KISTOMA OVARIUM
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat
Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Kandungan dan Kebidanan
RSI Sultan Agung Semarang
Pembimbing :
dr. H. Muslich Azhari, Sp. OG
Disusun oleh :
M. Aulady Rifki Kamal
30101407232
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2018
1
FAKULTAS KEDOKTERAN
2018
A. IDENTITAS
4. No. RM :0111946
5. Agama : Islam
8. Pendidikan : D3
2
B. ANAMNESA
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 25 Juli 2018 pukul 02.10 WIB.
1. Keluhan Utama :
Pasien usia 28 tahun (♀) datang ke IGD RSISA dengan keluhan nyeri perut bagian
Sebelumnya pasien menstruasi selama satu minggu, setelah menstruasi selesai pasien,
mulai merasa nyeri perut dibagian bawah seperti diremas-remas. Pada hari pertama
setelah haid pasien merasa nyeri tetapi masih bisa beraktivitas, pada hari kedua pasien
merasa nyerinya semakin berat disertai mual mutah dan pusing. Nyeri perut pada
bagian bawah yang menjalar sampai dubur, nyeri tidak dipengaruhi oleh aktivitas dan
Flek disangkal, BAK dan BAB masih dalam batas normal . pasien sudah periksa ke
IGD mendapat inj. Ketorolac dan melakukan USG, hasil USG tersebut suspect kista
ovariun dextra, setelah di inj. Ketorolac nyeri kambuh lagi sesampai dirumah.
3. Riwayat Haid
Pasien mengaku pertama kali haid usia 12 tahun saat kelas 2 SMP, dengan siklus
yang tidak teratur, pasien mangaku haidnya terkadang maju atau mundur dari tanggal
haidnya, lama haid 6-7 hari, ganti pembalut sehari 6kali atau setiap 3jam sekali pasien
harus ganti pembalut, pasien nyeri saat haid, dan terkadang nyeri saat berhubungan.
4. Riwayat Pernikahan
3
Pasien menikah yang pertama kali dengan suami sekarang selama 5 tahun.
5. Riwayat Obstetri
G0P0A0
6. Riwayat KB
Riwayat DM : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Pasien merupakan karyawan RSISA dan suami bekerja wiraswasta biaya kesehatan
1. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Present
Kesadaran : Composmentis
Vital Sign :
TD : 150/100 mmHg
4
Nadi : 87 x/menit TB : 160 cm
RR : 21 x/menit BB : 60 Kg
Suhu : 36,20C
2. Status Internus
Mulut : Bibir sianosis (-), bibir kering (-), lidah kotor (-)
menonjol (-).
Pulmo
o Palpasi : Stem fremitus dextra dan sinistra sama, nyeri tekan (-)
Cor
5
Abdomen
o Palpasi : Nyeri tekan pada perut bagian bawah atau pada region
Extremitas
Superior Inferior
3. Status Ginekologi
1. Genitalia Eksterna
Vulva oedem (-), massa (-), perlukaan (-), eritema (-), vaginal discharge (-).
Nyeri goyang portio (-); uterus antefleksi lunak; adneksa kanan: teraba massa
(+) kistik, mobile, nyeri (+); adneksa kiri: massa (-) nyeri (-)
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
6
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
HEMATOLOGY
Hmeatokrit 33.8 33 – 45 %
IMUNOSEROLOGY
KIMIA
Ureum 22 10 – 50 mg/dl
SGOT 17 0 – 35 U/l
SGPT 18 0 – 35 U/l
USG
7
Kesan:
Traktus urinarius, Hepar, Ginjal, Lien dan pancreas dalam batas normal
. Patologi Anatomi
o Histologi Operasi
sediaan sisa kistectomy ukuran 3x3x3 cm berupa massa kistik berwarna putih
kecoklatan
8
Kesan: tak tampak tanda ganas. Sesuai dengan: kista endometriosis ovarii
dextra.
E. RESUME
Wanita berusia 28 tahun, datang ke IGD RSI Sultan Agung dengan keluhan nyeri
perut bawah, nyeri seperti diiris-iris. Riwayat haid tidaka teratur, riwayat obsetri baik,
riwayat penyakit terdahulu pernah mengalami hal serupa 3tahun yang lalu,pasien
memiliki riwayat penyakit maag dan riwayat penyakit keluarga tidak ada penyakit serupa
maupun penyakit lain, Riwayat Pasien mempunyai riwayat penyakit kista ovarii .
Pemeriksaan fisik abdomen tampak cembung, tidak tampak membesar dan terdapat nyeri
tekan, pemeriksaan genitalia eksterna dalam batas normal, pemeriksaan genitalia interna
laboratorium Hb cenderung turun (10,3) leukosit (5,99). Pada pemeriksaan USG kesan
terdapat Massa kistik berukuran 3X3X3 di regio abdomen pubik, curiga kistoma ovarii (suspek
benigna).
A. DIAGNOSA
A. TATALAKSANA
3. Rawat inap
6. Terapi medikamentosa:
3. Post operasi:
9
- Cefotaxim 1gr/ 8jam
B. EDUKASI
· Istirahat cukup
S O A P
- Mual (-) - TD : 90/70 Post kistectomy Planning Tx:
10
- Inj. Asam
tranexsamat 10mg
- Non Farmako:
Perbaikan KU
Rawat luka
- Monitoring TTV
& KU
minum, istirahat
cukup.
S O A P
- Nyeri luka - TD : 120/70 Post kistectomy - Planning Tx:
- Inj. Asam
tranexsamat 10mg
11
- Non Farmako: Perbaikan KU
istirahat cukup.
S O A P
- Nyeri luka - TD : 100/70 Post kistectomy - Planning Tx: Infus
tranexsamat 10mg
12
istirahat cukup.
S O A P
- Nyeri luka - TD : 100/70 - Post kistectomy • Boleh pulang,
- Nafsu
-
makan baik
- BAB dan
BAK dbn
13
TINJAUAN PUSTAKA
Bab I : Pendahuluan
Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit reproduksi yang banyak
menyerang wanita. Kista atau tumor merupakan bentuk gangguan yang bisa dikatakan adanya
pertumbuhan sel-sel otot polos pada ovarium yang jinak. Walaupun demikian tidak menutup
kemungkinan untuk menjadi tumor ganas atau kanker. Perjalanan penyakit yang secara diam-
diam menyebabkan banyak wanita tidak menyadari bahwa dirinya sudah terserang kista
ovarium dan hanya mengetahui pada saat kista sudah dapat teraba dari luar atau membesar.
Kista ovarium juga dapat berubah menjadi ganas dan berubah menjadi kanker ovarium.
Untuk mengetahui dan mencegah agar tidak terjadi kanker ovarium maka seharusnya
pendeteksian dini kanker ovarium dengan pemeriksaan yang lebih lengkap sehingga dengan
Sebagian besar kista tidak menimbulkan gejala yang nyata, namun sebagian lagi
menimbulkan masalah seperti rasa sakit dan pendarahan. Bahkan kista ovarium yang
malignan tidak menimbulkan gejala pada stadium awal, sehingga sering ditemukan dalam
Komplikasi yang paling sering dan paling serius pada kista ovarium yang terjadi
mengangkat kista tersebut di atas. Penanganannya melibatkan keputusan yang sukar dan
Selanjutnva akan dibahas mengenai kista ovarium, klasifikasi, frekuensi, gejala klinik,
14
BAB II
PEMBAHASAN
Anatomi Ovarium
Wanita pada umumnya memiliki dua indung telur kanan dan kiri, yang dengan
mesovarium menggantung di bagian belakang ligamentum latum, kiri dan kanan. Ovarium
adalah kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kira-kira 4 cm, lebar dan
bebas. Permukaan belakangnya pinggir keatas dan belakang, sedangkan permukaan depannya
ke bawah dan depan. Ujung yang dekat dengan tuba terletak lebih tinggi daripada ujung yang
dekat pada uterus, dan tidak jarang diselubungi oleh beberapa fimbria dari infundibulum.
Ujung ovarium yang lebih rendah berhubungan dengan uterus dengan ligamentum
ovarii proprium tempat ditemukannya jaringan otot yang menjadi satu dengan yang ada di
15
Gambar 2. Ovarium dan folikel-folikel dalam berbagai tingkat perkembangan
1. Korteks disebelah luar yang diliputi oleh epitelium germinativum yang berbentuk
Diperkirakan pada wanita terdapat kira-kira 100.000 folikel primer. Tiap bulan satu
folikel akan keluar, kadang-kadang dua folikel, yang dalam perkembangannya akan menjadi
folikel de Graff. Folikel-folikel ini merupakan bagian terpenting dari ovarium dan dapat
dilihat di korteks ovarii dalam letak yang beraneka ragam dan pula dalam tingkat-tingkat
perkembangan dari satu sel telur dikelilingi oleh satu lapisan sel-sel saja sampai menjadi
folikel de Graff yang matang terisi dengan likuor folikulli, mengandung estrogen dan siap
untuk berovulasi.
16
Folikel de Graff yang matang terdiri atas:
1. Ovum, yakni suatu sel besar dengan diameter 0,1 mm, yang mempunyai nukleus
dengan anyaman kromatin yang jelas sekali dan satu nukleolus pula;
2. Stratum granulosum yang terdiri atas sel-sel granulosa, yakni sel-sel bulat kecil
dengan inti yang jelas pada pewarnaan dan mengelilingi ovum; pada perkembangan
3. Teka interna, suatu lapisan yang melingkari stratum granulosum dengan sel-sel yang
Pada ovulasi, folikel yang yang matang dan yang mendekati permukaan ovarium
pecah dan melepaskan ovum ke rongga perut. Sel-sel granulosa yang melekat pada ovum dan
yang membentuk korona radiata bersama-sama ovum ikut dilepas.Sebelum dilepas, ovum
mulai mengalami pematangan dalam dua tahap sebagai persiapan untuk dapat dibuahi.
masuk ke ruangan bekas tempat ovum dan likuor follikuli.Demikian pula jaringan ikat dan
pembuluh-pembuluh darah kecil yang ada di situ. Biasanya timbul perdarahan sedikit, yang
menyebabkan bekas folikel diberi nama korpus rubrum. Umur korpus rubrum ini hanya
sebentar. Di dalam sel-selnya timbul pigmen kuning, dan korpus rubrum menjadi korpus
luteum.Sel-selnya membesar dan mengandung lutein dengan banyak kapiler dan jaringan ikat
diantaranya.
sel-sel yang besar serta mengandung lutein mengecil dan menjadi atrofik, sedangkan jaringan
ikatnya bertambah.Korpus luteum lambat laun menjadi korpus albikans. Jika pembuahan
terjadi, korpus luteum tetap ada, malahan menjadi lebih besar, sehingga mempunyai diameter
17
Definisi
Definisi kista adalah pertumbuhan abnormal berupa kantung (pocket, pouch) yang
tumbuh abnormal dibagian tubuh tertentu. Kista ada yang berisi udara, cairan, nanah, atau
bahan-bahan lain. Sedangkan Kista Ovarium adalah suatu kantung yang berisi cairan atau
materi semisolid yang tumbuh pada atau sekitar ovarium.Kista ovarium biasanya berukuran
kecil (<5 cm), berkapsul dengan isi cairan.Beberapa kista ovarium ini tidak menimbulkan
gejala, dan dapat mengalami resolusi spontan, tetapi ada yang menyebabkan nyeri dan
perasaan tidak menyenangkan. Ada beberapa yang menjadi ganas, dengan risiko terjadinya
kematian oleh karena keganasan ginekologi. Terdapat variasi yang luas insidensi keganasan
ovarium, rata-rata tertinggi terdapat di Negara Skandinavia (14,5-15,3 per 100.000 populasi).
Di Amerika insidensi keganasan ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per 100.000
populasi pada tahun 1988 sampai 1991.Sebagian besar kista adalah kista fungsional dan
jinak. Di Amerika, karsinoma ovarium didiagnosa pada kira-kira 22.000 wanita, kematian
pada hipotalamus, hipofise, atau indung telur itu sendiri.Kista indung telur timbul dari folikel
18
Kista folikuler secara tipikal kecil dan timbul dari folikel yang tidak sampai saat
menopause, sekresinya akan terlalu banyak mengandung estrogen sebagai respon terhadap
hipersekresi folikel stimulation hormon (FSH) dan luteinizing hormon (LH) normalnya
ditemui saat menopause berdiameter 1 -10 cm (folikel normal berukuran maximum 2,5 cm);
berasal dari folikel ovarium yang gagal mengalami involusi atau gagal meresorpsi cairan.
Kista granulosa lutein yang terjadi di dalam korpus luteum indung telur yang
fungsional dan membesar bukan karena tumor, disebabkan oleh penimbunan darah yang
Kista theka-lutein biasanya bersifat bilateral dan berisi cairan bening, berwarna
seperti jerami; biasanya berhubungan dengan tipe lain dari tumor indung telur, serta terapi
hormon.
Belum diketahui secara pasti akan tetapi ada faktor yang menyebabkan tumor
ovarium:
Faktor genetik
Gangguan hormonal
Merokok
Minum alkohol
19
Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas
Tingkat kesuburan
Klasifikasi
a. Abses ovarial
2. Tumor lain
a. Kista folikel
c. Kista lutein
e. Kista endometrium
1. Kistik
d. Kista endometroid
20
e. Kista dermoid
2. Solid
b. Tumor Brenner
a. Abses Ovarium
Abses ovarii dan ooforitis primer jarang terjadi. Abses ditemukan primer pada
penderita yang telah menjalani histerektomi. Gejala klasik dari abses ovarii terdiri dari suhu
badan yang meningkat dan menetap setelah operasi dengan nyeri pelvis yang tidak spesifik
Diagnosis bandingnya terdiri dari tumor radang tubo-ovarium, benda asing dan
komplikasi intestinal.
Pada penatalaksanaan, yang tepat, ovarii yang terinfeksi diangkat oleh karena tidak
dapat diobati dengan antibiotik yang memerlukan konsentrasi adekuat supaya terjadi resolusi.
21
Gambar 3. Kista Folikel
1. Tumor lain
a. Kista Folikel
Kista fungsional yang paling sering terjadi adalah kista folikuler. Kista ini sering
diketemukan secara kebetulan pada pememeriksaan pelvis, walaupun bisa pecah dan
menimbulkan rasa nyeri dan tanda-tanda peritonitis. Kista folikel ovarium ini biasanya
asimptomatik. Kista ini berasal dari folikel de graff yang tidak sampai berovulasi, namun
tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah tumbuh di
bawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresianya, melainkan membesar menjadi
kista.
Bisa didapati satu kista atau beberapa dan biasanya bilateral serta tumbuh di
permukaan ovarii sebagai gelembung yang berisi cairan. Folikel berisi dengan cairan yang
jernih dan sering kali mengandung estrogen. Diameter jarang lebih dari 6-8 cm. Tidak jarang
terjadi perdarahan yang masuk ke dalam rongga kista, sehingga terjadi suatu hematoma
folikuler. Sebaian besar kista folikel lambat laun mengecil dan regresi pada siklus haid
Dalam keadaan normal, kerpus luteum (granuilosa lutein) lambat laun mengecil dan
luteum persistens); pendarahan yang sering terjadi didalamnya menyebabkan terjadinya kista,
berisi cairan yang berwarna merah coklat karena darah tua. Dinding kista terdiri atas lapisan
22
berwarna kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang berasal dari sel teka. Kista lutein labih besar
daripada kista folikel, cenderung lebih keras dan padat dalam konsistensi, dan lebih mudah
Kista korpus luteum dapat menimbulkan gangguan haid, berupa amenorhea diikuti
oleh pendarahan tak teratur. Adanya kista dapat menyebabkan rasa berat perut bagian bawah.
Pendarahan yang berulang dalam kista dapat menyebabkan ruptur. Kista korpus luteum dapat
Rasa nyeri di dalam perut yang mendadak dengan adanya amenorhea sering
terganggu.
Penanganan kista korpus luteum adalah menunggu sampai kista hilang sendiri,
biasanya dalam waktu 2 bulan pada wanita tidak hamil dan mengecil perlahan-lahan pada
Ukuran dari kista ini sangat bervariasi. Umumnya kista ini terjadi bilateral, dan berisi
cairan jernih dan didapati berhubungan dengan mola hidatidosa, atau koriokarsinoma. Pada
pemeriksaan mikroskopik terlihat luteinisasi, akan tetapi seringkali sel-sel menghilang karena
atresia. Tumbuhnya kista ini adalah akibat pengaruh hormon HCG yang berlebihan, dan
dengan hilangnya mola atau koriokarsinoma kista ovarium mengecil dengan spontan. Tetapi
apabila kista ini besar sekali, sudah tentu harus dilakukan ekstirpasi.
Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel
germinativum pada permukaan ovarium. Tumor ini lebih banyak terdapat pada wanita lanjut
umurnya dan besarnya jarang melebihi diameter 1 cm. Kista ini biasanya secara kebetulan
23
ditemukan pada pemeriksaan histologik ovarium yang diangkat waktu operasi. Kista terletak
di bawah permukaan ovarium dan berisi cairan jernih dan serous. Kista ini tidak pernah
e. Kista Endometriosis
Kista ini terdapat pada endometriosis yang berlokasi di ovarium yang disebut sebagai
kista endometrial atau kista coklat. Dalam ovarium berukuran kecil sampai sebesar tinju yang
Darah tersebut dapat keluar sedikit-sedikit karena luka pada dinding kista yang dapat
menyebabkan perlengketan antara permukaan ovarium dengan uterus. Kadang dapat mengalir
dalam jumlah yang banyak ke dalam rongga peritoneum dan menimbulkan akut abdomen.
f. Kista Stein-Leventhal
Kista ini ditandai oleh pembesaran bilateral dari polikistik ovarium, amenorea atau
oligomenorea sekunder. 50% dari penderita gemuk dan mengalami hirsutisme tanpa
maskulinisasi. Sindroma ini terjadi pada wanita antara usia 15-30 tahun. Ovarium pucat,
wanita tersebut terdapat gangguan ovulasi oleh karena endometrium hanya dipengaruhi oleh
1. Kistik
Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali
24
bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan dalam kista jernih, serous,
dan berwarna kuning. Berhubung dengan adanya tangkai, maka dapat terjadi torsi (putaran
Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Tumor ini mungkin muncul sebagai
tumor unilateral kista teratoma atau sebagai metaplasia mucinosum dari mesothelium. Tumor
mucinous yang berasal dari teratoid ditemukan pada penderia yang muda.
Paling sering pada wanita berusia antara 20-50 tahun dan jarang sekali pada masa
ovarii serosum. Kedua tumor ini merupakan kira-kira 60% dari seluruh ovarium, sedang
kistadenoma ovaii musinosum nerupakan 40% dari seluruh kelompok neoplasma ovarium.
Kista ini biasanya mempunyai dinding yang licin, permukaan berbagala (lobulated)
dan umumnya multitokular dan odematosa; lokular yang mengandung mukosa ini kelihatan
biru dari peregangan kapsulnya. Kira-kira 10% dapat mencapai ukuran yang amat besar dan
pada tumor ini tidak dapat ditemukan jaringan yang normal lagi. Tumor biasanya unilateral,
Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabuan terutama apabila terjadi
perdarahan atau perubahan degeneratif di dalam kista. Pada permukaan terdapat cairan lendir
yang khas, kental seperti gelatin, melekat dan berwarna kuning sampai coklat tergantung dari
percampurannya dengan darah. Pemeriksaan mikroskopik : tampak dinding kista dilapisi oleh
epital torak tinggi dan sel-sel goblet yang terisi lendir. Sel-sel epitel yang terdapat dalam satu
lapisan bersifat odernatus dan mempunyai potensi untuk tumbuh seperti struktur kelenjar,
25
Jika terjadi suatu sobekan pada dinding kista (spontan ataupun pada saat operasi), maka sel-
sel epitel dapat tersebar pada permukaan peritoneum rongga perut, dan sekresinya
menahun dengan musin terus bertambah dan menyebabkan banyak perlengketan. Akhirnya
penderita meninggal karena ileus. Pada kista kadang-kadang ditemukan daerah padat dan
pertumbuhan papiler.
Kista ini ditemukan dalam frekwensi yang hampir sama dengan kistadenoma
musinosum dan dijumpai pada golongan umur yang sama. Kista ini sering ditemukan
sehingga memenuhi ruang abnomen, tetapi lebih kecil dibanding dengan ukuran kistadenoma
musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, tetapi dapat juga lobulated karena kista
serosum pun dapat berbentuk multikolur, meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista
putih keabuan. Ciri khas dari kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalam rongga
kista sebesar 50% dan keluar pada permukaan kista sebesar 5%. Isi kista cair, kuning dan
kadang-kadang coklat karena bercampur darah. Tidak jarang, kistanya sendiri kecil, tetapi
26
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa sulit membedakan gambaran makroskopis
kistadenoma serosum papileferum yang ganas dari yang jinak, bahkan pemeriksaan
Pada pemeriksaan mikroskopis terdapat dinding kista yang dilapisi epitel kubik atau
torak yang rendah, dengan sitoplasma eosinofil dan inti sel yang besar dan gelap warnanya.
Karena tumor ini berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal epithelum), maka bentuk
epitel pada papil dapat beraneka ragam, tetapi sebagian besar terdiri atas epitel bulu getar
seperti epitel tuba. Pada jaringan papiler dapat ditemukan pengendapan kalsium dalam
srtomanya yang dinamakan psamoma. Adanva psamoma menunjukkan hahwa kista adalah
Tidak ada gejala klasik yang menyertai tumor serosa proliferatif. Kebanyakan
ditemukan pada pemeriksaan rutin dari pelvis. Kadang-kadang pasien mengeluh rasa
ketidaknyamanan daerah pelvis dan pada pemeriksaan ditemukan massa abdomen atau pun
ascites. Kelainan ekstra abdomen jarang ditemukan pada keganasan ovarium kecuali pada
stadium terminal.
anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum secara makroskopik digolongkan ke
dalam kelompok tumor ganas. 30-35% dari kistadenoma serosum mengalami perubahan
keganasan. Bila terdapat implantasi pada peritoneum disertai dengan ascites, prognosis
penyakit adalah kurang baik. Meskipun diagnosis histopatologis pertumbuhan tumor tersebut
mungkin jinak (histopathologically benign), tetapi secara klinis harus dianggap sebagai
Terapi pada umumnya adalah pengangkatan tumor. Tetapi oleh karena berhubung
dengan besarnya kemungkinan keganasan perlu dilakukan pemeriksaan yang teliti terhadap
27
Bahkan kadang-kadang perlu diperiksa sediaan yang dibekukan (frozen section) pada
d. Kista Endometrioid
Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada dinding dalam terdapat
satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium. Kista ini yang ditemukan
oleh Sartesson pada tahun 1969, tidak ada hubungannva dengan endometriosis ovarii.
e. Kista Dermoid
Tumor ini merupakan 10% dan seluruh neoplasma ovarium yang kistik, dan paling
sering ditemukan pada wanita yang masih muda. 25% dari semua kista dermoid bilateral,
lazimnya dijumpai pada masa reproduksi walaupun dapat ditemukan pada anak kecil. Tumor
ini dapat mencapai ukuran sangat besar, sehingga beratnya mencapai beberapa kilogram.
Kista ini tidak mempunyai ciri yang khas.Dinding kista kelihatan putih keabuan dan
agak tipis.Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di bagian lain padat. Dapat ditemukan
kulit, rambut kelenjer sebasea, gigi (ektodermal), tulang rawan, serat otot jaringan ikat
(mesodemal) dan mukosa traktus gasttrointotinelis, epitel saluran kista terdapat produk
kelenjer sebasea berupa massa lembek seperti lemak, bercampur dengan rambut.Pada kista
dermoid dapat terjadi torsio tangkai dengan gejala nyeri mendadak di perut bagian bawah.
Ada kemungkinan terjadinya sobekan dinding kista dengan akibat pengeluaran isi kista dalam
rongga peritoneum. Perubahan keganasan dari kista sangat jarang, hanya 1,5% dari semua
28
Gambar 5. Kista dermoid
2. Solid
Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma, tetapi tidak berarti bahwa
a. Fibroma ovarii
Potensi menjadi ganas sangat rendah pada fibroma ovarium, kurang dari 1%. Fibroma
ovarii berasal dari elemen fibroblastik stroma ovarium atau sel mesenkim yang multipoten.
Tumor ini merupakan 5% dari semua neoplasma ovarium dan paling sering ditemukan pada
penderita menopause.
Tumor ini mencapai diameter 2 sampai 30 cm; dan beratnya 20 kg, dengan 90%
uniteral. Permukaan tidak rata, konsistensi keras, warnanya merah jambu keabuan. Apabila
konsistensi sangat padat disebut fibroma durum, dan apabila lunak disebut fibroma molle.
Neoplasma ini terdiri atas jaringan ikat dengan sel-sel di tengah jaringan kolagen. Apabila
terdiri atas kelenjar-kelenjar kistik, maka disebut kistadenofroma ovarii. Fibroma ovarii yang
besar biasanya mempunyai tangkai dan dapat terjadi torsi. Pada tumor ini sering ditemukan
b. Tumor Brenner
Merurupakan suatu neoplasma ovarium yang sangat jarang ditemukan, biasanya pada
wanita dekat atau sesudah menopause. Frekuensinya 0,5% dari semua tumor ovarium.
Besar tumor ini beraneka ragam, dari sangat kecil ke yang beratnya beberapa
kilogram. Lazimnva tumor ini unilateral. Pada pembelahan berwarna kuning muda seperti
fibroma, dengan kista-kista kecil. Kadang-kadang pada tumor ini temukan sindroma Meigs.
Gambar mikroskopis tumor ini sangat khas, terdiri dari 2 elemen, yakni sarang-sarang yang
29
terdiri atas epitel epitel, yang dikelilingi jaringan ikat yang luas dan padat.
Tumor Brenner tidak menimbulkan gejala-gejalaklinik yang khas, dan jika masih
Meskipun biasanya jinak, dalam beberapa kasus tumor ini menunjukkan keganasan pada
Kista endometriosis
Definisi
berfungsi terdapat di luar kavum uteri.Jaringan ini terdiri atas kelenjar-kelenjar dan stroma.4
Kista endometriosis adalah suatu jenis kista yang berasal dari jaringan endometrium. Ukuran
kista bisa bervariasi antara 0.4-4 inchi. Jika kista mengalami ruptur, isi dari kista akan
Etiologi
30
1. Teori retrograde menstruasi
Teori pertama yaitu teori retrograde menstruasi, juga dikenal sebagai teori implantasi
jaringan endometrium yang viable (hidup) dari Sampson. Teori ini didasari atas 3 asumsi:
peritoneum
1. Penelitian terkini dengan memakai laparoskopi saat pasien sedang haid, ditemukan
darah haid berbalik dalam cairan peritoneum pada 75-90% wanita dengan tuba falopii
paten.
2. Sel-sel endometrium dari darah haid berbalik tersebut diambil dari cairan peritoneum
dan dilakukan kultur sel ternyata ditemukan hidup dan dapat melekat serta menembus
3. Endometriosis lebih sering timbul pada wanita dengan sumbatan kelainan mulerian
daripada perempuan dengan malformasi yang tidak menyumbat saluran keluar dari
darah haid.
4. Insiden endometriosis meningkat pada wanita dengan permulaan menars, siklus haid
31
Teori ini pertama kali diperkenalkan pada abad ke-20 oleh Meyer. Teori ini
menyatakan bahwa endometriosis berasal dari perubahan metaplasia spontan dalam sel-sel
mesotelial yang berasal dari epitel soelom (terletak dalam peritoneum dan pleura). Perubahan
metaplasia ini dirangsang sebelumnya oleh beberapa faktor seperti infeksi, hormonal dan
rangsangan induksi lainnya. Teori ini dapat menerangkan endometriosis yang ditemukan
pada laki-laki, sebelum pubertas dan gadis remaja, pada wanita yang tidak pernah menstruasi,
serta yang terdapat di tempat yang tidak biasanya seperti di pelvik, rongga toraks, saluran
kencing dan saluran pencernaan, kanalis inguinalis, umbilikus, dimana faktor lain juga
Transplantasi langsung jaringan endometrium pada saat tindakan yang kurang hati-
hati seperti saat seksio sesaria, operasi bedah lain, atau perbaikan episiotomi, dapat
mengakibatkan timbulnya jaringan endometriosis pada bekas parut operasi dan pada
Semua teori diatas tidak dapat menjawab kenapa tidak semua wanita yang mengalami
haid menderita endometriosis, kenapa pada wanita tertentu penyakitnya berat, wanita lain
tidak, dan juga tidak dapat menerangkan beberapa tampilan dari lesi. Penelitian tentang
genetik dan fungsi imun wanita dengan endometriosis dan lingkungannya dapat menjawab
pertanyaan diatas.6,7
Endometriosis 6-7 kali lebih sering ditemukan pada hubungan keluarga ibu dan anak
dibandingkan populasi umum, karena endometriosis mempunyai suatu dasar genetik. Matriks
32
membantu lepasnya endometrium normal dan pertumbuhan endometrium baru yang
dirangsang oleh estrogen. Tampilan MMP meningkat pada awal siklus haid dan biasanya
ditekan oleh progesteron selama fase sekresi. Tampilan abnormal dari MMP dikaitkan
dengan penyakit-penyakit invasif dan destruktif. Pada wanita yang menderita endometriosis,
MMP yang disekresi oleh endometri-um luar biasa resisten (kebal) terhadap penekanan
arah sehingga menyebabkan invasi dari permukaan peritoneum dan selanjutnya terjadi
proliferasi sel.6,7
pembuangan debris pada darah haid yang membalik tidak efektif. Makrofag merupakan
bahan kunci untuk respon imun alami, bagian sistem imun yang tidak antigen-spesifik dan
pengenalan, fagositosis, dan penghancuran mikroorganisme yang jahat dan juga bertindak
sebagai pemakan, membantu untuk membersihkan sel apoptosis dan sel-sel debris. Makrofag
tipe sel yang lain. Makrofag terdapat dalam cairan peritoneum normal dan jumlah serta
makrofag yang terdapat di peritoneum dan monosit yang beredar teraktivasi sehingga
penyakitnya berkembang melalui sekresi faktor pertumbuhan dan sitokin yang merangsang
proliferasi dari endometrium ektopik dan menghambat fungsi pemakannya. Natural killer
juga merupakan komponen lain yang penting dalam proses terjadinya endometriosis, aktifitas
sitotoksik menurun dan lebih jelas terlihat pada wanita dengan stadium endometriosis yang
lanjut.6,7
33
5. Faktor endokrin
androgen, androstenedion dan testosteron menjadi estron dan estradiol. Aromatase ini
ditemukan dalam banyak sel manusia seperti sel granulosa ovarium, sinsisiotrofoblas di
aromatase yang tinggi sehingga dihasilkan estrogen yang tinggi pula. Dengan kata lain,
produksi estrogen endometrium lokal. Disamping itu, estrogen juga dapat merangsang
aktifitas siklooksigenase tipe-2 lokal (COX-2) yang membuat prostaglandin (PG)E2, suatu
perangsang poten terhadap aromatase dalam sel stroma yang berasal dari endometriosis,
sehingga produksi estrogen berlangsung terus secara lokal. 6,7 Lihat gambar 3.
34
Gambar 3. Sintesis estrogen pada susukan endometriosis
(17βHSD), yang terdiri dari 2 tipe: tipe-1 merubah estron menjadi estradiol (bentuk estrogen
yang lebih poten) dan tipe-2 merubah estradiol menjadi estron. Dalam endometrium eutopik
normal, progesteron merangsang aktifitas tipe-2 dalam kelenjar epitelium, enzim tipe-2 ini
sangat banyak ditemukan pada kelenjar endometrium fase sekresi. Dalam jaringan
endometriotik, tipe-1 ditemukan secara normal, tetapi tipe-2 secara bersamaan tidak
ditemukan. Progesteron tidak merangsang aktiftas tipe-2 dalam susukan endometriotik karena
tampilan reseptor progesteron juga abnormal. Reseptor progesteron terdiri dari 2 tipe: PR-A
dan PR-B, keduanya ini ditemukan pada endometrium eutopik normal, sedangkan pada
Klasifikasi
Endometriosis dapat dikelompokkan menjadi 3 kategori berdasarkan lokasi dan tipe lesi, yaitu: 8
1. Peritoneal endometriosis
Pada awalnya lesi di peritoneum akan banyak tumbuh vaskularisasi sehingga menimbulkan
perdarahan saat menstruasi. Lesi yang aktif akan menyebabkan timbulnya perdarahan kronik rekuren
dan reaksi inflamasi sehingga tumbuh jaringan fibrosis dan sembuh. Lesi berwarna merah dapat
35
berubah menjadi lesi hitam tipikal dan setelah itu lesi akan berubah menjadi lesi putih yang miskin
Ovarian endometrioma diduga terbentuk akibat invaginasi dari korteks ovarium setelah
endometrium bisa besar (>3cm) dan multilokus, dan bisa tampak seperti kista coklat
Pada endometriosis jenis ini, jaringan ektopik menginfiltrasi septum rektovaginal atau
dibentuk oleh hiperplasia otot polos dan jaringan fibrosis di sekitar jaringan yang
menginfiltrasi. Jaringan endometriosis akan tertutup sebagai nodul, dan tidak ada perdarahan
endometriosis dari ringan hingga berat, dan yang paling sering digunakan adalah sistem
American Fertility Society (AFS) yang telah direvisi (Tabel 1). Klasifikasi ini menjelaskan
tentang lokasi dan kedalaman penyakit berikut jenis dan perluasan adhesi yang dibuat dalam
sistem skor. Berikut adalah skor yang digunakan untuk mengklasifikasikan stadium:9
36
Tabel 1. Derajat endometriosis berdasarkan skoring dari Revisi AFS
Permukaan 1 2 4
2 4 6
Dalam
Kanan Permukaan 1 2 4
4 16 20
Ovarium
Dalam
Kiri Permukaan 1 2 4
Dalam 4 16 20
4 8 16
Kanan
Tebal
1 2 4
Tipis
4 8 16
Kiri Kiri
Tebal
1 2 4
Kanan Tipis
4 8 16
Tuba
Tebal
1 2 4
Tipis
4 8 16
Kir Kiri
Tebal
Martin pada tahun 2006 mengusulkan sistem kalsifikasi stadium untuk mengetahui
37
Tingkat 2: Diduga endometriosis – Kista coklat dengan aliran bebas dari cairan coklat.
Tingkat 3: Pasti endometriosis – Lesi jaringan parut gelap, lesi merah dengan latar belakang
jaringan ikat sebagai jaringan parut, kista coklat dengan area mottle merah dan gelap dengan
Tingkat 4: Endometriosis – Lesi gelap dan jaringan parut pada pembedahan pertama.
Histogenesis
Teori histogenesis dari endometriosis yang paling banyak dianut adalah teori dari
Sampson.Menurut teori ini, endometriosis terjadi karena darah haid mengalir kembali
(regurgitasi) melalui tuba ke dalam rongga pelvis.Sudah dibuktikan bahwa dalam darah haid
didapati sel-sel endometrium yang masih hidup.Sel-sel endometrium yang masih hidup ini
kemudian dapat mengadakan implantasi di pelvis.Teori lain dikemukakan oleh Robert Meyer
bahwa endometriosis terjadi karena rangsangan pada sel-sel epitel berasal dari selom yang
Pemberian steroid seks dapat menekan sekresi FSH, LH dan E2. Pendapat yang sudah lama
dianut ini mengemukakan bahwa pertumbuhan endometriosis sangat tergantung dari kadar
38
estrogen dalam tubuh. Pendapat ini mulai diragukan karena pada tahun 1989 Baziad dan
Jacoeb menemukan kadar E2 yang cukup tinggi pada kasus-kasus endometriosis. Jacoeb pada
tahun 1990 pun menemukan kadar E2 serum pada setiap kelompok derajat endometriosis
hampir semuanya tinggi. Keadaan ini juga tidak bergantung pada beratnya derajat
estrogen dalam tubuh, seharusnya terdapat hubungan bermakna antara beratnya derajat
endometriosis dengan kadar E2 di lain pihak, apabila kadar E2 dalam tubuh maka senyawa ini
akan diubah kembali menjadi androgen melalui proses aromatisasi. Akibatnya, kadar
testosterone pun akan meninggi. Tetapi kenyataannya pada penelitian ini, kadar T tidak
imunologis menerangkan bahwa secara embriologis, sel epitel yang membungkus peritoneum
parietal dan permukaan ovarium memiliki asal yang sama, oleh karena itu sel-sel
endometriosis akan sejenis dengan mesotel. Telah diketahui bahwa CA-125 merupakan suatu
antigen permukaan sel yang semula diduga khas untuk ovarium. Karena endometriosis
merupakan proses proliferasi sel yang bersifat destruktif, maka lesi ini tentu akan
meningkatkan kadar CA-125. Banyak yang berpendapat bahwa endometriosis adalah suatu
penyakit autoimun karena memiliki kriteria yang cenderung lebih banyak pada wanita,
Patologi
terdapat ialah pada ovarium dan biasanya bilateral. Pada ovarium tampak kista-kista biru
kecil sampai besar berisi darah tua menyerupai coklat. Darah tua dapat keluar sedikit-sedikit
39
karena luka pada dinding kista dan dapat menyebabkan perlekatan antara permukaan ovarium
dengan uterus, sigmoid dan dinding pelvis. Kista coklat kadang-kadang dapat mengalir dalam
jumlah banyak ke dalam rongga peritoneum karena robekan dinding kista dan menyebabkan
kelenjar-kelenjar dan stroma endometrium dan perdarahan bekas dan baru berupa eritrosit,
pigmen hemosiderin dan sel-sel makrofag berisi hemosiderin. Disekitarnya tampak sel-sel
radang dan jaringan ikat sebagai reaksi dari jaringan normal disekelilingnya. Jaringan
endometriosis seperti juga jaringan endometrium di dalam uterus dapat dipengaruhi oleh
estrogen dan progesteron. Sebagai akibat dari pengaruh hormon-hormon tersebut, sebagian
besar sarang endometriosis berdarah secara periodik yang menyebabkan reaksi jaringan
endometriosis. Pengaruh baik dari kehamilan kini menjadi dasar pengobatan endometriosis
(pseudopregnancy).8
Nyeri perut bawah yang progresif dan dekat paha yang terjadi pada dan selama haid
(dismenore). Sebab dari dismenore ini tidak diketahui tetapi mungkin ada
40
waktu sebelum dan semasa haid. Nyeri tidak selalu didapatkan pada endometriosis
walaupun kelainan sudah luas sebaliknya kelainan ringan dapat menimbulkan gejala
nyeri yang hebat. Nyeri yang hebat dapat menyebabkan mual, mntah, dan diare.
Dismenore primer terjadi selama tahun-tahun awal mestruasi, dan semakin meningkat
dengan usia saat melahirkan anak, dan biasanya hal ini tidak berhubungan dengan
endometriosis. Dismenore sekunder terjadi lebih lambat dan akan semakin meningkat
dengan pertambahan usia. Hal ini bisa menjadi tanda peringatan akan terjadinya
merasakannya.
Dispareunia merupakan gejala yang sering dijumpai disebabkan oleh karena adanya
rekstosigmoid. Kadang-kadang bisa terjadi stenosis dari lumen usus besar tersebut.
Poli dan hipermenorea, dapat terjadi pada endometriosis apabila kelainan pada
Infertilitas, hal ini disebabkan apabila motilitas tuba terganggu karena fibrosis dan
menderita infertilitas.
3.7 Diagnosis
41
melakukan laparoskopi dan melakukan biopsi jaringan. Pemeriksaan ini merupakan standar
Endometriosis dicurigai bila ditemukan adanya gejala nyeri di daerah pelvis dan
rektovaginal (satu jari di dalam vagina dan satu jari lagi di dalam rectum) akan teraba nodul
dinding pelvis. Suatu saat bisa saja nodul tidak teraba, tetapi pemeriksaan ini sendiri dapat
3.8 Penatalaksanaan
fertilitas.6,13,14
interaksi sperm-endosalpingeal.
42
o Pemberian medikamentosa pada endometriosis minimal atau sedang tidak
harus dioperasi.
(GnRH).
Terapi interval
Tidak ada hubungan antara endometriosis dengan abortus rekuren dan tidak ada
Terapi medis: pil kontrasepsi oral kombinasi, danazol, agen progestational, dan
analog GnRH. Semua obat ini memiliki efek yang sama dalam mengurangi nyeri dan
durasinya.
43
o Semua agen progesteron berperan dalam desidualisasi dan atrofi endometrium.
o Analog GnRH berguna untuk menurunkan gejala nyeri, namun tidak berefek
luteum.
Terapi Bedah
Terapi bedah bisa diklasifikasikan menjadi terapi bedah konservatif jika fungsi reproduksi
ovarium masih ada, dan radikal jika uterus dan ovarium diangkat secara keseluruhan. Usia,
keinginan untuk memperoleh anak lagi, perubahan kualitas hidup, adalah hal-hal yang
Pembedahan konservatif
Terapi medis dengan agonis GnRH mengurangi ukuran kista tetapi tidak
saraf yang dilakukan transeksi adalah pada vertebra sakral III, dan bagian
distalnya diligasi.
postoperative efektif untuk mengurangi nyeri tetapi tidak ada berefek pada
ini.
Pembedahan semikonservatif
o Indikasi pembedahan jenis ini adalah wanita yang telah melahirkan anak
dengan lengkap, dan terlalu muda untuk menjalani pembedahan radikal, dan
45
risiko enam kali lipat lebih besar untuk mengalami rekurensi dibandingkan
o Terapi medis pada wanita yang telah memiliki cukup anak yang juga memiliki
Pembedahan radikal
rongga pelvis.
46
Gambar 5. Algoritma Penatalaksanaan Endometriosis
Diagnosis Banding
sakrouterina. Kombinasi adenomiosis uteri atau mioma uteri dengan endometriosis dapat
kista ovarium. Sedangkan endometriosis yang berasal dari rektosigmoid perlu dibedakan
dari karsinoma.4
Prognosis
47
dilakukan terapi pembedahan adalah 20% dalam waktu 5 tahun. Ablasi komplit dari
endometriosis efektif dalam menurunkan gejala nyeri sebanyak 90% kasus. Beberapa ahli
mengatakan eksisi lesi adalah metode yang baik untuk menurunkan angka kejadian
Pada kasus infertilitas, keberhasilan tindakan bedah berhubungan dengan tingkat berat ringannya
penyakit. Pasien dengan endometriasis sedang memiliki peluang untuk hamil sebanyak 60%,
48
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstrom KD. Obstetri
Neoplastik Jinak. Dalam : Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I. Jakarta : Media Aesculapius
2009]
aetiology. http://www.library.nhs.uk/womenshealth/ViewResource.aspx?
49
10. Overton C, Davis C, McMillanL, Shaw R. An Atlas Of Endometriosis, 3 rd ed. London:
http://www.gfmer.ch/GFMER_members/pdf/Endometriosis_Kandeel_2008.pdf [diakses
7 Juni 2009]
50