Anda di halaman 1dari 15

PEMBABAKAN ATAU PERIODISASI, JENIS-JENIS

TEORI KOMUNIKASI DAN PERKEMBANGAN TEORI


KOMUNIKASI DARI MASA KE MASA
MAKALAH

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH : TEORI KOMUNIKASI

DOSEN : WELLY WIHAYATI, S.Sos., M.Si.

Disusun Oleh :

DIENDA AISYAH PRAMDHANI (119100122)

PRODI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS GUNUNG JATI
CIREBON
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Selain sebagai tugas, makalah yang
kami buat ini bertujuan memberi informasi kepada para pembaca tentang Periodisasi,
Jenis dan Perkembangan Teori Komunikasi Dari Masa ke Masa.

Dengan demikian tidak akan tertinggal informasi mengenai teori komunikasi ini.
Dalam kesempatan ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada
pihak-pihak yang telah membantu.

Menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan.


Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan agar ke
depannya kami mampu menjadi lebih baik lagi.

Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang......................................................................................


1.2 Rumusan Masalah.................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2

2.1 Perkembangan/Periodisasi Teori Komunikasi...................................... 7


2.2 Jenis- Jenis Teori Komunikasi.............................................................. 7
2.3 Perkembangan Teori Komunikasi dari Masa ke Masa......................... 7
2.4 Jenis Teori Komunikasi Behaviorisme dan Implikasinya.................... 7

BAB III PENUTUP.................................................................................................. 12

3.1 KESIMPULAN..................................................................................... 12
3.2 SARAN................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Teori komunikasi adalah satu pandangan dan strategi yang akan membentuk alat
dan rangka kerja untuk sesuatu perkara yang hendak dilaksanakan Dalam proses
komunikasi teori akan membina bentuk dan kaidah komunikasi yang hendak dibuat.
Melalui penulisan ini pejelasan tentang beberapa teori komunikasi akan dibuat.

Setiap pelaku komunikasi dengan demikian akan melakukan empat tindakan:


membentuk, menyampaikan, menerima, dan mengolah pesan. Ke-empat tindakan
tersebut lazimnya terjadi secara berurutan.Membentuk pesan artinya menciptakan
sesuatu ide atau gagasan. Ini terjadi dalam benak kepala seseorang melalui proses kerja
sistem syaraf. Pesan yang telah terbentuk ini kemudian disampaikan kepada orang lain.
Baik secara langsung ataupun tidak langsung. Bentuk dan mengirim pesan, seseorang
akan menerima pesan yang disampaikan oleh orang lain.

Proses penyampaian pesan berupa ide, gagasan, emosi, keterampilan ataupun


pesan lainnya baik secara verbal ataupun nonverbal dari pengirim (komunikator) kepada
penerima (komunikan) melalui channel / media untuk mendapatkan respons.

Dalam penyampaian komunikasi, ada beberapa teori yang menggambarkan


peliknya hubungan antara komunikator dan komunikan.Teori-teori ini tidak serta merta
dapat diaplikasikan di masyarakat atau ke setiap orang, melainkan memerlukan sebuah
situasional tertentu yang memungkinkan teori-teori ini bekerja.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Pembabakan/Periodisasi Teori Komunikasi


2. Jenis-Jenis Teori Komunikasi
3. Perkembangan Teori Komunikasi Dari Masa ke Masa
4. Jenis Teori Komunikasi Behaviorisme

1.3. TUJUAN PENULISAN

1
1. Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Komunikasi
2. Memberikan Informasi Tentang Periodisasi, Jenis-Jenis Teori Komunikasi Dan
Teori Komunikasin dari Masa ke Masa
3. Mengetahui Lebih Dalam Tentang Teori Komunikasi Behaviorisme

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PEMBABAKAN/PERIODISASI TEORI KOMUNIKASI

Periode pertama adalah Mazhab Retorika yang berkembang sejak periode klasik
hingga awal abad ke-19. Mazhab ini sangat mengakar di masyarakat Yunani dimana
negara tersebut merupakan tempatnya para ilmuan masa itu. Masyarakat Yunani
mazhab ini sebagai upaya mencari kebenaran melalui dialog. Tiga unsur penting dalam
mazhab ini yang sangat terkenal yaitu Etos, Pathos, dan Logos.

Setelah itu berkembang tradisi jurnalisme, paradigma, dan perkembangan


retorika, yakni pada zaman Romawi Kuno hingga periode 1900-1950-an. Tradisi
jurnalisme sudah dimulai sejak zaman Romawi Kuno yang ditandai dengan adanya Acta
Diurna atau catatan harian, dimana pada masa itu penyebaran informasi secara luas
dengan menggunakan media papan pengumuman. Informasi tersebut ditujukan kepada
rakyatnya atau masyarakat kala itu.

Kemudian berkembanglah tahap komunikasi massa pada tahun 1940-1950-an.


Dalam tahap ini lahirlah beberapa model seperti model lasswell, teori SOR, S-M-C-R
model, dan sebagainya. Model-model tersebut hingga kini masih digunakan meski
model-model terbaru yang beberapa membantah model tersebut telah bermunculan.
Pada era tahun 1960-an masuk pada tahap integrasi. Pada tahap ini lahirlah model
komunikasi intrapersonal karya Berlo, juga teori-teori yang lainnya

Tahap berikutnya yaitu pertumbuhan dan sosialisasi.Dalam tahap ini komunikasi


interpersonal dan studi interaksi non verbal menjadi area yang populer. Retorika,
berbicara di depan publik, debat, teater, patologi percakapan, jurnalisme, media massa,
fotografi, iklan, dan publik relesyen berlanjut tumbuh sejalan dengan komunikasi
percakapan, dan komunikasi massa.

3
2.2 JENIS-JENIS TEORI KOMUNIKASI

Perkembangan teori komunikasi merupakan studi yang berkembang pesat


dibandingkan dengan studi lain. Para ahli pun banyak yang memberikan sumbangsih
pada studi ini, sehingga mengakibatkan cangkupan studi ini menjadi begitu luas sebagai
timbal balik dari berbagai jenis teori komunikasi yang ditemukan.

Berikut penjelasan mengenai jenis-jenis teori komunikasi menurut ahli.

1. Teori Komunikasi Lasswell

Harold Lasswell, Teoritikus ternama yang banyak menyumbangkan ide dan


fikirannya terkait cabang ilmu sosial dan komunikasi. Di tahun 1948, Ia mengemukakan
model komunikasi yang sederhana dan hingga kini masih diterapkan sebagai model
komunikasi dasar. Model tersebut yakni :

[box title=”” align=”centerSiapa (Who) – Berbicara apa (Says What) – Dengan media
apa (In Which Channel) – Kepada Siapa (To Whom) – Dan dengan Efek apa (With
What Effect)[/box]

2. Teori Komunikasi Behaviorisme

Jenis teori komunikasi yang satu ini mungkin sangat sering anda dengar. Teori
ini dikembangkan oleh ilmuan asal Amerika Serikat bernama Jhon B. Watson (1878 –
1958). Menurutnya Teori Behaviorisme ini mencakup semua perilaku, termasuk
tindakan balasan atau respon terhadap suatu rangsangan atau stimulus. Artinya bahwa
selalu ada kaitan antara stimulus dengan respon pada perilaku manusia. Jika suatu
stimulus atau rangsangan yang diterima seseorang telah teramati, maka dapat
diprediksikan pula respon dari orang tersebut.

3. Teori Komunikasi Humanisme

Teori ini dikembangkan oleh Ncneil (1977) yang diilhami oleh perkembangan
psikologi humanisme. Komunikasi humanisme pernah diimplementasikan dalam dunia
pendidikan melalui Humanistic curriculum. Isi teori lebih menekankan pada pembagian
pengawasan dan tanggung jawab bersama antar peserta didik. Dengan harapan, nantinya
peserta didik dapat menyesuaikan dalam kehidupan masyarakat.

4
4. Teori Informatif

Teori ini dikembangkan oleh Sannon dan Weaver (1949). Teori informasi
merupakan salah satu teori klasik, dimana teori ini menitikberatkan pada komunikasi
sebagai suatu transmisi pesan dan bagaimana transmitter menggunakan media dalam
berkomunikasi. Dalam hal ini, jika sinyal media yang digunakan baik, maka komunikasi
akan berjalan efektif, begitu pula sebaliknya. Apabila sinyal media tidak baik, maka
komunikasi tidak akan berjalan dengan lancar.

5. Teori Uses and Gratifications (Penggunaan dan Kepuasan)

Teori ini dikembangkan oleh Blummer dan Kutz (1974). Mereka berpendapat
bahwa pengguna media memiliki peran aktif dalam memilih media yang digunakannya.
Sehingga, pengguna media dapat dikatakan sebagai pihak utama dalam suatu proses
komunikasi. Dalam hal ini, pengguna mempunyai pilihan untuk menentukan media
yangs sesuai dengan kebutuhanya.

6. Teori Agenda Setting

Teori ini dikembangkan oleh Mc combs dan Shaw (1972). Teori Agenda Setting
beranggapan apabila media memberikan tekanan pada suatu peristiwa maka, media
tersebut akan membuat masyarakat menganggap peristiwa itu penting. Dalam hal ini,
media mempunyai efek yang sangat kuat dalam mempengaruhi asumsi masyarakat.
Sehingga akan muncul asumsi bahwa apa yang dianggap penting oleh media akan
dianggap penting oleh masyaraka

7. Teori Kontruktivisme

Piaget dan Vigotski adalah dua nama yang selalu dikaitkan dengan teori ini.
Teori kontruktivisme beranggapan bahwa manusia selalu memiliki pandangan sendiri
terhadap kenyataan, Mereka senantiasa mencari dan mempelajara untuk menemukan
bahasa pertama dan kedua. Di sisi lain, teori ini juga didefinisikan sebagai pembelajaran
generatif. Pembelajaran yang merupakan suatu tindakan untuk menciptakan suatu
makna dari apa yang telah dipelajari.

8. Teori Nativisme

5
Chomsky dan Hadley (1993) dalah tokoh pendukung teori nativisme. Teori ini
berpandangan bahwa manusia satu-satunya makhluk Tuhan yang dapat berkomunikasi
melalui verbal. Disisi lain, bahasa merupakan suatu yang kompleks, oleh karenanya
manusia senatiasa belajar untuk dapat berkomunikasi dengan makhluk Tuhan yang lain

9. Teori Sibernetik

Wiener (1945) adalah tokoh dibalik teori ini. Teori ini tergolong teori baru
sejalan dengan berkembangnya teknologi informasi dan ilmu sosial. Teori sibernatik
merupakan suatu sistem pengontrol yang didasarkan pada komunikasi, antara sistem
dengan lingkungan dan antar sistem itu sendiri. Pengontrol dari sistem berfungsi dalam
memperhatikan lingkungan. Penerapan teori sibernetik biasanya diperuntukkan kepada
siswa agar mencapai hasil yang efektif.

10. Teori Kognitivisme

Teori kognitivisme mengedepankan proses belajar dibandingkan dengan hasil


proses itu sendiri. Belajar tidak hanya sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan
respon. Tetapi juga melibatkan proses berfikir yang kompleks. Lebih dari itu, belajar
merupakan proses perubahan persepsi dan pemahaman. Menurut aliran ini kita belajar
didasarkan atas kemampuan kita menafsirkan peristiwa atau kejadian dalam suatu
lingungan. Dimana proses belajar tersebut terdapat empat tahapan yaitu Asimilasi,
Akomodasi, Disquilibari, dan Equilibrasi.

11. Teori Ketergantungan

Teori ini dikemukakan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Malvin Defluer (1976).
Fokus dari teori ini terletak pada kondisi struktural yang ada dimasyarakat. Fokus ini
sangat cenderung mudah untuk dipengaruhi oleh media massa. Teori ini dapat
disematkan pada komunitas masyarakat modern, dimana pada masyarakat modern,
media massa dianggap suatu hal yang sangat penting dalammencapai tujuan beberapa
proses. Di antaranya yaitu proses memelihara, perubahan, serta konflik dalam tataran
masyarakat dan masalah perorangan dalam suatu aktivasi sosial.

12. Teori Inokulasi

6
Teori ini pada mulanya disampaikan oleh Mc Guaire, dimana inokulasi dapat
pula disebut sebagai suntikan yang mengambil analogi pada ilmu medis. Ibaratkan
orang yang tidak siap menahan penyakit maka dia harus disuntikan vaksin untuk
memperkuat daya tahan tubuhnya. Teori ini mengemukakan bahwa lebih baik
membekali terbujuk dengan argumen sanggahan daripada membiarkanya tidak siap
menyangkal perspektif lawan.

13. Teori Kultivasi

Teori kultivasi merupakan teori komunikasi yang membahas mengenai efek dari
komunikasi masa. Pandangan dari teori ini adalah bahwa media masa memiliki efek
yang bersifat kumulatif dan lebih berdampak pada tataran sosial budaya dalam
masyarakat dari pada personal seseorang. Teori ini di kembangkan oleh George Gabner.

14. Teori Spiral Of Silence (Spiral Keheningan)

Teori ini berkaitan dengan bagaimana terbentuknya suatu pendapat umum dalam
masyarakat. Spiral of Silence menjelaskan bahwa terbentuknya pendapat umum dalam
masyarakat di tentukan oleh proses saling mempengaruhi antara komunikasi massa,
komunikasi antar pribadi, dan presepsi masing-masing individu serta hubungannya
dengan pendapat orang lain dalam masyarakat. Teori ini di kembangkan oleh Elizabeth
Noelle dan Neuman (1976).

15. Teori Norma dan Budaya

Teori ini beranjak dari pada pengaruh media massa yang kuat mengenai suatu
hal. Hal tersebut dapat mempengaruhi kondisi sosial budaya dalam masyarakat. Pesan
dari media massa mampu mengubah norma yang sudah ada dalam masyarakat, disisi
lain juga mampu memperkuat norma yang ada dalam masyarakat. Lebih dari itu,
mampu menciptakan norma baru dalam masyarkat.

2.3 Perkembangan Teori Komunikasi dari Masa ke Masa

1. Era Masyarakat Massa dan Budaya Massa

Sejarah perkembangan teori komunikasi massa dimulai pada pertengahan abad


ke-19 dimana para teoretikus mulai mengkaji mengenai media. Pada masa ini industri
mulai berkembang sehingga banyak bermunculan pabrik-pabrik di perkotaan yang

7
menarik minat masyarakat desa untuk berbondong-bondong ke kota demi mendapatkan
pekerjaan. Sejalan dengan ini teknologi dalam bidang percetakan juga mulai
berkembang sehingga dicetaklah media massa seperti koran yang menyasar para pekerja
yang mulai meningkat populasinya di perkotaan.

Para teoretikus terbagi dalam dua pendapat, ada yang melihatnya secara optimis dan ada
pula yang pesimis. Adanya industrialisasi, perluasan kota, serta perkembangan media
massa terutama media cetak tentu membawa banyak manfaat dan harapan akan masa
depan yang lebih baik.

Namun ada pula teoretikus yang memandang pesimis karena melihat dampak buruk
yang ditimbulkan seperti rusaknya komunitas pedesaan karena banyaknya masyarakat
desa yang pindah ke kota, tingginya tingkat kriminalitas di kota, politik yang tidak
stabil, serta potensi masalah akibat benturan beragam budaya yang berbeda.

Pandangan dan pendapat-pendapat yang bertentangan inilah yang menjadi cikal-bakal


munculnya berbagai teori komunikasi massa pada saat itu.

2. Munculnya Perspektif Efek Terbatas

Selanjutnya sejarah perkembangan teori komunikasi massa dilanjutkan dengan


munculnya perspektif efek terbatas sebagai akibat dari perkembangan perspektif ilmiah
dari teori komunikasi massa pada era sebelumnya. Teori komunikasi massa dalam
perspektif ini berkembang sekitar tahun 1950-an dan 1960-an.

Menurut perspektif efek terbatas diketahui bahwa pengaruh media massa kepada
masyarakat tidaklah sebesar yang selama ini dibayangkan. Masyarakat bisa memfilter
pengaruh media sehingga tidak akan menelan mentah-mentah apa yang disampaikan.
Selain itu ada pula pengaruh dari pendapat teman, keluarga, dan pandangan agama yang
dianut individu tersebut yang turut membantu memfilter pengaruh media massa.

3.Penentangan Terhadap Teori Efek Terbatas oleh Perspektif Budaya

Meskipun demikian ternyata teori efek terbatas tidak disetujui oleh semua pihak.
Teori ini mendapat penentangan dari perspektif budaya. Di Eropa teori komunikasi
massa dari perspektif budaya terus berkembang dan menjamur karena mereka

8
merasakan sendiri akibat yang ditimbulkan dari propaganda media selama perang dunia
ke-2.

4. Perspektif Penciptaan Makna Pada Media

Setelah kemunculan teori efek terbatas dengan segala perkembagan dan


penentangannya muncul pula perspektif baru yang melihat bagaimana media mampu
menciptakan atau mengatur makna yang bisa diserap oleh masyarakat sebagai
konsumen informasi. Misalnya teori framing yang menjelaskan bagaimana media
mengangkat sebuah realitas dengan menonjolkan bagian tertentu sementara bagian atau
sisi yang lain kurang ditonjolkan sehingga menimbulkan makna tertentu yang ingin
disampaikan.

2.4 Jenis Teori Komunikasi Behaviorisme dan Implikasinya

Behaviorisme adalah sebuah teori pembelajaran dengan rumus sebagai berikut:


Stimulus è Respon è Perubahan tingkah laku è Penguatan. Teori ini lebih mementingkan
respon yang dihasilkan. Input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon yang
menghasilkan perubahan tingkah laku adalah bagian yang terpenting. Karena bagian ini
yang akan diamati dan dibuktikan secara empiris. Sedangkan proses pembelajaran tidak
dianggap penting sama sekali. Selain dari faktor stimulus (input) dan respon (output),
faktor lain yang juga dianggap penting adalah penguatan (reinforcement). Teori ini
dipelopori oleh Pavlov, Watson, Hull, Guthrie dan Skinner. Setiap dari pelopor –
pelopor ini memberikan kontribusi yang kuat bagi perkembangan teori ini dari awal
perkebangannya hingga sekarang.

Implikasi Dalam Behaviorisme Melalui Kasus Pembelajaran

Dalam behaviorisme, seorang guru selaku pengajar dan pengawas jalannya


pembelajaran memiliki kemiripan dengan seorang peneliti yang akan meneliti objek
penelitiannya. Dimana seorang peneliti akan mengambil jarak atau distansi penuh
dengan objeknya, bersikap netralitas, memanipulasi, merumuskan hukum – hukum,
bebas kepentingan, universal dan instrumental terhadap objeknya. Dalam hal ini guru
juga berlaku hal yang sama terhadap siswa – siswi didiknya. Penulis mengambil contoh
kasus dalam pembelajaran musik yang menggunakan pendekatan teori behaviorisme.

9
Ketika seorang guru ingin mengajarkan bagaimana mengajarkan tanggan nada
kepada muridnya, ia akan mengamati terlebih dahulu bagaimana keadaan fisik jari
murid – muridnya dan kemampuan dasar yang dimiliki oleh tiap murid dengan sikap
berjarak. Guru akan berfikir ia sebagai subjek dan murid – murid adalah sebagai objek.
fakta netral harus dimiliki oleh sang guru dalam menghadapi muridnya. Sebuah
pemikiran yang bersih dari unsur- unsur subjektifnya. Ditahap ini materi – materi
pembelajaran akan diberikan sebagai bentuk stimulus dari guru terhadap muridnya.
Guru akan menjelaskan dan mencotohkan tentang bagaimana musik rangkaian sebab –
akibat dalam pengajaran akan didapatkan sebagai hasil. Rangkaian sebab (pemberian
stimulus) – akibat ini akan menghasilkan sebuah respon dari murid dimana respon ini
akan membentuk sebuah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pembelajaran. teori –
teori tersebut akan dipraktekkan secara instrumental dan universal di kelas – kelas
selanjutnya.

Kasus singkat diatas adalah contoh dari sebuah pengajaran di kelas dengan
penerapan teori behaviorisme. Guru memberikan sebuah stimulus berupa materi –
materi pengajaran dan mengharapkan akan mendapatkan sebuah respon yang berupa
perubahan tingkah laku dari murid – muridnya. Perubahan tingkah laku dalam bentuk
dari ketidaktahuan dan ketidakmampuan untuk mempraktekkan pelajaran yang
diberikan berubah menjadi mampu untuk mempraktekkannya. Guru tidak melihat
bagaimana proses murid – murid mencerna materi pengajaran, guru hanya melihat
bagaimana hasil akhir yang diperoleh. Reinforcement positive atau negative yang akan
diberikan tergantung dari bagaimana perubahan tingkah laku yang dihasillkan.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pembabakan/Periodisasi Teori Komunikasi pada Periode pertama adalah


Mazhab Retorika yang berkembang sejak periode klasik hingga awal abad ke-19.
Setelah itu berkembang tradisi jurnalisme, paradigma, dan perkembangan retorika,
yakni pada zaman Romawi Kuno hingga periode 1900-1950-an. Kemudian
berkembanglah tahap komunikasi massa pada tahun 1940-1950-an. Dalam tahap ini
lahirlah beberapa Model seperti lasswell, teori SOR, S-M-C- model, dan sebagainya.
Tahap berikutnya yaitu pertumbuhan dan sosialisasi.Dalam tahap ini komunikasi
interpersonal dan studi interaksi non verbal menjadi area yang populer. Pada tahun 1980
hingga 1990 yang berkembang yakni era Informasi, pada era ini merujuk pada dekade
studi komunikasi pada masa periode ini yang ditandai oleh meningkatnya peranan
komunikasi, informasi dan media dalam kehidupan pribadi dan profesional kita.

Jenis-Jenis Teori Komunikasi yaitu berupa Teori Nativisme, Teori Sibernetik, Teori
Ketergantungan,Teori Kultivasi

Perkembangan Teori Komunikasi dari Masa ke Masa terdapat beberapa Paradigma


menurut Para Ahli yakni: Paradigma Multi (Multi Paradigma), Paradigma Lama dan
Baru, Paradigma Mekanistis.

3.2 Saran

Teori kounikasi ini sangat penting bagi kehidupan manusia oleh karena itu kita harus
mempelajari agar berguna di kehidupan sehari-hari.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/amp/s/pakarkomunikasi.com/teori-komunikasi-menurut-para-
ahli/amp

https://www.google.com/amp/s/pakarkomunikasi.com/sejarah-perkembangan-teori-
komunikasi-massa/amp

Dedy Jamaluddin Malik, 1982. Melacak Perjalanan Ilmu Komunikasi Menuju


Paradigma Baru, dalam kumpulan tulisan, Berbagai Aspek Ilmu Komunikasi,

Deddy Mulyana, 2003. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

https://www.kompasiana.com/arum.tri.subarkah/55003145a33311bb7450ff52/teori-
behaviorisme-dan-implikasinya

12

Anda mungkin juga menyukai