Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebuah perusahaan manufaktur biasanya memproduksi produk serupa dengan
jumlah yang banyak, untuk melakukan hal tersebut, maka sangat dibutuhkan sumber
daya yang sesuai, seperti tenaga kerja, bahan baku, mesin kerja dan peralatan, serta
informasi. Dalam memproduksi suatu produk, perusahaan membutuhkan adanya
pengukuran waktu proses kerja yang tepat untuk menargetkan produksi yang dapat
dijadikan salah satu tujuan untuk memenuhi tujuan konsumen. Ketidakpastian waktu
kerja berakibat pada tidak pastinya produk yang dihasilkan perusahaan untuk
memenuhi permintaan. Maka dari itu, perusahaan perlu melakukan pengukuran waktu
terlebih dahulu agar mendapatkan waktu yang sangat efektih dan efisien terhadap
produksi.

Waktu standar (waktu baku) dapat didefenisikan sebagai waktu yang


dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk pada suatu stasiun kerja dengan
memperhatikan tiga kondisi (seorang operator yang terlatih, pekerjaan dilakukan pada
kondisi normal dan melakukan suatu kegiatan yang spesifik).

Waktu standar terdiri dari toleransi untuk beristirahat untuk mengatasi


kelelahan mupun faktor-faktor yang tidak dapat dihindarkan. Waktu yang diambil
sebagai dasar pertimbangan adalah waktu yang secara normal diperlukan oleh seorang
pekerja untuk menyelesaikan saat siklus pekerjaan dengan metode kerja terbaik, yang
disebut dengan waktu standar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari waktu standar?
2. Apa hubungan waktu standar dengan aspek produksi?
3. Apa kegunaan waktu standar dalam lantai produksi?
4. Bagaimana cara menghitung waktu standar?
5. Apa metode yang biasa digunakan dalam penghitungan waktu standar?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui definisi dari waktu standar.
2. Untuk mengetahui hubungan antara waktu standar dengan aspek produksi.
3. Untuk mengetahui kegunaan waktu standar dalam lantai produksi.
4. Untuk mengetahui cara menghitung waktu standar.
5. Untuk mengetahui metode yang biasa digunakan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Waktu Standar


Waktu standar (waktu baku) dapat didefenisikan sebagai waktu yang
dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk pada suatu stasiun kerja dengan
memperhatikan tiga kondisi (seorang operator yang terlatih, pekerjaan dilakukan pada
kondisi normal dan melakukan suatu kegiatan yang spesifik).

Menurut Sutalaksana (2006), waktu Ssandar adalah waktu yang sebenarnya


digunakan operator untuk memproduksi satu unit dari data jenis produk.

Waktu standar terdiri dari toleransi untuk beristirahat untuk mengatasi


kelelahan mupun faktor-faktor yang tidak dapat dihindarkan. Waktu yang diambil
sebagai dasar pertimbangan adalah waktu yang secara normal diperlukan oleh seorang
pekerja untuk menyelesaikan saat siklus pekerjaan dengan metode kerja terbaik, yang
disebut dengan waktu standar.

B. Hubungan Waktu Standar dengan Aspek Produksi


1. Hubungan standar waktu dengan produktivitas kerja.
Pengertian standar waktu seperti yang telah dikemukakan di muka yaitu:
Waktu yang diperlukan oleh seorang pekerja terlatih untuk menyelesaikan suatu
tugas tertentu, bekerja pada tingkat kecakapan yang berlanjut (sustainable rate),
serta menggunakan metode mesin, dan peralatan, material dan pengaturan tempat
kerja yang tertentu. Produktivitas adalah hubungan antara masukan-masukan dan
keluaran-keluaran suatu sistem produktif. (Handoko, 2009:241)

Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Hubungan waktu standar kerja


dengan produktivitas kerja menurut (Handoko, 1999:58) adalah, bahwa hasil
kerja akan sangat dipengaruhi oleh lamanya waktu bekerja, lamanya istirahat dan
frekwensi istirahat yang diberikan. Dengan bekerja sekeras-kerasnya seorang
pekerja memang akan menghasilkan out put yang besar, tetapi hal ini akan
melelahkan dan tak akan bertahan lama. Sebaliknya jika bekerja dengan sedikit
energi yang dikeluarkan akan dapat bertahan lama, tetapi hasil kerja yang akan
dicapai akan sedikit sekali. Dengan demikian perlu dicari cara pengeluaran tenaga
yang mampu menghasilkan prestasi yang optimal, untuk itu diperlukan standar
waktu jam yang tepat, termasuk di dalamnya adanya kelonggaran waktu untuk
keperluan pribadi pekerja atau kepentingan yang tidak terduga.

2. Hubungan standar waktu dengan production planning and control


Menurut Wirasasmita, (1999:396), Production planning (perencanaan
produksi) adalah proses mengenai perencanaan, pemilihan dan cara menghasilkan
produk-produk yang layak dipasarkan. Dalam perencanaan ini juga ditentukan
jumlah jenis, ukuran, corak atau kualitas produk yang akan dihasilkan : kadang-
kadang penetapan harga termasuk dalam perencanaan produk. Perencanaan
produksi yang telah dibuat harus diikuti dengan tindakan pengawasan produksi
(production control). Perencanaan tanpa adanya pengawasan, hasilnya tidak akan
seperti yang dihasilkan/diharapkan, jadi pengawasan produksi dijalankan dengan
maksud agar produksi dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.

Dari penjelasan yang dikemukakan di atas, maka dapat dilihat betapa


pentingnya standar waktu dalam production planning and control. Perencanaan
yang baik tentunya harus didasarkan pada standar waktu yang tepat pula. Dalam
Perencanaan dan pengawasan produksi, proses rencana yang telah ditentukan dan
penetapan sekumpulan kegiatan produksi dan pengawasan kegiatan pelaksanaan
dari proses dan hasil produksi, harus ditetapkan waktu standarnya, agar tujuan
yang diharapkan dapat dicapai,

C. Kegunaan Waktu Standar dalam Lantai Produksi

Waktu baku ini sangat diperlukan terutama sekali untuk:

1. Waktu baku dari hasil pengukuran kerja dapat dijadikan sebagai alat untuk
membuat rencana penjadwalan kerja yang menyatakan berapa lama suatu kejadian
itu harus berlangsung dan berapa output yang dihasilkan serta jumlah tenaga kerja
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut (man powering
planning)
2. estimasi biaya-biaya untuk upah karyawan atau pekerja
3. penjadwalan produksi dan penganggaran,
4. perencanaan system pemberian bonus dan insentif bagi karyawan atau pekerja
berprestasi, dan
5. indikasi keluaran (output) yang mampu dihasilkan oleh seorang pekerja.
(Wignjosoebroto, 2000)

D. Cara Menghitung Waktu Standar

Waktu standar adalah waktu penyelesaian yang dibutuhkan secara wajar oleh
pekerja normal untuk menyelesaikan pekerjaannya yang dikerjakan dalam sistem
kerja terbaik pada saat itu. Untuk mencapai waktu standar, maka dilakukan
penghitungan waktu normal terhadap allowance.

Analisis waktu standar digunakan untuk menghitung seberapa besar waktu


yang digunakan operator dalam proses produksi, dari waktu inilah operator dapat
melihat berapakah waktu yang harus dicapai dengan menambah beberapa unsur
kelonggaran agar produk yang dikerjakan lebih meningkat.

1. Rumus menghitung waktu standar adalah:


100 %
Waktu baku = wn x (Wignjosoebroto, 2000)
100 %−allowance

atau

Standart time = Normal Time + (Normal Time x % Allowance)

2. Hal yang mempengaruhi durasi waktu standar yang dibutuhkan


Durasi waktu standar dipengaruhi oleh:
2.1.ketelitian dan kesulitan proses produksi, semakin tinggi ketelitian dan
kesulitan, maka lebih besar waktu yang diperlukan
2.2.performance rating, Performance rating adalah aktifitas menilai atau
mengevaluasi kecepatan kerja operator. Dengan melakukan rating ini,
diharapkan waktu kerja yang diukur dapat dinormalkan kembali.
2.3.Kelonggaran (Allowance) adalah faktor kelonggaran yang diberikan kepada
pekerja untuk meyelesaikan pekerjaannya disamping waktu normal.
Kelonggaran ini biasanya diberikan untuk hal-hal seperti kebutuhan pribadi,
menghilangkan rasa fatigue, dan gangguan gangguan yang mungkin terjadi
yang tak dapat dihindarkan oleh pekerja. Umumnya kelonggaran dinyatakan
dalam persen dari waktu normal.

E. Metode yang Biasa Digunakan dalam Penghitungan Waktu Standar


Beberapa metode yang dipakai dalam penghitungan waktu standar adalah :
1. Stopwatch time study
Stopwatch Time Study Pengukuran waktu standar kerja menggunakan stopwatch,
diperkenalkan Frederick W. Taylor pada abad ke-19. Metode ini baik untuk
diaplikasikan pada pekerjaan yang singkat dan berulang (repetitive). Dari hasil
pengukuran akan diperoleh waktu baku untuk menyelesaikan suatu siklus
pekerjaan yang akan dipergunakan sebagai waktu standar penyelesaian suatu
pekerjaan bagi semua pekerja yang akan melaksanakan pekerjaan yang sama.
(Wignjosoebroto,2000).
1.1. Pengolahan data
1.1.1. Penilaian Performance Rating
Penilaian Performance Rating dengan menggunakan metode
Westinghouse. Cara Westinghouse, cara ini terdiri dari 4 faktor yang
menentukan kewajaran dan ketidakwajaran dalam bekerja, yaitu keterampilan
usaha, kondisi kerja serta konsistensi. Keterampilan atau skill merupaka
kemampuan mengikuti cara kerja yang ditetapkan. Latihan dapat mengkatka
keterampilan hingga tingkat tertentu. Keterampilan dapat menurun bila terlal
lama tidak menangani pekerjaan tersebut, kesehatan terganggu, rasa fatique
berlebihan, dan lain-lain.
1.1.2. Penentuan Allowance
Penentuan Allowance diberikan kepada operator pada setiap proses
kerja pembuatan ITC.
1.1.3. Uji Keseragaman Data
Rumus yang digunakan:
p(1− p)
BKA = p + k
√ n
p(1− p)
BKB = p - k
√ n
BKA = Batas Kontrol Atas
BKB = Batas Kontrol Bawah
P = prosentase sibuk
K = tingkat keyakinan.
k = 1 untuk tingkat keyakinan 67%,

k=2 untuk tingkat keyakinan 95%

k = 3 untuk tingkat keyakinan 99%.

Hasil pengukuran dikatakan seragam bila semua harga rata-rata sub


group berada dalam batas kontrol. Bila tidak, maka dilakukan
pengujian ulang keseragaman data dengan tidak menyertakan data sub
group yang berada di luar batas kontrol.

1.1.4. Uji Kecukupan data

2
k
N’ =
[ s
√ N ∑ X 2 −∑ X 2
∑X ]
N’ = jumlah data yang seharusnya

N = jumlah data actual

S = tingkat ketelitian, penyimpangan maksimum hasil peramalan dari


data sebenarnya (untuk k = 95% maka s = 5%
K = tingkat keyakinan

Jika N’>N maka diperlukan pengukuran tambahan

Jika N’<N maka pengukuran pendahuluan sudah mencukupi

1.1.5. Penghitungan waktu baku


100
Waktu baku = wn x
100−allowance
2. Metode work sampling
Dalam suatu perusahaan yang mempunyai tipe produksi massal, perencanaan
produksi memegang peranan yang penting dalam membuat penjadwalan produksi,
salah satunya adalah pengukuran waktu proses. Pengukuran yang ideal adalah
pengukuran dengan data yang sangat banyak untuk memperoleh jawaban yang
pasti Tetapi hal ini tidaklah mungkin karena adanya keterbatasan waktu, biaya dan
tenaga Namun sebaliknya bila pengukuran hanya dilakukan beberapa kali saja,
hasilnya tidaklah memuaskan. Oleh karena itu dibutuhkan pengukuran kerja
dengan jumlah yang tidak terlalu memakan waktu, biaya dan tenaga, tetapi
hasilnya dapat dipercaya, yaitu pengukuran yang disesuaikan dengan tingkat
kepercayaan dan keyakinan yang dipergunakan.

Langkah dalam penghitungan waktu standar menggunakan metode work


sampling:
2.1. Pengukuran waktu
∑ Xi
X=
N
X : rata rata dari waktu rata rata yang teramati
∑Xi : jumlah dari waktu rata rata teramati
N : jumlah data dari hasil pengamatan

2.2. Hitung standard deviasi sebanarnya dari waktu penyelesaian dengan


persamaan:

∑ (X i− X )2
σ=
√ N−1
Dimana: Xi adalah waktu penyelesaian yang teramati selama
pengukuranpendahuluan yang telah dilakukan.

2.3. Hitung standard deviasi dari distribusi harga rata-rata sub group dengan persamaan:

σ
σ X=
√n
n : besarnya subgrub

2.4. Tentukan Batas Kontrol Atas dan Batas Kontrol Bawah (BKA dan BKB)
2.5. Menghitung cakupan data
2.6. Menghitung waktu standar

Anda mungkin juga menyukai