Anda di halaman 1dari 4

TINJAUAN PUSTAKA

Stroke pada Usia Muda


Andi Basuki Prima Birawa,1 Lisda Amalia2
1
Staf Bagian Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/RS Pusat Otak Nasional, Jakarta
2
Staf Bagian Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Indonesia

ABSTRAK
Hampir 10% stroke terjadi pada usia relatif muda (kurang dari 45 tahun). Angka kejadian stroke pada usia di bawah 45 tahun diperkirakan 7-15
kasus/100.000 penduduk/tahun dan lebih jarang pada kelompok anak-anak, yaitu 1-8 kasus/100.000/tahun. Faktor risiko terjadinya stroke
pada usia muda berbeda-beda, antara lain: (1) Migren, (2) Sickle-cell disease, (3) Penyakit jantung, (4) Abnormalitas pembuluh darah
serebral, (5) Focal Cerebral Arteriopathy of childhood (FCA), (6) Ensefalopati pasca-varisela, (7) Mitochondrial Encephalopathy with Lactic
Acidosis and Stroke-like episodes (MELAS), (8) Diseksi arteri, (9) Penyalahgunaan obat, (10) Vaskulitis serebral seperti arteritis temporal, arteritis
Takayasu, polyarteritis nodosa (PAN), Wegener’s granulomatosis, (11) Systemic Lupus Erythematosus (SLE), (12) Cerebral Autosomal Dominant
Arteropathy with Subcortical Infarcts and Leucoencephalopathy (CADASIL), (13) Fabry’s disease, dan (14) Trombofilia. Khusus pada wanita usia
muda, beberapa faktor risiko lainnya antara lain: (1) Penggunaan kontrasepsi oral terutama pada wanita perokok, migren dengan aura, dan
hipertensi; (2) Kehamilan, terutama jika terdapat preeklampsi, eklampsi, dan sindrom HELLP (hemolysis, elevated liver enzymes, and low platelets).
Stroke pada usia muda memiliki karakteristik tersendiri, sehingga membutuhkan pendekatan yang berbeda. Faktor risiko perlu diidentifikasi
untuk penatalaksanaan dan pencegahan terjadinya stroke berulang. Penelitian berbasis populasi dengan metodologi yang baik penting
untuk lebih mengetahui besaran masalah stroke pada usia muda.

Kata kunci: Stroke, usia muda, faktor risiko

ABSTRACT
Nearly 10% strokes occur at a relatively young age (less than 45 years old). The incidence of stroke in under 45 year-old is between 7-15
cases/100,000 persons/year and 1-8 cases/100,000/year in children. Disorders or diseases related or suspected as risk factors are: (1) Migraine,
(2) Sickle-cell disease, (3) Heart disease, (4) Cerebral blood vessels abnormality, (5) Focal Cerebral Arteriopathy of childhood (FCA), (6) Post-
varicella encephalopathy, (7) Mitochondrial Encephalopathy with Lactic Acidosis and Stroke-like episodes (MELAS), (8) Artery dissection, (9) Drug
abuse, (10) Cerebral vasculitis, (11) Systemic Lupus Erythematosus (SLE), (12) Cerebral Autosomal Dominant Arteropathy with Subcortical Infarcts and
Leucoencephalopathy (CADASIL), (13) Fabry’s disease, (14) Thrombophilia. Among young women, several other factors are: (1) Using oral
contraceptives, especially among smoker, has migraine with aura, and has hypertension; (2) Pregnancy, especially with preeclampsia,
eclampsia, and HELLP syndrome (hemolysis, elevated liver enzymes, and low platelets). Stroke at young age has its own characteristics
and thus require a different approach. Risk factors need to be identified. Population-based study with an appropriate methodology
should be done to determine the magnitude of this problem. Andi Basuki Prima Birawa, Lisda Amalia. Stroke in Young Age.

Keywords: Stroke, young age, risk factors

PENDAHULUAN stroke yang khas, biasanya disertai kelainan perbedaan kriteria diagnosis dan inklusi
Pada umumnya masyarakat beranggapan lain berupa sindrom seperti gangguan per- pasien. Diperkirakan angka kejadian stroke
bahwa stroke adalah penyakit yang hanya kembangan atau kejang. Stroke pada usia pada usia di bawah 45 tahun adalah antara
terjadi pada usia pertengahan dan usia muda relatif jarang dibanding kelompok 7-15 kasus/100.000 penduduk/tahun dan
lanjut. Pada kenyataannya, hampir 10% stroke usia lanjut, tetapi memiliki penyebab dan lebih jarang lagi pada kelompok anak-anak
terjadi pada usia relatif muda (kurang dari metode diagnostik yang khusus, berpotensi yaitu 1-8 kasus per 100.000 pertahun. Insidens
45 tahun). Laporan U.S. Centers for Disease menyebabkan hilangnya kemampuan di usia meningkat sesuai dengan pertambahan
Control and Prevention menyatakan bahwa produktif, dan memberikan dampak psiko- usia. Pada usia kurang dari 35 tahun, insidens
angka kejadian stroke pada usia dewasa sosial yang berat.3 terjadinya stroke kurang dari 10/100.000
muda terus meningkat.1 Antara tahun 1995- penduduk/tahun, usia 35-44 insidensnya
2008, jumlah pasien stroke usia 15-44 tahun INSIDENS sekitar 22-45/100.000 penduduk/tahun.
yang dirawat meningkat hampir 3 kali lipat.2 Angka kejadian sebenarnya sulit diidentifikasi Kejadian stroke usia muda pada kelompok
Pada anak-anak, selain muncul gejala umum karena berbagai kendala antara lain 35-44 tahun lebih sering terjadi pada pria.1,4,5

Alamat korespondensi email: andibasukiprimabirawa99@gmail.com

736 CDK-233/ vol. 42 no. 10, th. 2015


TINJAUAN PUSTAKA

Faktor risiko konvensional seperti hipertensi Tabel 1. Penyebab infark serebral.6 dapat asimptomatik, karena terganggunya
dan dislipidemia lebih jarang ditemukan sel darah merah di sistem kapiler. Dapat
Pasien
pada anak dan dewasa muda, namun faktor Penyebab pula terjadi proliferasi jaringan fibrosa pada
Jumlah %
risiko lain berupa kelainan jantung kongenital, lapisan tunika intima pembuluh darah intra
kelainan darah seperti sickle-cell disease dan Jantung 17 35,4 dan ekstrakranial yang menyebabkan stenosis
trombofilia, penggunaan obat terlarang, • Trombus mural 4 atau oklusi, sehingga terjadi infark serebral, pada
• Prolaps katup mitral 2
genetika, dan kelainan metabolik lebih sering • Defek katup aorta 2 beberapa kasus dapat terjadi perdarahan
dijumpai. • Rheumatic heart disease 2 serebral karena jaringan kolateral menjadi
• Congenital heart disease 1 rapuh yang terjadi sebagai respons terhadap
• Presumed 6
Pada suatu survei di RS Vermont, stroke pada Aterosklerosis 15 31,2 terjadinya oklusi pembuluh darah intrakranial
usia muda merupakan 8,5% dari seluruh Hematologis 8 16,7 yang lebih besar. Tidak ada penanganan
pasien rawat; stroke perdarahan intraserebral • Kontrasepsi oral 2 khusus pada pasien dengan sickle-cell disease.
• Antikoagulan lupus 3
didapatkan pada 41% pasien, dengan • Kehamilan 1 Exchange transfusion dapat dipertimbangkan
penyebab tersering adalah aneurisma, AVM • Alkohol 1 untuk menurunkan risiko komplikasi vaskuler.
(arteriovenous malformation), hipertensi, dan • Multiple myeloma 1
Non-ateroskeloris 5 10,4
tumor. Perdarahan subaraknoid didapatkan • Tromboembolus pasca- 2 3. Penyakit Jantung
pada 17% pasien, dan stroke iskemik terjadi operasi Kelainan jantung yang sering menyebabkan
pada 42% pasien. Angka kejadian stroke • Trombus arterial pasca- 1 stroke adalah penyakit jantung rematik
trauma
iskemik pada usia di bawah 45 tahun hanya • Diseksi arteri karotis 1 (terkait kelainan katup mitral), infark miokard
sekitar 5% dari seluruh kejadian stroke • Vaskulitis 1 akut, subacute bacterial endocarditis, patent
iskemik.6 Selanjutnya tabel 1, tabel 2, dan tabel Migren 1 2,1 foramen ovale, dan aneurisma septum
Tak Diketahui 2 4,2
3 menunjukkan hasil penelitian Hart terhadap atrium. Abnormalitas struktur jantung yang
penyebab stroke pada 113 pasien dengan Total 48 100.0 menyebabkan hubungan antar ruang
rentang usia 15-45 tahun yang terdiri dari 48 Meninggal 8 16,7 jantung dapat menyebabkan emboli
infark serebral, 46 perdarahan intraserebral, paradoksal. Stroke juga dapat terjadi saat
dan 19 perdarahan subaraknoid. Tabel 2. Penyebab perdarahan intraserebral.6 upaya operasi perbaikan kelainan tersebut.
Pemeriksaan penunjang penting untuk ke-
Pasien
FAKTOR RISIKO DAN PATOGENESIS Penyebab lainan irama ataupun anatomi serta fungsi
Jumlah %
Beberapa faktor risiko penting yang jantung sebagai penyebab stroke, seperti
menyebabkan terjadinya stroke pada usia Aneurisma 21 45,6 elektrokardiografi dan ekokardiografi (bila
AVM 9 19,6
muda adalah:1-6 Hipertensi 7 15,2
perlu trans-esofageal).5
1. Migren Tumor 5 10,9
Antara 5% hingga 25% stroke usia muda Koagulasi abnormal 2 4,3 4. Abnormalitas Pembuluh Darah Serebral
Moya moya disease 1 2,2
berhubungan dengan migren. Migren, ter- Eklampsi 1 2,2
Penyebab yang sering antara lain penyakit
utama yang disertai aura, meningkatkan risiko moya-moya, diseksi arteri, vaskulitis, cerebral
Total 46 100
stroke pada wanita usia di bawah 45 tahun.1 arteriopathy of childhood, dan ensefalopati
Meninggal 12 26,1
Mekanisme yang mendasarinya masih pasca-varisela.
belum jelas, diduga berhubungan dengan
keadaan iskemik saat migren terutama pada Tabel 3. Penyebab perdarahan subaraknoid.6 5. Focal Cerebral Arteriopathy of Childhood
fase aura. Namun, hal ini belum menjelas- Pasien (FCA)
kan mengapa risiko pada wanita lebih Penyebab Adalah suatu kelainan yang ditandai dengan
Jumlah %
tinggi, dan meningkat jika disertai dengan lesi stenotik idiopatik arteri serebral pada
Aneurisma 15 78,9
riwayat merokok atau menggunakan pil anak-anak. Penyebabnya belum diketahui
AVM 3 15,8
kontrasepsi. Angioma 1 5,3 pasti, diduga multifaktorial dan berhubungan
dengan infeksi saluran pernapasan atas.
Total 19 100
2. Sickle-cell Disease
Meninggal 3 15,8
Sickle-cell disease merupakan faktor risiko 6. Ensefalopati Pasca-varisela
penting pada anak-anak.1,4 Pada penyakit ini Berbeda dengan FCA, ensefalopati ini
ditemukan bentuk abnormal hemoglobin, sehingga mengurangi kemampuannya untuk diketahui terkait faktor fenotip dengan
yaitu Hemoglobin S (Hb S), karena mutasi melewati kapiler. Manifestasi klinis sickle-cell adanya stenosis pada proksimal arteri serebri
genetik, sehingga terjadi substitusi asam disease adalah nyeri yang difus, hemolisis, media yang diduga berhubungan dengan
amino pada rantai Globin Beta. Hal ini dan anemia. Pasien rentan terhadap infeksi varisela yang baru dialami.
menyebabkan Hb dalam sel darah merah infeksi karena gangguan fungsi lien dan
berpolimerasi saat terekspos oksigen berte- meningkatkan risiko kejadian penyakit 7. Mitochondrial Encephalopathy with Lactic
kanan rendah. Polimerasi ini menyebabkan vaskuler, termasuk stroke. Stroke yang terjadi Acidosis and Stroke-like Episodes (MELAS)
menjadi lebih kaku dan kurang fleksibel, di sini adalah stroke iskemik hipoperfusi, MELAS adalah kelainan DNA mitokondria

CDK-233/ vol. 42 no. 10, th. 2015 737


TINJAUAN PUSTAKA

yang jarang. Kasus ini ditandai episode mirip kecuali jika ada predisposisi yang mendasari tungkai bawah. Diagnosis ditegakkan dengan
stroke (stroke-like) berulang dengan defisit terjadinya diseksi. angiografi, terapi yang dianjurkan adalah
neurologis fokal. Selanjutnya akumulasi ber- kortikosteroid.
ulangnya serangan stroke menyebabkan 9. Penyalahgunaan Obat
disabilitas dan gangguan kognitif progresif. Penyalahgunaan obat, terutama narkoba, b. Vaskulitis Pembuluh Darah Sedang
Gejala klinis lain yang dapat menyertai adalah harus dipertimbangkan sebagai penyebab (Intermediate Vessel Vasculitis)
kelemahan otot proksimal, ataksia, migren, stroke pada kelompok usia muda. Obat • Vaskulitis Terbatas (Isolated Vasculitis)
kejang, dan tuli sensorineural. golongan simpatomimetik seperti kokain pada Sistem Saraf Pusat
dan amfetamin menyebabkan peningkatan Jenis vaskulitis granulomatosa ini jarang,
Diagnosa MELAS ditegakkan melalui tekanan darah mendadak, sehingga dapat terutama mengenai pembuluh darah ber-
pemeriksaan tambahan, yaitu: memicu vasospasme serebral atau vaskulitis ukuran kecil dan sedang, serta mengenai
• Pemeriksaan DNA. serebral. Keadaan ini dapat menyebabkan substansia alba (white matter). Gambaran
• MRI ditemukan infark oksipital. stroke iskemik ataupun perdarahan. klinis dapat berupa stroke rekuren atau
• MR spectroscopy dan cairan serebrospinal Penggunaan secara intravena, terutama ensefalopati. Angiografi tidak sensitif untuk
menunjukkan peningkatan konsentrasi dengan cara yang non-steril, meningkatkan kelainan pembuluh darah kecil. Pleiositosis
laktat serebral. risiko endokarditis infeksiosa, emboli limfositik dapat menunjang diagnosis
• Biopsi otot menunjukkan ‘ragged red paradoksikal, dan hipoperfusi serebral walaupun tidak sering dijumpai. Belum ada
fibres’ yang karakteristik. karena drug-induced hypotension. terapi yang memuaskan, sebagian besar
menganjurkan terapi imunosupresif.
Penatalaksanaan hanya bersifat suportif se- 10. Vaskulitis Serebral
suai gejala, antara lain fisioterapi, alat bantu Inflamasi pembuluh serebral dapat terjadi • Polyarteritis Nodosa (PAN)
dengar, dan obat anti-kejang. sebagai bagian dari kelainan fokal atau Jenis ini adalah vaskulitis sistemik pem-
sistemik yang juga dapat menyebabkan buluh darah ukuran sedang yang dapat
8. Diseksi Arteri stroke. Terdapat beberapa kelainan vaskulitis menyebabkan stroke atau transient ischemic
Sekitar 10% kasus stroke dibawah usia 45 serebral yang dibedakan berdasarkan attack, disertai gejala pada organ lain. Gejala
tahun disebabkan diseksi arteri karotis dan ukuran pembuluh yang terkena. yang sering dikeluhkan adalah mialgia,
vertebral. Diseksi arteri disebabkan robekan berat badan turun, mononeuropati, dan
lapisan tunika intima, sehingga darah a. Vaskulitis Pembuluh Darah Besar gangguan ginjal atau jantung. Diagnosis di-
masuk ke dalam dinding arteri. Darah yang (Large Vessel Vasculitis) tegakkan berdasarkan adanya antineutrophil
terperangkap di dalam arteri membentuk • Arteritis Temporal cytoplasmic antibodies (ANCA) dan eosinofilia
lumen ‘palsu’, mempersempit rongga lumen Biasanya terjadi pada kelompok usia lanjut, pada pemeriksaan darah. Gejala biasanya
dengan gambaran angiografi yang khas. jarang di bawah usia 60 tahun. Dapat memberikan respons yang baik dengan
Proses ini menyebabkan gejala nyeri kranio- mengenai semua arteri, namun predileksi terapi imunoterapi yang agresif.
fasial atau servikal, dan gejala lokal neurologis utama adalah arteri ofthalmika dan cabang
perifer. Sebagian besar diseksi arteri terjadi arteri karotis eksterna. Pasien sering datang • Wegener’s granulomatosis
pada bagian ekstrakranial arteri karotis dan dengan keluhan buta sebelah. Gejala lain Seperti PAN, penyakit ini juga menyebab-
vertebralis. Abnormalitas jaringan ikat dan adalah nyeri daerah arteri temporalis dan kan inflamasi sistemik pembuluh darah
kolagen seperti pada sindrom Ehlers-Danlos gejala iskemi di daerah arteri karotis eksterna, kecil dan sedang. Sering mengenai saluran
meningkatkan risiko diseksi arteri. Diseksi seperti nyeri rahang (claudication of jaw). napas dan ginjal. Inflamasi granulomatosa
arteri karotis harus dicurigai jika ditemukan Diagnosis pasti ditegakkan dari biopsi ada- menyebabkan inflamasi dan ulserasi
adanya gambaran sindrom Horner ipsilateral nya bercak inflamasi granulomatosa (patchy nasal, abnormalitas rontgen toraks, dan
atau lesi saraf kranial bawah (IX, X, dan XII) granulomatous inflammation). Gambaran glomerulonefritis. Jika mengenai sirkulasi
karena kompresi saraf ini yang berdekatan klinis seperti giant cell arteritis (fatigue, serebral dapat menimbulkan gejala stroke.
dengan arteri tersebut. Diseksi arteri kelemahan otot proksimal, dan kekakuan) juga Terapi imunosupresif merupakan pilihan
vertebralis biasanya berhubungan dengan dapat ditemukan. Kortikosteroid dosis tinggi utama.
nyeri daerah oksipital dan leher bagian dapat segera diberikan untuk menghambat
posterior. Diseksi arteri harus dipertimbang- progresivitas kebutaan, sebelum diagnosis • Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
kan sebagai penyebab stroke usia muda, berdasarkan biopsi ditegakkan. SLE dapat menyebabkan stroke melalui
khususnya jika terdapat riwayat trauma leher. beberapa mekanisme, yaitu keadaan
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilaku- • Arteritis Takayasu protrombotik (prothrombotic state), inflamasi
kan ialah MRI/MRA, karena pemeriksaan Jenis vaskulitis ini jarang dan biasanya terjadi katup jantung (cardiac valvular inflammation
dengan USG karotis kurang sensitif. Banyak pada wanita muda, ras Asia. Terjadi pada arteri atau Liebman-Sachs endocarditis), atau
guideline merekomendasikan pemberian anti- besar, menyebabkan inflamasi, stenosis, dan vaskulitis serebral. Selain stroke, gejala yang
koagulasi tiga hingga enam bulan sampai oklusi. Gejala iskemi fokal biasanya pada lebih sering muncul adalah ensefalopati
terjadi rekanalisasi. Prognosis biasanya baik otak atau tungkai atas, walaupun dapat yang disebabkan karena vaskulitis, sindrom
dengan tingkat rekurensi yang rendah, juga terjadi pada arteri koroner, renal, atau neuropsikiatrik, dan kejang.

738 CDK-233/ vol. 42 no. 10, th. 2015


TINJAUAN PUSTAKA

• Cerebral Autosomal Dominant jika diduga ada hubungan antara stroke kondisi ibu. Pada kehamilan juga dapat ter-
Arteropathy with Subcortical Infarct and dengan defisiensi protein C, protein S, atau jadi keadaan hiperkoagulasi dengan resistensi
Leucoencephalopathy (CADASIL) resistensi protein C teraktivasi. Antibodi progresif terhadap protein C teraktivasi yang
CADASIL berhubungan dengan mutasi antikardiolipin adalah antibodi yang berikatan terjadi pada paruh kedua masa kehamilan,
genetik protein transmembran yang ber- dengan fosfolipid yang didapatkan pada bersama penurunan aktivitas fibrinolysis
peran pada intercellular signalling. Biasanya pasien SLE, keganasan atau infeksi kronis, yang inhibitor dan meningkatnya konsentrasi
pasien akan tetap asimptomatik hingga usia meningkatkan risiko trombosis arteri atau circulating clotting factors. Faktor-faktor
dekade ketiga dengan gejala migren. Stroke vena, keguguran berulang, trombositopenia, tersebut merupakan predisposisi trombosis
subkortikal terjadi pada dekade keempat vegetasi pada katup jantung, dan ruam kulit vena. Diagnosis dan penatalaksanaan stroke
atau kelima dengan gejala demensia, yang memiliki karakteristik (livedo reticularis). pada kehamilan umumnya serupa dengan
depresi, atau kejang. Diagnosis banding Pasien dengan antibodi antikardiolipin penatalaksanaan stroke lainnya, namun
adalah sklerosis multipel atau penyakit perlu mendapatkan antikoagulan seumur terapi trombolitik merupakan kontraindikasi.
Alzheimer. Gambaran radiologi pada CADASIL hidup. Perlu adanya pencegahan sekunder stroke,
menunjukkan kelainan massa putih luas walaupun angka rekurensi stroke pada
terutama di daerah temporal. Penatalaksa- Penyebab Khusus Stroke pada Pasien kehamilan hanya sekitar 1%.
naan umum hanya suportif, modifikasi faktor Wanita Usia Muda:1,3,4
risiko, antiplatelet, dan antikonvulsi, serta 1. Kontrasepsi oral dikatakan sebagai salah Penyebab lain stroke pada usia muda
antidepresan jika diperlukan. satu faktor risiko terjadinya stroke pada wanita yang perlu dipertimbangkan adalah anti-
usia muda, namun insidensnya sangat rendah phospholipid anti-body syndrome (APLAS),
• Fabry’s disease sehingga tidak perlu menjadi penghambat central venous thrombosis (CVT), reversible
Fabry’s disease terkait dengan kelainan penggunaan kontrasepsi oral. Risiko akan cerebral vasoconstriction syndrome (RCVS),
kromosom X resesif (X-linked recessive meningkat pada kelompok usia yang lebih Susac syndrome, Sneddon’s syndrome, dan
disorder) yang ditandai dengan adanya tua, merokok, migren dengan aura, atau jika fibromuscular dysplasia.3
defisiensi enzim alpha-galactosidase A yang disertai faktor risiko lain, sehingga sebaiknya
menyebabkan akumulasi glycosphingolipids penggunaan kontrasepsi oral pada PENUTUP
di banyak jaringan termasuk saraf tepi, kelompok ini dihindari. Stroke pada usia muda memiliki karakteristik
pembuluh darah, dan otot jantung. Fabry’s tersendiri, sehingga membutuhkan pen-
disease menyebabkan disfungsi pembuluh 2. Stroke terjadi pada 34 dari setiap 100.000 dekatan yang berbeda. Kasus stroke per-
darah kecil, iskemi massa putih, dan infark kehamilan. Pada wanita hamil, risiko stroke darahan relatif lebih sering, sehingga
serebral lakuner. Diagnosis ditegakkan meningkat jika terdapat preeklampsi, pemeriksaan neuroimajing penting untuk
melalui pemeriksaan genetik atau peng- eklampsi, dan sindrom HELLP (hemolysis, mengetahui faktor penyebab. Riwayat pe-
ukuran aktivitas enzim alpha-galactosidase. elevated liver enzymes, and low platelets), nyalahgunaan obat perlu diidentifikasi.
Gejala klinis yang muncul adalah nyeri namun kelainan neurologis yang terjadi Jika diduga terdapat kelainan jantung,
neuropatik dan hipertrofi otot jantung. biasanya berupa sindrom ensefalopati ekokardiografi trans-esofageal penting
dengan gejala nyeri kepala, penurunan untuk mencari patent foramen ovale atau
• Trombofilia kesadaran, dan kejang. Risiko stroke pada aneurisma septum atrium.5 Insidens stroke
Trombofilia merupakan kelompok penyakit wanita hamil meningkat jika disertai pada usia di bawah 30 tahun lebih sering
bawaan atau didapat yang memiliki kecen- angiopati pasca-persalinan (postpartum terjadi pada wanita yang berhubungan
derungan trombosis. Kelainan trombofilia angiopathy), dengan gejala nyeri kepala dengan risiko stroke perdarahan atau iskemik
bawaan tersering adalah mutasi faktor V Leiden hebat dan defisit neurologis fokal akibat pada masa kehamilan dan persalinan. Pada
pada 5% populasi dewasa. Akibat mutasi ini vasospasme serebral yang luas. Ada kelompok ini perlu dicari kemungkinan
terjadi resistensi pada protein C teraktivasi pendapat bahwa kondisi angiopati pasca- hubungan stroke dengan penggunaan
(activated protein C) yang berhubungan persalinan ini dianggap sebagai varian dari pil kontrasepsi oral dan tes antibodi anti-
dengan trombosis vena. Defisiensi protein eklampsi. Penatalaksanaannya adalah upaya fosfolipid. Penelitian berbasis populasi
antikoagulan endogen, seperti protein C pencegahan kejang, menurunkan tekanan dengan metodologi yang baik penting untuk
atau protein S, juga menyebabkan terjadinya darah untuk mencegah perdarahan serebral, lebih mengetahui besaran masalah stroke
trombosis. Antikoagulasi dipertimbangkan segera melahirkan bayi, dan menstabilkan pada usia muda.

DAFTAR PUSTAKA
1. Bevan H, Sharma K, Bradley W. Stroke in young adults. Stroke 1990; 21: 382-6.
2. Kristensen B, Malm J, Carlberg B, Stegmayr B, Backman B, Fagerlund M, et al. Epidemiology and etiology of ischemic stroke in young adults aged 18 to 44 years in Northern Sweden. Stroke 1997; 28: 1702-9.
3. Blecic S, Bogousslavsky J. Stroke in young adults. In: Barnet HJM, Mohr JP, Stein BM, Yasu FM, editors. Stroke: Pathophysiology, diagnosis, and management. Churchill Livingstone, Philadelphia; 1998.
4. Causes of stroke in young adults [Internet]. 2012. Available from: http://physical-therapy.advanceweb.com/sharedResources/Downloads/2012/072312/PT_YoungAdultStroke.pdf
5. Griffith D, Sturm J. Epidemiology and etiology of young stroke. Stroke research and treatment [Internet]. 2011 [cited 2015 Feb 2]. Available from: http://www.hopkinsmedicine.org/
neurology_neurosurgery/centers_clinics/cerebrovascular/conditions/stroke.html.
6. Hart RG, Miller VT. Cerebral infarction in young adults: A practical approach. Stroke 1983; 14: 110-1.

CDK-233/ vol. 42 no. 10, th. 2015 739

Anda mungkin juga menyukai