Daftar Isi
Daftar Isi
PENDAHULUAN
1. Umum.
a. Proses perkembangan bangsa Indonesia yang ditandai dengan era reformasi
yang dilakukan secara instant tanpa adanya perencanaan yang melalui proses
pengkajian secara akademik dan tidak konseptual, tetapi hanya dilandasi oleh
keinginan untuk merubah suatu keadaan kepada era yang lebih baik dimana
perubahan tersebut hanya dilandasi oleh suatu keinginan yang bersifat emosional saja
tanpa berpikiran bahwa suatu perubahan akan membutuhkan waktu dan pengorbanan
yang tinggi dari segenap anak bangsa, dan ditengah-tengan tuntutan dari beberapa
pihak yang menginginkan perubahan secara mendasar tentang tatanan kehidupan
berbangsa dan bernegara ada slah satu tuntutan yang bersifat krusial yaitu
dihilangkannya komando territorial padahal komando territorial merupakan wujud dari
sistim pertahanan Negara yang paling kuat yang dimiliki oleh bangsa Indonesia,
namun demikian kita sadar bahwa kita pernah melakukan kesalahan di dalam
menerapkan tugas koter dimasa lalu tetapi hal tersebut sudah mulai di perbaiki
tentang tugas dan tanggung jawab Koter di dalam paradigma baru TNI.
b. Menyikapi hal tersebut maka pimpinan TNI dalam hal ini Pimpinan TNI-AD
sudah mengambil langkah-langkah pembenahan didalam merancang tentang tugas
dan tanggung jawab Koter didalam melaksankan tugasnya dilapangan, sehingga
diharapkan tugas pokok koter dalam hal ini pembinaan Geografi, pembinaan
Demografi dan pembinaan kondisi sosial dapt betul-betul dailaksanakan dengan baik
melalui metode bhakti TNI dan pendekatan kerakyatan guna menciptakan sistim
ketahanan wilayah yang tangguh dan barisan terdepan didalam melaksankan kegiatan
ini ada pada tingkatan Kodim dan Koramil yang merupakan ujung tombak dari
pembinaan kewilayahan dalam mendukung ketahanan wilayah.
c. Dalam mendukung kegiatan kewilayahan ini maka aparat territorial harus dapat
bekerja sama dengan seluruh komponen yang ada di masyarakat dan dengan aparat
pemerintah daerah setempat sehingga, sehingga tujuan dan sasaran didalam rangka
pembinaan territorial dalam mendukung ketahanan wilayah tidak terjadi ketimpangan
dan bertolak belakang antara tujuan pembangunan yang dilaksanakan oleh
pemerintah daerah dengan tujuan pertahan yang dilaksanakan oleh TNI, sehingga
apa yang kita inginkan dan yang masyarakat harapkan dari dapt tercapai dan
terlaksanakan berupa kegiatan peningkatan pembinaan territorial yang dilaksanakan
oleh Kodim dalam rangka mewujudkan ketahanan wilayah yang mantap dalam wadah
NKRI.
a. Maksud. Maksud penulisan karangan militer ini adalah untuk memberikan
masukan atau gambaran kepada komando atas tentang pelaksanaan pembinaan
territorial tingakat Kodim yang dihadapkan kepada kondisi yang akan dating untuk
mewujudkan ketahanan wilayah.
b. Tujuan. Adapun tujuan penulisan karangan militer ini adalah untuk dijadikan
bahan pertimbangan satuan komando atas dalam rangka menentukan kebijaksanaan
tentang pembinaan territorial dimasa yang akan dating yang semakin komplek.
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Penulisan karangan militer ini dibatasi pada upaya
meningkatkan pembianaan territorial di tingkat Kodim dalam mewujudkan ketahan wilayah
yang disusun menggunakan tata urut sebagai berikut :
a. Pendahuluan.
b. Latar Belakang Pemikiran.
c. Kondisi pembinaan territorial saat ini.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi.
e. Kondisi Pembinaan Teritorial yang diharapkan.
f. Upaya yang dilakukan.
g. Penutup.
4. Metoda dan Pendekatan. Penulisan karangan militer ini dengan metoda pendekatan
berdasarkan pengamatan dan pengalaman selama menjadi prajurit TNI-AD dan pernah
bertugas Kodim diserta informasi-informasi yang didapat dari satuan lain.
5. Pengertian.
a. Pembinaan teritorial adalah segala pekerjaan dan kegiatan yang berhubungan
dengan perencanaan, penyusunan dan pengembangan , pengarahan serta
pengendalilan potensi wilayah dengan segenap aspeknya dalam rangka menjadikan
wilayah sebagai ruang alat dan kondisi juang guna kepentingan hankamreg.
b. Rak juang adalah wilayah dimana rakyat telah menjadi kekuatan yang dapat
diandalkan serta memiliki kekuatan alamiah tertentu yang menjadi jaminan
berlangsungnya perjuangan dalam kerangka SISHAMKAMRATA.
c. Alat juang adalah masyarakat telah memiliki kesadaran bela Negara yang tinggi
telah disusun, dilatih, dilengkapi dan disiagakan sesuai pengelompokan bidang dan
perannya masing-masing.
d. Kondisi juang adalah kesadaran sikap dan tekad masyarakat untuk membela
Negara dan bangsa yang disertai kesanggupan berkkorban sebagaimana besarnya.
BAB II
DASAR PEMIKIRAN
6. Umum.
Eksistensi maupun peran TNI Angkatan Darat sebagai Pembina territorial dalam
rangka mewujudkan ruang, alat dan kondisi juang bukan hal yang barudalam tat
kehidupan bangsa dan Negara Indonesia. Sebagai Pembina territorial TNI Angkatan
Darat bersama-sama unsure dari TNI dan pemerintah sebenarnya memikul tugas dan
tanggung jawab yang sama untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi
kelangsungan kegiatan pembangunan nasional. Dalam rangka mewujudkan
keseimbangan antara tujuan pembinaan territorial (Binter) bagi kepentingan
pertahanan keamanan Negara (Hankamneg) dengan kepentingan pembinaan
kesejahteraan TNI angkatan darat selalu berupaya secara terus menerus
meningkatkan kemampuan Binter baik dari segi structural maupun dari segi
operasioanl agar tetap memiliki kemampuan efektif untuk dapat menjawab tantangan
dan menyongsong era globalisasi masa depan yang lebih efektif dan kemampuan
sumber daya manusia yang professional perlu diwujudkan dengan tetap
mempertahankan nilai-nilai kebersamaan di dalam perbedaan menuju masyarakat
yang adil dan makmur dalam Negara kesatuan republic Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 45.
b. Fakta sejarah bahwa keberadaan TNI yang selalu berdampingan dan bersama-
sama dengan rakyat dimulai dari perang kemerdekaan, mempertahankan dan mengisi
kemerdekaan dalam era yang semakin maju bangsa Indonesia tak akan runtuh
apabila kemanunggalan TNI dan rakyat tetap dipertahankan dan hal ini merupakan
kekuatan yang maha dasyat.
c. Kodim sebagai Pembina territorial diwilayahnya dapat menjadi pusat perhatian
dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hali ini dikarenakan apter
merupakan ujung tombak bagi TNI Angkata Darat dalam mewujudkan ruang, alat dan
kondisi juang bagi kepentingan Hankam dan kesinambungan pembangunan masa
depan. Hal ini dilaksanakan tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan
didaerah/wilayahnnya dengan berbagai upaya yang dapat dilakukan secara langsung
maupun tidak langsung bersama aparatur daerah dan masyarakat setempat.
9. Permasalahan.
a. Perkembangan situasi yang terjadi dinegara kita pada saat ini dimana telah terjadi
gejolak krisis ekonomi dan krisis sosial mengakibatkan dampak yang sangat komplek
terhadap kehidupan masyarakat. Keadaan seperti ini apabila tidak cepat ditangani
secara cepat maka akan berkembang secara meluas yang akan mengakibatkan
terganggunya stbilitas keamanan. Oleh karena itudibutuhkan upaya peningkatan
Binter tingkat Kodim diwilayah untuk mewujudkan ketahanan Nasinaonal, sehingga
dampak dari krisis ekonomi dapat ditekan seminimal mungkin serta terjaminnya
stabilitas wilayah didaerahnya.
b. Dihadapkan dengan kemampuan aparat territorial yang ada dalam melaksanakan
pembinaan territorial masih terdapat beberapa kendala yang harus diatasi antara lain
kurangnya kerja sama dan koordinasi antara aparat territorial dan aparat pemerintah.
BAB III
KONDISI PEMBINAAN TERITORIAL SAAT INI
10. Umum
2) Secara Kualitas. Dihadapakan pada luas dan kompleknya tugas dibidang
pembinaan territorial kualitas aparat territorial yang ada pada umumnya belum dapat
memadai, Kualitas aparat territorial tersebut juga dikarenakan ada beberapa faktor
diantaranya sebagai berikut :
a) Pendiddikan Umum yang dimiliki sebagian besar aparat territorial pada umumnya
adalah lulusan SD dan SMP, selain pendidikan umum bekal teriorial yang dimiliki
aparat territorial masih terbatas untuk golongan perwura dan Bintara sedangkan untuk
Tamtama belum memiliki bekal pendididkan territorial, padahal ada jabatan Babinsa
yang dijabat oleh Tamtama.
b) Terdapat kecenderungan personel Koter pindahan dari Saptur Satpantur pada
umumnya anggota – anggota yang tua dan kurang profesional.
c) Kurang berusaha untuk menjadi penampilan diri karena kurang melakukan
kegiatan fisik berupa kebugaran jasmani dan kurang cara berpakaian.
Yang telah disyahkan oleh Kasad tentang organisasi dan tugas Koter, ditinjau dari
segi pokoknya telah memadai tetapi bila ditinjau dari perkembangan globalisasi masih
ada sebagian Koter yang perlu pembenahan dan penyesuaian.
a. Geografi
1) Potensi geografi yang harus dapat diproses dan dibina sedemikian rupa,
sehingga setiap jengkal tanah dapat merupakan hambatan bagi musuh dan
sebaliknya harus memberikan kemudahan bagi kekuatan sendiri, tetapi kenyataan
tidak pernah sejalan antara Koter dan pemerintah sehingga pembangunan yang ada
hanya untuk kepentingan pemerintah.
2) Sumber daya alam merupakan kekayaan alam yang ada dibumi maupun
diatasnya belum dapat digunakan bagi kepentingan Hankamneg pada saat yang tepat
karena lebih banyak berorientasi pada kesejahteraan.
Jumlah dan kuallitas penduduk merupan sumber daya manusia yang diperlukan
bagi penyelengaraan Hankamneg tapi dengan masih adanya penduduk yang belum
tersebar merata dan tingkat angkatan kerja cuckup tinggi sehingga tingkat
pengangguran pun cukup tinggi ini karena adanya RUTR yang belum sejalan.
c. Kondisi Sosial
1) Idiologi
a) Koter ikut aktif dalam penyelenggaraan penataran P-4
b) Masih adanya sejumlah pelaku G-30 S/PKI, ekstrim kanan dan ekstrim kiri lainnya
yang belum terdata pasti.
2) Politik
a) Koter ikut aktif dalam memelihara stabilitas politik diwilayahnya tapi masih adanya
kasus SARA sebagai isu politik yang dihubungkan menjadi kasus unjuk rasa.
b) Koter ikut memeyarakatkan kehidupan politik dalam memantapakan kehidupan
berbangsa bernegara.
3) Ekonomi
a) Koter aktif membina kerukunan umat beragama namun masih adanya
kerawanan yang sewaktu waktu muncul kepermukaan akibat adanya fanatisme
agama yang sempit.
b) Koter ikut aktif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang
dilaksanakan dengan kegiatan sosial dibidang kesehatan seperti kegiatan manunggal
KB dan kesehatan.
5) Hankam
Situasi keamanan wilayah koter biasanya dalam kondisi mantap dan terkendali
tapi masih belum mampu melaksanakan pembinaan masyarakat guna mengurangi
kegiatan unjuk rasa dan kriminal yang berkembang.
BAB V
KONDISI PEMBINAAN TERITORIAL YANG DIHARAPKAN
13. Umum
Tantangan masa depan akan lebih dominan pada teknologi yang canggih sehingga
akan lebih dominant pada kebutuhan sumber daya alam sebagai bahan utama
pendukung teknologi serta kebutuhan akan kualiatas sumber daya manusia ( SDM )
sebagai kunci dan tercapainya aspek teknologi tersebut. Selain dari itu dengan
berakhirnya era perang dengan yang berganti pada persaingan global, maka aspek
persaingan/pertentangan militer akan dikabarkan melalui persaingan tersebut.
Sehingga aspek sumber daya manusia akan sangat dominan dan berperan dalam
menghadapi tantangan masa depan.
a) Memantapkan dan menyiapakan potensi geografi yang statis agar menjadi
kekuatan untuk kepentingan Hankamneg.
b) Sebagai lingkungan, potensi geografi harus dapat diproses dan dimanfaatkan
demi kepentingan hankam.
c) Sebagai sumber daya maka kekayaan alam baik yang ada di bumi maupun
diatasnya harus dapat diusahakan agar berdaya dan berhasil guna bagi kepentingan
hankamneg pada saat – saat diperlukan.
a) Potensi masyarakat yang ada diaharapaka mampu untuk menjadi kekuatan yang
secara nyata dan mampu berperan sebagai Sishankamrata.
b) Potensi masyarakat yang ada juaga harus mempunyai kualitas untuk
mengimbangi pesatnya kemajuan teknologi.
Kondisi sosial ini diaharapkan mampu untuk mewujudkan kondisi juang masyarakat
yang tanggung dalam memelihara stabilitas lingkungan yang mantap dan dinamis,
sehingga diaharapakan seluruh aspek kehidupan masyarakat dapat terpenuhi yaitu :
a. Idiologi
Mantapnya bidang idiologi akan sangat membantu pada penciptaan kesejahteraan
nasional sebagai salah satu peryaratan umum dalam membangun bangsa dan
Negara.
e. Politik
Situasi politik masa depan yang semakin tidak menentu dengan melihat
perkembangan situasi sekarang yang ada.
c. Ekonomi
Masa depan yang penuh, dengan tantangan yang terus menerus menimpa
bangsa dan Negara hal tersebut harus diantisipasi dengan mengkonduksipkan
kehidupan masyarakat.
e. Hankam
Dengan adanya tantangan dan ancaman yang mungkin timbul tersebut maka
diaharapkan seluruh potensi Hankam dapat mencegah serangan baik yang datang
dari luar negeri maupun dari dalam negeri melalui konsep SISHANKAMRATA.
BAB – IV
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
17. Umum
Dilihat dari aspek subyek pembinaan territorial dan obyek pembinaaan territorial
wialyah pembinaan territorial dan territorial Kodim dalam rangka menciptakan
pembinaan territorial wilayah terdpat beberapa faktor yang mempengaruhi dari dalam
yaitu personil, material piranti lunak dan dari luar yaitu Bidang Geografi, Demografi
dan kondisi sosial.
a. Kekuatan
1) Personil
Keadaan personil yang ada terutama pada pelaksanaan Binter dilapangan ( Kodim,
Koramil ) ditinjau dari segi masa dinas cukup lama dan mempunyai pengalaman di
satuan lama, hal ini dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan tugas Binter.
2) Material
Adanya dukungan kendaraan bermotor kepada pelaksnaan Binter di lapangan
( Kodim, Kormail ) walaupun untuk Babinsa belum secara keseluruhan
mendapatkannya.
1) Piranti Lunak
Agar para aparat territorial bisa melaksanakan pembinaan territorial dengan baik,
disamping harus memiliki pengetahuan tentang keadaan lingkungan daerah tanggung
jawabnya, perlu dibekali dengan petunjuk – petunjuk praktis tentang pelaksanaan
pembinaan territorial. Karena obyek pembinaan territorial khususnya aspek demografi
dan kondisi sosial bersifat dinamis dalam arti selalu berubah sesuai perkembangan
yang ada, sehubungan dengan hal tersebut maka petujuk – petunjuk tentang
pembinaan territorial pun harus disesuaikan denagn perubahan yang ada. Piranti
lunak yang ada masih bersifat umum, sedangkan piranti lunak yang disesuaikan
dengan perkembangan daerah relative tidak ada.
Faktor dari luar yang dirasakan dapat berpengaruh terhadap pembinaan territorial
Kodim adalah menyangkut kondisi geografi, demografi dan kondisi soial. Dari faktor –
faktor tersebut diperoleh dari beberapa peluang dan kendalan yang dominant yang
dapat meempengaruhi pembinaan territorial.
a. Peluang
1) Geografi
Wilayah kodim pada umumnya cukup luas dan merupakan daerah yang terdiri dari
daerah pantai dan daerah pedalaman / pegunungan dengan kondisi tanah yang cukup
subur untuk pertanian dan mempunyai kekayaan alam.
2) Demografi
Jumlah penduduk yang besar dengan jumlah angkatan kerja cukup banyak
merupakan sumber daya manusia yang dimanfaatkan.
b) Politik
Pembangunan politik sudah sampai keseluruh lapisan masyarakat sehingga
kesadaran berpolitik sudah baik.
c) Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi masyarakat makin meningkat ini didasari dengan upaya
pemerintah dibidang ekonomi terus ditingkatkan yaitu dengan kebijaksanaan –
kebijaksanaan pemerintah untuk mempermudah meningkatkan pertumbuhan industri
disegala bidang.
b. Kendala
3) Geografi
Wilayah Kodim pada umumnya cukup luas dan merupakan daerah yang terdiri dari
daerah pantai dan daerah pedalaman pegunungan. Untuk daerah pantai umumnya
belum ditunjang jaringan jalan yang memadai, jalan yang ada yang tersedia untuk
sangat terbatas yang tidak memungkinkan untuk menghubungkan antar daerah
melalui jalan darat tetapi harus dengan sarana angkutan. Dengan kondisi geografi
seperti tersebut diatas, amka Kodim pada umumnya mengalami hambatan dlam
melaksanakan pembinaan territorial secara optimal didaerah yang kondisi sarana dan
prasaran perhubungan daerah masih sangat terbats. Keadaan daerah seperti itu
dirasakan cukup menyulitkan pengawas dan pengendalian terhadap pelaksanaan
territorial oleh Koramil yaitu Babinsa, sehingga sulit mengadakan evaluasi terhadap
hasil kegiatan pembinaan territorial yang telah dicapai.
2) Demografi
Penyebaran penduduk yang terpencar diwilayah – wilayah yang relatif luas dengan
keadaan medan/alam yang sulit dan kepadatan yang tidak merata merupakan
permasalahan yang berpengarug terhadap pembinaan teriotorial. Dibandingkan
dengan daerah – daerah pesisir atau pantai dengan masyarakat yang relative lebih
maju pelaksanaan pembinaan territorial di desa – desa pedalaman/terpencil dengan
tingkat pendidikan masyarakat relatif rendah, sulit diharapakan dpat mencapai hasil
seperti yang diharapkan.
b) Politik
Kesadaran berpolitik dikalanagan masyarakat sudah ada walaupun tingkatnya
berbeda – beda tergantung dari pendidikan yang dimiliki.
c) Ekonomi
Tingkat kehidupan ekonomi masyarakat cukup berpariasi dan sangat dipengaruhi oleh
keadaan lingkungan setempat, masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan
umumnya mempunyai mata pencaharian sebagai pegawai dan pedagang, masyarakat
didaerah pantai sebagai nelayan dan didaerah pedalaman sebagi petani. Potensi
kekayaan laut dan lahan pertanian yang subur tersebut dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat seperti yang diaharapkan karena belum diolah secara
optimal. Pengolahan kekayaan laut oleh nelayan dan lahan pertanian yang subur
tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat seperti yang diharapkan
karena belum diolah secara optimal. Pengolahan kekayaan laut oleh nelayan dan
lahan pertanian oleh para petani dilaksanakan secara tradisional baik pola atau teknis
maupun saran yang digunakan. Masyarakat nelayan dan petani didaerah pada
umumnya belum memilki pandangan yang jauh kedepan, dalam pemenuhan
kebutuhan hidup sehari – hari. Pola hidup demikian membuat mereka kurang memiliki
kualitas dan ethos kerja sehinggga produksinya relative rendah. Keadaan seperti ini
membuat potensi kekayaan laut yang melimpah dan lahan pertanian yang subur dapat
meningkatkan tarf hidup masyarakat.
1) Masalah sengketa tanah baik antar perorang dan antar kelompok masyarakat
sering menjadi sumber timbulnya perselisihan / pertentangan yang berkepanjangan
bahkan tidak jarang menimbulkan perkelahian massal penduduk desa yang
berbatasan yang dapat menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit. Selain itu
masalah tanah dpat menimbulkan hambatan bagi pembangunan daerah.
2) Keterikatan masyarakat terhadap adat istiadat yang berlaku menimbulkan
fanatisme kedaerahan yang sempit diakalngan masyarakat sehingga menghambat
upaya pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa.
e) Hankam
Permasalahan yang timbul dibidang Hankam pada umumnya berupa gangguaan
Kamtibmas antara lain masalah perkelahian massal dengan latar belakang kecil dan
remeh namun apabila tidak ditangani secara cepat dan tuntas dimanfaatkan oleh
golongan tertentu menimbulkan kasus SARA selain itu masalah gangguan keamanan
masih sering terjadi dan belum dapat ditanggulangi secara tuntas.
BAB – VI
20. Umum.
b. Kodim dalam melaksanakan pembinaan territorial bekerja sama dengan aparat
pemerintah daerah setempat yang disesuaikan dengan program pembangunan
daerah setempat.
Dalam hal ini yang menjadi obyek pembinaan territorial adalah bidang geografi, bidang
demografi dan bidang kondisi sosial agar menjadi kekuatan wilayah dan rak juang
yang tangguh. Adapun sasaran yang ingin dicapai adalah :
25. Pelaksanaan.
1). Penilaian terhadap penduduk untuk mendapat gambaran secara umum tentang
keadaan daerahnya.
2). Analisa penduduk dihadapkan kepada ancaman dan tantangan masa depan.
3). Dilakukan pendidikan pendahuluan sebagai lankah penyiapan rakyat terlatih.
4). Pengorganisasi. Kekuatan berdasarkan komponen yang diarahkan menjadi
kekuatan HANKAM.
a. Pembinaan territorial yang dilaksankan oleh Dandim. Danramil dan babinsa yang
dimulai dari tahap perencanaan,pelaksanaan, sampai pengendalian harus
dikoordinasikan dengan Pemda dan instansi terkait ditingkat kabupaten dan lembaga
– lembaga lain maupun masyarakat.
1). Sosialisasi.
Diperlukan sebagai sosialisasi Binter terhadap seluruh masyarakat agar masyarakat
kesadaran dan keamanan dalam keikutsertaan dalam menyiapkan wilayah untuk
kepentingan Hankam.
2). Edukasi.
Diperlukan penyiapan kekuatan rakyat melalui pendidikan pendahuluan untuk
selajutnya diorganisir secara nyata dan baik.
3). Komunikasi.
Diperlukan adanya komunikasi yang baik antar subyek dan obyek agar terjalin
saling pengertian dan kerja sama dalam penyiapan wilayah untuk menjadi kekuatan
wilayah yang diperlukan.
4). Ketauladanan.
Diperlukan adanya sikap dan tingkah laku dari subyek yang dapat di tauladani melalui
contoh-contoh yang nyata tentang tata laksana kegiatan binter di daerah.
BAB – VII
PENUTUP
27. Kesimpulan
Dari uraian tentang upaya peningkatan pembinaan territorial tingkat guna mewujudkan
ketahanan wilayah dalam rangka menghadapi tantangan yang akan datang maka
dapat disimpulkan hal – hal sebagai berikut.
a. Merupakan suatu fakta sejarah bahwa keberadaan TNI yang selalu berdampingan
dan bersama sama dengan rakyat dimulai dari perang kemerdekaan,
mempertahankan dan mengisi kemerdekaan dalam era yang semakin maju. Bangsa
Indonesia tak akan runtuh apabila kemanunggalan TNI dan rakyat tetap
dipertahankan. Dalam menghadapi era globalisasi masa depan terdapat berbagai
tantangan bagi aparat territorial maupun aparat pemerintah, sehingga diperlukan
suatu kerja sama dan koordinasi yang baik mulai tahap perencanaan sampai dengan
pelaksanaan dilapangan.
b. Dihadapkan dengan kemampuan aparat territorial yang ada dalam melaksanakan
pembinaan territorial masih terdpat beberapa kendala yang harus diatasi antara lain
kurangnya kerja sama dan koordinasi antar aparat territorial dan aparat pemerintah.
c. Pelaksanaan tugas koter yang profesional akan mampu memberikan motivasi dan
mencari peluang yang ada beberapa methoda untuk peningkatan antar lain :
28. Saran
Dari apa yang telah diuraikan diatas terdapat beberapa kekurangan yang perlu untuk
dilaksanakan tugas koter dapat berjalan dengan lancer. Adapun saran – saran
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Dalam pembinaan territorial perlu adanya peningkatan kerja sama dan koordinasi
yang baik antar aparat teritorial dengan aparat pemerintah serta lembaga pemerintah
didalam perencanaan dan pelaksanaan tugas.
b. Perlu adanya perbaikan kualitas personil aparat territorial didalam melaksanakan
tugas koter perlu peningkatan kemampuan yang bersifat formal maupun non formal
untuk menghadapi tantangan yang akan datang.