Anda di halaman 1dari 17

I.

PENGERTIAN PELABUHAN

Bahan ajar yang disajikan dalam bahasan ini adalah merupakan salah satu pokok bahasan
mengenai Pengertian pelabuhan ( BAB I dalam susunan pembahasan )

1.1. Pendahuluan

1.1.1. Deskripsi

Menjelaskan tentang Pengertian Pelabuhan meliputi perkembangan pelabuhan, arti


penting pelabuhan, definisi Pelabuhan, Macam pelabuhan dan Pelabuhan di Indonesia

1.1.2. Relevansi

Membekali Sarjana Teknik Jurusan Sipil dalam merencanakan, melaksanakan


pembangunan Pelabuhan dengan pengertian Pelabuhan. Rinciannya adalah tentang
perkembangan pelabuhan, defiinisi pelabuhan, macam pelabuhan dan pelabuhan di Indonesia.

1.1.3. Kompetensi Dasar

Dengan diberikannya rincian materi tentang Perkembangan Pelabuhan, arti penting suatu
Pelabuhan, difenisi Pelabuhan, macam-macam Pelabuhan, dan Pelabuhan di Indonesia,
Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai pengertian pelabuhan dengan benar (85 % )

1.2. PENYAJIAN

1.2.1. PERKEMBANGAN DAN DEFINISI PELABUHAN

1.2.1.1. PERKEMBANGAN PELABUHAN

Pada masa yang lalu, Pelabuhan hanyalah suatu tempat di perairan seperti di muara
sungai, teluk atau pantai yang secara alamiah terlindung dari gempuran gelombang, sehingga
BUKU AJAR PELABUHAN 1-2

kapal-kapal dan perahu-perahu dapat merapat dan membuang jangkar untuk melakukan kegiatan
bongkar muat barang maupun menaik turunkan penumpang dengan aman.
Dengan perkembangan kehidupan sosial dan ekonomi penduduk di suatu daerah atau
negara, maka semua kebutuhan akan sandang, pangan dan fasilitas-fasilitas hidup lainnya akan
meningkat. Disamping itu hasil produksi baik berupa hasil bumi maupun industri juga semakin
meningkat. Untuk itu diperlukan sarana dan prasarana pengangkutan yang lebih memadai dalam
pemindahan atau pemasaran hasil produksi ke daerah/negara lain.
Sejalan dengan kemajuan zaman, Pelabuhan sebagai prasarana angkutan laut juga
mengalami kemajuan. Pelabuhan tidak lagi di perairan yang terlindungi secara alamiah, tetapi
bisa berada di laut terbuka sebagai Pelabuhan Samudra dengan perairan yang luas dan dalam,
dimana kapal-kapal yang beroperasi semula sederhana dan kecil, sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan teknologi menjadi kapal-kapal dengan ukuran besar bahkan berkembang menjadi
kapal-kapal khusus yang disesuaikan dengan barang yang akan diangkut, misalnya kapal peti
kemas, kapal tanker, kapal penumpang, kapal ferry dll.
Perkembangan selanjutnya, Pelabuhan sekarang merupakan salah satu segmen mata-
rantai Transportasi dari kegiatan bisnis yang terlibat dalam proses Transportasi yang dimuai dari
asal barang (obyek transportasi) sampai pada tujuan akhir barang tersebut, sehingga peranan
Pelabuhan sebagai prasarana dapat menunjang dan mendorong pertumbuhan ekonomi dan perkembangan
industri didaerah belakang pelabuhan ( hinterland ). Oleh karena itu Pelabuhan sebagai prasarana harus
selangkah lebih maju dari sektor yang ditunjang. Hal ini berarti bahwa setiap rencana pembangunan dan
pengembangan industri, perdagangan maupun pertanian di suatu daerah/negara seyogyanya didahului
atau bersama-sama dengan program pembangunan dan pengembangan Pelabuhan.

ARTI PENTING PELABUHAN

Pelabuhan merupakan salah satu prasarana ekonomi yang sangat penting bagi daerah atau
Negara, bahkan bagi Negara kepulauan seperti Indonesia, transportasi laut merupakan tulang
punggung baik dari aspek ekonomi, sosial, budaya, pemerintah maupun pertahanan/keamanan
nasional.

Jika ditinjau dari aspek transportasi, maka Pelabuhan merupakan :


BUKU AJAR PELABUHAN 1-3

• suatu titik Temu (interface) antara moda transportasi laut dan moda transportasi darat,
sebagai mata rantai (link) yang merupakan salah satu segmen dari keseluruhan rangkaian
transportasi,
• pintu gerbang utama (gateway) arus keluar masuknya barang perdagangan dari atau ke
daerah belakang pelabuhan (hinterland) yang bersangkutan,
• Industri estat (industry estate) untuk pengembangan industri di daerah pelabuhan yang
berorientasi ekspor.

Ditinjau dari aspek pelayanan, maka pelabuhan juga melayani, antara lain:

• kebutuhan perdaganan terutama perdagangan internasional dari daerah belakang


Pelabuhan tersebut,
• membantu berjalannya roda perdagangan dan pengembangan industri Nasional,
• menampung pangsa pasar yang semakin meningkat guna melayani perdagangan
Internasional baik tran’shipment maupun transit traff,
U U

• menyediakan fasilitas transit untuk tujuan daerah belakang atau daerah / negara tetangga,
• menyediakan fasilitas pengembangan industri di sekitasr Pelabuhan bagi industri yang
berorientasi eksport.

Ditinjau dari aspek HINTERLAND CONNECTION

Antara Pelabuhan dan hinterland terjadi hubungan yang saling mempengaruhi dan saling
ketergantungan. Seperti suatu Pelabuhan tidak akan ada artinya bila tidak didukung oleh
hinterland yang berpotensi untuk berkembang, sebaliknya pada suatu daerah yang merupakan
hinterland dari suatu Pelabuhan akan terhambat perkembangan industri, pertanian dan
perdagangannya jika tidak ditunjang oleh suatu pelabuhan dengan fasilitas yang memadai
dengan tingkat keefesiensi yang tinggi.

Maka hinterland connection merupakan salah satu pertimbangan yang sangat penting bagi
insvertor untuk menaman modalnya di kawasan yang menjadi hinterland pelabuhan tersebut,
walaupun Pelabuhannya sudah cukup memadahi

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, Hinterland connection berarti semua fasilitas yang
memungkinkan terlaksananya hubungan antara pelabuhan dengan seluruh lokasi industri,
BUKU AJAR PELABUHAN 1-4

pertanian dan perdagangan dalam arti luas yang berada di hinterland di mana pelabuhan tersebut
berada. Fasilitas yang dimaksud :

• prasarana jalan raya yang menghubungkan suatu lokasi dengan Pelabuhan


• Sarana transportasi darat ( truk, kereta api )
• Prasarana jaringan telekomunikasi Internasional
• Sisten perbank-kan
• Prosedur ekspor / impor
• Sistem Keamanan Nasional, dll

Gambar 1.1. Contoh, Pelabuhan Tanjung Priok dengan Hinterland Connection

1.2.1.2. DEFINISI PELABUHAN

Kata Pelabuhan dapat diartikan dua istilah, yaitu Bandar dan Pelabuhan. Kedua istilah
tersebut masih rancu, sehingga banyak yang mengartikan sama. Sebenarnya arti kedua istilah
tersebut menurut bahasa Indonesia berlainan.
BUKU AJAR PELABUHAN 1-5

Bandar ( harbour ),
Bandar adalah suatu fasilitas di daerah per-air-an ( estuari atau muara sungai, teluk )
dengan kedalaman air yang memadai dan terlindung dari gempuran gelombang, angin
dan arus untuk berlabuh, bertambat maupun tempat singgah kapal untuk mengisi bahan
bakar, reparasi dan sebagainya.

Pelabuhan ( port ) adalah suatu daerah per-air-an ( di samudera, estuari/muara sungai, dan
teluk ) dengan kedalaman yang memadai dan terlindung dari gempuran gelombang, angin
dan arus, dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga dimana kapal dapat
berlabuh atau bertambat, kran-kran untuk melakukan bongkar muat barang/hewan,
gudang untuk menyimpan barang-barang dalam jangka yang cukup lama selama
menunggu mengiriman ke daerah tujuan atau pengapalan. terminal darat untuk menaik
turunkan penumpang, mengisi BBM, dll. serta memiliki akses ke darat dengan
transportasi penghubung seperti kereta api dan truk. Dengan demikian daerah pengaruh
pelabuhan bisa sangat jaut dari pelabuhan tersebut (hinterland )

Dari uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa pelabuhan merupakan bandar
yang dilengkapi dengan fasilitas dasar seperti bangunan-bangunan untuk pelayanan
muatan, penumpang seperti dermaga, tambatan, kolam pelabuhan, alur pelayaran dan
failitas-fasilitas fungsional dan pendukung lainnya.
Jadi suatu Pelabuhan tentu merupakan Bandar, tetapi suatu bandar belum tentu suatu
Pelabuhan.

Menurut Peraturan Pemerintah No. 69 tahun 2001 tentang Kepelabuhan, disebutkan bahwa
definisi Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan
batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan Pemerintah dan kegiatan Ekonomi yang
dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik/turun penumpang dan atau bongkar
muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang
pelabuhan serta sebagai tempat berpindahnya intra dan antar moda transportasi.
BUKU AJAR PELABUHAN 1-6

1.2.1.3. MACAM PELABUHAN

Pelabuhan dapat dibedakan menjadi beberapa macam tergantung dari sudut tinjauannya,
yaitu ditinjau dari segi penyelenggaraannya, segi kegunaan dan segi geografisnya.

Ditinjau dari segi penyelenggaraannya

• Pelabuhan Umum
Pelabuhan Umum diselenggarakan untuk kepentingan pelayaran masyarakat
umum. Penyelenggaraan umumnya dapat dilakukan oleh Pemerintah atau
Badan Usaha Milik Negara maupun oleh Swasta.

• Pelabuhan Khusus
Pelabuhan Khusus diselenggarakan untuk kepentingan sendiri dalam
menunjang kegiatan tertentu.Pelabuhan ini tidak boleh digunakan untuk
kepentingan umum, kecuali dalam keadaan tertentu dengan ijin Pemilik
Pelabuhan.

Ditinjau dari segi kegunaannya

• Pelabuhan Ikan

Pada umumnya pelabuhan ikan tidak memerlukan kedalaman air yang besar,
karena kapal-kapal yang digunakan untuk menangkap ikan tidak besar. Jenis
kapal ikan ini bervariasi, dari yang sederhana berupa jukung sampai kap[al
motor.
Jukung adalah perahu yang terbuat dari kayu atau fiberglass dengan lebar
sekitar 1m s/d 2-2,5 m dan panjang 6-7 m dan 8-12 m dengan tenaga
penmggerak dari layar atau motor tempel. Ada pula kapal yang lebih besar
dengan panjang mencapai 30 – 40 m.
BUKU AJAR PELABUHAN 1-7

Pelabuhan ikan biasanya dibangun disekitar daerah perkampungan /


masyarakat Nelayan.
Pelabuhan harus dilengkapi dengan bangunan pelengkap, antara lain : tempat
lelang ikan, pabrik es, tempat penjemuran ikan yang cukup luas, tempat
perawatan alat-alat penangkap ikan, tempat persediaan bahan bakar
Contoh : Pelabuhan ikan Cilacap.

Pelabuhan Ikan Cilacap berada di teluk Penyu dan menghadap ke samudera


Indonesia dengan gelombang cukup besar. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan
dalam yang dibuat dengan mengeruk daerah daratan untuk kolam pelabuhan.
Hal ini akan mengurangi panjang pemecah gelombang, tetapi dibutuhkan
pengerukan lebih besar. Pemecah gelombang dibuat dari tumpukan batu
dengan lapis lindung dari tetrapod dan hanya berfungsi sebagai pelindung
mulut pelabuhan bukan perairan pelabuhan. Pelabuhan ini direncanakan dapat
menampung 250 kapal denga ukuan kapal maksimum 40 GRT, dengan dimensi
panjang 30 m dan lebar 5 m sedangkan draft maksimum 2,3 m. Produksi ikan
diharapkan mencapai 36 ton/hari. Fasilitas yang ada antara lain : kantor
pelabuhan, kantor syahbandar, pemecah gelombang, dermaga, tempat
pelelangan ikan, penyediaan air tawar, persediaan bahan bakar minyak, tempat
penjemuran ikan, pabrik es, tempat reparasi kapal, rambu suar, tempat
penjemuran ikan dan perawatan jala.

• Pelabuhan Barang

Pelabuhan ini mempunyai dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas untuk


bongkar muat barang. Pelabuhan barang dapat berada di pantai atau di muara
sungai yang besar dan mempunyai daerah perairan cukup dalam serta tenang
sehingga memudahkan melakukan bongkar muat barang. Pelabuha barang
dapat dibuat oleh Pemerintah sebagai pelabuhan niaga atau oleh perusahaan
swasta untuk keperluan transpor hasil produksinya, misalnya baja, alumunium
Asahan, pabrik pupuk Asean dan Iskandar Muda.
BUKU AJAR PELABUHAN 1-8

Pelabuhan barang umumnya harus mempunyai fasilidas-fasilitas pelabuhan,


yaitu :

a. Dermaga, panjang dermaga harus dapat menampung seluruh panjang


kapal atau minimum 80 % dari panjang kapal terbesar, karena proses
bongkar muat barang dilakukan melalui bagian depan, tengah dan
belakang kapal.
b. Mempunyai halaman dermaga yang cukup luas untuk bongkar muat
barang. Barang yang akan dimuat disiapkan di dermaga dan jika kapal
sudah siap, barang akan diangkat dengan kran masuk kapal. Demikian
pula pada saat pembongkaran, barang diturunkan dari kapal diangkat
dengan kran kemudian diletakan di dermaga yang kemudian diangkut
dimasukan ke dalam gudang.
c. Mempunyai gudang transito/penyimpanan yang terletak dibelakang
halaman dermaga.
d. Tersedia jalan dan halaman untuk pengambilan/pemasukan barang dari
dan ke gudang.

Sebelum barang dimuat ke kapal atau diturunkan dari kapal diletakan di


halaman dermaga.

Bentuk halaman dermaga tergantung dari jenis muatannya, yaitu :

a. Barang-barang potongan ( general cargo ),


yaitu barang-barang yang dikirim dalam bentuk satuan, misalnya
mobil, mesin, barang-barang yang dibungkus dalam peti, karung drum
dan sebagainya.
BUKU AJAR PELABUHAN 1-9

b. Muatan curah/lepas ( bulk cargo ),


yaitu barang-barang yang dikirim tanpa pembungkus dan berbentuk
curah, misalnya batu bara, biji-bijian, tepung, semen, minyak dan
sebagainya.

c. Peti kemas ( container )


yaitu barang-barang yang dikirim dimasukan dalam peti dengan ukuran
yang sudah distandarisasi sebagai pembungkus. Karena ukurannya
sudah tertentu dan teratur, maka penempatannya dan penganguktannya
lebih efesien. Ukuran peti kemas ada enam macam yaitu : 8x8x5 ft 3 - P P

berat maks. 5 ton, 8x8x7 ft 3 -berat maks. 7 ton, 8x8x10 ft 3 -berat maks.
P P P P

10 ton, 8x8x5 ft 3 -berat maks. 20 ton, 8x8x25 ft 3 -berat maks. 25 ton,


P P P P

8x8x40 ft 3 -berat maks. 40 ton.


P P

• Pelabuhan Penumpang
Pelabuhan penumpang hampir sama dengan pelabuhan barang, hanya berbeda
pada bangunan di belakang dermaga yaitu bangunan stasiun penumpang .
Stasiun Penumpang melayani segala kegiatan yang berhubungan dengan
kebutuhan orang bepergian, seperti kantor imigrasi, duane, keamanan, direksi
BUKU AJAR PELABUHAN 1-10

pelabuhan, maskapai pelayaran, dan sebagainya. Barang-barang yang perlu


dibongkar muat tidak banyak, sehingga gudang barang tidak perlu besar.
Untuk kelancaran keluar masuk penumpang dan barang dari dan ke kapal,
dibuat jalan keluar masuk penumpang dan barang dipisahkan misalnya untuk
keluar masuk penumpang melalui lantai atas sedangkan barang melalui
dermaga
Contoh :

Ditinjau dari segi geografisnya

Menurut letak geografisnya, pelabuhan daoat dibedakan menjadi pelabuhan alam,


pelabuhan semi alam dan pelabuhan buatan.

• Pelabuhan Alam,
adalah daerah perairan yang terlindungi dari gelombang, angin dan arus
secara alamiah, misalmya oleh suatu pulau, jazirah atau terletak di teluk,
estuari dan muara sungai. Didaerah ini pengaruh gelombang sangat kecil
sehingga kapal yang berlabuh dapat melakukan kegiatan bongkar muat
barang atau menaik turunkan penumpang dengan aman.
Contoh : pelabuhan Cilacap yang terletak di selat antara daratan Cilacap dan
pulau Nusakambangan, sehingga daerah perairan pelabuhan Cilacap
terlindung dari pengaruh gelombang secara alamiah oleh Pulau
Nusakambangan. contoh lain : pelabuhan belawan, Pontianak, Palembang.
Estuari adalah bagian dari sungai yang dipengaruhi oleh pasang-surut air laut.
Pada saat pasang, air laut akan masuk ke hulu sungai, dan air sungai di hulu
terhalang tidak dapat langsung dibuang ke laut sehingga diestuari terjadi
BUKU AJAR PELABUHAN 1-11

penumpukan air dalam jumlah yang besar. Sedangkan pada saat surut, air
akan kelaut. Dengan volume air yang dikeluarkan sangat besar maka
kecepatan aliran menjadi sangat besar dan dapat mengerosi endapan dasar
sungai sehingga.
Karena adanya pasang surut tersebut maka kedalaman air di estuari cukup
besar, baik pada saat pasang maupun pada saat surut, sehingga
memungkinkan kapal-kapal untuk masuk ke daerah perairan tersebut. Di
estuari tidak dipengaruhi oleh gelombang tetapi pengaruh arus dan
sedimentasi cukup besar.
Contohnya

• Pelabuhan Buatan

Adalah suatu perairan yang terlindung terhadap gelombang dengan membuat


bangunan pemecah gelombang ( breakwater ). Pemecah gelombang ini
membuat daerah perairan terpisah dari alut dan hanya dihubungkan oleh suatu
celah ( mulut pelabuhan ) untuk jalur keluar masuk kapal. Di dalam derah
tersebut dilengkapi dengan alat penambat. Bangunan ini dibuat mulai dari
pantai dan menjorok ke arah laut sehingga gelombang yang menjalar ke
pantai terhalang oleh bangunan tersebut.
Contoh :
BUKU AJAR PELABUHAN 1-12

• Pelabuhan Semi alam

Pelabuhan ini merupakan campuran dari pelabuhan alam dan buatan.


Misalnya suatu pelabuhan yang terlindung oleh lidah pasir dan perlindungan
buatan hanya untuk alur masuknya.
Contoh :

1.2.1.4. PELABUHAN DI INDONESIA

Pelabuhan yang ada di Indonesia kurang lebih 560 Pelabuhan terdiri dari Pelabuhan besar
dan Pelabuhan kecil,
110 pelabuhan relatif besar yang bersifat komersial, dan dikelola oleh Badan Usaha
Milik Negara (BUMN).
Ada ratusan pelabuhan dan dermaga yang bersifat khusus yang dikelola oleh Industri
untuk melayani usaha pokoknya
Sedangkan lainnya merupakan pelabuhan-pelabuhan kecil yang tersebar di pulau-pulau
terpencil di seluruh Nusantara dan bersifat tidak komersial namun fungsinya sangat
penting bagi prasarana umum guna melayani kebutuhan pokok masyarakat.
Ketiga jenis Pelabuhan tersebut mempunyai arti penting dan peranan yang berbeda-beda :
Pelabuhan Komersial, mempunyai arti penting sebagai penunjang langsung
pertumbuhan Industri, pertanian, perkebunan yang ber orientasi ekspor bagi daerah yang
bersangkutan.
BUKU AJAR PELABUHAN 1-13

Di Indonesia dibentuk empat BUMN yang berwenang mengelola pelabuhan komersial


yang harus dapat meraih keuntungan, karena sebagai salah satu sumber pendapatan
Negara bukan Pajak.
Keempat BUMN tersebut dengan status Persero Terbatas, yaitu PT Pelabuhan Indonesia
I yang berkedadukan di Medan, PT Pelindo II, yang berkedudukan di Jakarta, PT Pelindo
III yang berkedudukan di Surabaya dan PT. Pelindo IV berkedudukan di Ujung Pandang.
Pelabuhan Non Komersial, mempunyai arti penting untuk pengembangan ekonomi,
sosial budaya, demi berjalannya fungsi pemerintahan maupun pertahanan dan keamanan
dari daerah atau pulau terpencil.
Karena peranannya sebagai perintis, maka Pelabuhan ini tidak akan meraih keuntungan
sehingga semua biaya pengelolaan pelabuhan ditanggung oleh Pemerintah
Pelabuhan Khusus, dikelola dan dibangun oleh Industri (swasta) yang bersangkutan.
Bila dilihat dari Industri yang bersangkutan maka pelabuhan ini juga bersifat komersial.
Pembangunan pelabuhan ini didasarkan atas pertimbangan kepentingan Industri yang
bersangkutan, lokasi Pelabuhan khusus biasanya jauh dari pelabuhan umum.

Sesuai dengan kondisi jenis / ukuran kapal yang singgah di pelabuhan dan tingkat
perkembangan daerah yang tidak sama, maka Pemerintah telah melakukan kebijaksanaan
dalam pengembangan jaringan sistem pelayanan angkutan laut dan kepelabuhanan yang
didasarkan pada 4th Gate Way Ports System yaitu :
a. Gate way Port, yang terdiri dari Pelabuhan :
o Tanjung Priok
o Tanjung Perak
o Belawan
o Ujung Pandang
o Tanjung Mas

b. Regional Collector Port, yang terdiri dari pelabuhan :


o Teluk Bayur
o Palembang
o Balik papan
o Dumai
BUKU AJAR PELABUHAN 1-14

o Lembar
o Pontianak
o Cirebon
o Panjang
o Ambon
o Kendari
o Lhok Seumawe
o Sorong
o Bitung
c. Trunk Port, yang dibedakan menjadi 2 katagori :
o Kategori I :
o Banjarmasin
o Samarinda
o Meneng
o Cilacap
o Tarakan
o Donggala
o Tenau
o Ternate
o Krueng Raya
o Sibolga
o Jayapura
o Gorontalo
o Bengkulu
o Batam
o Kategori II :
o Kuala langsa
o Sampit
o Benoa
o Pekanbaru
o Jambi
o Pare-pare
BUKU AJAR PELABUHAN 1-15

o Sintete
o Biak
o Merauke
o Toli-Toli
o Kalianget
d. Feeder Port, pelabuhan ini merupakan pelabuhan kecil dan perintis yang jumlahnya lebih dari
250 buah di seluruh Indonesia. Pelabuhan ini melayani pelayaran di daerah-daerah terpencil
di Indonesia. Pelabuhan perintis ini dimaksudkan untuk membuka kegiatan ekonomi daerah
terpencil seperti di wilayah barat Sumatra, nusa Tenggara barat, Maluku dan Irian jaya

1.3. Penutup

1.3.1. Tes Formatif


a. Jelaskan tentang Perkembangan Pelabuhan
b. Uraikan macam-macam pelabuhan disertai contoh dan gambar.
c. Uraikan definisi Pelabuhan
d. Jelaskan arti penting suatu Pelabuhan bagi suatu negara.
BUKU AJAR PELABUHAN 1-16

e. Jelaskan mengenai pengelolaan pelabuhan di Indonesia.

1.3.2. Umpan Balik

Cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban test formatif yang ada pada halaman
berikut ini. Periksa jawaban anda yang benar, kemudian gunakan rumus ini untuk mengetahui
tingkat penguasaan anda terhadap materi dalam bab ini.

Rumus:

∑ Jawaban yang benar


TingkatPenguasaan = x100%
2

Arti tingkat penguasaan yang anda capai adalah:

90% - 100% : baik sekali

80% - 89% : baik

70% - 79% : cukup

60% – 69% : kurang

0% - 59% : gagal

1.3.3. Tindak Lanjut

Jika anda mencapai tingkat kepuasan 70% keatas, maka anda dapat meneruskan dengan
kegiatan belajar selanjutnya, tetapi jika tingkat penguasaan anda belum mencapai 70%, maka
anda harus mengulangi kegiatan belajar bab tersebut terutama pada bagian yang anda belum
kuasai. Untuk mencapai pemahaman tersebut anda dapat menghubungi dosen pengampu di luar
waktu kuliah.

1.3.4. Rangkuman

- Perkembangan sistem transportasi menuntut juga transportasi perairan dimana fasilitasnya


adalah Pelabuhan

- Pelabuhan dapat dibedakan atas segi penyelenggaraan, fungsinya dan geografisnya


BUKU AJAR PELABUHAN 1-17

- Pelabuhan di Indonesia 4th Gate Way Ports System yaitu : Gate way Port, Regional
Collector Port, Trunk Port, Feeder Port, pelabuhan kecil (perintis)

U Daftar Pustaka

Bambang Triatmodjo, 1996, Teknik Pantai, Beta Offset, Yogyakarta.

Bambang Triatmodjo, 1999, Pelabuhan, Beta Offset, Yogyakarta.

CERC US. Army, 1984, Coastal Engineering Manual, Washington DC., USA.

EDCLT. 1992. Engineering and Design: Coastal Littoral Transport (EDCLT), EM 1110-2-1502.
Washington DC: USAE Water-ways Experiment Station.
Ebersole, B. A., Cialone, M. A., dan Prater, M. D. 1986. Regional Coastal Processes Numerical
Modeling System: Report 1: RCPWAVE  A Linear Wave Propagation Model for
Engineering Use. Laporan Akhir CERC-86-4. Mississippi: USAE Waterways Experiment
Station.
Gravens, M. B. 1991. User’s Guide to the Shore-line Modeling System. Instruction Report
CERC-92-1. Mississippi: USAE Waterways Experiment Station.
Sorensen, R.M. 1978. Basic Coastal Engineering. New York: John Wiley and Sons.
SPM. 1984. Shore Protection Manual (SPM) Vol. I. Washington DC: USAE Water-ways
Experiment Station.
SPM. 1984. Shore Protection Manual (SPM) Vol. II. Washington DC: USAE Water-ways
Experiment Station.
Wahyudi, S. Imam, dkk, 1999, Evaluasi Penurunan Tanah di Areal Pelabuhan Tanjung emas
Semarang, J. Pondasi, ISSN 0853-814X, Vol. 5 No. 2 Desember 1999, p. 67-74

Anda mungkin juga menyukai