Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada abad ke 21 ini, perkembangan pengetahuan dan teknologi semakin


pesat. Hal ini menjadi tantangan bagi guru untuk menyiapkan generasi saat ini
agar mempunyai keterampilan abad 21 baik soft skill maupun hard skill. Menurut
Turiman dkk. (2012), keterampilan abad 21 mempunyai empat domain utama
yaitu literasi, berfikir inventif, komunikasi yang efektif dan produktivitas yang
tinggi. Salah satu keterampilan yang berkaitan langsung dengan pengetahuan dan
kemampuan dalam memecahkan masalah adalah literasi. Dalam pembelajaran
IPA, keterampilan literasi lebih di kenal dengan literasi sains. Literasi sains atau
scientific literacy secara langsung berkorelasi dengan membangun generasi yang
memiliki pemikiran serta sikap ilmiah yang kuat dan dapat secara efektif
mengkomunikasikan ilmu dan hasil penelitian kepada masyarakat umum,
(Arohman, dkk, 2016). Liliasari & Fitriana (2014) menyatakan bahwa dalam
menghadapi Asean Community generasi muda Indonesia harus memiliki
kemampuan literasi sains agar mampu hidup dalam masyarakat.
Pendidikan merupakan segala pengalaman belajar diberbagai lingkungan
yang berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif terhadap lingkungan
(ayu,2018). Pendidikan merupakan salah satu upaya dalam mendidik generasi
penerus bangsa agar memiliki ilmu pengetahuan yangg tinggi. Proses
pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang mengakibatkan perubahan tingkah
laku ,sehingga proses pembelajaran dapat di katakan sebagai suatu kegiatan yang
dilakukan guru sedemikian rupa sehingga siswa mengalami perubahan tingkah
laku kearah yang lebih baik (Eva,dkk,2016).
Saat ini COVID-19 sudah menyebar ke berbagai wilayah, termasuk
berbagai kota di wilayah Indonesia. Adanya COVID-19 ini mengakibatkan
berbagai situasi ekonomi dan sosial terganggu. Contohnya aktivitas di pusat-pusat
perekonomian menjadi sepi pengunjung dikarenakan kebijakan pemerintah

1
Indonesia yang berisi himbauan kepada masyarakat untuk melakukan Physical
Distancing (menjaga jarak antar individu). Hal ini mengakibatkan semua kegiatan
menjadi berubah, sehingga beberapa instansi meliburkan kegiatannya. Dampak
yang ditimbulkan adalah semua pekerjaan dilakukan secara dalam jaringan
(online) dari rumah masing-masing atau disebut Work From Home (WFH),
termasuk dalam kaitannya dengan kegiatan belajar dan mengajar di sekolah.

Adanya wabah COVID-19 ini mengakibatkan kegiatan belajar di beberapa


kota besar seperti Jakarta, Bekasi, Tangerang, Depok, Bogor, Bandung dan kota
lainnya menjadi terganggu. Siswa akhirnya tidak bisa belajar di sekolah karena
semua sekolah ditutup mulai dari jenjang sekolah dasar, menengah, hingga
perguruan tinggi. Kegiatan belajar pun berubah menjadi pembelajaran berbasis
online atau disebut electronic learning (e-learning). Strategi pembelajaran e-
learning ini dilakukan dengan berbagai cara mulai dari menggunakan website,
media sosial, hingga teleconference. Perkembangan e-learning dalam
pembelajaran juga sudah banyak dikembangkan sebelumnya. Sebagai sebuah
strategi pembelajaran yang relatif baru, e-learning harus terus dikembangkan lebih
lanjut.
Penelitian terdahulu sudah banyak dilakukan pengembangan e-learning.
Pembelajaran dengan e-learning banyak menggunakan media sosial yang sudah
ada. Beberapa penelitian menunjukan bahwa belajar dengan media sosial ternyata
cukup ampuh untuk meningkatkan kemampuan siswa. Selain itu, siswa juga dapat
beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Selain penggunaan media sosial, banyak
penelitian menunjukan penggunaan website dan multimedia lain ternyata masih
diminati oleh siswa. Hal ini menandakan penggunaan teknologi dalam
pembelajaran masih dimungkinkan. Khususnya dalam pembelajaran sains (Ilmu
Pengetahuan Alam) dan lingkungan, penggunaan e-learning sangat
dimungkinkan.
Permasalahan yang muncul adalah banyak siswa yang belum terbiasa
menggunakan e-learning. Adanya wabah COVID-19 ini membuat siswa harus
bisa belajar menggunakan e-learning. Hal itu menyebabkan siswa yang belum

2
terbiasa harus beradaptasi terlebih dahulu, khususnya siswa pada jenjang sekolah
menengah pertama (SMP). Siswa harus dapat melakukan adaptasi dalam
pembelajaran sains dan lingkungan dengan e-learning. Berdasarkan uraian
tersebut, maka perlu dilakukan sebuah deskripsi untuk mengetahui respon siswa
dalam menggunakan e-learning pada saat wabah COVID-19 secara umum,
khususnya pada saat mempelajari sains dan lingkungan (Ichsan,ilmi Zajuli. 2020).
SMP N 11 MEDAN Alamat Jl. Budi Kemasyarakatan, kec. Medan barat , juga
melaksanakan pembelajaran daring (online) tahun pelajaran 2020/2021 semester
genap dengan mengikuti Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 kemendikbud, dalam
surat edaran ini disebutkan bahwa tujuan dari pelaksanaan Belajar Dari Rumah
(BDR) adalah memastikan pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan
layanan pendidikan selama darurat Covid-19, melindungi warga satuan
pendidikan dari dampak buruk Covid-19, mencegah penyebaran dan penularan
Covid-19 di satuan pendidikan dan memastikan pemenuhan dukungan psikososial
bagi pendidik, peserta didik, dan orang tua.

Hasil observasi dan wawancara dengan guru dan siswa disekolah


diperoleh kendala pada pembelajaran yang didapat oleh siswa hanya penjelasan
dari guru dan merasa bosan. Siswa kurang disiplin dalam pengumpulan tugas
(online) akibat terganggunya signal/kuota dalam proses pembelajaran daring.
Bukan hanya kendala pada siswa saja yang didapat, tetapi kendala pada guru
dalam pembelajaran daring saat ini pun ada yaitu kurangnya minat bagi siswa
dalam pembelajaran karena pembelajaran dilakukan secara online dan sulitnya
bagi guru IPA mengajar pembelajaran yang ada praktikum secara langsung
sehingga lkpd yang sudah disusun harus diubah lagi sesuai situasi saat ini.

Pembelajaran yang saat ini dilakukan masih banyak yang belum


melibatkan siswa secara aktif melainkan guru yang menjadi pusat pembelajaran
yang menyebabkan siswa kurang aktif dalam pemebalajara. Tingkat prestasi siswa
juga ditentukan oleh peran guru didalamnya karena gurulah yang mengelola
pembelajaran. Maka untuk itu diperlukanya bahan ajar yang dapat membantu guru
dalam proses pembelajaran yang aktif dengan melibatkan siswa secara langsung.

3
Hasil penelitian Ebrahimi (2012) mengungkapkan bahwa pembelajaran yang
melibatkan siswasecara aktif akan memperoleh prestasi belajar yang lebih baik
dibandingkan dengan pembelajaran yang berpusat pada guruBahan ajar yang
dapat digunakan disini dapat berupa lembar kerja peserta didik (LKPD).

LKPD merupakan lembaran-lembaran yang berisi tugas yang biasanya


berupa petunjuk atau langkah –langkah untuk menyelesaikan tugas yang harus
dikerjakan siswa dan merupakan salah satu alat yang dapat digunakan guru untuk
meningkatkan keterlibatan atau aktivitas siswa dalam proses pembeljaran
(Depdiknas,2005) Dengan menggunakan LKPD siswa dapat terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran.

Dalam hal ini diperlukan juga mengimplementasikan pembelajaran


berbasis proyek. Karena untuk meningkatkan keaktifan atau keterlibatan siswa
juga perlu menyesuaikan dengan model pembelajaran yang dapat menuntun siswa
untuk berperan aktif.

IPA adalah suatu cabang pengetahuan yang mengangkat fakta-fakta yang


tersususn secara sistematis dan menunjukkan berlakunya hukum-hukum umum.
IPA merupakan pengetahuan yang didapat dengan jalan studi dan praktek.
Menurut herawan(2007) dalam proses pembelajaran IPA siswa tidak hanya
mendengar,mecatat,dan menghapal informasi yang disampaikan guru,melainkan
adanya kesempatan memanipulasi dan memproses informasi. Pembelajaran IPA
merupakan pembelajaran yang menekenkan keterlibatan siswa secara aktif. Salah
satu model pembelajaran yang dapat mengatasi hal tersebut adalah model
pembelajaran project based learning (PJBL).

Berdasarkan uraian diatas maka tujuan yang diharapkan dari sini


adalah untuk mendeskripsikan LKPD berbasis project based learning(PBL). latar
belakang masalah diatas, peneliti ingin melakukan perbaikan pembelajaran
dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diharapkan dengan
penerapan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Adapun judul dari

4
penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan adalah “Penggunaa LKPD Berbasis
Project Based Learning (PJBL) pada pembelajaran online untuk meningkatkan
hasil belajar IPA pada materi fluida akibat pandemi COVID-19 di Kelas VIII-1
SMP N 11 MEDAN Jl. Budi Kemasyarakatan, kec. Medan barat

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka


dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1) Kurangnya motivasi guru terhadap siswa dalam hal kedisiplinan pengumpulan


tugas,
2) Pemberian tugas yang tidak bervariasi, sehingga siswa merasa terbebani
dengan tugas;
3) Kurang menariknya model pembelajaran yang diterapkan sehingga kurang
mengaktifkan siswa,
4) Ketida siapan siswa belajar mandiri, karena dirumah terkadang orang tua tidak
sempat membimbing siswa untuk belajar.
5) Kurang menariknya kegiatan pembelajaran yang dilakukan cenderung
menggunakan metode ceramah karena kurangnya pemahaman dari guru
membuat media pembelajaran yang bisa meningkatkan minat siswa.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas penulis dapat merumuskan masalah dari
penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. Bagaimana Penggunaan LKPD Berbasis Project Based Learning (PJBL) pada


pembelajaran online untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada pada materi
fluida akibat pandemi COVID-19 di Kelas VIII-1 SMP TRI RATNA SMP
TRI RATNA Jakarta Barat Kec. Taman Sari?
2. Apakah ada peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan LKPD Berbasis
Project Based Learning (PJBL) pada pembelajaran online untuk meningkatkan

5
hasil belajar IPA pada pada materi fluida akibat pandemi COVID-19 di Kelas
VIII-1 SMP TRI RATNA SMP TRI RATNA Jakarta Barat Kec. Taman Sari?

1.4 Tujuan Penelitian dan Perbaikan Pembelajaran

Berdasarkan Rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari penelitian


tindakan kelas ini adalah:
1. Untuk mengetahui skenario penggunaan LKPD Berbasis Project Based
Learning (PJBL) pada pembelajaran online untuk meningkatkan hasil
belajar IPA pada pada materi fluida akibat pandemi COVID-19 di Kelas
VIII-1 SMP N 11 MEDAN Jl. Budi Kemasyarakatan, kec. Medan barat
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA setelah penggunaan LKPD
Berbasis Project Based Learning (PJBL) pada pembelajaran online untuk
meningkatkan hasil belajar IPA pada pada materi fluida akibat pandemi
COVID-19 di Kelas VIII-1 SMP N 11 MEDAN Alamat Jl. Budi Kemasyarakatan,
kec. Medan barat
1.5 Manfaat Perbaikan Pembelajaran
Dari perbaikan yang ditempuh dalam dua siklus, penulis menemukan
manfaat dari perbaikan tesebut, manfaat perbaikan adalah :
a. Bagi Siswa
Melatih peserta didik untuk belajar secara aktif dan dapat memecahkan
masalah dalam pembelajaran IPA.
b. Bagi Guru sebagai Peneliti
Guru dapat memperoleh model baru dalam mengajar yaitu
menggunakan LKPD berbasis model Project Based Learning (PjBL) sebagai
salah satu alternatif dalam pembelajaran IPA pada materi fluida.
c. Bagi Sekolah
Peneliti/Guru memperoleh pengalaman dalam penerapan metode yang
dipilih terhadap pengaruhnya kepada peserta didik secara langsung.

Anda mungkin juga menyukai