Anda di halaman 1dari 13

SISTEM KOORDINASI

I. Sistem Saraf pada Manusia


 Merupakan sistem organ yang paling rumit, tersusun dari jutaan sel saraf (neuron) yang berbentuk serabut dan saling
berhubungan untuk persepsi sensor, aktivitas motor baik sadar maupun tasadar, homeostasis proses fisiologis tubuh,
serta perkembangan pikiran dan ingatan.
 Serabut saraf mempunyai kemampuan eksitabilitas, konduktivitas, dan mereaksi rangsangan mekanis, elektrik,kimiawi,
atau fifik
 Sistem saraf meliputi sistem saraf pusat dan sistemsaraf tepi
A. Sel saraf (Neuron)
 Neuron merupakan unit fungsional sistem saraf, berukuran panjang sekitar 39 inci, terdiri atas badan sel saraf,
denrit dan akson (neurit)

c
d b

e a
f
g
Keterangan :
a. denrit e. nodus renvier
b. badan sel f. sel Schwan
c. nukleus g. Selubung mielin
d. akson
 Berdasarkan fungsinya neron dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
1. Neuron sensor (aferen) : menghantarkan impuls dari organ sensor ke pusat saraf
2. Neuron motor (eferen) : menghantarkan impuls dari pusat saraf ke organ motorik atau kelenjar
3. Neuron konektor (interneuron) : menghubungkan neuron yang satu dengan neuron lainnya
 Berdasarkan strukturnya neuron dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
1. Neuron multipolar : memiliki satu akson dan dua dendrit atau lebih
2. Neuron bipolar : memiliki dua juluran berupa dendrit dan akson
3. Neuron Unipolar (pseudounipolar) : merupakan neuron bipolar yang tampaknya hanya memiliki satu juluran dari
badan sel karena akson dan denritnya berfusi
B. Sel Neroglia (Glia)
 Sel neuroglia adalah sel penunjang pada susunan saraf pusat yang berfungsi jaringan ikat
 Sel glia dapat membelah secara mitosis
 Jenis sel glia yaitu :
1. Astrosit, bentuknya seperti bintang, fungsinya sebagai lem menyatukan neuron-neuon
2. Oligodendrosit, bentuknya seperti astrosit tetapi memiliki badan sel yang lebih kecil membentuk lapisan mielin
untuk melapisi akson
3. Mikroglia , berukuran paling kecil dan bersifat fagositosit untuk pertahanan tubuh
4. Sel epindima, merupakan membran epitelium yang melapisi rongga serebral dan medula spinalis

C. Sinapsis
 Sinapsis adalah hubungan antara neuron yang satu dengan neuron lainnya ; titik temu antara ujung akson dari
neuron yang satu dengan dengan denrit dari neuron lainnya atau hubungan ke otot dan kelenjar
 Struktur sinapsis terbagi menjadi tiga bagian yaitu : prasinaps, celah sinaps dan pasca sinaps
 Berikut gambar struktur sinapsis
1
D. Impuls saraf, Gerak Sadar, dan Refleks
 Impuls saraf adalah rangsangan/pesan yang diterima oleh reseptor dari lingkungan luar kemudian dibawa oleh
neuron atau serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf
 Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor menyebabkan terjadinya gerakan yaitu gerak sadar
dan gerak refleks
 Gerak sadar adalah gerak yeng terjadi karena disengaja atau disadari, sedangkan gerak refleks adalah gerak
yeng tidak disengaja atau tidak disadari
 Jalur perjalanan gerak refleks adalah sebagai berikut : Rangsangan → reseptor → neuron sensorik → sumsum
tulang belakang → neuron motorik → efektor
E. Mekanisme Penghantaran Impuls
Neuron dalam keadaan istirahat memiliki energi
potensial membran, yaitu energi yang tersimpan
untuk bekerja mengirimkan impuls, energi
tersebut dihasilkan oleh perbedaan komposisi ion
antara cairanintraseluler dan cairan kestraseluler.
Penghantaran impuls dalam neron terjadi secara
konduksi yang melibatkan pompa ion Na+ dsn K+
sebagai beriout :
1. Tahap istirahat (polarisasi) neuron tidak
menghantarkan impuls, saluran ion Na+ dan
K+ tertutup, dibagian luar membran
bermuatan positif sedangkan di bagian
dalam membran bermuatan negatif
2. Tahap depolarisasi, jika neuron diberikan rangsangan saluran Na akan terbuka dan ion Na+ masuk kedalam sel
+

hal tersebut menyebabkan perubahan muatan listrik, yaitu bagian luar membranmenjadi bermuatan negatif dan
bagian dalam membran bermuatan positif,depolarisasi selanjutnya aakan terjadi jika saluran Na+ tambahan
terbuka, sedangkan saluran K+ tetap tertutup, menyebabkan keadaan di bagian dalam membran menjadi lebih
positif
3. Tahap repolarisasi, saluran Na+ tertutup dan tidak aktif, sedangkan saluran K+ terbuka sehingga ion K+ keluar dan
menyebabkan bagian dalam menjadi bermuatan negatif, jika saluranka+ tertutuprelatif lambat dan menyebabkan
keadaan dalam membran menjadi bermuatan lebih negatif akan kembali ke tahap istirahat
F. Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat meliputi otak dan sumsum tulang belakang.

a) Otak
 Otak merupakan pusat kordinasi dalam tubuh yang terletak dalam tulang tengkorak dan diselubungi oleh
selaput meninges yang terdiri atas tiga lapisan yaitu lapisan duramater (terluar), lapisan arakhnoid (tengah),
lapisan piamater (dalam). Peradangan pada selaput meninges disebut meningitis.

2
 Otak merupakan ujung anterior tabung neural yang membesar. Pada manusia pembesaran itu begitu besar
sehingga persamaannya dengan sumsum tulang belakang tidak jalas.
 Pada embrio muda terdapat tiga pembesaran yaitu otak depan, otak tengah dan otak belakang. Tetapi otak
depan dan otak belakang kemudian terbagi lagi hingga pada otak orang dewasa terlihat lima bagian. Otak
depan terbagi menjadi telensefalon, dan diensefalon. Otak belakang terbagi menjadi metensefalon yang bagian
dorsalnya membentuk serebrum, dan mielensefalon yang menjadi medula oblongata.
 Serebrum (otak besar) memiliki permukaan yang berlipat-lipat dan mengandung ratusan juta neuron.
Korteknya berwarna abu-abu disebut substansi grisea, bagian medula berwarna putih disebut substansi alba.
 Saluran tengah sumsum tulang belakang menjulur kedalam otak dan bersambung dengan beberapa ruang
besar yang saling berhubungan yang disebut ventrikel. Semua ruang ini terisi dengan cairan serebrospinal
yang sebagian besar dihasilkan oleh pleksus koroid vaskular yang berkembang dalam dinding tipis medula,
diensefalon dan ventrikel lateral.
Otak Depan (Prosensefalon)

Otak depan terdiri dari 4 bagian yaitu :

Hemisfer Serebrum

 Adalah bagian terbesar dan terdepan dari otak manusia, memiliki empat lobus : Frontal, parietal, oksipital
dan temporal.
 Hemisfer serebrum ini mempunyai fungsi mengontrol perilaku yang telah dipelajari, pusat kesadaran,
kecerdasan, ingatan, dan interpretasi kesan
 Serebrum dapat dibedakan menjadi 3 area yaitu :

1. Area sensori : yang berkaitan dengan penerimaan rangsang dari organ penerima
rangsang (reseptor) pada indera.
2. Area motor yang berperan merespon rangsang yang sampai ke otak melalui informasi
atau perintah ke efektor.
3. Area asosiasi yang menghubungkan area sensori dan area motor. Berperan penting dalam
proses belajar, seperti berpikir, membuat keputusan, menyimpan ingatan dan belajar bahasa.
Talamus

 Bagian ini meproses seluruh rangsangan sebelum sampai ke bagian lain di otak, jadi merupakan pusat
penerus impuls sensori ke berbagai bagian sensori serebrum. Melakukan persepsi terhadap rasa sakit dan
rasa menyenangkan. Talamus mengatur dan mengkordinasi manifestasi luar dari emosi.

Hipotalamus

 Memiliki fungsi penting yaitu mengontrol sejumlah fungsi autonom, dengan demikian hipotalamus
merupakan pusat koordinasi sistem autonom, dengan demikian hipotalamus merupakan pusat koordinasi
sistem saraf autonom yang mengendalikan suhu tubuh, selera makan, lapar, haus, keseimbangan,
metabolisme karbohidrat dan lemak, tekanan darah, tingkah laku, tidur. Hipotalamus juga meregulasi atau
mengontrol kelenjar hipopisis (kelenjar pituitari) dengan menghasilkan faktor pelepas.

Kelenjar Pituitari

 Kelenjar pituitari atau hipopisi serebri adalah kelenjar endokrin yang terletak di lekuk kecil pada dasar
tengkorak (sela tursika) tepat di bawah hipotalamus dan dihubungkan oleh tangkai kecil. Satu-satunya yang
diketahui adalah mensekresi hormon.

Otak Tengah (Mesensefalon)

 Otak tengah manusia cukup kecil dan tidak mencolok, bagian-bagiannya berupa lobus optik (kolikulus superior)
sebagai pusat pengatur gerak bola mata, refleks pupil dan refleks akomodasi, bagian lain yaitu kolikulus inferior
merupakan pusat dari auditori (pendengaran). Selain itu otak tengah juga mengandung sekelompok sel saraf
yang mengatur tonus otot dan postur tubuh.

Otak Belakang (Rombensefalon)

3
 Otak belakang terdiri dari dua bagian yaitu serebelum dan medula oblongata.

Serebelum
Serebelum berkembang dari bagian dorsal metensefalon dan menjadi pusat keseimbangan dan kordinasi motor
(gerakan). Serebelum menerima informasi dari otot dan telinga, memantau orientasi tubuh dalam ruang, derajat
kontraksi otot rangka dan memantau kedudukan posisi tubuh, jadi fungsi utama serebelum adalah
mengkoordinasi gerakan otot kedua sisi tubuh. Bagian dasar metensefalon berkembang menjadi pons
(jembatan), yaitu suatu berkas serabut tebal yang menjulur melintang dari hemister serebelum yang satu ke yang
lainnya dan membawa impuls dari hemister yang satu ke hemister yang lain. Pons mengandung nukleus yang
meneruskan impuls dari serebrum ke serebelum.

Medula oblongata
Terletak di bagian antara sumsum tulang belakang dengan bagian otak lainya, berfungsi mengatur denyut
jantung, tekanan darah, gerakan pernapasan, sekresi ludah, menelan, gerak peristaltik, batuk dan bersin.

b) Sumsum Tulang Belakang


Sumsum tulang belakang merupakan tali putih kemilau dari dasar otak terus ke tulang belakang. Irisan melintang
sumsum tulang belakang menunjukan bagian luar berwarna putih yang disebut substansi alba, sedangkan bagian
dalam berwarna abu-abu yang disebut substansi grisea dan berbentuk kupu-kupu. Secara vertikal dalam suntansi
grisea terdapat saluran tengah yang berisi cairan serebrospinal. Saluran tersebut berhubungan dengan rongga
ventirkel di dalam otak yang juga berisi cairan tersebut.

Substansi alba mengandung akson bermielin, berfungsi menghantarkan impuls menuju otak dan dari otak ke
efektor. Substansi grisea mengandung serat-serat saraf tidak bermielin dan sinapsis. Substansi grisea dibedakan
menjadi dua yaitu akar dorsal, yang mengandung saraf sensori atau aferen yang denritnya berhubungan dengan
reseptor, dan akar venrtal yang mengandung badan sel saraf motor atau eferen yang membawa impuls dari otak
ke efektor. Sumsum tulang juga dilindungi oleh selaput meninges. Fungsi utama sumsum tulang belakang adalah :

 Penghubung dari dan ke otak


 Memberi kemungkinan jalan pendek pada gerak repleks
G. Sistem Saraf Tepi

Terdiri dari pasangan-pasangan saraf kranial (keluar dari otak) dan saraf spinal (keluar dari sumsum tulang belakang)
yang menghubungkannya dengan reseptor dan efektor dalam tubuh. Berdasarkan arah impulsnya sistem saraf tepi
terbagi menjadi dua yaitu sistem saraf aferen dan sistem saraf eferen. Sistem saraf aferen adalah sistem saraf yang
menghantarkan informasi dari reseptor ke sistem saraf pusat, sedangkan sistem saraf eferen mengandung sel-sel
saraf yang menghantarkan informasi dari saraf pusat ke efektor (otot atau kelenjar). Sistem saraf tepi dibagi menjadi
sitem sensori somatik dan sistem autonom.

Sistem Sensori dan Somatik


Sistem saraf ini terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf spinal. Dari keduabelas pasang saraf kranial,
saraf nomor I, II dan VIII terdiri atas neuron-neuron sensori; saraf nomor III, IV, VI, XI, dan XII terdiri atas neuron-
neuron motor, sedangkan nomor V, VII dan IX terdiri atas gabungan neuron sensori dan motor. Saraf nomor X
mempunyai daerah jelajah luas sehingga disebut saraf pengembara.

4
No Nama saraf Asal saraf sensori Asal saraf motor
I. Olfaktori Selaput lendir hidung Tiadak ada
II. Optik Retina mata Tidak ada
Otot penggerak bola mata pengubah tebal lensa mata,
III. Okulomotorik Otot penggerak bola mata
penyempitan pupil
Otot penggerak bola mata (obliks
IV. Toklear Otot lain penggerak bola mata
superior
V. Trigeminal Gigi, kulit muka dan rahang Otot pengunyah
Otot penggerak bola mata rektus
VI. Abdusen Otot lain penggerak bola mata
eksternal
Ujung pengecap di ujung lidah,
VII. Fasial Otot muka, kelenjar ludah
wajah, bibir, dan kelopak mata
VIII. Auditori Koklea dan saluran semisirkular Tidak ada
IX. Glosofaringeal Ujung pengecap dilidah belakang Kelenjar parotis, otot penelan di laring.
Ujung saraf di alat dalam, paru-paru, Saraf para simpatetik ke jantung, lambung, usus halus,
X. Vagus
lambung, aorta, laring laring, kerongkongan.
XI. Spinal Otot belikat Otot di belikat
XII. Hipoglosal Otot lidah Otot di lidah

Tiga puluh satu pasang saraf spinal terdapat di dalam susmsum tulang belakang. Urat saraf ini merupakan gabungan
neuron sensorik dan motor. Semua saraf sensori masuk ke sumsum tulang belakang melalui akar dorsal dan denritnya
berasal dari reseptor. Sedangkan semua saraf motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui akar ventral dan
neuritnya menuju ke efektor.

Saraf Autonom
Sistem saraf autonom adalah bagian dari saraf tepi yang mengontrol kegiatan organ dalam. Terdiri dari dua macam
yaitu saraf simpatik dan para simpatik.
H. Gangguan Sistem saraf
 Meningitis adalah peradangan pada selaput meninges
 Ensefalitis adalah peradangan jaringan otak yang disebabkan oleh virus
 Neuritis adalah gangguan pada saraf tepi akibat peradangan, keracunan atau tekanan
 Rasa baal dan kesemutan gangguan pada sistem saraf sensori yang disebabkan oleh gangguan metabolisme,
tertutupnya aliran darah, atau kekurangan vitamin neurotropik (B1, B6, dan B12)
 Epilepsi penyakit saraf menahun yang menimbulkan serangan mendadak berulang-ulang tidak beralasan,
disebabkan oleh cedera kepala, tumor otak, kerusakan otak saat proses kelahiran, struk dan alkohol
 Alzheimer, sindrom kematian sel-sel otak secara bersamaan sehingga otak tampak mengecil dan kemampuan daya
ingat menurun
 Gegar otak, bergeraknya jaringan otak dalam tengkorak yang menyebabkan perubahan fungsi mental/tingkat
kesadaran, gejalanya kebingungan atu pingsan selama beberapa menit
II. Sistem Endokrin
 Adalah sekumpulan kelenjar dan organ yang memproduksi hormon
 Hormon adalah senyawa organik pembawa pesan kimiawi di dalam aliran darah menuju ke sel-sel atau jaringan tubuh
 Hormon hanya memengaruhi sel target yang memiliki reseptor khu sus
 Pengaruh hormon terhadap sel target dapat terjadi dalam waktu singkat hingga beberapa tahun
5
 Hormon diperlukan dalam jumlah sedikit,
 Sistem endokrin berinteraksi dengan sistem saraf berfungsi mengatur aktivitas tubuh seperti metabolisme, homeostasis,
pertumbuhan, perkembangan seksual, siklus reproduksi, siklus tidur dan siklusnutrisi
A. Karakteristik Kelenjar Endokrin
 Merupakan kelenjarbuntu
 Pada umumnya menyekresi lebih dari satu jenis hormon, kecuali kelenjar paratiroid
 Memiliki sejumlah sel sekretori yang dikelilingi banyak pembuluh darah dan ditopang oleh jaringan ikat
 Masa aktif kelenjar endokrin dalam menghasilkan hormon bervariasi
 Sekresi hormon dapat distimulasi atau dihambat oleh hormon lain
B. Kelenjar endokrin dan Sekresi Hormon
1. Hipofisis (pituitari)
 Bentuknya oval, melekat dibagian dasar hipotalamus otak, besarnya sebesar kacang. Beratnya 0,5 gram, terbagi
menjadi tiga lobus sebagai berikut :
a. Hipofisis lobus anterior , menghasilkan hormon :
1) Hormon pertumbuhan, Growth Hormon (GH) atau Somatotropin Hormon (STH)
o Mengendalikan pertumbuhan dan perbanyakan sel-sel tubuh
o Menyebabkan hati memproduksi somatomedin yang berperan dalam pertumbuhan tulang dan kartilago
o Mempercepat laju sintesis protein dengan cara bmeningkatkan pemasukan asam amino melalui membran
sel
o Menurunkan laju penggunaan karbohidrat oleh sel-sel tubuh, sehingga menambah kadar glukosa darah
o Meningkatkan pemakaian lemak untuk energi
o Abnormal sekresi hormon ini akan mengalami : Dwarfisme (kerdil), Gigantisme, Akromegali
2) Hormon perangsang tiroid, Tirotropin Stimulating Hormon (TSH)
o Meningkatkan pertumbhan dan perkembangan sel-sel tiroid (kelenjar gondok), laju produksi hormon
tiroksin, dan metabolisme sel.
3) Hormon adenokortikotropik atau kortikotropin, adenocorticotropic hormon (ACTH)
o Merangsang kelenjar korteks adrenal untuk menyekresi glukokortikoid (hormon untuk metabolisme
karbohidrat)
4) Hormon gonadotropin;
o Hormon yang mempengaruhi fungsi gonad . Hormon gonadotropin terdiri atas :
 FSH, pada wanita berfungsi menstimulasi pertumbuhan folikel ovarium dan memproduksi hormon
estrogen. Pada laki-laki berfungsi menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan spermatozoa dalam
tubulus seminiferus testis
 LH, Pada wanita bekerjasama dengan FSH menstimulasi produksi estrogen, berperan dalam ovulasi
den sekresi progrenteron. Pada laki-laki menstimulasi sel-sel intersitial tubulus seminiferus testis untuk
memproduksi androgen (testoteron)
5) Hormon prolaktin, disekresikan pada saat hamil dan menyusui, perfungsi menstimulasi kelenjar susu
memproduksi air susu
b. Hipofisis lobus Intermedia, menghasilkan endorfin dan melanocyte stimulating hormon (MSH)
 Endorfin, zat penghilang rasa nyeri alamiah, merespon stres dan aktivitas seperti olah raga
 MSH, merangsang pembentukan pigmen dan penyebaran sel-sel penghasil pigmen melanosit pada epidermis
c. Hipofisis lobus Posterior, menghasilkan hormon ADH dan Oksitosin
 ADH berfungsi menurunkan volume air yang hilang dalam urin, melalui peningkatan reabsorpsi air dari
tubulus kontortus distal dan duktus kolektivus di ginjal, hipo sekresi hormon ini akan menyebabkan diabetes
insipidus, jika hipersekresi menyebabkan peningkatan volume darah
 Oksitosin, berfungsi merangsang kontraksi otot rahim saat melahirkan dan pengeluaran ASI pada
ibumenyusui.Pelepasan oksitosin dan asi dihambat oleh stres emosional
2. Tiroid (kelenjar gondok
 Terdiri atas folikel-folikel dalam dan dua lobus lateral yang terletak di bawah laring
6
 Menghasilkan hormon tiroksin (Tetraiodotironin/T4) sebanyak 90% dan Triiodotironin sebanyak 10% dari seluruh
sekresi tiroid, hormon tersebut terbuat dari asam amino tirosin yang mengandung iodin
 Jika kekurangan iodin dalam waktu lama tioid akan membengkak (Penyakit gondok/goiter)
 Hormon tiroksin berfungsi meningkatkan metabokisme sel, menstimulasi konsumsi oksigen, meningkatkan
pengeluaran enrgi panas, serta mengatur pertumbuhan dan perkembangan normal tulang, gigi, jaringan ikat dan
saraf
 Hipotiroidisme dapat menyebabkan penurunan metabolisme, kontipasi, reaksi mental lambat, dan peningkatan
simpanan lemak, pada anak-anak menyebabkan kreatinisme dan pada orang dewasa menyebabkan miksidema
 Hipertiroidisme menyebabkan peningkatan metabolisme, berat badan menurun, gelisah, diare, frekwensi denyut
jantung meningkat, toksisitas hormon, dan penyakit Grave (pembengkakan jaringan di bawah kantong mata
hingga bola mata menonjol)
3. Paratiroid (kelenjar anak gondok
 Terdiri atas empat organ kecil berukuran sebesar biji apel terletak dipermukaan belakang tiroid
 Menyekresikan hormon paratohormon (PTH)
 PTH berfungsi mengendalikan keseimbangan kalsium dan fosfat dalam tubuh melalui :
a) Stimulasi aktivitas osteoklas (sel penghancur tulang) yang menyebabkan pengeluaran kalsium
b) Pengaktifan vitamin D yang diperlukan untuk mengabsorpsi kalsium dalam makanan
c) Stimulasi reabsorpsi kalsium dari tubulus ginjal hingga menurunkan kehilangan ion kalsium dalam urin dan
meningkatkan kadar kalsium dalam darah
 Hiperparatiroidisme menyebabkan peningkatan aktivitas osteoklas dan pelemahan tulang
 Hipoparatiroidisme menyebabkan penurunan kadar kalsium dalam darah, peningkatan iritabilitas sistem
neuromuskuler, dan tetanus (kejang oto rangka)
4. Adrenal (suprarenalis/kelenjar anak ginjal)
 Terletak dikutub atasginjal, berwarna kuning, dan tertanam pada jaringan adiposa, terdiri atas korteks di bagian
luar dan medula dibagian dalam
 Kelenjar adrenal bagian korteks menghasilkan hormon :
o Aldosteron, mengatur keseimbangan air dan elektrolit melalui pengendalian kadar natrium dan kalium dalam
darah
o Glukokortikoid (kortisol, kortison, dan kortikosteron) memengaruhi metabolisme glukosa, protein, lemak, serta
menjaga membran lisosom sehingga mencagah kerusakan jaringan
o Gonadokortikoid (Steroid kelamin) sebagai prekursor pengubahan testoteron dan estrogen oleh jaringan lainv
 Kelenjar adrenal bagian medula menghasilakn hormon :
o Adrenalin (Epinefrin) meningkatkan frekwensi jantung, metabolisme dan konsumsi oksigen
o Noradrenalin (Norepinefrin) meningkatkan tekanan darah dan menstimulasi otot jantung
 Hiposekresi menyebabkan penyakit addison dengan gejala ketidak seimbangan natrium dan kalium dalam darah
hingga kulit menghitam
 Hipersekresi menyebabkan peningkatan tekanan darah, Cusing disease (kelemahan otot serta penumpukan
lemak dileher dan wajah), sindrom adenogenital (terjadi pubertas dini), serta perempuan dewasa yang memiliki
karakteristik pria (tumbuh rambut di wajah, suara menjadi berat dan pertumbuhan otot)
5. Pankreas, Berbentuk pipih, terletak dibagian belakang bawah lambung, menghasilkan hormon :
 Glukagon, dihasilkan oleh sel alfa, berfungsi meningkatkan penguraian glikogen hati menjadi glukosa sehingga
kadar gula darah meningkat, dan sintesis glukosa dari sumber nonkarbohidrat dalam hati
 Insulin, dihasilkan oleh sel beta, berfungsi menurunkan katabolisme lemak dan protein, menurunkan kadar gula
darah, serta meningkatkan sintesis protein dan lemak
 Somatostatin, dihasilkan oleh sel delta, merupakan penghalang hormon pertumbuhan, dan penghambat sekresi
glukagon dan insulin
 Polipeptida pankreas, hormon pencernaan yang dilepaskan setelah makan, fungsinya belum diketahui
 Defisiensi insulin dapat menyebabkan diabetes melitus

7
 Diabetes melitus dapat disebabkan oleh faktor genetik, obesitas, penyakit autoimun,virus, lingkungan, ekonomi,
dan budaya
6. Pineal (epifisis serebri), terletak di langit-langit otak menghasilkan hormon :
 Melatonin memengaruhi pelepasan gonadotropin dan menghambat produksi melanin
 Produksi melatonin terendah terjadi pada siang hari dan terbasar pada malam hari
7. Timus, terdiri atas dua lobus berwarna kemerah-merahan terletak di bagian posterior torak di atas jantung pada bayi
yang baru lahir sangat kecil, beratnya sekitar 10 gr, pada masa remaja menjadi sekitar 30 – 40 gr, namun setelah
dewasa berangsur-angsur menyusut
 Menghasilkan hormon Timosin yang berfungsi mengandalikan perkembangan sistem imun
8. Ovarium, testis, dan plasenta
 Ovarium menghasilkan hormon :
o estrogen ,dihasilkan oleh folikel graf yang dirangsang oleh FSH, fungsinya merangsang pertumbuhan ciri-ciri
kelamin skunder pada wanita dan prilaku seks
o Progresteron, dihasilkan oleh korpus luteum yang dirangsang oleh LH, fungsinya memelihara kehamilan,
perkembangan dan pertumbuhan kelenjar air susu
 Testis menghasilkan hormon testoteron dirangsang oleh LH, berpengaruh pada perkembangan ciri-ciri kelamin
skunder pria dan prilaku seks
 Plasenta menghasilkan gonadotropin korion, estrogen, progresteron, dan somatotropin

III. Perbedaan Sistem Saraf dengan Sistem Endokrin

No Aspek pembeda Sistem hormon Sistem saraf


1 Aksi Lambat Cepat atau segera
2 Respon Tidak langsung, distribusi lebih luas Langsung distribusi sempit
3 Pengaturan Jangka panjang, misalnya pertumbuhan Jangka pendek misalnya kontraksi otot
4 Sekresi Hormon Neurotransmiter
5 Komunikasi Melalui sistem sirkulasi Antar neuron melalui sinapsis

IV. Sistem Indra


A. Indra Penglihat (Mata)
 Mata adalah sistem optik yang memfokuskan berkas cahaya pada footoreseptor dan mengubah energi cahaya
menjadi impuls saraf
 Bagian-bagian mata adalah sebagai berikut :
1. Aksesori mata meliputi :
a. Alis, melindungi mata dari keringat
b. Orbita, lekukan tulang berisi bola mata
c. Kelopak mata, melindungi mata dari kekeringan dan debu
d. Otot mata, 2 pasang otot rektus dan sepasang otot sadak, untuk menggerakan mata kearah vertikal,
horizontal dan menyilang
e. Air mata, mengandung garam, mukosa, dan lisozim, untuk membasahi permukaan mata, mempertahankan
kelembaban dan membunuh kuman yang masuk ke mata
2. Struktur mata
a. Lapisan luar bola mata, terdiri atas:
 Tunika fibrosa, lapisan terluar yang keras
 Sklera, bagian dinding mata yang tersusun dari jaringan ikat fibrosa berwarna putih, memberikan bentuk
pada bola mata, dan sebagai tempat perlekatan otot ekstrinsik
 Kornea, untuk mentransmisi dan memfokuskan cahaya
b. Lapisan tengah bola mata, terdiri atas :
 Koroid, bagian yang terfigmentasi untuk mencegah refleksi internalberkas cahaya, dan mengandung
banyak pembuluh darah untuk memberi nutrisi

8
 Badan siliari, mengandung pembuluh darah danoto bersilia yang berfungsi dalam akomodasi penglihatan
(mengubah fokus objek)
 Iris , bagian yang berwarna pada mata, terdiri atas jaringan ikat dan otot untuk untuk mengendalikan
diameter pupil
 Pupil, ruang terbuka yang bulat pada iris untuk dilalui cahaya
c. Lensa, struktur bikonveks yang bening dibelakang pupil dan bersifat elastis, berfungsi untuk membentuk
bayangan objek
d. Rongga mata, ruang anterior berisi aqueus humor (cairan bening yang mengandung nutrisi untuk lensa dan
kornea), ruangan posterior berisi vitreous humor (gel tramsparan untuk mempertahankan bentuk mata dan
posisi retina terhadap kornea
e. Retina (selaput jala), lapisan terdalam mata, tipis dan transparan, terdiri atas:
 Bagian luar terfigmentasidan menyimpan vitamin A
 Bagian dalam merupakan lapisan jaringan saraf, terdiri atas sel batang (mengandung pigmen rodopsin)
dan sel kerucut (mengandung iodopsin)
 Lutea makula, area berkas berwarna kekuning terletak agak lateral dari pusat
 Fovea sentralis (bintik kuning), pelekukan sentral lutea makula, mengandung sel kerucut dan tidak
memiliki sel batang merupakan pusat visual mata (bayangan objek yang terfokus di bagian ini akan
diinterpretasikan oleh otak.
 Saraf mata, terbentuk dari akson sel-sel ganglion yang keluar dari mata dan bergabung disisi superior
kelenjar hipopisis membentuk kiasma optik
 Bintik Buta (diskus optik), bagian yang tidak mengandung fotoreseptor
2. Mekanisme melihat benda sebagai berikut :
a. Cahaya yang dipantulkan oleh benda ditangkap oleh mata, kemudian menembus kornea dan diteruskan melalui
pupil
b. Intensitas cahaya yang telah diatur oleh pupil diteruskan menembus lensa mata ke retina
c. Daya akomodasi lensa mata mengatur agar cahaya jatuh tepat dibintik kuning retina
d. Pada bintik kuning cahaya diterima oleh reseptor cahaya, impuls dari reseptor cahaya disampaikan oleh saraf
optik ke otak
e. Impuls yang disampaikan ke otak akan diinterpretasikan, sehingga kiat bisa mengetahui apa yang kita lihat
3. Adaptasi terhadap Gelap dan terang
 Adaptasi gelap dan terang adalahpenyesuaian penglihatan secara ootomatis terhadap intensitas cahaya yang
memasuki retina saat bergerak dari tempat yang gelap ke tempat yang terang atau sebaliknya
 Adaptasi gelap maksimum 20 menit, sedangkan adaptasi terang sekitar 5 menit
 Dalam cahaya terang rodopsin akan terurai secara cepat, hanya tersisa tersisa sedikit untuk membentuk
potensial aksi pada sel batang
 Sintesis rodopsin dan iodopsin memerlukan vitamin A, sedangkan vitamin B dibutuhkan untuk mendukung fungsi
sempurna retina dan jaringan saraf
 Adaptasi gelap terang juga melibatkan refleks pupil, pupil melebar dalam cahaya rendah dan menyempit dalam
cahaya terang
4. Gangguan/kelainan mata
 Miopi, lensa mata terlalu cembung atau bola mata terlalu panjang sehingga bayangan jatuh di depan retina
 Hipermetropi, lensa mata tidak dapat menyembung / bola mata terlalu pendek, bayangan jatuh dibelakang retina
 Presbiopi, elastisitas lensa mata berkurang karena usia tua
 Kebutaan, tidak dapat melihat benda apapun, umumnya disebabkan kecelakaan
 Kerabunan, hanya dapat melihat denga samar-samar umumnya disebabkan karena kecelakaan
 Rabun senja, tidak dapat melihat pada saat sore saja akibat kekurangan vitamin A
 Buta warna, penyakit keturunan yang menyebabkan penderita tidak dapat membedakan warna tertentu
 Katarak, lensa mata menjadi buram karena penebalan, terjadi pada orang lanjut usia
 Astigmatisme, kelengkungan kornea mata tidak merata sehingga cahaya tidak fokus pada satu titik retina
9
 Mata juling (strabismus), kondisi ketika kedua mata tampak tidak searah
 Glukoma, adanya penambahan tekanan dalam mata karena cairan dalam bilik anterior mata belum sempat
disalurkan ke keluar sehingga menekan saraf optik, lama kelamaan bisa menimbulkan hilangnya daya
penglihatan

B. Indra Pembau (Hidung)


 Hidung sebagai indra pembau memiliki kemoreseptor olfaktori yang berfungsi menerima rangsangan berupa bau
atau zat kimia yang berbentuk gas
 Kemoreseptor olfaktori merupakan neuron khusus yang terletak pada epitelium langit-langit rongga hidung
 Epitelium olfaktori mengandung sel penunjang , sel basal, dan sel olfktori.
 Sel olfaktori berupa neuron bipolar yang berakhir pada rambut-rambut halus yang menonjol ke dalam mukus di
dalam rongga hidung
 Mekanisme membaui : gas masuk kehidung →larut pada selaput mukosa →merangsang silia sel reseptor
→rangsangan diteruskan ke otak untuk diolah →jenis bau dapat diketahui
 Kemoreseptor olfaktori mengadaptasi bau dengan cepat, tapi terkadang tidak dapat menyadari bau yang menyengat
sekitar 1 menit
1. Gangguan Indra Pembau
 Hiposmia, kurang mampu mencium bau
 Anosmia, sama sekali tidak dapat mencium bau
 Hipersomia, lebih peka terhadap bau-bauan
 Sinusitis, radang tulang-tulang tengkorak di sekitar hidung yang berongga dan berisi udara
 Polip, pembengkakakan jaringan yang terjadi di dalam hidung dan banyak mengeluarkan caitran/lendir

C. Indra Pengecap (Lidah)


 Lidah sebagai indra pengecap memiliki kemoreseptor berupa kuncup pengecap (taste bud)
 Kuncup pengecap terdapat pada papila lidah, palatum (langit-langit) lunak, epiglotis, dan paring
 Papila liadh dapat dibedakan menjadi empat macam berdasarkan bentuknya yaitu :
1. Papila filiformis, berbentuk kerucut
2. Papila fungiformis, berbentuk bulat
3. Papila sikumvalata, bentuk menonjol tersusun seperti hurup V
4. Papila foliata, bentukseperti daun
 Kuncup pengecap terdiri atas sel-sel penunjang dan sel-sel sensor(sel pengecap) yang berambut
 Substansi yang dirasakan harus berupa cairan atau larut dalam air ludah
 Area kepekaan rasa pada lidah sebagai berikut :
a. Pengecap rasa manis terdapat pada bagian ujung lidah
b. Pengecap rasa asin terdapat pada hampir seluruh era lidah, tetapi reseptor banyak terkumpul dibagian samping
lidah
c. Pengecap rasa asam terdapat di bagian samping lidah agak ke belakang
d. Pengecap rasapahit terdapat pada bagian belakang pangkal lidah

D. Indra Pendengar (Telinga)


A. Telinga berfungsi sebagai indra pendengar yang mapu mendeteksi gelombang bunyi, serta berperan penting dalam
keseimbangan dan menentukan posisi tubuh
1. Strukturtelinga
Telinga terdiri atas tiga bagian yaitu :
a. Telinga bagian luar, meliputi
1. Pinna/aurikula yaitu daun kartilago yang menagkap gelombang bunyi untuk diteruskan ke kanal auditori
eksternal (meatus) yang panjangnya sekitar 2,5 cm hingga ke membran timpanum

10
2. Membran timpanum (gendang pendengaran) merupakan perbatasan antara bagian luar dengan bagian
tengah, berbentuk kerucut, permuakaan luarnya dilapisi kulit, permukaan dalamnya dilapisi mukosa
3. Memiliki tegangan dan ketebalan untuk memperkuat gelombang bunyi secara mekanis
b. Telinga bagian tengah, rongga berisi udara yang terletak di dalam tulang temporal, terdiri atas bagian-bagian :
 Saluran Eustachius, saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah dengan faring
 Osikel auditori (Tulang pendengaran) meliputi maleus (martil), inkus (landasan) dan stapes (sanggurdi)
c. Telinga bagian dalam, terletak di tulang temporal, terdiri atas dua bagian yaitu labirin tulang dan labirin
membranosa
 Labirin tulang merupakan ruang berliku berisi cairan perilimfa, terbagi menjadi tiga bagian yaitu : vestibula,
kanalis semisirkularis dan koklea
o Koklea terdiri atas tiga bagian yaitu : Skala vestibuli, skala timpani, dan skala media
o Skala vestibuli berisi cairan perilimpa dan berhubungan dengan jendela oval
o Skala timpani berisi cairan perilimpa dan berhubungan dengan telinga tengah melalui jendela bulat
o Skala media yang berisi cairan endolimpa berada diantara skala skala vestibuli dan skala timpani
o Skala bagian atas dibatasi oleh membran vestibularis sedakan bagian bawah dibatasi oleh membran
basilaris
o Diatas membran basilaris terdapat organ corti terdiri atas reseptor sel-sel rambut dan sel-sel penunjang
 Labirin membranosa terletak didalam labirin tulang, merupakan seranagkaian tuba berongga dan berkantong
berisi cairan endolimpa, terdiri atas dua kantong yaitu utrikulus dan sakulus yang dihubungkan oleh duktus
endolimpa
 Pada duktus semi sirkuler, utrikulus dan sakulus terdapat reseptor untuk keseimbangan (ekuilibrium)
2. Mekanisme Mendengar
 Manusia mampu mendengar bunyi pada frekwensi 20 -20.000 gelombang perdetik
 Mekanisme pendengaran manusia adalah sebagai berikut : Gelombang bunyi ditangkap oleh daun kartilago →
menjalar ke kanal auditori → memngetarakan membran timpanum → menjalar ke osikel auditori → menuju ke
venestra vestibuli → terbentuk gelombang tekanan pada perilimfa skala vestibuli → menjalar ke skala timpani →
menyebabkan getaran pada membran basilar → selsel rambutmelengkung → memicu impuls saraf → menjalar
ke serabut saraf vestibulokoklear (CN VIII) → menjalar ke korteks audi tori diotak → bunyi diinterpretasikan
3. Peran telinga dalam keseimbangan
 Dalam menjaga keseimbangan tubuh telinga berperan dalam ekuilibrum statis dan ekuilibrum dinamis
 Ekuilibrum statis adalah kesadaran akan posisi kepala terhadap gravitasi jika tubuh dalam keadaan diam
 Reseptor yang berperan dalam ekuilibrumstatis adalah makula yang terletak pada dinding utrikulus dan sakulus
 Makula terdiri atas sel penunjang dan sel rambut, kumpulan sel rambut menonjol membentuk masa gelatin yang
mengandung otolit. Ketika kepala posisinya tegak lurus otolit berada di bagian puncak sel rambut, jika posisi
kepala miring, gaya gravitasi merubah arah otolit dan dan melengkungkan sel-sel rambut yang mengakibatkan
aktivasi sel-sel reseptor aktivasi sel reseptor selanjutnya ditransmisi ke saraf vestibulokoklear (CN VIII)
 Ekuilibrum dinamis, adalah kesadaran akan posisi kepala saat merespon gerakan, reseptor yang berperan dalam
ekuilibrumdinamis adalah ampula yang terdapat pada duktus semi sirkuler
 Ampula berisi krista. Krista terdiri atas sel penunjang dan sel rambut yang menonjol membentuk lapisan gelatin
kupula
4. Gangguan Indra pendengaran
 Tuli (tuna rungu) penurunan atau ketidak mampuan seseorang untuk mendengarkan suara
 Tuli konduktif terjadi akibat gangguan transmisi suara ke koklea
 Tuli saraf terjadi akibat kerusakan organ Corti , saraf CN VIII, atau korteks otak
 Furunkuloris, munculnya bisul pada meatus (liang telinga)
 Otitis media, infeksi telinga tengah yang dapat terjadi setelah terserang flu, sinusitis, campak atau infeksi bakteri
 Mastoiditis, infeksi yang menyebabkan sel-sel tulang mastoid berongga

B. Indra Peraba (Kulit)


11
 Kulit sebagai indra peraba memiliki beberapa reseptor sensor untuk mentransduksi stimulus dari lingkungan menjadi
impuls saraf.
 Reseptor sensor kulit sebagai berikut :
1. Korpuskula Pacini, mendeteksi tekanan yang dalam (kuat) dan getaran, terdapat di jaringan subkutan, berbentuk
bulat atau lonjong, panjangnya 2 mm, diameternya 0,5 – 1 mm, terdapat pada kulit jari, telapak tangan dan kaki
2. Korpuskula Meisner, mendeteksi rangsangan berupa sentuhan, berbentuk silindris, panjangnya 80 mikron, lebar
40 mikron, terdapat pada papila dermis terutama pada ujung jari, bibir, papila mame, dan genitalia luar
3. Cakram Merkel, mendeteksi sentuhan dan sebagai reseptor raba yang beradaptasi lambat, misalnya ketika
memegang pena, dapat ditemukan pada kulit yang tidak berambut dan diantara polikel rambut pada epidermis
4. Korpuskula Ruffini, berperan sebagai reseptor tekanan, dan tegangan disekitar jaringan ikat, ada di dermis
5. Ujung bulbus krause, mendeteksi tekanan sentuhan, kesadaran posisi, dan gerakan, berbentuk bulat dengan
diameter 50 mikron, ujung bulbus krause terdapat di bibir dan genital luar serta bagian dermis yang
berhubungan dengan rambut
6. Ujung saraf bebas (tidak memiliki lapisan seluler), mendeteksi rasa nyeri, sentuhan ringan, dan suhu
(panas/dingin), Ujung saraf bebas menyebar di jaringan tubuh dan merupakan reseptor sensor utama pada kulit

V. Pengaruh NAPZA terhadap Sistem Koordinasi


A. Pengertian NAPZA
NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat aditif. NAPZA merupakan zat-zat yang jika dikonsumsi
akan memengaruhi sistem saraf pusat sehingga dapat merubah perasaan dan cara berpikir orang yang
mengunakannya. Pengertian dari setiap istilah pada NAPZA adalah :
1. Narkotika, adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman (sintesis atau semisintesis) yang
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, dapat mengurangi sampai menghilangkan
rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan
2. Psikotropika, adalh zat atau obat baik alamiah maupun sintesis, bukan narkotika, sebagai psikoaktif mellalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas normal dan perilaku
3. Zat Aditif, adalah zat atau obat yang dapat menimbulkan ketagihan
B. Jenis NAPZA
1. Golongan Stimulan, dapat merangsang sistem saraf pusat dan menyebabkan organ tubuh (seperti jantung dan
otak) bekerja lebih cepat, sehingga mengakibatkan penggunanya lebih bertenaga serta cenderung lebih senang
dan gembira untuk sementara waktu senyawa yang termasuk golongan ini :
 Amfetamin (amphetamine), memberikan efek tidak cepat lelah, merasa bersemangat, menurunkan napsu
makan, sulit tidur, perasaan mudah tersinggung, gugup, keringat dingin, dan hipertensi. Penggunaan terus
menerus menyebabkan kecanduan dan kematian. Ciontohnya : dextroamphetamin, metaamphetamin/sabu-
sabu, ritalin, dan dexedrin
 Ekstasi (ecstasy), mendorong tubuh untuk melakukan aktivitas yang melampaui batas maksimim dari kekuatan
tubuh, dapat menyebabkan diare, rasa haus yang berlebihan, hiperaktif, sakit kepala dan pusing, menggigil,
detak jantung lebih cepat, mual, muntah-muntah, hilang nafsu makan, gelisah, pucat, berkeringat, dehidrasi,
kecanduan, saraf otak terganggu, gangguan hati, serta tulang dan gigi keropos
 Kokain (crack, coke), dapat memicu metabolisme sel, menimbulkan efek adiksi yang sangat kuat dan
mengakibatkan kematian yang tinggi
 Kafein, terdapat dalam biji kopi, daun teh, buah kola, dan guarana. Merupakan obat perangsang sistem saraf
yang dapat menghilangkan kantuk untuk sementara, meningkatkan denyut jantung dan hipertensi
 Alkohol (dalam jumlah sedikit), merupakan minuman hasil permentasi buah-buahan, sayuran dan biji-bijian
2. Golongan Depresan (Penenang),menekan/mengurangi kerja sistem saraf, sehingga menurunkan aktivitas
pemakainya menjadi lambat atau tertidur, senyawa yang termasuk golongan ini :
 Opiat, dapat menimbulkan perasaan “high” untuk sesaat, lalu nyaman dan tenang (seperti mengantuk). Dapat
menimbulkan kematian jika overdosis (OD). Contohnya : opium, morfin, heroin, kodein, dan metadon
 Barbiturat, memberi efek mengantuk sampai tertidur, bergantung pada dosisnya. Contohnya : valim, lexotan,
mandrax, rohypnol, luminal, dan librium
12
 Alkohol (dalam jumlah yang banyak), menyebabkan pandangan jadikabur, bicara tidak jelas, pusing hingga
tidak sadarkan diri, menghambat kemampuan mental dan menurunkan daya ingat
 Ganja, di bidang kedokteran digunakan sebagai obat pereda rasa sakit (misalnya pada perderita kanker).
Penyalahgunaan ganja dalam jumlah banyak berakibat denyut nadi meningkat, gangguan keseimbangan dan
kordinasi tubuh, kehilangan konsentrasi, ketekutan, mudah panik, kebingungan, mengantuk, menurunkan
jumlah sperma pada laki-laki dan pada wanita siklus mentruasi jadi tidak teratur, ketergantungan serta
kecanduan
3. Golongan Halusinogen, bersifat mengacaukan sistem saraf pusat, memberikan pengaruh halusinasi (melihat suatu
hal/benda yang sebenarnya tidak ada) yang berlebihan, dan lama kelamaan membuat perasaan khawatir
berlebihan (paranoid) Contohnya : ganza (dalam jumlah sedikit), bunga kecubung, lem, bensin dan jamur kotoran
sapi (Panaeolus cyanesce, mengandung zat psilosibin dan psilosin)
C. Dampak Buruk Penyalahgunaan NAPZA
1. Ganguan fisik (fisioneurologik)
 Toleransi tubuh, dalam pemakaian jangka panjang zat yang sam tidak mampu menghasilakn rasa atau akibat
yang sama
 Gejala pemberhentian pemakaian obatadalah rasa sakit di sekujur tubuh seperti flu berat
 Mempercapat atau memperlambat denyut nadi, jantung, dan paru-paru yang dapat mengakibatkan kematian
2. Psikologis
 Kemampuan berpikir rasional menurun,
 Ketergantungan psikologis
 Gangguan mental dan emosional
3. Ekonomi
 Membutuhkan uang yang sangat besar untuk memenuhi ketergantungan terhadap obat-obatan
 Negara dan masyarakat dirugikan dalam berbagai aspek, sepereti Keamanan, biaya kesehatan, dan
kesempatan pendidikan
4. Sosial
 Rsakanya hubungan kekeluargaan dan pertemanan
 Berpengaruh pada kesehatan masyaratak (penularan HIV, hepatitits B, tuberkulosis, overdosis dan kematian)
D. Kiat-kiat Menghindari Penyalahgunaan NAPZA
 Tidak mencoba menggunakan obat-obatan terlarang
 Meyakinkan diri tidak membutuhkan NAPZA dalam menghadapi persoalan hidup
 Membatasi pergaulan dengan kelompok pengguna NAPZA

13

Anda mungkin juga menyukai