuntutan kebutuhan
masyarakat akan layanan keperawatan gigi yang berkualitas, makin meningkatnya
kompleksitas penyakit, respon pasien terhadap penyakit, pengobatan dan lingkungan.
Untuk itu maka perawat gigi telah menyikapinya dengan peningkatan jenjang
pendidikan menjadi Diploma IV keperawatan Gigi.

Pada bulan oktober tahun 2014, terbitlah Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014
tentang tenaga Kesehatan dimana didalamnya menyatakan bahwa nama profesi
Perawat Gigi berubah menjadi Terapis Gigi dan Mulut dan masuk kedalam rumpun
keteknisian medis. Walaupun hal tersebut cukup mengagetkan dan bukan merupakan
usulan dan profesi, tapi apalah daya regulasi tersebut sudah di syahkan dan tidak
mungkin untuk dapat dirubah dengan seketika. Untuk itu maka para perawat gigi
sepakat dengan sukarela untuk beralih nama menjadi terapis gigi dan mulut dengan
organisasi profesi Persatuan Terapis Gigi dan Mulut Indonesia (PTGMI).

https://ptgmi.org/
VISI DAN MISI DPP PTGMI PERIODE TAHUN 2017-2021

Visi

“Terwujudnya Profesi Terapis Gigi dan Mulut Yang Kompeten dan Berdaya Saing di
Tingkat Nasional dan Internasional Pada Tahun 2029”.

Misi

1. Mewujudkan Tata Kelola Organisasi Yang Maju, Inklusif, Terbuka, Dan Berorientasi

Pada Tujuan

2. Meningkatkan Mutu Pendidikan, Pelatihan, dan Pelayanan Terapis Gigi dan

Mulut

3. Memberikan Perlindungan Hukum Kepada Anggota Sesuai Dengan Peraturan

dan Perundang-Undangan yang Berlaku

4. Meningkatkan Kesejahteraan Anggota

Meningkatkan Jejaring dan Kerjasama di Tingkat Nasional dan Internasional

Anda mungkin juga menyukai