Anda di halaman 1dari 21

RAMPAN KARIES PADA ANAK USIA 5 TAHUN

REFLEKSI KASUS PEDODONTIK

Disusun Oleh:
Christy Angelina Tjanra

Pembimbing:
Anie Apriani, drg., Sp. KGA

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
2021
RAMPAN KARIES PADA ANAK USIA 5 TAHUN
Christy Angelina Tjanra1 Anie Apriani2
1
Program Profesi, Program Studi Pendidikan Dokter Gigi, Universitas Kristen
Maranatha, Bandung, 40164, Indonesia
2
Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak, Program Studi Pendidikan Dokter Gigi,
Universitas Kristen Maranatha, Bandung, 40164, Indonesia
___________________________________________________________________

ABSTRACT
Rampant caries is a common tooth problem found among children under five
years old. The occurence of rampant caries can cause various problems mainly
related to the general health of children who are in the growth period. Rampant
caries is caused by lack of oral hygiene, poor dental structure, presence of high
bacterial activity caries, frequent consumption of cariogenic foods and drinks, as
well as time that influences the growing of rampant caries.
Keywords: rampant caries, multifactorial disease, children

Abstrak
Rampan karies merupakan masalah yang sering ditemukan pada anak usia balita.
Adanya rampan karies dapat menyebabkan berbagai masalah terutama yang
berhubungan dengan kesehatan umum anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Rampan karies merupakan penyakit multifaktorial dengan faktor penyebabnya antara
lain, yaitu kurangnya kebersihan mulut, struktur gigi yang kurang baik, adanya
aktifitas bakteri karies yang tinggi, sering mengonsumsi makanan dan minuman
kariogenik, serta waktu yang memengaruhi terjadinya karies rampan.
Kata kunci: rampan karies, penyakit multifaktorial, anak-anak

PENDAHULUAN

Karies merupakan proses patologi berupa kerusakan pada jaringan keras gigi

dimulai dari email, dentin, dan sementum yang disebabkan oleh aktivitas

demineralisasi yang tidak diimbangi oleh remineralisasi sehingga diikuti oleh

kerusakan bahan organik. Karies dapat mengenai gigi sulung dan gigi permanen,

namun proses kerusakan gigi sulung lebih cepat dan lebih parah dibandingkan gigi

permanen. Faktor penyebab adalah perbedaan struktur email gigi sulung yang kurang
padat dan lebih tipis dibandingkan gigi permanen. Karies yang sering dijumpai pada

anak-anak ialah rampan karies.1-3

Rampan karies memiliki pola terjadi yang sangat cepat bila dibandingkan karies

gigi umumnya, dan penyebarannya mengenai keseluruhan gigi. Rampan karies

merupakan penyakit multifaktorial karena mencakup beberapa faktor yang

mempengaruhi terjadinya karies. Rampan karies ini terjadi karena ketidakseimbangan

mineralisasi dalam waktu lama di dalam rongga mulut yang diakibatkan oleh

konsumsi makanan tinggi karbohidrat yaitu makanan dan minuman kariogenik tinggi

kandungan sukrosa.2-4 Faktor luar yang merupakan predisposisi dan pendukung

terjadinya karies pada anak-anak antara lain anak masih tergantung pada orang

dewasa dalam hal kesehatan mulut. Belum adanya kesadaran anak dalam menjaga

kebersihan mulut dan kurangnya pengetahuan anak serta orangtua tentang makanan

atau minuman yang kariogenik merupakan faktor risiko timbulnya karies.4,5

Penelitian yang dilakukan oleh menunjukkan bahwa prevalensi karies gigi pada

anak sangat bervariasi jika didasarkan atas golongan umur dimana anak berusia 1

tahun sebesar 5%, anak usia 2 tahun 10%, anak usia 3 tahun 40%, anak 4 tahun

55%, anak usia 5 tahun 75%. Dengan demikian golongan umur balita merupakan

golongan rawan terjadinya karies gigi. Pada balita dan anak prasekolah sering

dijumpai kelainan karies gigi yang menyeluruh (rampan karies) yaitu karies yang

terjadi tiba-tiba, mengenai banyak gigi dalam waktu singkat, dan cepat melibatkan

pulpa. Karies rampan mempunyai karakteristik terkenanya permukaan proximal gigi

insicivus bawah yang berkembang hingga mengenai daerah servikal.


Penatalaksanaan rampan karies pada anak tergantung pada faktor etiologi, sikap,

dan motivasi orang tua dan anak dalam mendapatkan perawatan gigi, usia, serta

tingkat kerja sama anak. Perawatan awal berupa tindakan pencegahan

berkembangnya karies rampan harus dilakukan sebelum dimulai perawatan yang

menyeluruh karena hal ini sangat menentukan keberhasilan perawatan secara

keseluruhan.3,5-7

LAPORAN KASUS

Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun datang ke RSGM Maranatha bersama

ibunya dengan keluhan gigi kiri depan atas terdapat sisa akar sejak 1 tahun lalu. Ibu

pasien juga mengatakan bahwa gigi lainnya banyak yang berlubang. Ibu pasien

mengaku anaknya kadang rewel saat makan, makanan disimpan dalam mulut

dengan jangka waktu lama (sambil bermain dengan teman-temannya). Orangtua

pasien ingin gigi pasien dirawat.

Kondisi sistemik pasien dalam keadaan baik. Pasien tidak memiliki riwayat

penyakit terdahulu. Pasien tidak pernah memiliki pengalaman ke dokter gigi

sebelumya. Menurut orangtua pasien, pasien memiliki kebiasaan mengemut

makanan saat makan, makanan lama dihabiskan, dan disimpan dalam mulut sambil

bermain.

Dari evaluasi psikososial saat kunjungan awal, pasien memiliki personality

pemalu namun kooperatif dan usia mental pasisen seusai dengan usia kronologis

pasien. Perilaku pasien saat di kursi gigi positif, pasien menerima perawatan dengan
baik namun tetap waspada dan mengikuti instruksi yang diberikan operator dengan

baik. Dari pemeriksaan intraoral pasien diperoleh kondisi gigi pasien dalam masa

gigi sulung. Hasil pemeriksaan intraoral sebagai berikut:

Gambar 1. Tampak depan intraoral pasien.

V
5 4 3 2 1 1 2 3 4 5

5 4 3 2 1 1 2 3 4 5

Gambar 2. Odontogram

Tabel 1. Pemeriksaan Intraoral

1. Tahapan geligi Sulung


2. Oklusi dan relasi gigi Molar kiri: kelas 1
Molar kanan: kelas 1
Kaninus kiri: kelas 3
Kaninus kanan: kelas 3
Overbite: -
Overjet: -
Crowding: -
Openbite: anterior
Crossbite: -
3. Urutan erupsi Normal
4. Gigi tanggal dini -
5. Persistensi gigi sulung -
6. Catatan khusus -

Setelah dilakukan pemeriksaan intraoral, dilakukan penegakan diagnosis dan

rencana perawatan.

Tabel 2. Diagnosis dan Rencana Perawatan

Gigi Diagnosis Rencana Perawatan


Pro OHI dan DHE
73, 74, 75 Pulpitis revesible Pro observasi
55, 54, 52, 64, 65, Pulpitis reversible Pro restorasi
71, 72, 74, 75
51, 61 Nekrosis pulpa Pro pulpotomi/pulpektomi
Pro strip crown
62 Nekrosis pulpa Pro ekstraksi
Pro strip crown

Setelah didapatkan rencana perawatan, dijelaskan kepada orangtua pasien

perawatan apa saja yang dapat dilakukan, didahului dengan instruksi dan edukasi

mengenai kebersihan dan kesehatan rongga mulut kepada pasien dan orangtua

pasien. Namun setelah kunjungan awal pendataan pasien, orangtua pasien menolak

untuk datang kembali melanjutkan perawatan dengan alasan pasien belum mau

datang lagi untuk dirawat giginya.

PEMBAHASAN
1. Karies Gigi

Karies merupakan proses patologik berupa kerusakan pada jaringan keras gigi

dimulai dari email, dentin, dan sementum yang disebabkan oleh aktivitas bakteri. 1,2

Aktivitas bakteri ini dapat mengakibatkan ketidakseimbangan antara demineralisasi

dan remineralisasi. Faktor yang berperan mempengaruhi aktivitas karies gigi adalah

host (gigi), karbohidrat dan mikroorganisme. Seiring berjalannya waktu, apabila

terdapat tiga faktor tersebut maka karies akan terbentuk. Seiring bertambahnya

waktu maka timbulah karies.8,9 Host terdiri dari gigi, mikroba, dan diet yang

dilakukan oleh pasien. Bakteri terdiri dari adanya akumulasi plak dan aktivitas

bakteri. Bakteri asidogenik merupakan bakteri yang menghasilkan asam, sedangkan

aciduric merupakan bakteri yang hidup di lingkungan asam. Steptococcus mutans

merupakan bakteri inisiasi yang menyebabkan demineralisasi pada enamel. Apabila

terdapat banyak S. mutans, maka risiko karies tinggi. Aktivitas bakteri dapat

mengubah karbohidrat menjadi sumber energi dan berakhir menjadi produk

glikolitik dan memetabolisme asam.4-5,10

Faktor-faktor lain yang mengakibatkan terbentuknya karies adalah kurangnya

kebersihan mulut. Hal ini dapat diketahui dari oral hygiene pasien termasuk sedang.

Komposisi makanan yang banyak mengandung karbohidrat dan jarang memakan

makanan yang berserat dapat membersihkan gigi geligi merupakan faktor lain

timbulnya karies.

Bentuk anatomis gigi sulung dan letaknya pada lengkung gigi dapat memicu

terbentuknya karies. Gigi molar jauh lebih rentan terhadap karies dibandingkan
gigi lain.

Gambar 1. Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Karies.8

2. Pengertian Rampan Karies

Rampan karies adalah lesi karies yang muncul tiba-tiba, terjadi cepat, menyebar

secara luas dan menyeluruh sehingga dengan cepat mengenai pulpa. Karies ini

mengenai beberapa gigi, termasuk gigi yang biasanya bebas karies yaitu gigi anterior

bawah, dan banyak dijumpai pada gigi sulung anak karena mengonsumsi makanan

dan minuman kariogenik atau pada anak balita yang sering mengudap makanan

kariogenik di antara makanan utamanya.9 Rampan karies juga merupakan lesi akut

yang meliputi sebagian atau semua gigi yang telah erupsi, menghancurkan jaringan

mahkota gigi dengan cepat termasuk permukaan yang biasanya tahan terhadap

karies, serta mengakibatkan terkenanya pulpa.10

Rampan karies yang spesifik ialah baby bottle caries. Terdapat pada anak-anak
yang berhubungan dengan riwayat masa bayi, misalnya tertidur dengan botol susu

masih di dalam rongga mulut yang berisi sirup atau jus (mengandung gula),

pemberian air susu ibu dalam waktu yang lama, atau memakai dot kosong yang

dicelupkan dalam madu, sirup, atau gula. Frekuensi makanan karbohidrat yang tinggi

pada anak dengan kebiasaan tidur minum susu botol merupakan penyebab utama dari

penularan bakteri kariogenik. Tingkat keparahan rampan karies mengikuti suatu pola

tertentu menurut kategori Dilley dkk 1980, sebagai berikut:11

1) gigi insisiv sentral rahang atas permukaan labial, palatal, mesial, dan distal

2) gigi insisiv lateral rahang atas permukaan labial, palatal, mesial, dan distal

3) gigi molar pertama rahang atas dan rahang bawah permukaan oklusal

4) gigi kaninus rahang atas dan rahang bawah permukaan labial, palatal, mesial,

dan distal

5) gigi molar kedua rahang atas dan rahang bawah permukaan oklusal

6) gigi insisiv rahang bawah.

Tabel. 2.1 Perbedaan Nursing Bottle Caries (NBC) dengan Rampan Karies12
Nursing Bottle Caries Rampan Karies
Tipe Bentuk spesifik dari Akut dan keterlibatan
karies pulpa diseluruh gigi
rampan dan
penyebarannya
akut serta adanya
keterlibatan pulpa pada
gigi
yang terserang karies ini.
Usia Bayi dan balita Terjadi pada rentang
umur yang lebih besar
termasuk anak-anak
diatas usia balita baik
yang sudah memiliki
gigi permanen maupun
yang masih memiliki
gigi susu.
Penyebab/etiologi Pemberian botol susu Sering adanya asupan
pada makanan yang manis,
bayi saat tertidur dan bergula, dan lengket
pemberian ASI secara sepanjang hari. Juga
berkepanjangan pada bayi dipengaruhi oleh
tanpa memperhitungkan faktor kecenderungan
waktu dan durasi. Juga genetik dari orang tua
terjadi karena pemberian dan anggota keluarga
dot pada bayi yang berisi lainnya.
madu atau cairan manis
buatan untuk
menenangkan
bayi saat menangis.
Karakteristik Spesifikasi gigi yang Tidak ada spesifikasi
terlibat yakni gigi seri gigi yang terlibat,
mandibula tidak semua gigi memiliki
terpengaruh sama sekali peluang terkena
(karena adanya aliran karies termasuk gigi
konstan air liur dari seri mandibula.
kelenjar submandibula
dan
gerakan pembersihan
ujung
lidah yang teratur).

3. Etiologi Rampan Karies

Terdapat berbagai faktor penyebab rampan karies, tetapi faktor utama ialah

sering mengonsumsi makanan dan minuman kariogenik dengan kandungan


sukrosa sangat tinggi. Sukrosa dapat diragikan oleh bakteri tertentu dan

membentuk asam sehingga pH plak akan menurun sampai di bawah 5 dalam tempo

1-3 menit. Penurunan pH yang berulang-ulang dalam waktu tertentu akan

mengakibatkan demineralisasi permukaan gigi yang rentan dan proses rampan

karies dimulai.13

Etiologi dari rampan karies adalah anak dengan risiko tinggi karies dengan oral

care yang buruk, yang dapat mengakibatkan ketidakseimbangan lingkungan oral

yang mempercepat pembentukan karies, gangguan emosional seperti rasa takut, rasa

cemas, pemberontak, trauma, tegang yang menyebabtkan anak menjadi lapar dan

ingin makan manis, makanan ringan, dan saliva berubah dalam proses

remineralisasi; penggunaan obat-obatan yang mengurangi flow saliva, dan terapi

radiasi. Rampan karies terjadi pada anak-anak dan orang dewasa dari segala usia,

tetapi lebih rentan pada remaja muda.14

Rampan karies sering menimbulkan masalah dan yang tersering dialami oleh

anak yaitu adanya rasa nyeri. Kesulitan makan dapat menyebabkan asupan nutrisi

yang kurang. Adanya kavitas akibatnya terjadinya karies merupakan tempat

tumbuh suburnya bakteri. Berbagai macam bakteri akan berkumpul sehingga

merupakan fokus infeksi untuk bagian tubuh lainya. Selain itu, akibat rampan

karies mulut berbau tidak enak karena adanya plak dan debris makanan yang

ditumbuhi bakteri.15

4. Pencegahan Rampan Karies


Pencegahan karies rampan harus dilakukan secepatnya ketika gigi susu anak telah

erupsi yang dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menurut Syaifudin9 dan

Rohaeni8.

Pencegahan karies rampan menurut Syaifudin9

1. Setelah diberi makan, bersihkan gusi anak dengan kain atau lap bersih.

Bersihkan atau sikat gigi anak jika giginya sudah erupsi. Bersihkan dan pijat

gusi pada area yang ompong dan mulai flossing semua gigi anak yang telah

erupsi, biasanya pada usia 2-2,5 tahun.

2. Jangan membiarkan anak tertidur sambil minum melalui botol yang berisi

susu formula atau jus buah atau larutan yang manis.

3. Jika anak membutuhkan dot untuk pemberian makan yang regular pada

malam hari atau hingga tertidur, berilah anak dot bersih yang direkomendasi-

kan oleh dokter gigi atau dokter anak. Jangan pernah memasukkan dot

dengan minuman yang manis.

4. Jika air yang diberikan kepada anak tidak mengandung fluoride, tanyakan

dokter gigi apa yang sebaiknya diberikan pada anak.

5. Mulai berkunjung ke dokter gigi sejak tahun pertama kelahiran secara teratur.

Jika anak mempunyai masalah dengan giginya, segera periksakan ke dokter

gigi.

Pencegahan karies menurut Rohaeni8

1. Pemilihan diet: Diet adalah makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-

hari oleh individu. Diet merupakan salah satu faktor utama permulaan
perkembangan karies sehingga pemilihan diet penting untuk diperhati- kan.

Orang tua terutama ibu harus mencatat kuantitas dan kualitas makanan dan

minuman yang dikonsumsi anak sewaktu dan diantara jam makan. Diet

vitamin dalam bentuk suplemen dan obat mulut juga harus dicatat. Orang

tua dianjurkan untuk mengurangi frekuensi gula bagi anak- anak terutama

diantara jam makan.

2. Instruksi kebersihan mulut: Perawatan gigi anak sejak dini sangat penting

untuk menghindari proses kerusakan gigi, seperti karies rampan. Salah satu

upaya dapat dilakukan agar dapat menghindari terjadinya karies rampan

yaitu menjaga kebersihan mulut. Cara paling mudah dan umum dilakukan

ialah dengan menyikat gigi secara teratur dan benar; hal tersebut merupakan

usulan yang dapat dilakukan secara pribadi.

3. Perawatan dengan fluor: Fluor diperoleh dari alam atau dari bentuk sediaan.

Sumber fluor alami yaitu air sumur, air kali, garam, ikan, dll. Dalam bidang

kedokteran gigi, penggunaan fluor untuk pencegahan karies yaitu

penggunaan secara local dan sistemik. Fluor masuk secara oral sehingga

mempunyai efek topikal pada gigi. Penggunaan fluor secara sistemik yaitu

untuk mencapai permukaan email melalui proses pencernaan. Cara ini

berefek sejak saat sebelum erupsi dan sesudah erupsi. Penggunaannya

melalui air minum (PAM), tablet, dan obat tetes.1,4

Menurut Rohaeni, pencegahan rampan karies dilakukan bila gigi susu anak telah

erupsi agar diperoleh suatu kesehatan gigi dan mulut yang optimal dengan cara
memperhatikan diet makanan anak yaitu mengurangi konsumsi makanan kariogenik

yang merupakan penyebab utama terjadinya rampan karies.8

American Dental Association (ADA) merekomendasikan dosis penambahan

fluor bagi anak-anak dalam beberapa tingkatan usia, sesuai dengan level fluor yang

terdapat pada air minum (Tabel 1).1,4,18

Tabel 1. Pemberian fluor pada anak1,4


Usia Konsentrasi fluoride dalam air minum
(ppmF)
<0,3 0,3 – 0,6 >0,6 ppm
ppm ppm
Kelahiran – 0 0 0
6 bulan
6 bulan – 3 0,25 0 0
tahun mg
3 – 6 tahun 0,5 mg 0,25 mg 0
6 – 16 tahun 1,0 mg 0,5 mg 0

5. Perawatan Rampan Karies

Tindakan yang dilakukan pada kunjungan pertama ialah menghilangkan rasa nyeri

yang dapat dilakukan penumpatan sementara dengan obat-obatan yang diberikan

pada kavitas.16

Pemberian obat dapat dilakukan secara lokal maupun oral. Pemberian obat secara

lokal dilakukan langsung dengan zinc oxide eugenol, sedangkan pemberian secara

oral yaitu obat-obatan sedatif dan analgesik. Obat ini diberikan terutama pada nyeri

yang telah lanjut, dan bermanfaat untuk mencegah pertumbuhan bakteri penyebab

karies. Bila rasa nyeri telah hilang, maka perawatan dapat dilanjutkan.16,17

Dalam pengendalian karies, perawatan karies rampan harus dilakukan secara


sistematis dan komprehensif serta sesuai dengan prinsip pencegahan dan perawatan

secara menyeluruh. Hal selanjutnya yang dilakukan dalam perawatan ialah

mengurangi aktivitas bakteri untuk menghentikan karies, dan mencegah

penjalaran yang cepat ke arah pulpa untuk mengurangi perkembangbiakan bakteri

serta adanya bau mulut. Juga perlu dilakukan oral profilaksis dengan cara menyikat

gigi secara benar dan teratur.17

Dalam melakukan perawatan perlu diperhatikan penanggulangan tingkah laku

anak yang memang memerlukan keahlian tersendiri. Pada prinsipnya

penanggulangan tingkah laku dapat dilakukan dengan melakukan pendekatan yang

bersahabat sehingga tidak terkesan bahwa dokter gigi itu akan menyakiti.19 Dalam

melakukan perawatan khusus pada penderita karies rampan yang umumnya masih

sangat muda, harus dihindarkan kesan nyeri. Bila melakukan perawatan pilih pertama

yang tidak menyakitkan atau bahkan yang dapat menyenangkan hati anak. Perawatan

harus sesingkat mungkin agar anak tidak bosan. Selain itu pula perlu dipersiapkan

teknik atau cara untuk meningkatkan motivasi anak selama perawatan.17

Tindakan perawatan rampan karies dilakukan untuk mencegah penyakit

berkembang hingga tidak terjadi infeksi pada gigi dan jaringan lain yang akan

menimbulkan nyeri, rasa tidak nyaman, kekurangan fungsi gigi, serta mencegah

maloklusi.16

Menurut Heriandi, pada anak yang terkena rampan karies dan sudah tidak dapat

dilakukan perawatan, harus dilakukan pencabutan. Hal ini berguna untuk

menghindari fokus infeksi yang ditimbulkan pada kavitas maupun abses.18


6. Penatalaksanaan Rampan Karies

Kasus rampan karies sebaiknya ditangani secara menyeluruh (komprehensif)

dengan pendekatan psikologi. Dental health education (DHE) merupakan hal

penting dalam penanganan kasus rampan karies. Dental health education dilakukan

pada anak dan orang tua pasien. Pasien dianjurkan untuk membersihkan gigi 2

kali sehari pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Perawatan gigi anak

sejak dini sangat penting untuk menghindari proses kerusakan gigi seperti rampan

karies.12,13 Pemilihan diet makanan dan minuman yang dikonsumsi juga penting.

Peran orang tua adalah mengurangi frekuensi makanan dan minuman yang

mengandung gula bagi anak-anak.

Untuk menghentikan proses karies dapat dilakukan perawatan sesuai tingkat

keparahan karies serta pencegahan yang dilakukan pasien di rumah dengan bantuan

orang tua. Pit & fissure sealant merupakan perawatan preventif dengan cara

meletakan bahan GIC atau kompomer flowable pada pit & fissure gigi yang

bertujuan untuk mencegah proses karies. Indikasi dari aplikasi pit & fissure sealant

menurut Council on Scientific Affairs adalah pasien dengan risiko karies gigi tinggi

sedang atau tinggi, karies baru di area pit & fissure sealant, anatomi pit & fissure

yang dalam. Pencegahan karies dapat dilakukan dengan pendekatan preventif

menggunakan bahan fluoride. Pendekatan preventif menggunakan bahan fluoride

merupakan salah satu cara yang cukup efektif untuk mencegah kerusakan email.

Fluoride diaplikasikan pada permukaan email dapat berupa pasta gigi, obat kumur,
gel, dan fluoridasi air. Aplikasi fluoride secara topikal dapat diberikan dalam bentuk

foam, gel, dan varnish.16-18

Masalah utama yang berhubungan dengan perawatan karies pada anak adalah

perilaku yang tidak kooperatif disebabkan keadaan mental anak yang belum matang,

seperti kerjasama yang terbatas dan ketakutan terhadap orang asing dan situasi yang

menimbulkan rasa tertekan. Pemeriksaan yang teliti termasuk pemeriksaan

penunjang foto panoramik harus dilakukan sebelum perawatan dimulai.

Pemeriksaan mencakup riwayat umum riwayat gigi, penilaian kemampuan anak

dalam bekerjasama selama perawatan, keadaan oklusi serta kemampuan anak

melakukan perawatan mulut di rumah.19

KESIMPULAN

Pencegahan rampan karies dilakukan pada anak dengan memperhatikan diet dan

instruksi kebersihan mulut. Perawatan rampan karies dilakukan secara komprehensif

dan menyeluruh. Keberhasilan perawatan rampan karies tergantung pada kerjasama

dokter gigi, orang tua, dan anak.

Pencegahan rampan karies dilakukan bila gigi anak telah erupsi dengan

memperhatikan diet, instruksi kebersihan mulut, dan pemberian fluor.

Penanggulangan rampan karies yang utama ialah menghilangkan rasa nyeri,

menanggulangi penyebabnya, serta memperbaiki kesehatan gigi dan mulut anak

disamping meningkatkan pencegahan dan perawatan.

Perawatan karies rampan mengacu pada penghilangan bagian gigi yang rusak,
yaitu dengan penumpatan yang diberikan pada kavitas dengan menggunakan

bahan-
bahan tumpatan yang sesuai dengan kedalaman dan letak karies (gigi anterior atau

posterior). Keberhasilan perawatan rampan karies bergantung pada koordinasi tim

antara dokter gigi, orang tua, dan anak.

REFERENSI

1. Mc Donald dan Avery. Dentistry for the child and adolescent. 10th ed. Mosby

Co: St.Louis Missouri; p 221-3.

2. Welburry R, Duggal MS, Hosy MT. Peadiatric Dentistry. 4th ed. Oxford:

NewYork; 2012.

3. Prekumar S. Manual of pediatric dentistry. 1st ed. Jaypee brothers medical

publishers. India. 2014.

4. Marwah, N. Texbook of pediatric Dentistry. 3rd ed. Jaypee brothers medical

publishers. India. 2014.

5. Anggraini LD. Penatalaksanaan total care rampan karies pada pasien anak.

Yogyakarta: Asri Medical Centre. 2016.

6. Berkovits RJ. Textbook of pediatric care prevention of dental care. [online

2009] [Cited 2019 Jul 23]. Available from:

http://www.pediatriccare.online.org/pco/chapter 33.com

7. Cameron AC, Widmer RP. Handbook of pediatric dentistry. 4th ed. Mosby

Elsevier. 2013.
8. Mariati, Ni Wayan. 2015. Pencegahan dan Perawatan Karies Rampan. Jurnal

Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam

Ratulangi Manado.

9. Fajerskov O, Nyvad B, Kidd E. Dental caries the disease and its clinical

management. 3rd ed. London: Blackwell Munksgaar. 2015. p 55-78.

10. Heriandi S. Penanggulangan karies rampan serta keluhannya pada anak. J Ked

Gigi Univ Ind. 2000;9(1):5-8.

11. Mariati, N. W. (2015). Pencegahan dan Perawatan Karies Rampan. Jurnal

Biomedik (JBM), Vol. 7, No. 1; 23-28 .

12. Yiu CKY, Wei SHY. Management of rampant caries in children. Quintessence

Int. 1992;23(3):159-68

13. Boedi OR. Immunologi oral kelainan di dalam rongga mulut (Skripsi). Jakarta:

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2002.

14. Suwelo IS. Karies Gigi Pada Anak Dengan Berbagai Faktor Etiologi. Kajian

pada anak usia prasekolah (Edisi 2). Jakarta. EGC. 2000.

15. Riani D, Sarasati. Peranan pola waktu makan terhadap karies gigi pada anak.

Jurnal PDGI. 2005;1:14-6.

16. Siska DH. Pentingnya kesehatan gigi dan mulut anak. [online] [cited 2009

Aug 08]. Available from URL: http=//heryaman.kesehatan-gigi-

dan- mulut-anak.com.

17. British Dental Association. Rampant caries in the primary dentition. [online

2009 June] [cited 2009 Sept 22]. Available from URL:


http:www.bda.dentistry.org. uk/factfile/ntml.

18. Berkovits RJ. Textbook of Pediatric Care Prevention of Dental Caries. [online

2009] [cited 2009 Aug 19]. Available from URL: http://www.pediatriccare

online.org/pco/chapter33.com

19. Tarigan R. Kesehatan Gigi dan Mulut (Edisi 2). Jakarta: EGC, 2005.

Anda mungkin juga menyukai