Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Ilmu Sosail dan Pendidikan Vol. 3. No.

3 November 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-6753

PENTINGNYA PENDIDIKAN BERBASIS STEM DALAM KURIKULUM 2013

Dewi Sartika
STKIP Bima
dewisartika_mat@stkipbima.ac.id

Abstrak. Artikel ini memaparkan tentang pentingnya konsep pendidikan berbasis STEM
dalam kurikulum 2013. Pendidikan berbasis STEM salah satu konsep pendidikan yang
mengintegrasikan konsep pendidikan menjadi satu kesatuan antara Sains, Teknologi, enggenering
dan Matematika, konsep pendidikan STEM telah dikembangkan diberbagai Negara-negara
berkembang dan negara maju saat ini. Pendidikan STEM tidak bermakna hanya pada penguatan
praksis pendidikan dalam bidang-bidang pendidikan secara terpisah, melainkan mengembangkan
pendekatan pendidikan dengan mengintegrasikan beberapa mata pelajaran seperti sains, teknonogi,
enggenering, dan matematika, dengan lebih memfokuskan proses pendidikan pada pemecahan
masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari dengan mengembangkan berbagai aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan serta meningkatkan daya berfikir kritis dan dapat membentuk logika
berfikir diberbagai bidang pengetahuan berdasarkan kurikulum 2013 yang berlaku.

Kata Kunci: Pendidikan, STEM, Kurikulum 2013

PENDAHULUAN berbagai Negara berkembang dan maju, salah


Perkembangan Ilmu pengetahuan dan satunya di Negara kita Indonesia. Tingkat
teknologi yang semakin cepat, membutuhkan literasi yang menurun secara signifikan dalam
penyesuaian dan percepatan dalam masyarakat tentang isu-isu terkait STEM,
mengembangkan pendidikan yang mampu masyarakat cenderung lebih banyak pada
memanfaatkan perkembangan sains dan bidang-bidang yang sifatnya teoritis, dan
teknologi yang ada. Pendidikan STEM belum banyak yang sifatnya praktis bisa
merupakan bagian dari pengembangan terbaru dimanfaatkan di dunia kerja. Perhatian
dalam bidang pendidikan memodifikasi pemerintah Indonesia saaat ini pada bidang
pembelajaran dengan mengintegrasikan pendidikan sangat tinggi dengan memberikan
berbagai mata pelajaran antara lain Sains yang tambahan anggaran dan membangun berbagai
terdiri dari (biologi, fisika, kimia), Teknologi, fasilitas pendidikan yang sudah cukup
Enggenering dan Matematika. Mata pelajaran memadai. dukungan kepakaran dari banyak
yang termuat dalam STEM merupakan mata perguruan tinggi, serta dukungan teknis dari
pelajaran yang minat siswa mempelajarinya dunia industri, bagi pengembangan dan
tergolong sangat rendah dan yang dianggap implementasi pendidikan STEM.
sulit oleh siswa (Tused, 2016). Kata STEM Pendidikan STEM telah banyak
diluncurkan oleh National Science dilakukan diberbagai Negara termasuk di
Foundation AS pada tahun 1990-an sebagai Malaysia dan turkey berdasarkan data di
tema gerakan reformasi pendidikan dalam jurnal Tused 2016, baik negara maju maupun
keempat bidang disiplin tersebut untuk negara berkembang, yang memandang
menumbuhkan sumber daya manusia yang pendidikan STEM sebagai jalan keluar bagi
siap kerja dibidang-bidang STEM dan masalah kualitas Sumber Daya Manusia dan
mengembangkan warga negara yang melek daya saing masing-masing negara. Oleh sebab
STEM, serta meningkatkan daya saing global itu penelitian dan pengembangan dalam
AS dalam inovasi IPTEK (Hanover Research, pendidikan STEM menjadi tema yang
2011). Gerakan reformasi pendidikan STEM menarik dan mendominasi dalam konferensi
ini didorong oleh berbagai hasil penelitian dan publikasi ilmiah internasional dalam
menunjukkan terjadi kekurangan tenaga- bidang pendidikan. Namun di Indonesia
tenaga yang siap pake di dunia lapangan belum banyak yang melakukan, tapi
pekerjaaan di bidang-bidang teknologi di Kesadaran akan pentingnya pendidikan

Jurnal Ilmu Sosail dan Pendidikan 89


Jurnal Ilmu Sosail dan Pendidikan Vol. 3. No. 3 November 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-6753

STEM telah mulai muncul di kalangan pakar dalam konsep pelaksanaan pembelajaran.
pendidikan di Indonesia, sehingga banyak Komponen-komponen dalam STEM, Sains
kelompok studi di perguruan tinggi adalah kajian tentang fenomena alam yang
melakukan penelitian dan pengembangan melibatkan observasi dan pengukuran,
pendidikan STEM. Tesis dan disertasi dalam sebagai wahana untuk menjelaskan secara
bingkai pendidikan STEM pun kini telah obyektif alam yang selalu berubah. Terdapat
mulai bermunculan. Pendidikan STEM juga beberapa domain utama dari sains pada
dalam penerapannya tidak hanya focus dalam jenjang pendidikan dasar dan menengah,
pengembangan kognitif, tapi juga pada tataran yakni fisika, biologi, kimia, serta ilmu
domain afektif, karena pendidikan STEM pengetahuan kebumian dan antariksa.
memberikan ruang kepada siswa untuk Teknologi adalah tentang inovasi-inovasi
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran manusia yang digunakan untuk memodifikasi
dengan bekerja sama, disiplin, saling alam agar memenuhi kebutuhan dan
membantu dalam mengintegrasikan berbagai keinginan manusia, sehingga membuat
pengalaman dalam kehidupan mereka, kehidupan lebih baik dan lebih aman.
sehingga pendidikan STEM cocok dalam Teknologi-teknologi membuat manusia dapat
pembentukan dan mengembangkan aspek melakukan perjalanan secara cepat,
pengetahuan (kognitif), aspek sikap (afektif) berkomunikasi langsung dengan orang di
dan aspek keterampilan (psikomotorik). tempat yang berjauhan, mendapati makanan
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang sehat, serta alat-alat keselamatan.
yang mengutamakan proses dalam Enjiniring (engineering) adalah pengetahuan
pelaksanaannya. Standar Kompetensi Lulusan dan keterampilan untuk memperoleh dan
(SKL) yang utama dalam pelaksanaan mengaplikasikan pengetahuan ilmiah,
pembelajaran adalah mengembangkan aspek ekonomi, sosial, serta praktis untuk
sikap, selanjutnya aspek keterampilan dan mendesain dan mengkonstruksi mesin,
pengetahuan. Dalam kurikulum ini pebelajar peralatan, sistem, material, dan proses yang
dituntut untuk mandiri mencari bermanfaat bagi manusia secara ekonomis
pengetahuanya di lingkungan sekitarnya dan ramah lingkungan. Selanjutnya,
dengan memanfaatkan berbagai sumber matematika adalah ilmu tentang pola-pola dan
belajar dan fasilitas belajar yang ada, hubungan-hubungan, dan menyediakan
pebelajar menjadi sangat aktif dan kreatif bahasa bagi teknologi, sains, dan enjiniring.
mencari dan membangun pengetahunnya. Pendidikan STEM tidak bermakna hanya
Kurikulum 2013 sebagai penyempurna penguatan praksis pendidikan dalam bidang-
kurikulum sebelum, kurikulum 2013 didesain bidang STEM secara terpisah, melainkan
dengan mengintegrasikan karakter dalam mengembangkan pendekatan pendidikan yang
proses pengimplementasiannya. Oleh karena mengintegrasikan sains, teknonogi, enjiniring,
itu, pada kurikulum 2013 muncul kompetensi dan matematika, dengan memfokuskan proses
inti (KI) sebagai acuan dalam proses pendidikan pada pemecahan masalah nyata
pembelajaran. Konsep pendidikan STEM dan dalam kehidupan sehari-hari maupun
kurikulum 2013 sesungguhnya memiliki kehidupan profesi (National STEM Education
beberapa kesamaan dalam mengintegrasikan Center, 2014). Dalam konteks pendidikan
berbagai konsep dalam pembelajaran dengan dasar dan menengah, Pendidikan STEM
tujuan yang sama mengembangkan berbagai bertujuan mengembangkan peserta didik yang
aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. melek STEM (Bybee, 2013:5), yang
KAJIAN PUSTAKA mempunyai:
Konsep Dasar Tentang STEM a) Pengetahuan, sikap, dan keterampilan
1. Pengertian Pendidikan STEM untuk mengidentifikasi pertanyaan dan
Pendidikan STEM merupakan salah satu masalah dalam situasi kehidupannya,
konsep pendidikan yang mengintegrasikan menjelaskan fenomena alam, mendesain,
beberapa bidang ilmu pengetahuan Sains, serta menarik kesimpulan berdasar bukti
Teknologi, Enggenering dan Matematika mengenai isu-isu terkait STEM;

Jurnal Ilmu Sosail dan Pendidikan 90


Jurnal Ilmu Sosail dan Pendidikan Vol. 3. No. 3 November 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-6753

b) Memahami karakteristik fitur-fitur disiplin STEM secara kualitas dan mencukupi secara
STEM sebagai bentuk-bentuk kuantitas. Beberapa hasil penelitian merilis
pengetahuan, penyelidikan, serta desain dan surat kabar Kompas (Juli 2015) Indonesia
yang digagas manusia; mengalami kendala kesenjangan antara
c) Kesadaran bagaimana disiplin-disiplin kebutuhan dan ketersediaan SDM. Merujuk
STEM membentuk lingkungan material, data Badan Pusat Statistik 2010, sumber daya
intelektual dan kultural, manusia Indonesia masih didominasi tenaga
d) Terlibat dalam kajian isu-isu terkait kera kurang terampil (sebanyak 88 juta), dan
STEM (misalnya efisiensi energi, kualitas diprediksi 2020 akan ada 50% kekurangan
lingkungan, keterbatasan sumberdaya tenaga kerja untuk mengisi lowongan jabatan
alam) sebagai warga negara yang di struktur lapangan kerja. Namun, jalan
konstruktif, peduli, serta reflektif dengan untuk mengatasi persoalan ini bukanlah
menggunakan gagasan-gagasan sains, perkara mudah, sebab tanpa upaya
teknologi, enjiniring dan matematika. mengembangkan kemampuan dasar, soft skills
Pendidikan STEM memberikan peluang (kolaborasi, komunikasi, kreativitas,
kepada guru untuk memperlihatkan kepada pemecahan masalah), dan nilai-nilai prasyarat
peserta didik betapa konsep, prinsip, dan memasuki profesi STEM pada jenjang
teknik dari sains, teknologi, enjiniring, dan pendidikan dasar dan menengah, sukar untuk
matematika digunakan secara terintegrasi mengharapkan generasi muda yang
dalam pengembangan produk, proses, dan bermotivasi dan siap menekuni bidang-bidang
sistem yang digunakan dalam kehidupan STEM.
sehari-hari mereka. Oleh karenanya, Reeve Kurikulum 2013 tidak akan dapat
(2013) mengadopsi definisi pendidikan mengatasi permasalahan kualitas dan
STEM sebagai pendekatan interdisiplin pada kuantitas sumberdaya manusia Indonesia
pembelajaran, yang di dalamnya peserta didik yang berdaya siang global, jika tidak secara
menggunakan sains, teknologi, enjiniring, dan sistematik menyiapkan mereka
matematika dalam konteks nyata yang mengembangkan pengetahuan, keterampilan
mengkoneksikan antara sekolah, dunia kerja, dan sikap yang dipersyaratkan dunia kerja
dan dunia global, sehingga mengembangkan Abad ke-21, sebagaimana diwujudkan dalam
literasi STEM yang memampukan peserta Pendidikan STEM. Untuk mengatasi hal
didik bersaing dalam era ekonomi baru yang tersebut Pendidikan dengan pendekatan
berbasis pengetahuan. STEM bisa menjadi kunci bagi menciptakan
2. Pentingnya Pendidikan STEM dalam generasi penerus bangsa yang mampu
Kurikulum 2013 bersaing di kancah global. Oleh sebab itu,
Pendidikan STEM saat ini diadopsi oleh Pendidikan STEM perlu menjadi kerangka-
banyak negara sebagai cetak-biru inovasi rujukan bagi proses pendidikan di Indonesia
pendidikan, sehingga muncul sebagai gerakan ke depan.
global untuk menjembatani kesenjangan Sebagaimana dinyatakan dalam Kerangka
antara kebutuhan dan ketersediaan keahlian Dasar dan Struktur Kurikulum 2013 Jenjang
yang diperlukan untuk pembangunan Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
ekonomi di Abad ke-21. Biro Statistika Tsanawiyah (Kemdikbud, 2013), bahwa
Tenaga Kerja AS pada tahun 2011 kurikulum 2013 bertujuan untuk
menguraikan bahwa di lingkup global pada mempersiapkan manusia Indonesia agar
satu dekade mendatang struktur lapangan memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi
pekerjaan STEM akan meningkat sebesar dan warga negara yang beriman, produktif,
17%, sedangkan lapangan pekerjaan non- kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
STEM hanya meningkat 10 % (Kompas 12 berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
Juli 2015). berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Dalam menghadapi era persaingan global,
Indonesia pun perlu menyiapkan sumberdaya
manusia yang handal dalam disiplin-disiplin

Jurnal Ilmu Sosail dan Pendidikan 91


Jurnal Ilmu Sosail dan Pendidikan Vol. 3. No. 3 November 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-6753

3. Pembelajaran Berbasis Pendidikan pembelajaran sains berbasis STEM,


STEM sebagaimana diilustrasikan dalam Gambar 1.
Salah satu karakteristik Pendidikan
STEM adalah mengintegrasikan sains,
teknonogi, enjiniring, dan matematika dalam
memecahkan masalah nyata. Tetapi memiliki
berbagai cara diantaranya adalah
mengintegrasikan semua bisang dalam
STEM, namun juga perlu mempertimbangkan
materi, media dan factor-faktor lainnya
(Roberts, 2012). Cara kedua adalah
mengajarkan masing-masing disiplin STEM
dengan lebih berfokus pada satu atau dua dari
disiplin-disiplin STEM. Cara ketiga adalah
mengintegrasikan satu ke dalam tiga disiplin Pola integrasi secara penuh relatif lebih
STEM, misalnya konten enjiniring mudah dilakukan pada jenjang sekolah dasar,
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran sains, ketika peserta didik diajar oleh seorang guru
teknologi, dan matematika. Cara yang lebih kelas. Sementara itu, bentuk “embedded
komprehensif adalah melebur keempat-empat STEM” lebih tepat dilakukan pada jenjang
disiplin STEM dan mengajarkannya sebagai sekolah menengah. Pendidikan STEM
mata pelajaran terintegrasi, misalnya konten terwujud dalam situasi tertentu ketika
teknologi, enjiniring dan matematika dalam pembelajaran sains atau matematika
sains, sehingga guru sains mengintegrasikan melibatkan akitivitas pemecahan masalah
T, E, dan M ke dalam S. otentik dalam konteks sosial, kultural, dan
Dalam konteks pendidikan dasar dan fungsional (Roberts, 2012). STEM
menengah umum di banyak negara, termasuk merupakan sebuah alat untuk bisa
Indonesia, hanya mata pelajaran sains dan mengembangkan pola pikir dan mengasah
matematika yang menjadi bagian dari pemikiran kritis siswa. Meskipun difokuskan
kurikulum konvensional, sementara mata pada ilmu eksakta, tidak mengesampingkan
pelajaran teknologi dan enjiniring hanya unsur sosialnya (LIPI). Sains dan matematika
bagian minor atau bahkan tidak ada dalam dipandang tepat untuk menjadi kendaraan
kurikulum. Oleh sebab itu Pendidikan STEM untuk membawa Pendidikan STEM, sebab
lebih tertumpu pada sains dan matematika. kedua mata pelajaran ini merupakan mata
Dalam kaitan ini Bybee (2013) pelajaran pokok dalam pendidikan dasar dan
mengkonseptualisasi suatu kontinum menengah, dan menjadi landasan bagi peserta
keterpaduan STEM yang terdiri atas sembilan didik untuk memasuki karir dalam disiplin-
pola keterpaduan, mulai dari disiplin S-T-E- disiplin STEM, yang dipandang fundamental
M sebagai “silo” (mata pelajaran berdiri bagi inovasi teknologi dan produktivitas
sendiri) hingga STEM sebagai mata pelajaran ekonomi.
transdisiplin. Pengintegrasian yang lebih KESIMPULAN
mendalam ke dalam bentuk mata pelajaran Berdasarkan berbagai konsep dan
transdisiplin memerlukan restrukturisasi pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa
kurikulum secara menyeluruh, sehingga Konsep pendidikan STEM sangat
relatif sukar dilaksanakan dalam konteks memungkinkan untuk diterapkan dalam
struktur kurikulum konvensional di Indonesia. kurikulum 2013, dengan memiliki kesamaan
Salah satu pola intergasi yang mungkin konsep mengintegrasikan di berbagai konsep
dilaksanakan tanpa merestrukturisasi bidang pengetahuan. Memiliki tujuan yang
kurikulum pendidikan dasar dan menengah di sama dalam mengembangkan aspek sikap,
Indonesia adalah menginkorporasikan konten pengetahuan dan keterampilan. Konsep
enjiniring, teknologi, dan matematika dalam Pendidikan STEM lebih memberikan
kemudahan secara operasional dalam

Jurnal Ilmu Sosail dan Pendidikan 92


Jurnal Ilmu Sosail dan Pendidikan Vol. 3. No. 3 November 2019
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index p-ISSN: 2598-9944 e-ISSN: 2656-6753

menerapkan kurikulum 2013. Penerapan London: Lawrence Erlabaum


pendidikan berbasis STEM akan dapat Associates.
mengembangkan daya berfikir kritis dan
dapat membentuk logika berfikir diberbagai
bidang pengetahuan, hal ini sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai oleh kurikulum
2013. Pendidikan berbasis STEM dapat
diterapkan diberbagai jenjang pendidikan
terutama di sekolah dasar dan sekolah
menengah. Pendidik dan tenaga pendidikan
perlu menguasai terlebih dahulu konsep
pendidikan STEM baru bisa diterapkan secara
ideal dalam kurikulum 2013.
DAFTAR PUSTAKA
Bybee, R. W. (2010). Advancing STEM
education: A 2020 vision. Technology
and Engineering Teacher, 70(1), 30-
35.
Bybee, R. W. (2013). The case for STEM
education: Challenges and
opportunity. Arlington, VI: National
Science Teachers Association (NSTA)
Press.
Dugger, Jr., W. E. (n.d.). Evolution of STEM
in the United States.
http://www.iteea.org/Resources/Press
Room/AustraliaPaper.pdf.
Kemdikbud (2013). Lampiran Peraturan
menteri pendidikan dan kebudayaan
Nomor 68 tahun 2013 tentang
Kerangka dasar dan struktur
kurikulum sekolah menengah
pertama/madrasah tsanawiyah.
Jakarta: Kemdikbud.
National STEM Education Center (2014).
STEM education network manual.
Bangkok: The Institute for the
Promotion of Teaching Science and
Technology.
Reeve, E. M. (2013) Implementing science,
technology, mathematics and
engineering (STEM) education in
Thailand and in ASEAN. Bangkok:
Institute for the Promotion of
Teaching Science and Technology
(IPST).
Roberts, A. (2012). A justification for STEM
education. Technology and
Engineering Teacher, 74(8), 1-5.
Reigeluth, Charles M. 1999, Instructional-
Design Theories And Models,

Jurnal Ilmu Sosail dan Pendidikan 93

Anda mungkin juga menyukai