Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN

TINGKAT KESEPIAN PADA LANSIA


DI DUSUN BULU JOGOTIRTO
BERBAH SLEMAN

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh :
AZIZ HIDAYATULLOH
201410201013

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN
TINGKAT KESEPIAN PADA LANSIA
DI DUSUN BULU JOGOTIRTO
BERBAH SLEMAN

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Disusun oleh :
AZIZ HIDAYATULLOH
201410201013

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN
TINGKAT KESEPIAN PADA LANSIA
DI DUSUN BULU JOGOTIRTO
BERBAH SLEMAN1
Aziz Hidayatulloh2, Suryani3

INTISARI

Latar belakang : Menua bukan merupakan suatu penyakit, tetapi proses


berkurangnya daya tahan tubuh dan proses degeneratif baik dari segi fisik maupun
segi mental. Lansia yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik atau koping
maladaptif yang dilakukan lansia dapat berakibat terjadinya depresi, isolasi sosial,
dan kesepian. Kesepian adalah sebuah perasaan dimana orang mengalami
kehampaan dan kesendirian. Dukungan keluarga merupakan faktor yang dibutuhkan
oleh lanjut usia.. Tingkat kesepian pada lanjut usia jika tidak segara ditangani akan
mengganggu kegiatan sehari-hari sehingga perlu adanya peran keluarga dan peran
sosial dalam penanganannya.
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kesepian
pada lansia di Dusun Bulu Jogotirto Berbah Sleman Yogyakarta.
Metode penelitian : Studi Deskriptif korelasi dengan rancangan cross sectional.
Subjek penelitian adalah lansia yang berusia 60-74 tahun yang tinggal di Dusun Bulu
Jogotirto Berbah Sleman Yogyakarta dengan sampel 71 responden, teknik
pengambilan sample dengan random sampling. Pengambilan data dilakukan dengan
wawancara dan pengisian kuesioner. Pengambilan data data menggunakan lembar
kuesioner dukungan keluarga dan tingkat kesepian pada lansia. Analisis data
menggunakan Korelasi Kendall Tau.
Hasil Penelitian : menunjukan bahwa dukungan keluarga yang diberikan kepada
Lansia di Dusun Bulu Jogotirto Berbah Sleman Yogyakarta dengan Kategori
Dukungan Keluarga Tinggi (50,7%) sedangkan Tingkat Kesepian Rendah (43,3%).
Hasil analisis Kendall Tau didapatkan nilai p 0,001 (p<5%) dengan koefisien
korelasi sebesar -0,831 menunjukan keeratan hubungan sangat kuat.
Simpulan : Terdapat hubungan yang signifikan dukungan keluarga dengan tingkat
kesepian pada lansia di Dusun Bulu Jogotirto Berbah Sleman Yogyakarta.
Saran : Keluarga lansia diharapkan memperhatikan tentang kesehatan psikologis
lansia dengan memberikan dukungan keluarga agar tingkat kesepian dapat teratasi.

Kata kunci : Dukungan Keluarga, Tigkat Kesepian, dan Lansia


Kepustakaan : 38 Buku, 5 jurnal, 7 skripsi, 5 internet
Jumlah halaman : xi, 71 halaman, 9 tabel, 2 gambar, 13 lampiran

1
Judul Skripsi
2
Mahasiswa PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
3
Dosen Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
THE CORRELATION BETWEEN FAMILY SUPPORT AND
LONELINESS LEVEL ON ELDERLY IN BULU VILLAGE OF
JOGOTIRTO BERBAH SLEMAN1
Aziz Hidayatulloh2, Suryani3

ABSTRACT

Background: Aging is not a disease, but it is a diminishing immune and


degenerative process in both physical and mental aspects. Elderly who cannot adapt
well or maladaptive coping by the elderly can result in depression, social isolation,
and loneliness. Loneliness is a feeling in which people experience emptiness and
solitude. Family support is one of the factors needed by the elderly. Loneliness level
in the elderly should be handled immediately, otherwise it will interfere the daily
activities. Thus, family roles and social roles are required in the handling.
Aim: The study was aimed at investigating the correlation between family support
and loneliness level on elderly in Bulu Village of Jogotirto Berbah Sleman
Yogyakarta.
Method: The study was a descriptive correlation study with cross sectional
approach. The subjects were elderly people aged 60-70 in Bulu Village of Jogotirto
Berbah Sleman Yogyakarta. There were 71 respondents selected by random
sampling technique. The data were collected by conducting interview and giving
questionnaire on family support and loneliness level of elderly. The data analysis
used Kendall Tau correlation.
Result: The result revealed that family support given to elderly in Bulu Village of
Jogotirto Berbah Sleman Yogyakarta was in high category (50,7%), while loneliness
level was low (43,3%). The analysis of Kendall Tau showed that p = 0,001 (p < 5%)
with coefficient correlation was -0,831 which showed very strong correlation.
Conclusion: There was a significant correlation between family support and
loneliness level on elderly in Bulu Village of Jogotirto Berbah Sleman Yogyakarta.
Suggestion: Elderly family is expected to pay attention on psychological health of
elderly and give support to avoid loneliness.

Keywords : Family support, loneliness level, and elderly


References : 38 books, 5 journals, 7 theses, 5 internet sources
Number of pages : xi, 71 pages, 9 tables, 2 pictures, 13 appendices

1
Thesis title
2
School of Nursing student, Faculty of Health Sciences, Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta
3
Lecturer of Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
PENDAHULUAN
Lansia merupakan kelompok atau hidupnya jika sosial atau
umur pada manusia yang telah emosional tidak terpenuhi (Murphy,
memasuki tahapan akhir dari fase 2006). Kesepian menunjukkan bahwa
kehidupanya dan akan mengalami seseorang memiliki kekurangan
suatu proses yang di sebut Aging hubungan, hubungan yang tidak dekat
Process atau proses penuaan (Sunaryo dan tidak berarti dengan orang lain.
et all, 2015). Masa lanjut usia dibagi Kekurangan tadi menimbulkan
menjadi tiga batasan umur yaitu young kekosongan, kesedihan, pengasingan
old (70-75 tahun), old (75-80 tahun), diribahkan keputusasaan, perasaan di
dan verry old ( > 80 tahun) (Dewi, tolak dalam citra diri yang rendah
2014). Di Indonesia berdasarkan karena tidak dapat bergaul atau merasa
sensus data Badan Pusat Statistik tersisih dan tidak disukai (Mubarak,
(BPS) pada tahun 2015, jumlah lansia 2006).
di Indonesia mencapai 25,48 juta jiwa Lansia yang mengalami
(8,03%). Pada tahun 2020 diprediksi kesepian harus mendapatkan perhatian
akan berjumlah 28,8 juta orang dari masyarakat sekitar dan dukungan
(11,34%) (Sunaryo et all, 2015). keluarga. Dukungan keluarga
Menua bukan merupakan suatu merupakan salah satu hal yang
penyakit, tetapi proses berkurangnya terdapat pada faktor kebudayaan dan
daya tahan tubuh dalam menghadapi situasional. Keluarga yang menjadi
rangsangan dari dalam maupun luar basis perawatan bagi lansia kini
tubuh. Seiring dengan pertambahan banyak yang lebih menitipkan lansia
usia, lansia akan mengalami proses ke panti dengan alasan kesibukan dan
degeneratif baik dari segi fisik ketidakmampuan dalam merawat
maupun segi mental. Proses penuaan lansia.
merupakan akumulasi secara progresif Keluarga merupakan tempat
dari berbagai perubahan fisiologi berlindung yang paling disukai para
organ tubuh yang berlangsung seiring lanjut usia. Dukungan dari keluarga
berjalannya waktu. Proses penuaan merupakan unsur terpenting dalam
juga akan meningkatkan kemungkinan membantu individu menyelesaikan
terserang penyakit, bahkan kematian masalah. Dengan demikian, budaya
(Azizah, 2011). tiga generasi di bawah satu atap makin
Lansia yang tidak dapat sulit dipertahankan, karena ukuran
menyesuaikan diri dengan baik atau rumah di daerah perkotaan yang
koping maladaptif yang dilakukan sempit, sehigga kurang
lansia dapat berakibat terjadinya memungkinkan para lanjut usia
depresi, isolasi sosial, dan kesepian. tinggal bersama anak (Hardywinoto,
Kesepian merupakan masalah 2005).
psikologis yang paling banyak terjadi Kurangnya dukungan keluarga
pada lansia (Probosuseno, 2007). saat lansia sakit juga akan
Kesepian yang berlanjut dapat meningkatkan kesepian pada lansia
menyebabkan depresi bahkan jika tersebut dan sebaliknya kesepian juga
tidak teratasi dapat menyebabkan akan memperparah kondisi penyakit
kematian (Herbert, 2007). lansia. Menurut Herbert (2007)
Kesepian merupakan sebagai kesepian pada lansia akan berdampak
suatu kondisi yang menyedihkan, pada kesehatan fisik, dan lansia yang
menekan, terlepas dari perasaan mengalami kesepian 60% akan
bahwa seseorang bertahan ketika ada mendatangi pelayanan gawat darurat.
sebuah pemikiran kosong didalamnya Keluarga menyiapkan atau
memberikan bantuan pada lansia di dusun Bulu Jogotirto Berbah
sebanyak 80%, dan anak merupakan Sleman Yogyakarta.
sumber utama pemberi dukungan pada
orang tuanya atau lansia (Lueckonette METODE PENELITIAN
& Meiner 2006). Desain penelitian yang
Program pemerintah dalam digunakan adalah penelitian deskriptif
rangka upaya pengembangan dan korelasi yaitu penelitian yang
pembinaan kesehatan dan dilakukan untuk mengetahui gambaran
kesejahteraan lanjut usia sudah tentang sesuatu secara objektif dan
dituangkan dalam UU RI No. 13 mengetahui hubungan anatara dua
Tahun 1998 tentang Kesejahteraan variabel, kemudian untuk jenis
Lansia, dalam UU tersebut dijelaskan penelitianya adalah kuantitatif.
bahwa upaya peningkatan Penelitian dilakukan dengan teknik
kesejahteraan sosial lanjut usia pengambilan data cross sectional
diselenggarakan berasaskan keimanan untuk menghubugkan variabel
dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang dependen dan independen
Maha Esa, kekeluargaan, (Notoatmojo, 2010).
keseimbangan, keserasian dan Populasi dalam penelitian ini
keselarasan dalam adalah seluruh warga Padukuhan Bulu
perikehidupan. (Sunaryo et all, 2015). Jogotirto Berbah Sleman Yogyakarta
Dari hasil studi pendahuluan di pada tahun 2018 yaitu sebanyak 87
Dusun Bulu Jogotirto terhadap 10 jiwa yang berusia 60-74 tahun.
lansia yang rata-rata berumur 60 tahun Pengambilan sempel pada
ke atas didapatkan bahwa 6 dari 10 penelitian ini menggunakan teknik
lansia (60%) merasa kurang random sampling (sampel acak)
mendapatkan dukungan dari dengan menggunakan undian, jika
keluarganya karena sibuk bekerja, hal populasi sudah diketahui maka cara
ini menyebabkan keluarga jarang menentukan sampel adalah dengan
berkomunikasi, dan keluarga jarang menggunakan rumus slovin
menanyakan kesehatan lansia. didapatkan sampel sebanyak 71
Terdapat 5 lansia yang mengatakan responden.
bahwa dirinya merasa sudah tidak Pengumpulan data dilakukan
berguna lagi, dilupakan oleh dengan menggunakan kuesioner.
keluarganya dan membuat repot anak Keusioner terdiri dari 18 item
anaknya dengan keadaanya sekarang. pertanyaan untuk kuesioner tingkat
Selama ini belum ada perhatian keseopian dan kuesioner dukungan
khusus oleh keluarga dan keluarga sebnyak 33 item pertanyaan.
menyebabkan lansia semakin hari Metode analisis data selanjutnya
semakin buruk kondisinya. mengkorelasikan data dari dua
Berdasarkan fenomena di atas maka variabel berbentuk ordinal by ordinal
peneliti merasa tertarik untuk meneliti dengan menggunakan uji statistic
tentang hubungan dukungan keluarga korelasi yaitu Korelasi Kendal Tau
terhadap tingkat kesepian pada lansia dengan SPSS 16.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Krakteristik Responden di Dusun Bulu Jogotirto Berbah
Sleman Yogyakarta
No Karakteristik Frekuensi Presentase(%)
1 Umur
60-64 36 50,7
65-69 16 22,5
70-74 19 26,8
2 Jenis Kelamin
Laki-laki 28 39,4
Perempuan 43 60,6
3 Status Pernikahan
Menikah 50 70,4
Duda 5 7,0
Janda 16 22,5
4 Agama
Islam 71 100
5 Tingkat Pendidikan
Tidak Sekolah 31 43,7
SD 23 32,4
SMP 9 12,7
SMA 8 11,3
6 Pekerjaan
Tidak Bekerja 28 39,4
Petani 18 25,4
Buruh 18 25,4
Wiraswasta 7 9,9
Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 4.1 lanjut usia di Dusun Bulu Jogotirto


diketahui bahwa sebagian besar Berbah Sleman Yogyakarta semua
responden berada pada umur 60-64 beragama Islam yaitu sebanyak 71
tahun sebanyak 36 responden (50,7%), responden (100%), berdasarkan tabel
berdasarkan tabel 4.2 dikethui bahwa 4.5 diketahui bahwa sebagian besar
sebagian besar responden berjenis responden tidak sekolah yaitu
kelamin perempuan yaitu sebanyak 43 sebanyak 31 responden (43,7%), dan
respoden (60,6%), berdasarkan tabel berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa
4.3 diketahui bahwa sebagian besar sebagian besar responden tidak
responden berstatus menikah yaitu bekerja yaitu sebanyak 28 responden
sebanyak 50 responden (70,4%), (39,4%).
berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Pada Lanjut Usia di Dusun Bulu
Jogotirto Berbah Sleman Yogyakarta
No Dukungan Keluarga Frekuensi %
1 Tinggi 36 50,7
2 Sedang 13 18,3
3 Rendah 22 32,0
Jumlah 71 100
Sumber : Data Primer 2018
Berdasarkan tabel 4.2 dukungan keluarga tinggi dari
diketahui bahwa sebagian besar lansia keluarga sebanyak 36 responden
di Dusun Bulu Jogotirto Berbah (50,7%).
Sleman Yogyakarta mendapatkan
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Tingkat Kesepian Pada Lanjut Usia di Dusun Bulu
Jogotirto Berbah Sleman Yogyakarta
No Dukungan Keluarga Frekuensi %
1 Tinggi 24 33,8
2 Sedang 17 23,9
3 Rendah 30 43,3
Jumlah 71 100
Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 4.3 Sleman Yogyakarta memiliki


diketahui bahwa sebagian besar lansia karakteristik tingkat kesepian rendah
di Dusun Bulu Jogotirto Berbah yaitu sebanyak 30 responden (43,3%).
Tabel 4.4
Hasil Pengukuran Dukungan Keluarga terhadap Tingkat Kesepian Pada
Lanjut Usia di Dusun Bulu Jogotirto Berbah Sleman Yogyakarta
Tingkat
Kesepian Tingkat Kesepian
Tinggi Sedang Rendah Total P value R hitung
DDukungan
Keluarga F % F % F % F %
Tinggi 1 2,8 7 19,4 28 77,8 36 100
Sedang 1 7,7 10 76,9 2 15,4 13 100
0,001 -0,831
Rendah 22 100 0 0 0 0 22 100
24 33,8 17 23,9 30 42,3 7 71 100
Sumber : Data Primer 2018

Dari tabel 4.4 diketahui bahwa 0,001 (<5%) maka dapat disimpulkan
semua responden yang mempunyai ada hubungan yang signifikan antara
dukungan keluarga rendah mengalami dukungan keluarga dengan tingkat
tingkat kesepian tinggi yaitu sebanyak kesepian pada lanjut usia di Dusun
22 responden (100%). Dari dukungan Bulu Jogotirto Berbah Sleman
keluarga sedang sebanyak 2 responden Yogyakarata tahun 2018. Nilai
(15,4%) mengalami tingkat kesepian keeratan hubungan yaitu -0,831
rendah, tingkat kesepian sedang menunjukan adanya hubungan yang
sebanyak 10 responden (76,9%), dan sangat kuat antara dukungan keluarga
kesepian tinggi sebanyak 1 responden dengan tingkat kesepian pada lansia di
(7,7%). Dari dukungan keluarga tinggi Dusun Bulu Jogotirto Berbah Sleman
sebanyak 28 responden (77,8%) Yogyakarta. Tanda negatif
mengalami tingkat kesepian rendah, menunjukan arah hubungan yang
tingkat kesepian sedang sebanyak 7 berlawanan artinya semakin tinggi
responden (19,4%), dan tingkat dukungan keluarga yang diperoleh
kesepian tinggi sebanyak 1 responden oleh lanjut usia maka akan semakin
(2,8%). rendah peluang terjadinya kesepian
Hasil uji korelasi Kendall Tau pada lanjut usia tersebut.
antara dukungan keluarga dengan Dukungan keluarga terhadap
tingkat kesepian diperoleh nilai p yaitu lanjut usia di Dusun Bulu Jogotirto
Berbah Sleman sebagian besar mengalami respon stress dalam setiap
memberikan dukungan keluarga tinggi perubahan hidupnya cenderung
sebanyak 36 responden (50,7%). Jenis berespon terhadap tanda sakit, dapat
dukungan keluarga dilakukan dengan cara
yang paling tinggi diperoleh mengkhawatirkan bahwa penyakit
responden adalah dukungan tersebut dapat ,engancam kehidupan.
informasional Aspek spiritual dapat terlihat dari
(67,6%), dan paling sedikit adalah bagaimana seseorang menjalani
dukungan penilaian (62,0%). kehidupannnya, mencakup nilai dan
Dukungan keluarga dapat berbentuk keyakinan yang dilaksanakan,
dukungan informasional, dukungan hubungan dengan keluarga atau
emosional, dukungan instrumental, teman, dan kemampuan mencari
dan dukungan penilaian bermanfaat harapan dan kemampuan mencari
dengan menurunnya angka kematian, harapan dan arti dalam hidup.
mudah sembuh dari sakit, fisik, dan Berdasarkan tabel 4.8 diketahui
kesehatan emosi (Setiadi, 2008). bahwa responden yang mengalami
Analisis butir soal pada kesepian rendah sebanyak 30
dukungan emosional, sebagia besar responden (43,3%). Hasil analisi butir
keluarga mengerti dengan responden soal didapatkan aspek yang paling
sebagai lansia (63,4%). Hasil analisis tinggi adalah emosional sebesar
butir soal pada dukungan penilaian, (60,6%), dan paling sedikit adalah
sebagian besar keluarga menghargai aspek perasaan bahagia (43,7).
responden sebagai orang tertua dei Sebagian besar di dusun ini lansia
dalam keluarga (62,3%). Keluarga mengalami kesepian rendah
bertindak sebagai sebuah bimbingan, disebabkan oleh beberapa fakor, salah
membimbing dan menengahi satunya adalah dukungan keluarga.
pemecahan masalah, diantaranya Lansia mendapatkan dukungan
dengan memberikan dukungan, keluarga berupa dukungan informatif,
penghargaan dan perhatian (Setiadi, dukungan emosional, dukungan
2008). instrumental, dan dukungan penilaian.
Dukungan instrumental dapat Hasil anailis butir soal aspek
berbentuk seperti meluangkan waktu emosional sebagian besar responden
menemani anggota keluarga makan, merasa memiliki keluarga yang benar-
memberikan uang ntuk berobat dan benar mengerti kondisinya (59,2%),
menyediakan fasilitas pendukung aspek hubungan individu sebagian
dalam hal beraktivitas sehari-hari besar responden merasa hubungan
(Friedman, 2010). Analisis butir soal sosial keluarga yang dijalani benar-
pada dukungan instrumental sebagian benar berarti (56,3%), aspek perasaan
besar keluarga sering menemani lansia tidak berguna sebagian besar
ke pelayanan kesehatan sebesar responden merasa hidupnya berarti
(61,8%). bagi keluarganya (58,4%), dan aspek
Menurut Purnawan (2008) perasaan bahagia sebagian besar
terdapat dua faktor yang responden merasa bahagia menjalani
mempengaruhi dukungan keluarga kehidupan selama ini karena banyak
yaitu faktor interna dan eksterna, orang yang peduli (54,7%).
dimana faktor emosi dan spiritual Kesepian pada lansia di
masuk dalam faktor interna. Faktor pengaruhi oleh 3 faktor, yaitu faktor
emosi mempengaruhi keyakinan psikologis, faktor kebudayaan dan
terhadap adanya dukungan dan cara situasional, serta faktor spiritual.
melaksanakannya. Seseorang yang Faktor psikologi yang menyebabkan
seperti perasaan takut. Perasaan itu muda dan tua, baik pria dan juga
muncul akibat perubahan-perubahan wanita.
mental yang berhubungan dengan Berdasarkan hasil penelitian hasil
perubahan fisik (terutama organ penelitian dapat diketahui bahwa
perasa), keadaan kesehatan, tingkat hubungan dukungan keluarga terhadap
pendidikan atau pengetahuan serta tingkat kesepian pada lanjut usia di
situasi lingkungan. Dari segi mental Dusun Bulu Jogotirto Berbah Sleman
emosional muncul perasaan pesimis, Yogyakarta tahun 2018, dengan angka
merasa terancam akan timbulnya koefisien korelasi Kendall Tau sebesar
penyakit sehingga takut di telantarkan -0,831 dengan nilai signifikan 0,001
karena tidak berguna lagi. Perasaan dimana p<5%. Nilai koefisien yang
sedih adalah emosi yang paling sering bernilai negatif dengan kata lain
dinyatakan. Termasuk rasa bersalah, hubungan berlawanan arah jika
kegelisahan, kemarahan, depresi, semakin tinggi dukungan keluaraga
ketidakberdayaan, kesepian dan yang diperoleh oleh lanjut usia maka
penyesalan tentang suatu hubungan akan semakin rendah peluang
dengan orang yang telah meninggal terjadinya kesepian pada lanjut usia
(Bruno, 2000). tersebut. Hal tersebut membuktikan
Kesepian merupakan pengalaman bahwa ada hubungan yang sangat kuat
subjektif dan tergantung pada antara dukungan keluarga dengan
interpretasi individu terhadap suatu tingkat kesepian pada lanjut usia di
kejadian.Berdasarkan hasil penelitian, Dusun Bulu Jogotirto Berbah Sleman
lansia yang di tinggal pasangan di Yogyakarta tahun 2018.
dusun Bulu yang mengalami kesepian Keluarga yang memperoleh
rendah 30 orang (43,3%), dikarenakan dukungan keluarga rendah berpeluang
mendapat dukungan keluarga yang mengalami kesepian, sementara
baik, lansia tersebut bisa menerima individu yang memperoleh dukungan
kenyataan bahwa seseorang pasti akan keluarga yang tinggi tidak terlalu
kembali ke penciptanya dan mengalami kesepian. Hal ini
penyesuaian diri dalam menghadapi menunjukan bahwa pentingnya
kematian pasangan hidup dan dukungan keluarga untuk
bagaimana membentuk hubungan mengantisipasi masalah kesepian
dengan orang-orang disekitar. Namun (Gunarsa, 2004). Dukungan keluarga
bukan berarti kita pasrah atau mengacu pada kenyamanan, perhatian,
menerima apa adanya maksudnya penghargaan atau bantuan yang
bagaimana cara kita menyesuaikan diri diberikan orang lain (Sarafino, 2006).
dengan usia, melakukan aktivitas Dukungan keluarga dapat berupa
secara wajar sesuai dengan menghabiskan waktu bersama
kemampuan fisik dan psikis usia tua. keluarga dalam aktivitas yang dapat
Menurut (Nugroho, 2000), mengurangi stress serta pengalihan
menyatakan bahwa penyesuaian diri perhatian seseorang dari masalah
yang berhasil akan menunjuk pada degan membuat bentuk sosial dengan
kondisi mental yang stabil dalam arti orang lain. Hal ini sesuai dengan
mampu menyelesaikan masalah secara penelitian (Hayati, 2010) yang
realistik. Hal ini sesuai dengan menunjukan tingkat kesepian rendah
penelitian Rahmi, lansia yang tidak pada lanjut usia karena memiliki
mengalami kesepian karena mendapat hubungan yang luas dan erat dengan
dukungan yang begitu banyak sumber, orang lain. Salah satu cara untuk
seperti dari orang- orang yang sudah menghadapi kesepian yang dialami
dianggap keluarga, individu yang lebih oleh seseorang adalah dengan
membentuk kontak sosial dengan Tingkat Depresi Pada Lansia
orang lain seperti hubungan dan Penghuni Panti Tresna
komunikasi dengan orang lain Werdha Nirwana Puri Kota
(Herbert, 2007). Samarinda. Diunduh melalui
http://ejournal.psikologi.fisip-
SIMPULAN DAN SARAN unmul.ac.id/site/?p=869.
Simpulan Diakse pada 03 Oktober 2017.
Berdasarkan hasil penelitian, Bruno, F. J. (2000). Congver
analisis data, dan Pembahasan dapat Loneliness: Melakukan
disimpulkan bahwa dukungan Kesepian. Alih bahasa:
keluarga pada lanjut usia di Dusun Sitanggang. A.R.H. Jakarta:
Bulu Jogotirto Berbah Sleman PT. Gramedia Pustaka Utama.
Yogyakarta Mayoritas Tinngi, tingkat Burns, D. D.(2000). Mengapa
kesepian pada lanjut usia di Dusun Kesepian, Program Baru yang
Bulu Jogotirto Berbah Sleman Telah Diuji Secara Klinis
Yogyakarta Mayoritas Rendah dan untuk Mengatasi Kesepian.
terdapat hubungan antara dukungan Jakarta: Erlangga
keluarga dengan tingkat kesepian pada Dayakisni, Tri & Hudaniah. (2009).
lanjut usia di Dusun Bulu Jogotirto Psikologi Sosial. Malang:
Berbah Sleman Yogyakarta tahun UMM Press Malang.
2018. Dewi, S. R. (2014). Buku Ajar
Saran Keperawatan Gerontik.
Keluarga lansia diharapkan Yogyakarta: DEEPUBLIS.
memperhatikan tentang kesehatan Dinas Kependudukan dan Pencatatan
psikologis lansia dengan memberikan Sipil. (2017). Penduduk Lanjut
dukungan keluarga agar tingkat Usia. Yogyakarta.
kesepian dapat teratasi. Ebersole, Priscilia, Petricia hess &
Theris Touhy. (2010).
DAFTAR PUSTAKA Gerontological Nursing
Ali, Zaidin. (2010). Pengantar Healthy Aging. Second
Keperawatan Keluarga. Edition. St. Louis, Missouri:
Jakarta : EGC Elsevier Mosby.
Ambarwati, Fitri. (2011). Konsep Friedman, M. (2010). Buku Ajar
Kebutuhan Dasar Manusia. Keperawatan keluarga : Riset,
Yogyakarta: Dua Satria Offset. Teori, dan Praktek. Edisi ke-5.
Annida (2012). Memahami Kesepian. Jakarta: EGC.
Diunduh melalui Fry, P. S., & Debats, D. L. (2002).
http://www.scribd.com/doc. Self-efficacy beliefs as
Diakses tanggal 12 April 2017. predictors of loneliness and
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur psychological distress in older
Penelitian. Jakarta : Rineka adults. International Journal of
Cipta. Aging and Human
Azizah, L. M. (2011). Keperawatan Development. Diunduh melalui
lanjut usia. 1st ed. Yogyakarta: http://journals.sagepub.com/do
Graha Ilmu. i/abs/10.2190/KBVP-L2TE-
Azwar, Saifudin. (2013). Metode 2ERY-BH26. diakses pada 06
Penelitian. Yogyakarta: Maret 2017.
Pustaka Belajar. Gunarsa. (2004). Psikologi
Basuki, Wasis. (2015). Faktor-Faktor Perkembangan. Jakarta:
Penyebab Kesepian Terhadap Gunung Mulia
Handayani. (2009). Hubungan Lueckenotte and Meiner. (2006).
dukungan keluarga terhadap Gerontologic Nursing Third
tingkat kecemasan pada lanjut Edition. Philadelphia: Mosby
usia. Skripsi. Semarang: Company.
Universitas Diponegoro. Machfoed, Ircham. (2015). Bio
Diunduh melalui Statistika. Yogyakarta :
http://ojs.undip.ac.id/9475.pdf. Fitramaya
diakses pada 26 Maret 2017. Martin and Osborn. J. G. (1989).
Hardywinoto. (2005). Panduan Psychology Adjustment and
Gerontologi: Tinjauan Dari Everyday Living. New Jersey:
Berbagai Aspek. PT. Cetakan Prentice Hall, Inc.
kedua. Jakarta: Gramedia Maryam, Siti. dkk. (2008). Mengenal
Puataka Utama. Usia Lanjut dan Perawatanya.
Harnilawati. (2013). Konsep dan Jakarta : Salemba Medika.
Proses Keperawatan Keluarga. Mubarak, Wahit Iqbal. (2006). Buku
Sulawaesi Selatan : As Salam. Ajar Keperawatan Komunitas
Hawari. D (2001). Manajemen 2. Jakarta : CV Sagung Seto.
Cemas dan Depresi. Jakarta: Murphy, M. P. (2006). Loneliness,
Balai Penerbit Stress and Well-Being. New
Fakultas Kedokteran York: Taylor&Francis E
Universitas Indonesia. Library.
Hayati, S. (2010). Pengaruh dukungan Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
sosial terhadap kesepian pada Penelitian Kesehatan. Jakarta :
lansia. Skripsi. Medan: Rineka Cipta.
Universitas Sumatera Utara. Nugroho. (2000). Keperawatan
Diunduh melalui Komunitas . Jakarta : Salemba
http://repository.usu.ac.id/bitstr Medika.
eam/123456789/14512/1/10E0 Nursalam. (2015). Metodologi
0077.pdf. Diakses pada 25 Penelitian Ilmu Keperawatan
Maret 2017. Pendekatan Praktis. Jakarta :
Herbert, W. (2007). Loneliness is Salemba Medika.
injurious to health, especially Purnawan. (2008). Dukungan
in old age. Diunduh dari Keluarga. Diunduh melalui
http://www.psychologicalscien http://wawan2507.wordpress.c
ce.org pada tanggal 30 Maret om. Diakses pada 19 Maret
2017. 2018.
Indriana, Y. (2012). Gerentologi dan Pawarti. (2016). Kesepian pada
Progeria. Pustaka Belajar: Lansia yang tinggal di Panti
Yogyakarta Werda. Jurnal. Medan:
Kuntjoro. (2012). Masalah Kesehatan Universitas Sumatera Utara.
Lansia. Diunduh melalui
http://www.epsikologi.com/ http://repository.usu.ac.id/1234
usia/131109.htm. Tanggal. 14 56789.pdf. Diakses pada 23
Maret 2017. Maret 2017.
Lestari, Sri. (2012). Psikologi Probosuseno. (2007). Mengatasi
Keluarga Penanaman Nilai Isolasi Lanjut Usia.
dan Penanganan Konflik http//medicalzone.org. di-
dalam Keluarga. Kencana unduh tanggal 28 April 2017.
Prenada Media Group: Jakarta. Rahmi. (2015). Gambaran Tingkat
Kesepian Pada Lansia di Panti
Tresna Werdha Pandaan. Interactions. Fifth Edition.
Jurnal. Universitas USA: John Wiley & Sons.
Muhammadiyah Malang. Setiadi. (2008). Konsep dan Proses
Diunduh melaluai Keperawatan Keluarga.
http://mpsi.umm.ac.id/files/file Yogyakarta: Graha Ilmu.
/257-261%20Rahmi.pdf. Setyowati dan Murwani. (2007).
Diakses pada 4 Oktober 2017. Asuhan Keperawatan
Keluarga. Jakarta: Sagung
Ronawulan, E. (2009). Gangguan Seto .
masalah mental pada lansia Siyoto, S dan Muhith, A. (2016).
dapat dicegah. Pendidikan Keperawatan
http://www.yastroki.or.id. Gerontik. Yogyakarta : ANDI.
diakses pada 20 April 2017 Suadirman, S. P. (2011). Psikologi
Rosmawati, Maya. (2009). Hubungan usia lanjut. Yogyakarta:
Kesepian dengan Depresi pada Gadjah Mada University Press
Lanjut Usia di RW V Kebrokan Sudiharto. (2007). Asuhan
Kelurahan Pandeyan Keperawatan Keluarga
Kecamatan Umbul Harjo. Dengan Pendekatan
Skripsi. Tidak dipublikasikan Keperawatan Transkultural.
Keperawatan Cetakan 1. Jakarta: EGC.
STIKES‘Aisyiyah Yogyakarta. Sugiyono. (2015). Statistika Untuk
Russell, D., Peplau, L.A. & Ferguson, Penelitian. Bandung: Alfabeta.
M.L. (1978). Developing a Sunaryo. dkk. (2015). Asuhan
measure of loneliness. Journal Keperawatan Gerontik.
of Personality Assessment. Semarang : ANDI.
Diunduh melalui Tamher dan Noorkasiani. (2009).
http://fetzer.org/sites/default/fil Kesehatan Usia Lanjut dengan
es/images/stories/pdf/selfmeas Pendekatan Asuhan
ures/Self_Measures_for_Lonel Keperawatan. Jakarta :
iness_and_Interpersonal_Probl Salemba Medika.
ems_VERSION_3_UCLA_LO Utami, Ayu. (2014). Hubungan
NELINESS.pdf. Diakses pada Dukungan Keluarga dengan
04 April 2017. Tingkat Kecemasan Pada
Sanjaya. (2015). Hubungan interaksi Lansia. Skripsi. Yogyakarta:
sosial dengan tingkat kesepian Universitas ‘Aisyiyah
pada lansia. Skripsi. Medan: Yogyakarta. Diunduh melalui
Universitas Sumatera Utara. http://digilib.unisayogya.ac.id.
Diunduh melalui Diakses pada 27 Maret 2018.
http://repository.usu.ac.id/bitstr Wardiyah. A. (2007). Hubungan
eam/123456789/144542/1/10E Antara Kesepian dengan
00347.pdf. Diakses pada 22 Tingkat Depresi pada Lansia
Maret 2017. di Dusun Sendowo Kelurahan
Santrock, J. W. (2002). Sinduadi Kecamatan Mlati
Perkembangan Masa Hidup : Kabupaten Sleman
Jilid II. Alih Bahasa: Juda Yogyakarta.Skripsi: Stikes
Damanik dan Achmad Jenderal Achmad Yani
Chusairi. Jakarta : Erlangga. Yogyakarta.
(Edisi Kelima).
Sarafino, E. P. (2006). Health
Psychology : Biopsychosocial

Anda mungkin juga menyukai