Anda di halaman 1dari 14

ADAB KEPADA ORANGTUA DAN GURU

Untuk memenuhi tugas mata kuliah

“Akidah Akhlak”

Dosen Pengampu :

Dr. Najahah, M.Ag

Disusun oleh

Kelas D Kelompok 2 :

Ferry Cahyono (932111420)

Ana Rohmatul Hidayah (932111720)

Nadia Putri Aprilia (932112220)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI


2021KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Adab Kepada Orangtua dan Guru”
ini hingga selesai dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.Rasa terima kasih
juga kami sampaikan kepada dosen pengampu mata kuliah ini yang telah memberikan
masukan dan saran-saran yang sangat bermanfaat dalam proses pembuatan makalah
ini.
Sebelumnya kami meminta maaf apabila dalam penyelesaian tugas makalah ini
masih banyak kesalahan, dan besar harapan kami semoga makalah yang telah kami
buat ini bermanfaat bagi semua orang yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh

Kediri, 30 April 2021

Penyusun

I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................ii

BAB I.............................................................................................................................1

PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..............................................................................................1

C. Tujuan Penelitian................................................................................................1

BAB II............................................................................................................................2

PEMBAHASAN............................................................................................................2

A. Pengertian Adab.................................................................................................2
B. Dalil Perintah Beradab Kepada Orangtua Dan Guru.........................................2
C. Adab Terhadap Orang Tua.................................................................................4
D. Adab Terhadap Guru..........................................................................................8

BAB III.........................................................................................................................10

PENUTUP....................................................................................................................10

A. Kesimpulan.......................................................................................................10
B. Saran.................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................11

II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Landasan dasar pendidikan Islam adalah al-Qur’an dan Hadis, tujuannya
agar manusia tunduk dan patuh kepada ajaran agama dan memiliki akhlak
yang mulia. Diantara akhlak terpuji yang harus dimiliki oleh seorang muslim
adalah adab anak kepada orang tua dan guru.
Orang tua adalah orang yang pertama kali menjaga dan menyayangi anak
di dunia ini. Tidak ada perjuangan yang ikhlas tanpa pamrih kecuali
perjuangan kedua orang tua. Orang tua juga merupakan pahlawan bagi anak-
anaknya bagaimanapun keadaanya. Oleh karena itu seorang anak harus
berbakti dan taat kepada orang tua selagi tidak menyeleweng dari ajaran
agama Islam. Ketaatan kepada orang tua merupakan bentuk “birrulwalidain”
yang artinya berbakti kepada orang tua. Berbakti kepada orang tua termasuk
salah satu amalan paling mulia dalam agama Islam. Sedangkan Guru adalah
orangtua anak ketika menuntut ilmu.
Sekarang ini moral anak bangsa merosot. Mereka lupa akan tata krama
yang melekat pada bangsa terdahulu. Anak sekarang cenderung acuh dan
tidak peduli lagi dengan kesopanan. Oleh sebab itu makalah ini menjelaskan
tentang Adab Kepada Orangtua dan Guru.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pengertian Adab?
2. Apa Dalil perintah beradab kepada orang tua dan guru ?
3. Bagaimana Adab Kita terhadab Orang tua ?
4. Bagaimana Adab Kita terhadab Guru ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian Adab.
2. Untuk mengetahui Dalil perintah beradab kepada orang tua dan guru.
3. Untuk mengetahui Adab Kita terhadab Orang tua.
4. Untuk mengetahui Adab Kita terhadab Guru.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Adab
Adab menurut bahasa adalah kesopanan, kehalusan, akhlak atau bisa juga
sopan santun dan dalam kosa-kata bahasa Arab, kata Adab berasal dari
tashrifan (adabaya’dubu) yang berarti mengundang atau mengajak. 1
Dinamakan adab karena ia mengajak manusia kepada perbuatan terpuji dan
mencegah manusia dari perbuatan keji dan munkar. Sedangkan menurut
istilah, Adab berarti norma atau perilaku sopan santun kepada orang lain
terutama kepada orang yang lebih tua agar pergaulan sesama manusia tetap
terjaga dan harmonis yang didasarkan atas aturan agama, terutama agama
Islam.
Orang tua adalah orang yang melahirkan, merawat, membesarkan, dan
mendidik kita sejak masih didalam kandungan hingga dewasa. 2 Sedangkan
guru adalah orangtua kedua yang telah berjasa dalam mendidik pada jalur
lembaga pendidikan baik formal maupun nonformal.3 Jadi adab kepada orang
tua dan guru adalah berperilaku sopan dan santun kepada orang tua atau guru
sesuai dengan aturan agama dan dalam lingkungan masyarakat tidak
melanggar norma-norma yang ada.

B. Dalil perintah beradab kepada orang tua dan guru


Islam merupakan agama yang sempurna, sehingga setiap ajaran yang ada
dalam Islam memiliki dasar pemikiran. Begitu pula dengan pendidikan
akhlak anak terhadap kedua orang tua dan gurunya. Bukti utama bahwa
berbakti kepada orang tua merupakan salah satu ajaran Islam yang paling
tinggi setelah iman kepada Allah Swt. adalah firman Allah Swt. yang tertuang
dalam al-Qur’an maupun Hadis Rasulullah yang dijadikan sebagai sumber
1
Umam B. Karyanto, “MAKNA DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Semantik) | Forum Tarbiyah” 9,
no. 2 (2012): 155–58.
2
Wirawan, Yahya Reka. "Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar
Ekonomi Dan Perilaku Konsumsi Siswa." Jurnal Ekonomi Pendidikan dan Kewirausahaan 3.2
(2017): 147-167.
3
Idi Warsah and Muhamad Uyun, “Kepribadian Pendidik: Telaah Psikologi Islami,” Psikis: Jurnal
Psikologi Islami 5, no. 1 (2019): 62–73.

2
utama ajaran Islam, saking kukuhnya kewajiban itu Allah mengulangulang
perintah berbakti kepada orang tua setelah perintah beribadah beribadah
kepadaNya dalam beberapa ayat al-Qur’an dan Hadis diantaranya:
1) Q.S. Al-Isra Ayat 23-24
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu
bapak. Jika salah seorang diantara kedua-duanya sampai berusia
lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau
mengatakan kepadanya perkataan “ah” dan janganlah engkau
membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan
yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan
penuh kasih sayang dan ucapakanlah,”Wahai Tuhanku! Sayangilah
keduaanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada
waktu kecil”
2) Q.S. An-Nahl Ayat 43 …
Maka bertanyalah kepada orang yang memiliki pengetahuan jika
kamu tidak mengetahui”. Ayat tersebut menjelaskan tentang guru,
bahwa guru adalah orang yang memberi ilmu, dia adalah orang
yang mempunyai ilmu/pengetahuan sesuai dengan bidang masing-
masing.26 Guru tempat bertanya bagi orang yang membutuhkan
pengetahuan (tidak mengetahui) tentang suatu ilmu tertentu. Oleh
karena itu, guru wajib dihormati dan dihargai.
3) H.R. Bukhari dan Muslim
“Dari Al Walid bin ‘Aizar, dia berkata aku mendengar Abu Amr
AsySyaibani berkata pemilik rumah ini seraya menunjuk dengan
tangannya rumah Abdullah mengabarkan kepada kami, dia berkata
“aku pernah bertanya pada Nabi Saw, apa perbuatan yang dicintai
Allah, maka beliau bersabda, “shalat pada waktunya.” “aku
bertanya, “kemudian apa?” beliau bersabda, “berbakti kepada
orang tua.” Aku bertanya lagi “kemudian apa?,”beliau bersabda,
“berjihad dijalan Allah.” Abdullah berkata, “beliau menceritakan
hal-hal itu padaku. Kalau aku meminta tambahan kepada beliau,

3
niscaya beliau akan menambahkan kepadaku.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
4) H.R. Ahmad
“Ubadah bin Samit berkata, Rasulullah Saw. Bersabda: “tidak
termasuk golongan kami orang yang tidak memuliakan yang lebih
tua dan menyayangi yang lebih muda serta tidak mengerti (hak)
orang yang berilmu (agar diutamakan pandangannya).”

C. Adab Terhadab Orangtua


Dari segi bahasa Akhlaq berasal daripada kata ‘khulq’ yang bererti
perilaku, perangai atau tabiat. Hal ini terkandung dalam perkataan Sayyidah
Aisyah berkaitan dengan akhlak Rasulullah saw yaitu : “Akhlaknya
(Rasulullah) adalah al-Quran.” Akhlak Rasulullah yang dimaksudkan di
dalam kata-kata di atas ialah kepercayaan, keyakinan, pegangan, sikap dan
tingkah laku Rasulullah saw yang semuanya merupakan pelaksanaan dari
ajaran al-Quran.
Menurut Iman Al Ghazali, akhlak merupakan gambaran tentang keadaan
dalam diri manusia dan dari gambaran tersebut menumbuhkan tingkah laku
secara mudah dan senang tanpa memerlukan pertimbangan atau pemikiran.
Akhlak sangat penting dan pengaruhnya sangat besar dalam membentuk
tingkah laku manusia. Apa saja yang lahir dari manusia atau segala tindak-
tanduk manusia adalah sesuai dengan pembawaan dan sifat yang ada dalam
jiwanya.
Tepatlah apa yang dikatakan oleh Al-Ghazali dalam bukunya Ihya’
Ulumuddin, “Sesungguhnya semua sifat yang ada dalam hati akan lahir
pengaruhnya (tandanya) pada anggota manusia, sehingga tidak ada suatu
perbuatan pun melainkan semuanya mengikut apa yang ada dalam hati
manusia”.
Menjaga Akhlak Kepada kedua orang tua
a. Mentaati perintah kedua orang tua
Manusia penting untuk selalu menjaga akhlak kepada orang tua.
Manusia harus mentaati perintah orang tua karena pada hakikatnya

4
tidak ada orang tua yang menginginkan keburukkan bagi anak
anaknya, jadi apapun perintah mereka, tak lain adalah bentuk
kecintaan yang tulus tanpa pamrih.
Keutamaan menjaga akhlak kepada orang tua melebihi keutamaan
berjihad dijalan Allah,sebagaimana dalam hadis Abdullah
binMas’ud r.a., yaitu sebagai berikut :
“Aku bertanya kepada Rasulullah SAW.: ‘Amalan yang paling
utama?’ Beliau menjawab: ’shalat tepat pada waktunya.’Aku
bertanya lagi: ‘Kemudian apa?’ Beliau menjawab: ‘Berbakti
kepada kedua orang tua. ‘aku bertanya lagi: ‘kemudia apa? Beliau
menjawab. ‘Berjihad dijalan Allah.’ (H.R. Ahmad, Bukhari,
Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah.)
b. Menolak perintah bermaksiat kepada allah dan rasul-Nya dengan
cara baik dan Beretika
Keterbatasan pengetahuan dan keimanan, orang tua memerintahkan
sesuatu yang bertentangan dengan perintah Allah maupun
Rasulullah, jadi dalam keadaan semacam ini, agar akhlak kepada
orang tua tetap terjaga, kita diperintahkan untuk menolak dengan
cara cara yang baik. Allah berfirman dalam QS. Luqman ayat 15
“ Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan
akusesuatu yang tidak da pengetahuanmu tentang itu, maka
janganlah kamu mengikuti keduannya, dan pergaulilah keduanya
didunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali
kepada-Ku,kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka
kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan (QS. Luqman
:15
c. Berkata sopan dan tidak melukai hati
Menjaga akhlakkepada orang tua dapat dilakukan dengan menjaga
adab berbicara kepada kedua orang tua dengan menggunakan
bahasa yang baik, kalimat yang sopan, dan tidak menyakiti hati.
Allah berfirman dalam Q.S. Al-Isra’ Ayat 24.

5
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kasih sayang, dan ucapkanlah do’a : ‘Wahai Tuhanku, kasihilah
mereka keduannya, sebagaimana mereka berdua telah mendidikku
waktu kecil.”
d. Merawat kedua orang tua lanjut usia dengan sabar dan ikhlas
Agar Akhlak kepada orang tua seorang muslim tetap terjaga
hendaknya mereka menjaga orang tuanya hingga kahir hayatnya.
Allah berfirman dalam Q.S. A-Isra’ ayat 23
“… Bila salah satu dari keduanya atau kedua-duanya mencapai
usia lanjut disisimu, maka janganlah kamu katakan : “uhf!” dan
jangan pula menghardik, dan katakana kepada mereka perkataan
yang mulia!”
e. Mendo’akan orang tua semasa hidupnya dan setelah meninggal
dunia
Islam menganjurkan umatna untuk senantiasa menjaga akhlak
kepada orang tua , berbuat baik kepada orang tua dalam keadaan
apapun , dalam keadaan beriman maupun kafir, dalam keadaan
senang maupun susah, dalam keadaan senang maupun susah,
dalam keadaan sehat maupun sakit, dalam keadaan hidup maupun
sudah meninggal.
Dalam hadis riwayatAbu Dawud, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban,
yang bersumber dari Abu Usaid bin Malik bin Rabiah As-Sa’idi
Bahwa seorang laki laki Bani Salamah dating kepada Rasulullah,
apakah masih ada sesuatu yang aku dapat lakukan untuk berbakti
kepada kedua orang tuaku setelah keduanya wafat?”Beliau
bersabda , “ Ya, yaitu mendo’akan keduanya, memintakan ampun,
menunaikan janjinya, menyambungpersaudaraan yang tidak
disambungkecuali Karena keduanya, dan memuliakan kawan
kawan mereka.”

 Akhlak Terhadap Orang Tua (Ibu Dan Bapak)


1) Akhlak terhadap orang tua yang masih hidup

6
Orang tua (ibu dan bapak) adalah orang secara jasmani
menjadi asal keturunan anak. Jadi anak adalah keturunan dari
orang tuanya dan darahnya adalah juga mengalir darah orang
tuanya. Seorang anak kandung merupakan bagian dari darah dan
daging orang tuanya, sehingga apa yang dirasakaan oleh anaknya
juga dirasakan oleh orang tuanya dan demikian sebaliknya.
Itu pula sebabnya secara kudrati, setiap orang tua menyayangi dan
mencintai anaknya sebagai mana ia menyayangi dan mencintai
dirinya sendiri. Kasih dan sayang ini mulai dicurahkan sepenuhnya
terutama oleh ibu, semenjak anak masih dalam kandungan sampai
ia lahir dan menyusui bahkan sampai tua.
Orang tua tidak mengharapkan balas jasa dari anak atas
semua pengorbanan yang diberikan kepada anak. Harapan orang
tua hanya satu yaitu kelak anaknya menjadi anak yang saleh dan
salehah, anak yang memberi kebahagiaan orang di dunia dan
mendo’akan mereka setelah mereka meninggal dunia.
Atas dasar itu, antara lain yang menyebabkan seorang anak
harus berbakti kepada orang tua, bukan saja saat keduanya masih
hidup, tetapi kebaktian anak itu harus lanjut sampai kedua orang
tuanya meninggal.

2) Akhlak terhadap orang tua yang Sudah Meninggal


Orang tua yang sudah meninggal dunia tidak lagi dapat
menerima apa-apa, selain apa yang mereka lakukan selama di
dunia kecuali jika mereka memiliki tiga hal yang mensubsidi bekal
berupa pahala untuk mereka di akhirat sebagai tambahan dari
mereka bawa dari dunia, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang
diajarkan, dan anak yang saleh yang mendo’akannya.
Seorang ayah atau ibu yang sudah meninggal dunia masih
memiliki hak mendapatkan limpahan pahala dari do’a yang
disampaikan anaknya. Hal ini juga mengandung arti bahwa anak
memiliki kewjiban mendo’akan orang tuanya yang sudah

7
meninggal. Dalam ajaran tasawuf, dikatakan, do’a yang paling
besar kemungkinan diterima Allah adalah do’a seorang anak untuk
orang tuanya dan do’a oaring fakir untuk orang kaya.
Kita sebagai anak, meskipun orang tua kita sudah wafat, orang tua
tetap sebagai orang tua yang wajib dihormati, oleh sebab itu,
kewajiban anak terhadap mereka berlanjut sampai mereka wafat.
D. Adab Terhadap Guru
Menghormati guru itu harus ditanamkan sejak dini kepada murid. Ketika
murid beradab maka ilmu yang didapatkan akan lebih bermanfaat. Para ulama
terdahuu telah rinci dalam membahasa tentang adab terhadap guru. Seperti
Imam Ghazali yang menuliskan bagaimana adab terhadap guru yang
dituangkan dalam kitab Ihya’ Ulumuddin. Imam Ghazali menyebutkan 10
adab seorang murid kepada guru.
Pertama, mendahului beruluk salam. Seorang murid hendaknya
mendahului beruluk salam kepada guru. Hal ini sejalan dengan hadis
rasulullah yang diriwayatkan bukhari dan muslim bahwa yang kecil memberi
salam kepada yang besar.
Kedua, tidak banyak bicara didepan guru. Banyak bicara bisa berarti
merasa lebih tahu dari pada orang-orang disekitarnya. Jika ini dilakukan
didepan guru maka bisa menimbulkan kesan seolah-olah murid lebih tahu
daripada gurunya. Hal ini tidak baik dilakukan kecuali atas perintah guru.
Ketiga, berdiri ketika guru berdiri. Bila guru berdiri sebaiknya murid lekas
berdiri juga. Hal ini tidak hanya penting kalau-kalau guru memerlukan
bantuan sewaktu-waktu, misalnya uluran tangan agar segera bisa tegak
berdiri, tetapi juga merupakan sopan santun yag terpuji. Begitu juga jika guru
duduk, sebaiknya murid juga duduk.
Keempat, tidak mengatakan kepada guru “pendapat fulan berbeda dengan
pendapat anda”. Ketika guru memberikan suatu penjelasan yang berbeda
dengan apa yang pernah dijelaskan oranglain , sebaiknya murid tidak
langsung menyangkal penjelasan guru. Sebaiknya murid meminta izin
terlebih dahulu untuk menyampaikan pendapat orang lain yang berbeda. Jika
guru berkenan murid boleh menyampaikan hal itu.

8
Kelima, tidak bertanya-tanya kepada teman duduknya sewaktu guru
didalam majlis. Hendaknya langsung bertanya kepada guru jika ada hal yang
belum jelas. Karena hal tersebut bisa membuat guru tidak nyaman.
Keenam, tidak mengumbar senyum ketika berbicara kepada guru. Seorang
guru tidak sama dengan teman oleh sebab itu tidak bisa disetarakan dengan
teman. Seorang murid harus memosisikan guru lebih tinggi dengan teman,
sehingga jika ketika berbicara dengan guru tidah boleh sambil tertawa atau
tersenyum yang berlebihan.
Ketujuh, tidak menunjukkan secara terang terangan karena perbedaan
pendapat dengan guru. Jika memang ini terjadi murid tidak perlu
mengungkapkan tentang terbuka sehingga diketahui banyak orang.
Kedelapan, tidak menarik pakaian guru ketika berdiri. Ketika guru hendak
berdiri dari posisi duduk mungkin ia membutuhkan bantuan karena
kondisinya yang sudah agak lemah. Dalam keadan seperti ini, murid jangan
sekali kali menarik pakaian guru dalam rangka memberi bantuan. Ia bisa
berjongkok untuk menawarkan pundaknya sebagai tumpuan berdiri atau
sesuai arahan guru.
Kesembilan, tidak menanyakan suatu masalah ditengah perjalanan hingga
guru sampai dirumah. Kesepuluh, tidak banyak mengajukan pertanyaan
kepada guru ketika guru lelah.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adab kepada orang tua berarti sopan santun, akhlak, budi pekerti kepada
kedua orang tua (ayah dan ibu). Adab ini tidak hanya berlaku kepada orang
tua saja tetapi juga kepada guru-guru kita.

9
Memiliki adab kepada orang tua dan guru adalah wajib hukumnya
Adab kepada orang tua antara lain adalah: tidak berkata ‘ah’ kepada
keduanya, tidak berbuat dan berkata kasar, rendah diri di hadapan keduanya,
mendoakannya baik ketika masih hidup ataupun sudah meninggal dunia, dan
lain-lainnya
Sebutan guru adalah bagi siapa saja yang mampu memberikan pengertian,
pembelajaran, pelatihan, atau suatu arahan dari suatu hal. Seorang teman atau
pun saudara juga bisa menjadi guru dalam hal tertentu.
Adab kepada guru antara lain adalah mematuhi dan menaati nasihat-
nasihatnya secara ikhlas, senantiasa hormat dan bersikap sopan dan santun
baik perkataan atau perbuatan, menjaga nama baiknya dan tidak melukai
hatinya.

B. Saran
Demikianlah makalah yang berisikan tentang penjelasan fungsi-fungsi
administrasi dan manajemen pendidikan ini. Dalam makalah ini juga tidak
luput dari kesalahan dan kekurangan. Semoga makalah ini dapat memberikan
sedikit pengetahuan bagi pembaca mengenai fungsi-fungsi administrasi dan
manajemen pendidikan, sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari, terutama dalam organisasi pendidikan. Dan terakhir, penulis
mengucapkan terima kasih kepada para pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA
Umam B. Karyanto, “MAKNA DASAR PENDIDIKAN ISLAM (Kajian Semantik) | Forum Tarbiyah” 9,
no. 2 (2012): 155–58.
Wirawan, Yahya Reka. "Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar
Ekonomi Dan Perilaku Konsumsi Siswa." Jurnal Ekonomi Pendidikan dan Kewirausahaan
3.2 (2017): 147-167.
Idi Warsah and Muhamad Uyun, “Kepribadian Pendidik: Telaah Psikologi Islami,” Psikis: Jurnal
Psikologi Islami 5, no. 1 (2019): 62–73.
A Mustafa, Akhlak Tasawuf, Pustaka Setia: Jakarta, 1999.
Abd. Hamid Yunus, Da.irah al-Ma.arif, II, Asy.syab, t.t : Cairo.
Imam Ghazali, Ihya Ulumuddin, Darur Riyan,, Jilid. III, 1987.
Ibrahim Anis, Al-Mu.jam al-Wasith, Darul Ma.arif : MesirDarul Ma.arif, 1972 Urwah bin Zubair .
Ad-Darul Mantsur, jilid 5.
Al Qurtubi ,Al Jami’ Li Ahkamil Qur’an. Al-Muassah al-risalah : Lebanon. Jil 6, 2000.
Ibnu Taimiyah. Ghadzaul Al Baab, jilid 1.
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Yayasan penyelenggara
penterjemah Al-qur’an, 1984.

11

Anda mungkin juga menyukai