Anda di halaman 1dari 24

PERTEMUAN 6

AKUNTANSI KLIRING
KELOMPOK 6 :

1. Iqbal Muammar (2016120792)


2. Maya Komala Sari (2016120747)
3. Mei Wulandari (2016120788)
4. Minatul Karomah (2016121809)
A. KLIRING

Kliring merupakan sarana atau cara


perhitungan hutang-piutang dalam bentuk
surat-surat berharga atau surat dagang dari
suatu bank peserta yang diselenggarakan oleh
Bank Indonesia atau pihak lain yang ditunjuk.
Kliring didefinisikan juga sebagai pertukaran
warkat atau data keuangan elektronik
antarbank baik atas nama bank maupun
nasabah yang hasil perhitungannya
diselesaikan pada waktu tertentu.
BERDASARKAN SISTEM PENYELENGGARAKANNYA,
KLIRING DAPAT MENGGUNAKAN:

1. Sistem 2. Sistem Semi


Manual Otomatis

3. Sistem 4. Sistem
Otomatis Elektronik
Sistem Manual
Sistem penyelenggaraan Kliring Lokal yang dalam
pelaksanaan perhitungan, pembuatan Bilyet Saldo Kliring
serta pemilahan warkat dilakukan secara manual oleh setiap
peserta. Pada proses Sistem Manual, perhitungan
kliring akan didasarkan pada warkat yang dikliringkan oleh
Peserta kliring. Saat ini pengaturan mengenai sistem manual
terdapat dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 2/7/DASP
tanggal 24 Februari 2000 perihal Penyelenggaraan Kliring
Lokal Secara Manual.
Sistem Semi Otomatis

Sistem penyelenggaraan Kliring Lokal yang dalam


pelaksanaan perhitungan dan pembuatan Bilyet Saldo Kliring
dilakukan secara otomasi, sedangkan pemilahan warkat
dilakukan secara manual oleh setiap peserta.
Sistem Otomasi

sistem penyelenggaraan Kliring Lokal yang


dalam pelaksanaan perhitungan dan pembuatan Bilyet Saldo
Kliring dilakukan oleh penyelenggara secara otomasi.
Sistem Elektronik

Penyelenggaraan Kliring Lokal secara elektronik yang


selanjutnya disebut kliring elektronik adalah
penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan
perhitungan dan pembuatan Bilyet Saldo Kliring didasarkan
pada. Data Keuangan Elektronik yang selanjutnya disetiap
DKE disertai dengan penyampaian warkat peserta kepada
penyelenggara untuk diteruskan kepada peserta penerima.
Warkat adalah alat pembayaran bukan
tunai yang diperhitungkan atas beban atau
untuk untung rekening nasabah atau bank
melalui kliring. Warkat yang dapat
diperhtungkan dalam kliring otomasi adalah:
1. Cek
2. Bilyet Giro
3. Wesel Bank Untuk Transfer (WBUT)
4. Surat Bukti Penerimaan Transfer (SBPT)
5. Warkat Debet
6. Warkat Kredit
Cek
Cek sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang (KUHD) termasuk cek dividen, cek
perjalanan, cek cinderamata, dan jenis cek lainnya yang
penggunaannya dalam kliring
disetujui oleh Bank Indonesia.

Bilyet Giro
Surat perintah dari nasabah kepada bank penyimpan
dana untuk memindahbukukan sejumlah dana dari rekening
yang bersangkutan kepada rekening pemegang yang
disebutkan Namanya termasuk Bilyet Giro Bank Indonesia.
Wesel Bank
Untuk Transfer (WBUT) adalah wesel sebagaimana diatur
dalam KUHD yang diterbitkan oleh bank khusus untuk sarana
transfer.

Surat Bukti Penerimaan Transfer (SBPT)


Adalah surat bukti penerimaan transfer dari luar kota yang
dapat ditagihkan kepada bank peserta penerima dana
transfer melalui kliring lokal.
Warkat Debet
Warkat yang digunakan untuk menagih dana pada bank lain untuk
untung bank atau nasabah bank yang menyampaikan warkat
tersebut. Warkat debet yang dikliringkan hendaknya telah
diperjanjikan dan dikonfirmasikan terlebih dahulu oleh bank yang
menyampaikan warkat debet kepada bank yang akan menerima
warkat debet tersebut.

Warkat Kredit
Warkat yang digunakan untuk menyampaikan dana pada
bank lain untuk untung bank ata nasabah bank yang
menerima warkat tersebut.
Dokumen kliring merupakan dokumen
yang berfungsi sebagai alat Bantu dalam
proses perhitungan kliring ditempat
penyelenggara. Formulir kliring merupakan
formulir yang digunakan untuk proses
perhitungan kliring lokal dengan manual,
meliputi:
1. Neraca Kliring Penyerahan/Pengembalian
2. Neraca Kliring Penyerahan/Pengembalian
3. Bilyet Saldo Kliring
Neraca kliring
penyerahan/pengembalian
Gabungan formulir ini disediakan oleh
penyelenggara dan digunakan oleh penyelenggara
untuk menyusun rekapitulasi neraca kliring
penyerahn/pengembalian.
Neraca kliring
penyerahan/pengembalian
Formulir ini disediakan oleh peserta dan digunakan oleh
peserta untuk menyusun neraca kliring
penyerahan/pengembalian atas dasar daftar warkat kliring
penyerahan/pengembalian.
Bilyet saldo kliring
Formulir ini disediakan oleh peserta dan
digunakan digunakan oleh peserta untuk
menyusun bilyet saldo kliring berdasarkan
neraca kliring penyerahan dan neraca kliring
pengembalian.
Penyelenggaraan kliring terdiri dari dua
tahap yaitu Kliring Penyerahan (Kliring 1) dan
Kliring Pengembalian (Kliring 2) yang
merupakan satu kesatuan siklus kliring.

Kliring Kliring
Penyerahan Pengembalian
Kliring Penyerahan

Warkat Debet Keluar (WDK)


Warkat yang disetorkan oleh nasabah suatu bank untuk
keuntungan rekening nasabah tersebut.

Warkat Kredit Keluar (WKK)


Warkat pembebanan ke rekening nasabah yang
menyetorkan untuk keuntungan rekening nasabah lain.
Kliring Pengembalian

Warkat Debet Masuk (WDM)


Warkat yang diserahkan oleh peserta lain atas beban
nasabah bankyang menerima warkat.

Warkat Kredit Masuk (WKM)


Warkat yang diserahkan oleh peserta lain untuk
keuntungan nasabah bank yang menerima warkat.
B. KLIRING LUAR WILAYAH

Kliring warkat luar wilayah adalah


penyelenggaraan kliring atas cek dan Bilyet
giro yang diterbitkan oleh kantor bank yang
bukan peserta di wilayah kliring dimana cek
dan Bilyet giro tersebut dikliringkan.
Penerapan kliring warkat luar wilayah
akan memberikan manfaat berupa efisiensi
dalam penyelesaian pembayaran cek/Bilyet
giro luar kota, baik efisien waktu maupun
biaya, sebab:
a. Efektivitas dana cek/Bilyet giro sesuai
jadwal kliring lokal dimana warkat
dikliringkan (same day settlement).
b. Biaya proses oleh Bank Indonesia sama
dengan warkat lokal lainnya.
◦ Contoh transaksi kliring lokal 01:
Tanggal 01 Mei 2019 A, seorang nasabah giro bank XYZ Semarang
membeli barang kepada B, seorang nasabah Bank BAP senilai Rp
10.000.000.
Nasabah A membayarnya dengan cek bank XYZ di Semarang.
#2: A menyerahkan cek ke Bank XYZ Semarang untuk rekening giro B
nasabah bank XYZ Semarang sebesar sebesar Rp 20.000.000 sebagai
pelunasan utang.
Pencatatan jurnal transaksi ini di Bank XYZ Semarang adalah sebagai
berikut:
Kliring 2: Tanggal 01 Mei 2019
◦ Dr. Giro A Rp 30.000.000 ….. (Debit Rp)
Cr. Giro B Rp 30.000.000 …. (Kredit Rp)
Pada kliring pertama Bank XYZ menerima
warkat bank sendiri yang ditarik oleh A berupa cek
dari peserta kliring (Bank BAP) Semarang.
Warkat ini merupakan warkat debit masuk
karena Bank XYZ harus mendebit rekening nasabah A
Rekening lawannya adalah meng-kredit rekening Biro
BI. Di samping itu, Bank XYZ Semarang juga menerima
amanat dari A untuk membebani rekening gironya
melalui bilyet Giro sebesar Rp 20.000.000.
Warkat ini merupakan warkat kredit keluar
karena Bank XYZ diperintahkan oleh A untuk meng-
kredit rekening Giro B. Dua warkat ini sudah
memberikan kepastian dana, baik memenuhi atau
ditolak. Memenuhi bila saldo rekening yang dimiliki
penarik cek, yaitu A mencukupi. Sedangkan jika tidak
mencukupi langsung ditolak. Dengan demikian
pencatatannya secara langsung pada rekening riil.

Anda mungkin juga menyukai