Anda di halaman 1dari 11

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN

AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA JAWA

Sri Rahayu Ningsih


SD Negeri Cabean Lendah Kulon Progo
srirahayuningsih@gmail.com.

Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan
hasil belajar siswa dalam pelajaran basa jawa dengan model pembelajaran jigsaw pada siswa
Sekolah Dasar Cabean kelas V semester I tahun 2012 / 2013.
Subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar Cabean Lendah Kulon
Progo Yogyakarta yang berjumlah 19 siswa. Penelitian terdiri dari 2 siklus yaitu berupa tahap
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Metode pengumpulan data dengan
lembar pengamatan aktivitas belajar dan lembar penilaian dari lembar evaluasi. Tehnik
analisis data adalah deskriptif kualitatif dan.kuantitatif
Hasil Penelitian Tindakan kelas adalah : Aktivitas belajar siswa, Sebelum penelitian:
2 anak predikat baik, 4 anak predikat cukup dan 6 anak predikat kurang kurang baik, 7 tidak
baik.Siklus I: 10 anak predikat baik, 6 anak predikat cukup, 3 anak predikat kurang baik
dan - anak predikat tidak baik.Siklus II: 12 anak predikat baik, 7 anak predikat cukup dan
- anak predikat kurang baik. dan - anak predikat tidak baik. Hasil belajar bahasa Jawa
Sebelum penelitian rata-rata kelas = 61,Siklus I rata-rata kelas = 76 naik 24.59%
Siklus II rata-rata kelas = 83 naik 36,07%

Kata Kunci : Aktivitas , Basa Jawa , Jigsaw, Prestasi Belajar.


A.

1
B. PENDAHULUAN
Bahasa Jawa kedudukannya sebagai bahasa daerah maka fungsi pelajaran bahasa
Jawa adalah: 1. Sarana peningkatan pengetahuan dan ketrampilan berbahasa jawa dalam
rangka pelestarian dan pengembangan budaya, 2. Sarana pengetahuan dan ketrampilan
berbahasa jawa untuk berkomonikasi didalam keluarga dan masyarakat. 3. Sarana
penyebarluasan pemakaian bahasa jawa yang baik dan benar untuk berbagai keperluan
yang menyangkut berbagai masalah. 4. Sarana pendukung dan pemerkaya khasanah
bahasa dan budaya Indonesia
Dari fungsi bahasa jawa sebagai sarana peningkatan fungsi pengetahuan dan
ketrampilan maka pembelajaran Bahasa Jawa sangatlah penting. Kenyataan dilapangan
pembelajaran bahasa jawa sampai saat ini masih dianggap sulit dan membosankan oleh
sebagian besar siswa. Kesulitan dalam belajar bahasa jawa karena sarana dan prasarana
belum tersedia dengan lengkap apalagi guru dalam mengajar masih menggunakan metode
ceramah tanpa menggunakan alat peraga sehingga aktivitas dalam pembelajaran
didominasi oleh guru . Dengan metode ceramah maka aktivitas siswa sangat rendah
sehingga prestasi belajar juga belum optimal. Keaktivan belajar siswa sangat rendah
dapat dibuktikan dengan siswa sering tidak mengerjakan PR, kurang bersemangat dalam
menerima pelajaran dan sering membuat keributan dikelas. Selain itu dapat dilihat dari
hasil nilai prestasi bahasa jawa yang belum memuaskan. Untuk meningkatkan aktivitas
belajar dan prestasi belajar bahasa jawa penulis mencoba menerapkan model
pembelajaran Jigsaw
Tipe Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawannya dari
Universitas dan kemudian diadopsi oleh Slavin dan kawan-kawannya. Bentuk adaptasi
yang praktis dan lebih mudah, yaitu Jigsaw II (Arends, 2004:316). Dalam Jigsaw II para
siswa bekerja dalam tim yang hiterogen antara 3 sampai 6 siswa. Para siswa tersebut
diberikan tugas untuk membaca beberapa bab atau unit dan diberikan "lembar ahli" yang
terdiri atas topik-topik yang berbeda yang harus menjadi fokus perhatian masing-masing
anggota tim saat siswa-siswa dari tim yang berbeda yang mempunyai fokus topik yang
sama bertemu dalam "Kelompok ahli" untuk mendiskusikan topik mereka sekitar tiga
puluh menit.

2
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka permasalahan yang muncul adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah aktivitas siswa pada proses pembelajaran Bahasa Jawa dengan model
Pembelajaran Jigsaw ?
2. Bagaimanakah hasil prestasi belajar Bahasa Jawa dengan model pembelajaran
Jigsaw?
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan pembelajaran adalah:
1. Mengetahui peningkatan aktivitas siswa pada proses pembelajaran bahasa jawa
dengan model pembelajaran Jigsaw
2. Mengetahui peningkatan hasil prestasi belajar Bahasa Jawa. dengan model
pembelajaran Jigsaw
Aktivitas Belajar
Menurut Sardiman (2008:100), Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan
dilakukan oleh siswa dalam rangka mengikuti proses pembelajaran. Aktivitas tersebut
berupa aktivitas fisik maupun mental .
Prestasi Belajar
Prestasi Belajar menurut Djamarah ( 2012:23 ) adalah hasil yang diperoleh
berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari
aktivitas dalam belajar.
Model Pembelajaran JIGSAW
Jigsaw adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif
dan saling membantu dalam menguasai materi untuk mencapai prestasi yang maksimal
(Zulfani, 2011: 143). Dalam penerapannya siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok,
tiap kelompok terdiri dari tim ahli sesuai dengan pertanyaan yang disiapkan oleh guru
maksimal lima pertanyaan sesuai dengan jumlah tim ahli (Hamzah,2011: 98).

C. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas dari
Suharsimi Arikunto, dkk (2008 : 16) yang terdiri dari dua siklus dan masing-masing
siklus dua kali pertemuan menggunakan empat komponen tindakan yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

3
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SD Negeri Cabean siswa Kelas V
Tahun ajaran 2012 / 2013 terdiri 19 siswa. Pelaksanaan Siklus 1 tanggal 4 dan 6
September 2012 dengan kompetensi dasar Memahami wacana tulis Kepahlawanan dari
Yogyakarta. Siklus II tanggal11 dan 13 September 2011 dengan kompetensi dasar
Memahami wacana tulis Kepahlawanan dari luar Daerah Yogyakarta
1. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah :
a. Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti dengan cara melakukan pengamatan dan
pencatatan mengenai pelaksanaan pembelajaran di kelas serta aktivitas yang
ditunjukkan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung tanpa mengganggu
kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar
pengamatan yang telah dipersiapkan.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap siswa dengan cara bertanya secara langsung
kepada siswa bagaimana pendapat mereka tentang penerapan metode Jigsaw dalam
pembelajaran Basa Jawa. Wawancara ini dilakukan untuk melengkapi data yang
belum lengkap pada hasil pengamatan.
c. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa menerima materi
pelajaran. Tes yang telah dibuat diberikan kepada siswa untuk untuk dikerjakan secara
individu.
d. Pemberian tugas
Pemberian tugas digunakan untuk melaksanakan tugas individu dan kelompok.
e. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk mengambil foto siswa pada saat proses
pembelajaran berlangsung, dan mengumpulkan hasil tes yang telah diberikan.

2. Alat Pengambilan Data


a. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode.
Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengukur :

4
1) Aktivitas siswa.
Untuk mengetahui data tentang peningkatan aktivitas siswa peneliti
menggunakan instrumen berupa lembar observasi aktivitas. Aktivitas dikembangkan
dari: sering bertanya pada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan
guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar . Dari aspek-aspek
tersebut dijadikan patokan untuk mengamati peningkatan aktivitas belajar dengan
kriteria yaitu : sangat tinggi, tinggi, sedang, kurang dan tidak ada. Adapun penskoran
pengamatan aktivitas adalah sebagai berikut : Sangat tinggi skor 4, Tinggi skor 3,
Sedang skor 2, Kurang skor 1dan Tidak ada Skor 0.
2) Hasil Belajar Siswa
Untuk mengetahui data nilai hasil belajar siswa diambil dari hasil lembar kerja
siswa setiap siklusnya dan evaluasi belajar di siklus 2.Untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar yaitu dengan membandingkan rata-rata kelas pada setiap siklus. Rata-rata
kelas diperoleh dari jumlah nilai dibagi jumlah siswa.
3. Analisa Data Kualitatif
a. Aktivitas Siswa dalam proses belajar bahasa jawa
Sugiyono (2012:136) menyatakan “Skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. Dengan skala ini maka variabel yang diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel yang kemudian menjadi titik tolak pemberian predikat.
Predikat tersebut dapat berupa “ sangat baik “, “ baik “, “ kurang baik “, dan “
tidak baik”. Jadi hasil penelitian yang berupa angka-angka kemudian diubah
kedalam bentuk kualitatif yaitu hasil penelitian. Predikat yang dimaksud di sini
adalah :Baik ,Cukup , Kurang Baik ,Tidak Baik Untuk mentransfer angka-angka
ke dalam sebuah predikat menggunakan presentase yaitu:76 % -100 %tergolong
baik, 56 % - 75 %tergolong cukup, 40 %-55 % tergolong kurang baik, 1 %
-39%tergolong tidak baik. Hasil pengolahan data aktivitas belajar siswa dari
sebelum penelitian siklus I dan siklus II dirangkum dalam pembahasan
b. Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Bahasa Jawa
Hasil pengolahan data nilai hasil belajar siswa sebelum penelitian, siklus I
dan siklus II pada pembahasan.

5
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pelaksanaan Siklus 1
a. Perencanaan Kegiatan
Pada tahap ini guru merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan
yaitu model pembelajaran Jigsaw sebagai strategi pembelajaran. Dalam
merencanakan dan mengembangkan scenario pembelajaran dilengkapi :
1) Instrumen yaitu lembar kerja siswa dan pedoman penskoran
2) Analisis nilai hasil belajar
3) Alat peraga berupa gambar pahlawan dari Yogyakarta: (1) P Diponegoro
4) Nyi Ageng Serang (3) K. Hajar Dewantoro (4) KH Akhmat Dahlan
b. Pelaksanaan Tindakan
Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 4 September dan Kamis
6 September 2012. Pada pertemuan pertama membahas materi dengan
Kompetensi Dasar: Memahami wacana tulis Kepahlawanan. Pahlawan diambil
yang berasal dari Yogyakarta . Sebelum pembelajaran siswa sudah diberi PR
ke perpustakaan untuk mencari tokoh- tokoh tersebut. Dalam pembelajaran
dengan model pembelajaran jigsaw langkah pertama siswa dibagi menjadi
kelompok awal semua anggota kelompok mendapat gambar yang berbahasa
indonesia kemudian guru membagikan LKS 1.
Setelah selesai mengerjakan dikelompok awal dilanjutkan menjadi
kelompok ahli yaitu no 1 berkumpul dengan nomer yang sama. Anggota
kelompok ahli berdiskusi memilih hasil yang terbaik dan dipelajari
bersamasama. Setelah anak hafal kemudian kembali ke kelompok awal dan
menjelaskan materi pada temannya .
Pada pertemuan ke dua metode jigsaw dalam proses pembelajaran basa jawa siswa
dibagi menjadi:
1) Kelompok kooperatif (awal) bukan tim ahli
a) Siswa dibagi ke dalam kelompok kecil
b) Guru membagikan gambar pahlawan dari yogyakarta dengan wacana
berbahasa jawa gubahan dari siswa yang sesuai dengan materi
c) Siswa membuat 2 soal berupa 1 pilihan ganda dan 1 isian

6
2) Kelompok Ahli
a) Guru mengumpulkan masing-masing siswa yang memiliki wacana atau tugas
yang sama dalam satu kelompok
b) Siswa belajar bersama untuk menjadi ahli sesuai dengan wacana atau tugas
yang menjadi tanggung jawabnya.( memilih soal yang benar )
c) Guru menugaskan bagi semua anggota kelompok ahli untuk memahami dan
dapat menyampaikan informasi tentang hasil dari wacana atau tugas yang telah
dipahami kepada kelompok awal.
d) Guru memberikan tugas pada siswa yang sudah selesai mengerjakan dalam
kelompok ahli (masing-masing siswa kembali ke kelompok awal ).
e) Guru memberi kesempatan secara bergiliran masing-masing siswa untuk
menyampaikan hasil dari tugas dikelompok ahli.
f) Siswa dalam kelompok yang sudah menyelesaikan tugasnya, secara
keseluruhan melaporkan hasilnya dan guru mengklarifikasi.
g) Siswa mengerjakan evaluasi
h) Guru memberikan penghargaan yang memperoleh skor tinggi .
c. Observasi Kegiatan
1) Hasil Observasi Aktivitas siswa siklus 1: Baik 10 siswa, cukup 6 siswa, kurang
baik 3 siswa, tidak baik 0, jumlah 19 anak.Belum tercapainya aktivitas dengan
predikat cukup dan baik karena siswa barupertamakali dan masih bingung
mengikuti penerapan model jigsaw yang dilaksanakan oleh guru.
2) Hasil Analisis nilai hasil belajar siswa: nilai 9 ada 1 anak 5 %, 8,5 ada 4 anak
21%, 8 ada 3 anak16%,7,5 ada 7 anak 37 % dan nilai 6 ada 4 anak 21
%.Pembelajaran Basa jawa dengan dibandingkan sebelum penelitian maka
siklus 1dengan menerapkan model pembelajaran jigsaw dengan kompetensi
dasar Memahami wacana tulis kepahlawanan ternyata dapat meningkatkan
aktivitas belajar anak sehingga anak dapat meningkatkan hasil belajarnya .
d. Refleksi
Setelah pelaksanaan pembelajaran Basa jawa dengan model pembelajaran jigsaw
dievaluasi maka terlihat kebaikan-kebaikan dan juga kelemahan-kelemahan baik
dari guru sebagai peneliti dan siswa sebagai obyek Penelitian Tindakan Kelas.

7
1) Dari peneliti : a)Pemilihan materi cukup sulit yang sesuai dengan model
pembelajaran jigsaw.b) Perencanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran basa
jawa yang cukup sulit karena merupakan inti dari Penelitian Tindakan Kelas.
c) Waktu penelitian yang singkat
2) Dari siswa: a) Siswa dalam menyampaikan materi pada temannya masih
canggung; b) Siswa yang pandai terlihat lancar dalam menyampaikan materi tapi
siswa Kurang juga sulit untuk menjadi team ahli; c) Ringkasan siswa dalam
berbahasa jawa masih belum benar; d) Pembuatan soal juga perlu bimbingan
karena berbahasa jawa
Berdasarkan kebaikan dan masalah yang timbul dari pembelajaran siklus I
maka peneliti melakukan musyawarah dengan teman sejawat dan teman guru yang
lain juga nara sumber untuk merencanakan pembelajaran siklus II.

2, Pelaksanaan Siklus II
a. Perencanaan Kegiatan
Pelaksanaan pembelajaran basa jawa pada siklus II dengan kompetensi
dasar memahami wacana tulis kepahlawanan adalah refleksi guru pada siklus I.
Dengan model pembelajaran jigsaw maka aktivitas siswa dalam belajar dapat
meningkat. Supaya siswa lebih ber semangat pada siklus II siswa yang mendapat
nilai 10 akan diberi hadiah oleh peneliti
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Pertemuan 1 tanggal 11 September 2012
a) Kegiatan awal:(1) Siswa diajak menyanyikan lagu Ibu kita Kartini (2)Guru
menilai Pekerjaan Rumah
b) Kegiatan Inti:(1) Guru membagi kelompok kooperatif (awal) bukan tim
ahli (kelompok kecil 1 s.d. 5 ) (2) Guru membagikan gambar pahlawan dari
luar yogyakarta pada kelompok; (3) Masing-masing siswa dalam kelompok
mengerjakan tugas ( LKS 1 ); (4) Guru menyuruh siswa untuk berkumpul pada
kelompok ahli (5) Guru menugaskan bagi semua anggota kelompok ahli untuk
memahami agar dapat menyampaikan informasi tentang hasil dari tugas yang
telah dipahami kepada kelompok awal. (6) Siswa yang sudah selesai
mengerjakan dalam kelompok ahli kembali ke kelompok awal ). (7) Guru

8
memberi kesempatan secara bergiliran masing-masing siswa untuk
menyampaikan hasil dari tugas dikelompok ahli. (8) Siswa dalam kelompok
yang sudah menyelesaikan tugasnya, secara keseluruhan melaporkan hasilnya
dan guru mengklarifikasi. (9) Guru memberikan penghargaan pada Individu
atau kelompok yang memperoleh skor tinggi .
c) Penutup
Siswa bersama guru menyimpulkan hasil diskusi dari masing- masing kelompok.
Pertemuan 2 : 13- 9- 2012
1. Pendahuluan : Tanya jawab tentang pelajaran yang lalu
2. Kegiatan inti : a. Siswa mengerjakan soal evaluasi b. Pekerjaan siswa dikoreksi
bersama-sama c. Siswa yang mempunyai nilai dibawah KKM dijelaskan lagi oleh
team ahli d. Diskusi materi yang dianggap sulit
3. Penutup: Siswa diberi Pekerjaan Rumah
Observasi Kegiatan
a. Hasil rekap observasi Aktivitas siswa siklus 2 adalah : Aktivitas siswa sudah ber predikat
cukup dan baik karena siswa sudah paham dengan model jigsaw yang dilaksanakan oleh
guru.
b. Hasil rekap Analisis nilai siswa
Pembelajaran Basa jawa dengan dibandingkan siklus 1 maka siklus 2 dengan menerapkan
model pembelajaran jigsaw ternyata dapat meningkatkan aktivitas belajar anak sehingga
anak dapat meningkatkan hasil belajarnya .
c. Refleksi.
Hasil kelompok kerja siswa yang dicapai dari siklus I ke siklus II selalu
menunjukkan hasil yang meningkat. Hal ini disebabkan pembelajaran menerapkan model
pembelajaran jigsaw. Dengan menerapkan model pembelajaran jigsaw akan membantu
meningkatkan aktivitas siswa selama proses berlangsung. Sebelum pelajaran, anak sudah
tertarik dengan gambar-gambar berwarna yang diambil dari internet. Pada saat proses
belajar mengajar, anak betul-betul aktif yaitu dengan gambar-gambar yang diberikan
guru pada semua kelompok. Sesudah proses kegiatan belajar anak-anak tidak
meninggalkan gambar-gambar begitu saja tetapi mereka merawatnya dengan baik dan
menyimpannya dalam dokumen fortofolio.

9
C. Pembahasan
1. Hasil rekap pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran
Data hasil rekap pengamatan aktivitas siswa,sebelum penelitian, siklus 1 dan
siklus 2 adalah sebagai berikut : Berdasar hasil rekap data pengamatan aktivitas
siswa,sebelum penelitian, siklus 1 dan 2 pada table 3 dapat dideskripsikan sebagai berikut
:Sebelum penelitian : 2 anak predikat baik, 4 anak predikat cukup, 6 anak predikat,-
anak predikat kurang baik, 7 anak predikat tidak baik.Siklus I: 10 anak predikat baik, 6
anak predikat cukup, 3 anak predikat kurang baik, - anak predikat tidak baik Siklus II:
12 anak predikat baik, 7 anak predikat cukup, anak predikat kurang baik .Dari hasil
rekap aktivitas siswa dalam pembelajaran bahasa jawa dapat disimpulkan bahwa sebelum
penelitian masih ada 6 anak berpredikat kurang baik dan 7 anak berpredikat tidak baik .
Siklus 1 masih ada 3 anak berpredikat kurang baik . Pada siklus 2 semua anak sudah
berpredikat cukup dan baik

Grafik Peningkatan Hasil Belajar


100
83
80 73
61
60
40 Series 1
20
0
Sebelum Siklus I Siklus II
Penelitian

Gambar 1 Peningkatan hasil belajar bahasa jawa

Berdasarkan hasil aktivitas dan nilai siswa dalam pembelajaran bahasa jawa dari
siklus 1 dan 11 dapat disimpulkan bahwa peran guru sangat penting dalam proses
belajar mengajar sehingga siswa dapat mencapai nilai yang optimal. Sedang bagi guru
penerapan model pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi
belajar siswa dalm pembelajaran bahasa jawa serta siswa dapat mengembangkan sikap
dasar yang positif yaitu percaya diri,mandiri dan berani

10
D. SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan
metode jigsaw dalam pembelajaran basa jawa dapat meningkatkan aktivitas siswa serta
meningkatkan prestasi hasil belajar bahasa jawa . Dan yang lebih penting dapat
membekali dan menumbuhkan siswa untuk mengeluarkan pendapat serta menanamkan
rasa saling memiliki dan menerima kekurangan temannya sehingga mendidik siswa
untuk belajar mandiri.
Saran
Mengingat model pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan aktivitas dalam proses
pembelajaran bahasa jawa serta siswa lebih aktif dan kreatif sehingga nilai prestasi
belajar bahasa jawa menjadi lebih baik. maka sekolah dengan karakteristik yang sama
dapat menerapkan model jigsaw.

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah,Syaiful Bahri. 2012. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha
Nasional

Hamzah B. Uno dan Nurdin Muhammad. 2011 . Belajar dengan Pendekatan PAIKEM,
Jakarta: PT Bumi Aksara.

Ricard I. Arends. 2004. Learning to Teach, Sixth Edition. New York dan San Fransisco:
McGraw-Hill Companies

Sardiman A.M. 2008. Interaksi Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers

Suharsimi Arikunto, Suharjono dan Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara

Sugiyono. 2012. Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Zulfani dkk. 2011. Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai