Anda di halaman 1dari 7

A.

Hakikat Etos Kerja

Gambar 7.1 Etos kerja merajut sejahtera di hari esok

1. Arti Kata
Kata etos berasal dari bahasa Yunani, ethikos, yang berarti moral atu menunjukkan
karakter moral. Kata etos dalam bahasa Inggris adalah ethos. Berdasarkan Webster’s New
Word Dictionary, ethos berarti kecenderungan atau karakter; sikap, kebiasaan, kenyakinan
yang berbeda dari individu atau kelompok.
Dari kata etos ini, dikenal pula kata etika atau etiket yang hampir mendekati pengertian
akhlak atau nilai-nilai yang berkaitan dengan baik buruk (moral), sehingga dalam etos
tersebut terkandung gairah atau semangat yang amat kuat untuk menyempurnakan sesuatu
secara optimal, lebih baik, dan bahkan berupaya untuk mencapi kualitas kerja yang
sesempurna mungkin (Hukoli, 2012).
Kerja dapat diartikan sebagai (1) sebagai kegiatan melakukan sesuatu, (2) sesuatu yang
dilakukan untuk mencari nafkah. Kerja adalah suatu aktivitas yang menghasilkan suatu
karya. Karya yang dimaksud berupa segala yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan, dan
selalu berusaha menciptakan karya-karya lainnya. Berdasarkan pengertian tersebut, apabila
digabungkan menjadi satu yaitu etos kerja, akan memberikan pengertian yang berbeda. Etos
kerja dengan demikian dapat diartikan sebagai sikap kehendak yang diperlukan untuk
kegiatan tertentu (Hukoli, 2012). Jika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, etos kerja
berarti semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau kelompok.
2. Pengertian Etos Kerja
Terdapat berbagai definis etos kerja yang dikemukakan para ahli. Beberapa di antaranya
adalah sebagai berikut.
a) Menurut Desmon Ginting (2016), etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi cirri
khas seseorang atau kelompok orang yang bekerja, yang berlandaskan etika dan
perspektif kerja yang dinyakini, dan diwujudkan melalui tekad dan perilaku konkret di
dunia kerja.
b) Menurut Jnsen Sinamo (2005), etos kerja adalah seperangkat perilaku positif yang
berakar pada kenyakinan fundamental yang disertai komitmen total ada paradigm kerja
yang integral.
c) Menurut Toto Tasmara, etos kerja adalah sebuah totalitas kepribadian diri dan juga cara
bagaimana mengespresikan, memandang, menyakini serta memberikan makna terhadap
sesuatu hal, yang mendorong diri untuk bertindak serta juga meraih kinerja yang tinggi
(high performance) (dalam Mustofa, 2015)
d) Menurut Usman Pelly, etos kerja adalah sikap yang muncul atas kehendak dan kesadaran
sendiri yang didasari oleh sistem orientasi nilai budaya terhadap kerja (dalam Mustofa,
2015)
e) Menurut Panji Anoraga (2009), etos kerja adalah suatu andangan dan sikap suatu bangsa
atau suatu umat terhadap kerja.
f) Menurut Mochtar Buchori, etos kerja adalah sikap dan pandangan terhadap kerja,
kebiasaan kerja yang dimiliki seseorang, suatu kelompok manusia atau suatu bangsa
(dalam Mustofa, 2015).
Bila kita perhatikan lebih lanjut, etos kerja berkaitan dengan hal-hal berikut (Hukoli,
2012)
1) Dasar motivasi yang terdapat dalam budaya suatu masyarakat, yang menjadi penggerak
batin anggota masyarakat pendukung budaya untuk melakukan suatu kerja
2) Nilai-nilai tertinggi dalam gagasan budaya masyarakat terhadap kerja yang menjadi
penggerak batin masyarakat
3) Pandangan hidup yang khas dari sesuatu masyarakat terhadap kerja yang dapat
mendorong keinginan untuk melakukan pekerjaan
Adapun niali-nilai yang secara universal dikaitkan dengan etos kerja antara lain adalah
rajin, kerja keras, berdisiplin tinggi, menahan diri, ulet, dan tekun, Di Indonesia, nilai-nilai
seperti gotong royong, saling membantu, dan sopan juga sering ditemukan.
3. Fungsi dan Faktor-faktor yang Memengaruhi Etos Kerja
a. Fungsi etos kerja
Secara umum, etos kerja berfungsi sebagai alat pnggerak tetap perbuatan dan kegiatan
individu. Adapun fungsi etos kerja antara lain sebagai berikut (Tasmara, 1995).
1) Etos kerja berfungsi sebagai pendorong timbulnya perbuatan
2) Etos kerja berfungsi sebagai penggairah dalam aktivitas
3) Etos kerja berfungsi sebagai penggerak besar atau kecilnya motivasi akan menentukan
cepat atau lambatnya suatu perbuatan.

Gambar 7.2 Salah satu fungsi etos kerja adalah sebagai penggairah dalam aktivitas, terutama dalam hal
pekerjaan
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi etos kerja
Faktor yang mempengaruhi etos kerja yang dikemukakan oleh Anoraga (2011) antara
lain sebagai berikut.
1) Agama
Pada dasarnya agama merupakan suatu sistem nilai yang akan memengaruhi atau
menentukan pola hidup para penganutnya. Cara berfikir, bersikap dan bertindak
seseorang tentu diwarnai oleh ajaran agama yang dianut jika seorang sungguh-sungguh
dalam kehidupan beragama. Etos kerja yang rendah secara tidal langsung dipengaruhi
oleh rendahya kualitas keagamaan.
2) Budaya
Sikap mental, tekad, disiplin, dan semangat kerja masyarakat juga disebut dengan etos
budaya dan secara operasional etos budaya ini juga disebut sebagi etos kerja. Kualitas
etos kerja ini ditentukan oleh sistem orientasi nilai budaya masyarakat yang
bersangkutan.
3) Sosial Politik
Tinggi rendahnya etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi oleh ada tidaknya struktur
politik yang mendorong masyarakat untuk bekerja keras dan dapat menikmati hasil kerja
keras dengan penuh. Etos kerja harus dimulai dengan kesadaran akan pentingnya arti
tanggung jawab kepada masa depan bangsa dan negara. Dorongan untuk mengatasi
kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan hanya mungkin timbul jika masyarakat
secara keseluruhan memiliki orientasi kehidupan yang terpacu ke masa depan yang lebih
baik.
4) Kondisi lingkungan / geografis
Etos kerja muncul karena faktor geografis. Lingkungan alam yang mendukung
memengaruhi manusia yang berada di dalamnya melakukan usaha untuk dapat mengelola
dan mengambil manfaat, bahkan dapat mengundang pendatang untuk turut mencari
penghidupan di lingkungan tersebut.
5) Pendidikan
Etos kerja tidak dapat dipisahkan dengan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan
sumber daya manusia akan membuat seseorang mempunyai etos kerja keras.
Meningkatnya kualitas penduduk dapat tercapai apabila ada pendidikan yang merata dan
bermutu disertai dengan peningkatan dan perluasan pendidikan, keahlian, dan
keterampilan sehingga semakin meningkat pula aktivitas dan produktivitas masyarakat
sebagai pelaku ekonomi.
6) Struktur Ekonomi
Tinggi rendahnya etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi oleh ada tidaknya struktur
ekonomi yang mampu memberikan insentif bagi anggota masyarakat untuk bekerja keras
dan menikmati hasil kerja eras mereka dengan penuh.
7) Motivasi Intrinsik Individu
Individu yang memiliki etos kerja tinggi adalah individu yang bermotivasi tinggi. Etos
kerja merupakan suatu pandangan dan sikap yang didasari oleh nilai-nilai yang dinyakini
seseorang. Kenyakinan inilah yang menjadi suatu motivasi kerja. Maka, etos kerja juga
dipengaruhi oelh motivasi seseorang yang bukan bersumber dari luar diri, tetapi yang
tertanam dalam diri sendiri, yang sering disebut dengan motivasi intrinsik.
4. Cara Menumbuhkan Sikap Etos Kerja
Jansen Sinamo mengemukakan cara menumbuhkan sikap etos kerja dalam bukunya
dengan judul 8 Etos Kerja Profesional (2005). Berikut cara menumbuhkan etos kerja yang
dikemukakan Sinamo.
a) Kerja adalah rahmat
Kerja merupakan pemberian dari YMK. Oleh karena itu individu harus dapat bekerja
dengan tulus dan penuh syukur. Hal ini dapat dinyatakan dengan kaliman “saya bekerja
tulus dengan penuh rasa syukur”
b) Kerja adalah amanah
Kerja merupakan titipan berharga yang dipercayakan kepada kita, sehingga kita mampu
bekerja dengan benar dan tanggung jawab. Hal ini dapat dinyatakan dengan kalimat
“saya bekerja dengan penuh tanggung jawab”.
c) Kerja adalah panggilan
Kerja merupakan suatu drama yang sesuai dengan panggilan jiwa kita sehingga kita
mampu bekerja keras dengan penuh integritas. Hal ini dapat dinyatakan dengan kalimat
“saya bekerja dengan penuh integritas”
d) Kerja adalah aktualisasi
Pekerjaan adalah sarana bagi kita untuk mencapai hakikat yang tertinggi sehingga kita
akan bekerja keras dengan penuh semangat. Hal ini dapat dinyatakan dengan kalimat
“saya bekerja keras dengan penuh semangat”
e) Kerja adalah ibadah
Bekerja merupakan bentuk bakti dan ketakwaan kepada Sang Khalik, sehingga melalui
pekerjaan individu mengarahkan dirinya pada tujan agung Sang Pencipta dalam
pengabdian. Hal ini dapat dinyatakan dengan kalimat “saya bekerja serius dengan penuh
kecintaan”
f) Kerja adalah seni
Kerja dapat mendatangkan kesenangan dan kegairahan kerja sehingga lahirlah daya cipta,
kreasi baru, dan gagasan inovatif. Hal ini dapat dinyatakan dengan kalimat “say bekerja
cerdas dengan penuh kreativitas”
g) Kerja adalah kehormatan
Pekerjaan dapat membangkitkan harga diri sehingga harus dilakukan dengan tekun dan
penuh keunggulan. Hal ini dapat dinyatakan dengan kalimat “saya bekerja dengan penuh
ketekunan dan keunggulan”
h) Kerja adalah pelayanan
Manusia bekerja tidak hanya untuk memenuhi kebutuhannya sendiri saja, tetapi untuk
melayani sehingga harus bekerja sempurna dan penuh kerendahan hati. Hal ini dapat
dinyatakan dengan kalimat “saya bekerja paripurna penuh dengan kerendahan hati”.
5. Karakteristik etos kerja
Etos kerja memiliki aspek-aspek atau karakteristik, antara lain sebagai berikut (Mustofa,
2015).
a. Keahlian interpersonal
Keahlian interpersonal berkaitan dengan hubungan kerja dengan orang lain atau
bagaimana pekerja berhubungan dengan pekerja lain dilingkungan kerjanya. Keahlian
interpersonal meliputi kebiasaan, sikap, cara, penampilan, dan perilaku yang digunakan
individu pada saat berada di sekitar orang lain serta memengaruhi bagaimana indibidu
berinteraksi dengan orang lain. Indikator yang digunakan untuk mengetahui keahlian
interpersonal seorang pekerja adalah meliputi karakteristik pribadi yang dapat
memfasilitasi terbentuknya hubungan interpersonal yang baik dan dapat memberikan
kontribusi dalam performasi kerja seseorang, dimana kerja sama merupakan suatu hal
yang sangat penting. Terdapat sifar-sifat yang dapat menggambarkan keahlian
interpersonal seorang pekerja, antara lain sopan, bersahabat, gembira, perhatian,
menyenagkan, kerjasama, dll.
b. Inisiatif
Inisiatif merupakan karakteristik yang dapat memfasilitasi seseorang agar terdorong
untuk lebih meningkatkan kinerjanya dan tidak langsung merasa puas dengan kinerja
yang biasa. Karakteristik ini sering dihubungkan dengan situasi di tempat kerja yang
tidak lancar. Hal-hal seperti penundaan pekerjaan, hasil kerja yang buruk, kehilangan
kesempatan karena tidak dimanfaatkan dengan baik, dan kehilangan pekerjaan dapat
muncul jika individu tidak memiliki inisiatif seorang pekerja, antara lain cerdik,
produktif, banyak ide, berinisiatif, dll.
c. Dapat diandalkan
Dapat diandalkan adalah aspek yang berhubungan dengan addanya harapan terhadap
hasil kerja seseorang pekerja dan merupakan suatu perjanjian implicit pekerja untuk
melakukan beberapa fungsi dalam kerja. Seorang pekerja diharapkan dapat memuaskan
harapan minimum perusahaan kepadanya. Karakteristik ini merupakan salah satu hal
yang diinginkan oleh pihak perusahaan terhadap pekerjanya. Sifat-sifat yang dapat
menggambarkan seorang pekerja yang dapat diandalkan anatar lain mengikuti pentunjuk,
mematuhi peraturan, dapat diandalkan, dapat dipercaya, berhati-hati, jujur, dan tepat
waktu.

Anda mungkin juga menyukai