Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH BAHAN KONTRUKSI KIMIA

“POLIMER”

Oleh:
▪ AMANDA RAHMATHALLIA 062040412283
▪ IIN SUTARMI 062040410396
▪ SONIA RAHMA PUTRI 062040410403

KELAS : 2 EGB
KELOMPOK :1
INSTRUKTUR : Ir.FATRIA,M.T

JURUSAN TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK ENERGI
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya
makalah tentang “Polimer”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan
dalam mata kuliah bahan kontruksi kimia.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa banyak kekurangan baik pada teknik
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini.

Palembang,7 Mei 2021

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii


DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2
1.3 Tujuan............................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Polimer ........................................................................................................... 3
2.2 Struktur Polimer ............................................................................................................... 3
2.3 Tata Nama Polimer........................................................................................................... 6
2.4 Sifat Polimer..................................................................................................................... 7
2.5 Reaksi Pembentukan Polimer ......................................................................................... 8
2.6 Penggolongan Polimer ................................................................................................... 11
2.7 Macam-macam Polimer ................................................................................................. 16
2.8 Proses Pembuatan Plastik .............................................................................................. 21
2.9 Kegunaan Polimer……………………………………………………………………. 22

2.10 Dampak Negatif Polimer……………………………………..……………………..24

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 25


3.1 Kesimpulah..................................................................................................................... 25
Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 26

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seringkali kita mendengarnya, namun mungkin belum tahu apa yang dimaksud
secara mendetail mengenai polimer.Polimer adalah sebuah molekul panjang yang
mengandung rantai-rantai atom yang dipadukan melalui ikatan kovalen yang terbentuk
melalui proses polimerisasi. Pada umumnya polimer dikenal sebagai materi yang bersifat
non-konduktif atau isolator.
Kemajuan dalam riset polimer telah menemukan berbagai polimer yang bersifat
konduktif maupun semikonduktif. Salah satu cara untuk membuat polimer menjadi
konduktif adalah dengan menambahkan karbon aktif sebagai dopping sehingga terbentuk
bahan komposit polimer-karbon. Komposit polimer-karbon yang terbentuk mempunyai
karakteristik resistansi yang berubah apabila terkena gas karena mampu mengikat molekul-
molekul gas yang dideteksinya sehingga mempengaruhi sifat konduktifitasnya. Karena
sifat inilah komposit polimer bisa dijadikan sebagai bahan sensor gas. Sifat konduktifitas
dari komposit polimerkarbon ini dipengaruhi oleh dari beberapa faktor, yaitu; jenis gas
yang dideteksi, volume gas, suhu dan kelembaban.
Salah satu pengembangan bahan polimer pada saat ini adalah komposit polimer-
karbon. Komposit polimer-karbon merupakan bahan polimer yang didoping dengan bahan
karbon aktif sehingga polimer tersebut bisa bersifat konduktor. Karena sifat konduktor
inilah menjadikan komposit polimer-karbon suatu zat yang berbeda dengan polimer pada
umumnya dan bisa digunakan sebagai sensor gas dengan perubahan resistansinya apabila
terkena gas. Komposit polimer-karbon yang dipakai sebagai bahan sensor ini mempunyai
karakteristik konduktifitas yang berbeda-beda tergantung dari jenis polimer yang dipakai.
Karakteristik konduktifitas dari komposit polimer-karbon ini terdiri dari karakteristik
sensitifitas dan selektifitas. Karakteristik sensitifitas adalah sifat konduktifitas dari
komposit polimer-karbon dalam pengaruhnya terhadap volume gas yang dideteksinya,
sedangkan karakteristik selektifitas adalah sifat konduktifitas dari komposit polimer-
karbon dalam pengaruhnya terhadap jenis gas yang dideteksinya. Untuk mengetahui
karakteristik resistansi dari komposit polimer-karbon, dalam penelitian ini telah dibuat
sensor polimer yang dapat digunakan sebagai sensor gas. Sensor polimer yang akan dibuat
terdiri dari 6 jenis, yaitu; Poli Etelin Glikol (PEG) 6000, PEG 1540, PEG 20M, PEG 200,
silikon, dan squalane. Sebagai sample gas digunakan 9 jenis gas, yaitu; aseton, aseton nitril,

1
benzena, etanol, metanol, etil aseton, kloroform, n-hexan dan toluena. Pengujian yang telah
dilakukan adalah menguji nilai resistansi dari komposit polimer-karbon dalam
pengaruhnya terhadap jenis gas yang dideteksi (karakteristik selektifitas), volume gas yang
diinjeksikan (karakteristik sensitifitas) dan pengaruh kondisi lingkungan yaitu suhu dan
kelembaban.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian dari polimer?
1.2.2 Bagaimana reaksi pembentukan dari polimer?
1.2.3 Bagaimana sifat dari polimer?
1.2.4 Bagaimana penggolongan dari polimer?
1.2.5 Apa saja macam-macam dari polimer?
1.2.6 Apa kegunaan dari polimer?
1.2.7 Apa dampak negatif polimer terhadap kesehatan?
1.2.8 Bagaimana penanganan dari limbah plastik?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari polimer.
1.3.2 Untuk mengetahui reaksi pembentukan dari polimer.
1.3.3 Untuk mengetahui sifat dari polimer.
1.3.4 Untuk mengetahui penggolongan dari polimer
1.3.5 Untuk mengetahui macam-macam dari polimer.
1.3.6 Untuk mengetahui kegunaan dari polimer.
1.3.7 Untuk mengetahui dampak negatif polimer terhadap kesehatan.
1.3.8 Untuk mengetahui penanganan dari limbah plastik.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Polimer
Polimer berasal dari bahasa Yunani, yaitu poly yang berarti “many” (banyak) dan
meros yang berarti“part” (bagian). Dari sini dapat kita katakan bahwa polimer adalah
susunan dari bagian-bagian yang banyak. Secara lengkapnya,Polimer ialah rangkaian
atom yang panjang dan berulang-ulang dan dihasilkan dari sambungan beberapa molekul
lain yang dinamakan monomer. Monomer (dari Bahasa Yunani mono “satu” dan meros
“bagian”) adalah struktur molekul yang dapat berikatan secara kimia dengan monomer
lainnya untuk menyususn molekul polimer yang Panjang dan berulang-ulang. Monomer
dapat berupa hidrokarbon, gula, asam amino, atau asam lemak.
Polimer merupakan senyawa-senyawa yang tersusun dari molekul sangat besar
yang terbentuk oleh penggabungan berulang dari banyak molekul kecil. Molekul yang
kecil disebut monomer, dapat terdiri dari satu jenis maupun beberapa jenis. Jumlah
monomer yang bergabung dapat mencapai puluhan ribu sehingga massa molekul
relatifnya bisa mencapai ratusan ribu,bahkan jutaan.Oleh karena itu, polimer dikatakan
makromolekul (molekul besar). Polimer adalah sebuah molekul panjang yang
mengandung rantai rantai atom yang dipadukan melalui ikatan kovalen yang terbentuk
melalui proses polimerisasi dimana molekul monomer bereaksi bersama-sama secara
kimiawi untuk membentuk suatu rantai linier atau jaringan tiga dimensi dari rantai
polimer.
Polimer kadang disebut pula dengan plastik. Namun plastik sebenarnya hanya
sebagian saja dari polimer karena polimer begitu banyak ragamnya. Di antara polimer
ada yang alami dan adapula yang sintetik. Plastik, karet , serat, kapas, protein, selulosa,
Styrofoam, nilon, dan pipa paralon tergolong material yang dinamakan polimer.

2.2 Struktur Polimer


Bila ingin memahami struktur polimer, kita dapat mengidentifikasi monomer
yang secara berulang-ulang menyusun polimer tersebut. Karena polimer merupakan
molekul yang besar, maka polimer umumnya disajikan dengan menggambarkan hanya
sebuah rantai. Sebuah rantai yang digambarkan tadi harus mencakup paling tidak satu
satuan ulang yang lengkap. Struktur polimer terdiri dari identitas monomer, rantai
polimer, ukuran rantai, susunan monomer dalam kopolimer, dan Stereokimia Polimera .

3
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, molekul polimer adalah
makromolekul, berukuran besar yang memiliki ikatan kovalen internal. Untuk
kebanyakan polimer, molekul-molekul ini memiliki rantai yang sangat panjang. Rangka
utama dari polimer biasanya berupa serangkaian atom karbon, sering kali berikatan
tunggal. Polimer terdiri dari struktur dasar yang disebut unit-unit mer. Molekul polimer
tersusun atas rangkaian dari unit-unit mer yang berulang-ulang. Molekul yang hanya
memiliki satu mer adalah monomer, yang merupakan unit terkecil dari polimer. Yang
harus Anda garis bawahi, unit ulang dari polimer tidak sama dengan monomer-nya.
(monomer)n polimer

Unit terkecil
Struktur unit ulang dari polimer tidak hanya merefleksikan monomermonomer
pembentuk polimer tersebut, tetapi juga memudahkan alternatif penulisan struktur
polimer menjadi lebih sederhana untuk merepresentasikan makromolekul ini. Misalnya
untuk polietena, dinilai sebagai polimer yang paling sederhana, penulisan struktur
polimernya dapat dijelaskan dari persamaan reaksi pada Gambar 1.3. Yang berperan
sebagai monomer adalah etena, sedangkan polimer linier yang dihasilkan disebut sebagai
polietena densitas-tinggi atau high-density poliethylene (HDPE). HDPE tersusun atas
makromolekul-makromolekul dengan jumlah unit ulang (n) berkisar antara 10.000
sampai 100.000 (berat molekul antara 2  105 hingga 3  106 ).

4
Apabila Y dan Z merepresentasikan jumlah mol dari monomer dan polimer, maka Z
akan mendekati 10-5 Y. Polimer yang diperoleh dinamakan polietena, dan bukan
polimetilen (-CH2-)n karena etilena (etena) merupakan senyawa precursor (monomer)
dari polimer tersebut.

5
2.3 Tata Nama Polimer
Secara sederhana, polimer diberi nama sesuai dengan monomer pembentuknya.
Penamaan dilakukan dengan menambahkan awalan poli pada nama monomernya.
Contoh sederhana adalah polietene yang merupakan polimer dari reaksi polimerisasi
etena. Sebagian orang menyebutnya polietilen, karena etena juga dikenal dengan nama
etilena. Demikian juga dengan propena (yang dikenal pula sebagai propilena), polimer
dari propena disebut sebagai polipropena ataupun polipropilen. Nama ini juga sering di
singkat sebagai poliprop di lingkungan industri tekstil.

Teknik penamaan yang sama juga dapat diaplikasikan pada monomer yang
terdiri dari unit-unit alkena. Misalnya apabila monomernya merupakan unit dari stiren,
maka nama polimer yang lazim digunakan adalah polistiren. Apabila monomer berupa
gugus vinil klorida, maka nama dari polimer adalah poli (vinil klorida), atau biasa
disingkat PVC. Apabila monomer adalah tetrafluoroetilen, maka polimernya

6
dinamakan politetrafluoroetilen, yang umum disebut teflon. Jika nama monomer terdiri
dari dua kata atau lebih, atau apabila didahului huruf (,, dan seterusnya) atau angka
(1,2, dan seterusnya), maka nama monomer berada di antara tanda kurung. Jadi
penamaan polimernya adalah poli + (nama monomer).

2.4 Sifat Polimer


a. Sifat Thermal
Sifat polimer terhadap panas ada yang menjadi lunak jika dipanaskan dan keras jika
didinginkan, polimer seperti ini disebut termoplas ( polimer yang tidak mempunyai
ikatan silang).Contohnya : plastik yang digunakan untuk kantong dan botol
plastik.Sedangkan polimer yang menjadi keras jika dipanaskan disebut
thermoset(polimer yang mempunyai ikatan silang), contohnya melamin.

b. Sifat Kelenturan
Polimer alam mempunyai kelenturan yang berbeda dengan polimer sintetis. Umumnya
polimer alam agak sukar untuk dicetak sesuai keinginan,sedangkan polimer sintetis
lebih mudah dibuat cetakan untuk menghasilkan bentuk tertentu. Karet akan lebih
mudah mengembangdan kehilangan kekenyalannya setelah terlalu lama kena bensin
atau minyak.

7
c. Ketahanan Terhadap Mikroorganisme
Polimer alam seperti wool, sutra, atau selulosa tidak tahan terhadap mikroorganisme
atau ulat (rayap). Sedangkan polimer sintetis lebih tahan terhadap mikroorganisme atau
ulat.

d. Sifat Lainnya
Sifat polimer yang lainnya bergantung pemakainnnya untuk kemasan atau alat-alat
industri. Untuk tujuan pengemasan harus diperhatikan :
• Toksisitasnya
• Daya tahan terhadap air, minyak atau panas
• Daya tembus udara (oksigen)
• Transparan
Selain itu, sifat lain yang dipunyai polimer , yakni:

• Ringan, dalam artian rasio bobot/volume kecil;


• Tahan korosi dan kerusakan terhadap lingkungan yang agresif;
• Dimensinya stabil karena memiliki berat molekul besar; dan lainnya.

2.5 Reaksi Pembentukan Polimer


Polimerisasi merupakan suatu reaksi pembentukan polimer dari monomernya.
Dua jenis utama dari reaksi polimerisasi adalah polimerisasi adisi dan polimerisasi
kondensasi. Jenis reaksi yang monomernya mengalami perubahan reaksi tergantung
padastrukturnya. Suatu polimer adisi memiliki atom yang sama seperti monomer dalam
unit ulangnya, sedangkan polimer kondensasi mengandung atom-atom yang lebih
sedikit karena terbentuknya produk sampingan selama berlangsungnya proses
polimerisasi.

1. Polimer Adisi
Polimerisasi adisi adalah perkaitan langsung antar monomer berdasarkan
reaksi adisi.Polimerisasi adisi terjadi pada monomer yang mempunyai ikatan
rangkap dua. Polimerisasi dapat berlangsung dengan bantuan katalisator.
PerhatikanGambar 1yang menunjukkan bahwa monomer etilena mengandung ikatan
rangkap dua, sedangkan di dalam polietilena tidak terdapat ikatan rangkap dua.

8
Gambar 1.Monomer etilena mengalami reaksi adisi membentuk polietilena yang
digunakan sebagai tas plastik, pembungkus makanan, dan botol. Pasangan elektron
ekstra dari ikatan rangkap dua pada tiap monomer etilena digunakan untuk
membentuk suatu ikatan baru menjadi monomer yang lain.

Menurut jenis reaksi adisi ini, monomer-monomer yang mengandung ikatan


rangkap dua saling bergabung, satu monomer masuk ke monomer yang lain,
membentuk rantai panjang. Produk yang dihasilkan dari reaksi polimerisasi adisi
mengandung semua atom dari monomer awal .BerdasarkanGambar 1, yang dimaksud
polimerisasi adisi adalah polimer yang terbentuk dari reaksi polimerisasi disertai
dengan pemutusan ikatan rangkap diikuti oleh adisi dari monomer-
monomernya yang membentuk ikatan tunggal. Dalam reaksi ini tidak disertai
terbentuknya molekul-molekul kecilseperti H2O atau NH3.
Dalam reaksi polimerisasi adisi, umumnya melibatkan reaksi rantai. Mekanisme
polimerisasiadisi dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu:
a. Inisiasi, untuk tahap pertama ini dimulai dari penguraian inisiator dan adisi
molekulmonomer pada salah satu radikal bebas yang terbentuk. Bila kita nyatakan
radikal bebas yangterbentuk dari inisiator sebagai R’, dan molekul monomer
dinyatakan denganCH2 = CH2, maka tahap inisiasi dapat digambarkan sebagai
berikut:

9
b. Propagasi, dalam tahap ini terjadi reaksi adisi molekul monomer pada radikal
monomer yang terbentuk dalam tahap inisiasi.

Bila proses dilanjutkan, akan terbentuk molekul polimer yang besar, dimana ikatan
rangkapC= C dalam monomer etilena akan berubah menjadi ikatan tunggal C–C
pada polimer polietilena

c. Terminasi, dapat terjadi melalui reaksi antara radikal polimer yang sedang tumbuh
dengan radikal mula-mula yang terbentuk dari inisiator (R’) CH2-CH2 + R -> CH2-
CH2-R atau antara radikal polimer yang sedang tumbuh dengan radikal polimer
lainnya , sehingga akan membentuk polimer dengan berat molekul tinggi R-
(CH2)n-C2° + °CH2-(CH2)n-R’ -> R-(CH2)n-CH2CH2-(CH2)N-R’

2. Polimer Kondensasi
Polimer kondensasi terjadi dari reaksi antara gugus fungsi pada monomer
yang sama atau monomer yang berbeda. Dalam polimerisasi kondensasi kadang-
kadang disertai dengan terbentuknya molekul kecil seperti H2O, NH3, atau HCl.Di
dalam jenis reaksi polimerisasi yang kedua ini, monomer-monomer bereaksi secara
adisi untuk membentuk rantai. Namun demikian, setiap ikatan baru yang dibentuk
akan bersamaandengan dihasilkannya suatu molekul kecil–biasanya air–dari atom-
atom monomer. Pada reaksi semacam ini, tiap monomer harus mempunyai dua
gugus fungsional sehingga dapat menambahkan pada tiap ujung ke unit lainnya dari
rantai tersebut. Jenis reaksi polimerisasi ini disebutr eaksi kondensasi.Dalam
polimerisasi kondensasi, suatu atom hidrogen dari satu ujung monomer
bergabungdengan gugus -OH dari ujung monomer yang lainnya untuk membentuk

10
air. Reaksi kondensasi yangdigunakan untuk membuat satu jenis nilon ditunjukkan
pada Gambar 3 dan Gambar 4.

Gambar 3. Kondensasi terhadap dua monomer yang berbeda yaitu 1,6 – diaminoheksana
dan asam adipat yang umum digunakan untuk membuat jenis nylon. Nylon diberi nama
menurut jumlah atom karbon pada setiap unit monomer. Dalam gambar ini, ada enam atom
karbon di setiap monomer, maka jenis nylon ini disebut nylon 66.

Gambar 4. Pembuatan Nylon 66 yang sangat mudah di laboratorium.

Contoh lain dari reaksi polimerisasi kondensasi adalah bakelit yang bersifat
keras, dan dracon, yang digunakan sebagai serat pakaian dan karpet, pendukung pada
tape – audio dan tape–video, dan kantong plastik.Monomer yang dapat mengalami
reaksi polimerisasi secara kondensasi adalah monomer-monomer yang mempunyai
gugus fungsi, seperti gugus -OH; -COOH; dan NH3.

2.6 Penggolongan Polimer


Dari berbagai jenis polimer yang banyak kita jumpai, polimer dapat
digolongkan berdasarkan asalnya, pembuatannya, jenis monomer, sifatnya terhadap
panas dan reaksi pembentukannya.

11
a. Penggolongan Polimer Berdasarkan asalnya
Berdasarkan asalnya, polimer dapat dibedakan atas polimer alam dan polimer sintesis.
1. Polimer Alam
Polimer alam adalah polimer yang terdapat di alam dan berasal dari
makhluk hidup. Contoh polimer alam dapat dilihat pada table di bawah ini
No Polimer Monomer Polimerasi Contoh
1 Pati/amilum Glukosa Kondensasi Biji-bijian, amilum
2 Selulosa glukosa Kondensasi Sayur, kayu
3 Protein Asam amino Kondensasi Susu, daging, telur
4 Asam nukleat Nukleotida Kondensasi DNA dan RNA(sel)
5 Karet alam Isoprena Adisi Getah poton karet

Sifat-sifat polimer alam kurang menguntungkan. Contohnya, karet alam


kadang-kadangcepat rusak, tidak elastis, dan berombak. Hal tersebut dapat terjadi
karena karet alam tidak tahan terhadap minyak bensin atau minyak tanah serta
lama terbuka di udara.

2. Polimer Sintesis
Polimer sintesis atau polimer buatan adalah polimer yang tidak terdapat
di alam dan harus dibuat oleh manusia. Sampai saat ini, para ahli kimia polimer
telah melakukan penelitian struktur molekul alam guna mengembangkan polimer
sintesisnya. Dari hasil penelitian tersebut dihasilkan polimer sintesis yang dapat
dirancang sifat-sifatnya, seperti tinggi rendahnya titik lebur, kelenturan dan
kekerasannya, serta ketahanannya terhadap zat kimia. Tujuannya, agar diperoleh
polimer sintesis yang penggunaannya sesuai yang diharapkan. Polimer sintesis
yang telah dikembangkan guna untuk kepentingan komersil, misalnya
pembentukan serat untuk benang kain dan produksi ban yang elastis terhadap jalan
raya. Ahli kimia saat ini sudah berhasil mengembangkan beratus-ratus jenis
polimer sintesis untuk tujuan yang lebih luas. Contoh polimer sintesis dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :

No Polimer Monomer Terdapat pada


1 Polietena Etena Kantung, kabel plastik

12
2 Polipropena Propena Tali, karung, botol plastik
3 PVC Vinil Klorida Pipa paralon, pelapis lantai
4 Polivinil alkohol Venil alkohol Bak air
5 Teflon Tetra fluroetena Wajan atau panci anti lengket
b. Penggolongan polimer berdasarkan jenis monomernya
Berdasarkan jenis monomernya, polimer dapat terdiri atas homopolimer dan
kopolimer.
1. Homo polimer
Homopolimer adalah polimer yang monomernya sejenis. Contohnya,
selulosa dan protein.
(-P-P-P-P-P-P-P-P-)n
Pada polimer adisi homopolimer, ikatan rangkapnya terbuka lalu berikatan
membentuk polimer yang berikatan tunggal. Contoh lainnya adalah polietilen
yang dibentuk hanya dari monomer etilena, PVC tersusun dari monomer vinil
klorida, polipropilena, polietilena, dan Teflon.
2. Kopolimer
Kopolimer atau disebut juga heteropolimer adalah polimer yang
monomernya tidak sejenis atau lebih dari satu jenis monomer. Contoh dakron
tersusun dari monomer asam tereftalat dan etanadiol, nilon-66, melamin (fenol
formaldehida), bakelit. Proses pembentukan polimer berlangsung dengan suhu
dan tekanan tinggi atau dibantu dengan katalis, namun tanpa katalis struktur
molekul yang terbentuk tidak beraturan. Jadi, fungsi katalis adalah untuk
mengendalikan proses pembentukan struktur molekul polimer agar lebih teratur
sehingga sifat-sifat polimer yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan.
Contoh struktur rantai molekul polimer tidak beraturan (produk polimerisasi
tanpa katalis) adalah sebagai berikut :
(-P-S-S-P-P-S-S-S-P-S-P-)
Kopolimer tidak beraturan
Pada proses pembentukan polimer yang digunakan katalis, struktur
molekul yang terbentuk akan beraturan. Contoh struktur rantai molekul polimer
teratur (produk polimerisasi dengan katalis)adalah sebagai berikut :
• Sistem blok : (-P-P-P-S-S-S-P-P-P-S-S-S-)n (Kopolimer blok)

13
• Sistem berseling : (-P-S-P-S-P-S-P-S-P-S-P-S-P-)n (Kopolimer
berseling).

c. Penggolongan polimer berdasarkan sifatnya terhadap panas


Berdasarkan sifatnya terhadap panas, polimer dapat dibedakan atas polimer
termoplas (tidak tahan panas, seperti plastik) dan polimer termosting (tahan panas,
seperti melamin).
1. Polimer termoplas
Polimer termoplas adalah polimer yang tidak tahan panas. Polimer
tersebut apabiladipanaskan akan meleleh (melunak), dan dapat dilebur untuk
dicetak kembali (didaur ulang).Contohnya polietilene, polipropilena, dan PVC.

2. Polimer termosting
Polimer termosting adalah polimer yang tahan panas. Polimer tersebut
apabila dipanaskan tidak akan meleleh (sukar melunak), dan sukar didaur ulang.
Contohnya melamin dan bakelit.
d. Berdasarkan Bentuk Susunan Rantainya

1. Polimer Linear, yaitu polimer yang tersusun dengan berulang, berkaitan satu
sama lain dan membentuk rantai polimer panjang. Sebagai contoh adalah
polietena, polivinil klorida, dsb. Polimer linier mempunyai titik leleh, kuat
tarik dan densitas yang tinggi.
2. Polimer bercabang, yaitu polimer linier yang mempunyai cabang berbeda
panjang pada rantai utama. Karena adanya percabangan pada rantai utama,
polimer jenis ini mempunyai titik leleh, kuat tarik dan densitas yang rendah.
Contoh polimer bercabang adalah glikogen.
3. Polimer jaringan tiga dimensi atau polimer rantai silang, yaitu Polimer jenis
ini merupakan polimer linier yang bergabung bersama membentuk jaringan
tiga dimensi. Sifatnya sangat keras, kaku, dan rapuh. Contoh polimer rantai
silang adalah Bekelite, resin urea formaldehida.

2.7 Macam-Macam Polimer

A. Elastomer
Polimer-polimer yang dikategorikan sebagai elastomer adalah polimer yang
memiliki sifat dan karakteristik karet – yaitu fleksibel dan elastic, mempunyai daya pegas

14
atau kemampuan meregang dan kembali ke keadaan semula dengan cepat. Struktur molekul
dari elastomer dapat digambarkan seperti struktur spageti dengan bola-bola dagingnya
sebagai ’crosslinks’.
1. Karet Alam
Karet alam (natural rubber) merupakan air getah dari tumbuhan Hevea Brasiliensis,
yang merupakan polimer alam dengan monomer isoprena. Saat ini jumlah produksi
dan konsumsi karet alam jauh di bawah karet sintetis. Kedua jenis karet ini
memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Karet alam memiliki daya
elastis atau daya lenting yang sempurna, memiliki plastisitas yang baik, tidak
mudah panas,lekat, bersifat lunak, mudah dioksidasi dan memiliki daya tahan yang
tinggi terhadap keretakan. Karet sintetis lebih tahan terhadap berbagai bahan kimia
dan harganya relatif stabil. Karet dapat diperbaiki sifat fisiknya melalui proses
yang disebut vulkanisasi. Vulkanisasi adalah proses untuk mengubah sifat fisik
dari karet, melalui pembentukan ikatan silang kimia dari rantai molekul yang
berdiri sendiri, untuk meningkatkan elastisitas dan menurunkan plastisitas. Sejak
Goodyear melakukan percobaan memanaskan karet pada 200oC dengan sejumlah
kecil sulfur (1 – 13% berat karet), proses ini menjadi metode terbaik dan paling
praktis untuk merubah sifat fisik dari karet. Banyak pula bahan yang tidak
mengandung sulfur tapi dapat memvulkanisasi karet. Bahan ini terbagi dua yaitu
oxidizing agents seperti selenium, telurium dan peroksida organik. Meskipun
vulkanisasi terjadi dengan adanya panas dan sulfur, proses itu tetap berlangsung
secara lambat. Reaksi ini dapat dipercepat dengan penambahan sejumlah kecil
bahan organik atau anorganik yang mengandung sulfur atau nitrogen, yang disebut
akselerator. Untuk mengoptimalkan kerjanya, akselerator membutuhkan bahan
kimia lain yang dikenal sebagai aktivator, yang dapat berfungsi sebagai aktivator
adalah oksidaoksida logam seperti ZnO dan asam stearat. Pada reaksi vulkanisasi
ini terjadi ikatan silang (mono atau polisulfida) diantara atom C yang bersebelahan
dengan atom C dengan ikatan rangkap dari 2 rantai bersebelahan. Apabila
perbandingan antara sulfur dan karet 31 adalah 30 : 100, maka karet dapat diregang
sampai 8 kali panjang semula. Beberapa contoh hasil vulkanisasi adalah ban mobil,
sol sepatu, karet busa, dan isolator listrik.

15
2. Karet Sintesis
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan ban mobil dan motor,
ahli-ahli kimia organik telah mengembangkan pembuatan karet sintetis untuk
mempercepat perolehan kebutuhan tersebut. Karet-karet sintetis tersebut dibuat
dengan menggunakan bahan dasar monomer, seperti butadiene dan stirena dengan
cara kopolimerisasi.Rantai polimer senyawa karet sintesis dapat berikatan
membentuk ikatan silang dengan atom belerang melalui proses vulkanisasi,
sehingga karet sintetik memiliki sifat keras dan kuat. Karet sintetis sebagian besar
dibuat dengan mengandalkan bahan baku minyak bumi.Beberapa contoh karet
sintetis yang banyak digunakan:
a. Poly Styrene Butadiene Rubber (SBR)
Styrene-Butadiene atau Styrene-Butadiene-Rubber (SBR) adalah
kopolimer karet sintesis yang terdiri atas styrene dan butadiene. SBR akan tahan
terhadap gesekan dan awet kalau dilindungi dengan aditif. SBR merupakan karet
sintetis yang diproduksi paling banyak. SBR digunakan secara luas pada ban mobil
kalau dicampur dengan karet alam, karpet, pelapis jas hujan/tenda, dan sol sepatu.

b. Polychloroprene/ Neoprena

16
Polychloroprene, biasa disebut juga Neoprene, adalah karet sintetis
yang diproduksi melalui polimerisasi dari chloroprene.Neoprena dibuat dari
monomer 2 koloro 1,3 butadiena Secara umum polimer ini memiliki kestabilan
kimia yang baik, dan fleksibilitas terjaga pada daerah temperatur tertentu, tetapi
harganya sangat mahal. Sifatnya tahan terhadap bensin, minyak tanah, dan
lemak.Digunakan untuk membuat material seperti benda-benda ortopedi (lutut,
siku), isolasi listrik, tali kipas mobil, selang karet, sarung tangan, dsb. Neoprene
busa digunakan sebagai material isolasi pada pakaian tahan air dan sebagai material
penahan benturan dalam pengepakan. Neoprene adalah nama dagang dari
perusahaan kimia DuPont.
c. Karet Nitril

Tersusun dari monomer butadiene dan akrilonitril. Memiliki sifat


tahan terhadap bensin, minyak dan lemak, digunakan untuk membuat selang.
B. Serat
Serat merepresentasikan aplikasi penting dari material polimer, seperti halnya
kategori plastik dan elastomer. Serat alami sepeti katun, wol, dan sutera telah
digunakan oleh manusia selama berabad-abad. Pada tahun 1885, sutera sintetik mulai
dipatenkan dan diperkenalkan pada industri serat modern. Secara umum, serat
memiliki panjang setidaknya 100 kali dari lebarnya. Beberapa golongan serat alami
dan sintetik dapat memiliki perbandingan panjang terhadap lebar hingga 3000 kali
atau lebih.
1. Serat Alam
Serat (fiber) adalah suatu jenis bahan berupa potongan-potongan komponen
yang membentuk jaringan memanjang yang utuh. Contoh serat yang paling sering
dijumpai adalah serat pada kain. Serat alami dapat digolongkan ke dalam :
a. Serat tumbuhan/serat pangan, biasanya tersusun atas selulosa,
hemiselulosa, dan kadang-kadang mengandung lignin. Contoh dari serat
jenis ini adalah katun dan rami. Serat tumbuhan digunakan sebagai bahan

17
pembuat kertas dan tekstil, selain itu serat tumbuhan juga penting bagi
nutrisi manusia.
b. Serat kayu, berasal dari tumbuhan berkayu.
c. Serat hewan, umumnya tersusun atas protein tertentu. Contoh serat hewan
yang dimanfaatkan oleh manusia adalah serat sutra (laba-laba atau ulat)
dan serat wol (bulu domba).
d. Serat mineral, umumnya dibuat dari asbestos, saat ini asbestos adalah satu-
satunya mineral yang secara alami terdapat dalam bentuk serat panjang.
2. Serat Sintesis
Kapas merupakan serat alam yang merupakan polimer dari karbohidrat
(selulosa), dan polimer dari protein (wol dan sutera). Seperti halnya karet, serat
memiliki polimer sintetis, yaitu nilon dan poliester (dakron).
Dakron atau tetoron merupakan polyester. Polimer ini yang sangat kuat, sangat
lentur dan transparan. Polimer ini juga digunakan untuk membuat sintetis dan
membuat lembaran film tipis yang dalam perdagangan disebut mylar. Mylar
banyak digunakan untuk pita rekam magnetic danuntuk membuat gelembung
balon yang dimanfaatkan dalam penelitian cuaca di atmosfer.
Nilon-66 merupakan serat polimer yang titik leburnya tinggi. Disebut
nilon-66 karena polimernya tersusun dari enam atom C dari 1,6-heksametilena
diamina dan enam atom C darimolekul asam 1,6 heksanadioat. Nilon-66 digunakan
untuk serat kain. Nilon 66 bersifat kuat, ringan, dan dapat ditarik tanpa retak
sehingga digunakan untuk membuat tali, jala, dan tenda.

3. Orlon
Orlon merupakan polimer adisi dari monomer akrilonitril. Polimer ini
merupakan serat sintetis, seperti wol digunakan dalam tekstil sebagai campuran
wol, karpet, dan kaus kaki.

C. Plastik
Plastik merupakan polimer sintetis yang paling populer karena banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan jenis monomernya, ada
beberapa jenis plastik yaitu sebagai berikut :

18
a. Polietena (Polietilena)
Polietilena merupakan polimer plastik yang sifatnya ulet (liat), massa
jenis rendah,lentur, sukar rusak apabila lama dalam keadaan terbuka di udara
maupun apabila terkena tanah lumpur, tetapi tidak tahan panas, titik leleh 110
C. Polietena adalah plastik yang banyak diproduksi, dicetak lembaran untuk
kantong plastik, pembungkus halaman, ember, dsb. Terbentuk dari
polimerisasi adisi etilen.

b. Polipropena (Polipropilena)
Polipropena mempunyai sifat yang sama dengan polietena, hanya
polipropilena lebih kuat disbanding polietilena. Oleh karena plastik ini juga
banyak diproduksi, hanya kekuatannya lebih besar dari polietena dan lebih
tahan panas serta tahanterhadap reaksi asam dan basa. Plastik ini juga
digunakan untuk membuat botol plastik, karung, bakair, tali, dan kanel listrik
(insulator), bahan perahu. Polipropilena tersusun dari molekul propena.
Sifatnya memiliki kerapatan besar.

c. PVC (Polivinil Klorida)


PVC mempunyai sifat keras dan kaku digunakan untuk membuat pipa
plastik, pipa paralon, pipakabel listrik, kulit sintetis, dan ubin plastik. Tersusun
dari vinil klorida melalui polimerisasi adisi, dibentuk oleh monomer kloro
etilen. Sifatnya keras, kaku, mudah usak, tahan api daripada polietena.

19
d. Teflon (Tetrafluoroetena)
Teflon merupakan lapisan tipis yang sangat tahan panas dan tahan
terhadap bahan kimia.Teflon digunakan untuk pelapis wajan (panic anti
lengket), pelapis tangki di pabrik kimia, pipa antipatah, dan kabel listrik.
Dihasilkan dari proses polimerisasi adisi senyawa turunan etilen yaitu
tetrafluoroetilena. Bersifat sangat ulet, kenyal, tahan terhadap zat kimia, tak
mudah terbakar, isolator listrik yang baik, mampu melumasi diri serta tidak
menempel, titik leleh 327 C, tahan panas, sangat stabil, keras.

e. Bakelit (Fenol Formaldehida)


Bakelit adalah suatu jenis polimer yang dibuat dari dua jenis monomer,
yaitu fenol danformaldehida. Polimer ini sangat keras, titik leburnya sangat
tinggi , bersifat thermoset, tahan guncangan dan tahan api. Bakelit digunakan
untuk instalasi listrik dan alat-alat yang tahan suhu tinggi, misalnya asbak dan
fiting lampu listrik.

f. Fexiglass (Polimetil Metakrilat)


Polimetil Metakrilat disingkat PMMA mempunyai nama dagang
flexiglass. Polimetilmetakrilat merupakan polimerisasi adisi dari monomer
metil metakrilat (H2C = CH-COOH3). PMMAmerupakan plastik yang kuat
dan transparan. Polimer ini digunakan untuk jendela pesawat terbangdan lampu
belakang mobil.

20
g. Polistirena
Tersusun dari monomer stirena . Sifatnya rapuh, kenyal, digunakan untuk
pembungkus/isolasi. Digunakan untuk membuat gelas minuman ringan,
isolasi, dan untuk kemasan makanan.

2.8 Proses Pembuatan Plastik

1. Ekstraksi Dari Bahan Mentah


Proses diawali dengan pengambilan bahan mentah untuk pembuatan plastik
yang sebagian besar adalah minyak mentah, dan gas alam.

2. Proses pemurnian
Proses pemurnian dilakukan untuk mentransformasi minyak mentah menjadi
produk petroleum guna menghasilkan zat kimia yang akan berguna untuk
proses selanjutnya, termasuk “monomer” (molekul yang merupakan bahan
dasar dari polimer).

Pada proses ini, minyak mentah dipanaskan di dalam tungku, yang


kemudian dikirim menuju unit distilasi, dimana minyak mentah berat (heavy
crude oil) dipisahkan dengan senyawa yang krusial untuk pembuatan plastik.

3. Polimerisasi
Polimeriasai merupakan sebuah proses dalam industri petroleum dimana
minyak gas (gasoline) seperti ethylene, propylene, dan butylene dikonversi
menjadi hidrokarbon dengan berat molekul yang lebih tinggi (polimer). Hal ini
terjadi ketika monomer terikat secara kimiawi ke dalam rantai. Ada dua
mekanisme berbeda untuk polimerisasi, yaitu polimerisasi adisi dan
kondensasi

4. Compounding
Pada tahap compounding, beberapa campuran material digabungkan dengan
cara pemanasan untuk membuat formulasi plastik.
Umumnya, compounding dilakukan dengan ekstruder yang diikuti dengan

21
proses pembentukan biji plastik.Setelah plastik membentuk pelet, maka
tahapan selanjutnya , yaitu melalui metode:

1) Injection Molding
Proses ini adalah dimana plastik yang masih menjadi berupa biji plastik atau
pellet dimasukkan ke dalam tabung panas. Biji plastik yang telah masuk ke
dalam tabung panas nantinya akan meleleh. Lelehannya akan dibawa ke
dalam cetakan.

2) Ekstrusi
Proses ekstrusi dalam membuat plastik ini yaitu bekerja untuk menekan
lelehan biji plastik hingga lebur dan menjadi halus.

3) Thermoforming
Pada proses tahap ini, biji plastik yang telah leleh dan berubah menjadi
lempengan, nantinya akan dipanaskan kembali dan masuk pada tahap proses
pencetakan.

4) Blow Molding
Blow molding adalah tahap terakhir pada proses pembuatan plastik secara
umum. Dimana biji plastik yang telah dilelehkan akan dicetak dan dibuat
menjadi barang yang diinginkan.

2.9 Kegunaan Polimer


Kegunaan polimer dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut :
1. Plastik Polietilentereftalat
Plastik PET merupakan serat sintetik poliester (dakron) yang transparan
dengan daya tahankuat, tahan terhadap asam, kedap udara, fleksibel, dan tidak
rapuh. Dalam hal penggunaannya,plastik PET menempati urutan pertama.
Penggunannya sekitar 72 % sebagai kemasan minumandengan kualitas yang baik.
Plastik PET merupakan poliester yang dapat dicampur dengan polimeralam
seperti: sutera, wol dan katun untuk menghasilkan bahan pakaian yang bersifat
tahan lamadan mudah perawatannya.

2. Plastik Polietena/Polietilena (PE)


Terdapat dua jenis plastik PE, yaitu Low Density Polyethylene (LDPE)
dan High DensityPolyethylene (HDPE). Plastik LDPE banyak digunakan sebagai

22
kantung plastik serta pembungkusmakanan dan barang. Plastik HDPE banyak
digunakan sebagai bahan dasar membuat mainan anak-anak, pipa yangkuat,
tangki korek api gas, badan radio dan televisi, serta piringan hitam.

3. Polivinil Klorida (PVC)


Plastik PVC bersifat termoplastik dengan daya tahan kuat. Plastik ini juga
bersifat tahanserta kedap terhadap minyak dan bahan organik. Ada dua tipe plastik
PVC yaitu bentuk kaku danbentuk fleksibel.Plastik bentuk kaku digunakan untuk
membuat konstruksi bangunan, mainan anak-anak,pipa PVC (paralon), meja,
lemari, piringan hitam, dan beberapa komponen mobil. Adapun plastic bentuk
fleksibel, jenis ini digunakan untuk membuat selang plastik dan isolasi
listrik.Dalam hal penggunaannya, plastic PVC menempati urutan ketiga dan
sekitar 68%digunakan untuk konstruksi bangunan (pipa saluran air).

4. Plastik Nilon
Plastik nilon merupakan polimer poliamida (proses pembentukannya
seperti pembentukanprotein). Plastik Nilon ditemukan pada tahun 1934 oleh
Wallace Carothers dari Du Pont Company.Ketika itu, Carothers mereaksikan
asam adipat dan heksametilendiamin. Plastik yang bersifat sangatKuat (tidak
cepat rusak) dan halus ini banyak digunakan untuk pakaian, peralatan kemah dan
panjattebing, peralatan rumah tangga serta peralatan laboratorium.

5. Karet Sintetik
Karet Sintetik yang terkenal adalah Styrene Butadiene Rubber (SBR),
suatu polimer yangterbentuk dari reaksi polemerisasi antara stirena dan 1,3-
butadiena. Karet sintetik ini banyakdigunakan untuk membuat ban kendaraan
karena memiliki kekuatan yang baik dan tidakmengembang apabila terkena
minyak atau bensin.

6. Wol
Wol adalah serat alami dari protein hewani (keratin) yang tidak larut.
Struktur protein wol yang lentur menghasilkan kain dengan mutu yang baik,
namun kadang-kadang menimbulkanmasalah karena dapat mengerut dalam

23
pencucian. Oleh karena itu, wol dicampur dengan PET untukmenghasilkan kain
yang bermutu baik dan tidak mengerut pada saat pencucian.

7. Kapas
Kapas merupakan serat alami dari bahan nabati (selulosa) yang paling
banyak digunakan (hampir 50% pemakaian serat alami berasal dari kapas). Kain
katun dibuat dari serat kapas denganperlakuan kimia sehingga menghasilkan kain
yang kuat, enak dipakai, dan mudah perawatannya.

2.9 Dampak Negatif Polimer Terhadap Kesehatan

Dalam kehidupan sehari-hari banyak barang-barang yang digunakan merupakan


polimer sintesis mulai dari kantong plastik untuk belanja. Plastik pembungkus
makanan dan minuman kemasan plastik, alat-alat listrik, dan alat-alat rumah tangga.
Barang-barang tersebut merupakan polimer sintesis yang tidak dapat diuraikan
oleh mikroorganisme. Akibatnya, barang-barang tersebut akan menumpuk dalam
bentuk sampah yang tidak dapat membusuk. Dampak negatif dari penggunaan polimer
pada barang-barang disekitar kita terutama bagi kesehatan tubuh manusia diantaranya:
• Penggunaan sterofoam untuk pembungkus makanan dapat menimbulkan
gejala saraf seperti kelelahan, gelisah, sulit tidur dan anemia.
• Bahan kimia ftalat pada mainan anak yang terbuat dari plastik banyak
menyebabkan infeksi hati dan ginjal.
• Zat kimia yang terkandung dalam kertas tisu untuk membungkus atau melapisi
makanan dapat menyebabkan kanker.

24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Polimer merupakan suatu golongan kimia penting dalam kehidupan kita sehari-
hari maupun dalam industri. Polimer meliputi plastik, karet, serat, dan nilon. Beberapa
senyawapenting dalam tubuh makhluk hidup, yaitu karbohidrat (polisakarida), protein, dan
asamnukleat juga merupakan polimer. Kita akan melihat bahwa polimer adalah
suatumakromolekul yang terbentuk dari molekul-molekul sederhana yang kita sebut
sebagai monomer.

Proses pembentukan polimer dari monomernya kita sebut sebagai


polimerisasi.Dalam makalah ini akan dibahas tentang reaksi pembantukan polimer,
penggolongan polimer, serta kegunaan,cara pembuatan dan dampak polimer.

25
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2014, Januari). Pengertian Polimer dan Macam-Macamnya. Dipetik Oktober 31,
2015, dari http://www.wartacinta.net/2014/01/pengertian-polimer-dan-macam-
macamnya.html

Anonim. (2012, Juli). Polimer dan Contohnya. Dipetik Oktober 31, 2015, dari
http://chellme.blogspot.co.id/2012/07/pengertian-polimer-sampai-contoh.html

Ardra. (2013). Definisi Polimer. Dipetik Oktober 31, 2015, dari http://ardra.biz/sain-
teknologi/ilmu-kimia/pengertian-sifat-dan-manfaat-kegunaan-senyawa-polimer/

Hartika, R. (2014). Reaksi Pembentukan Polimer. Dipetik Oktober 31, 2015, dari
https://rolifhartika.wordpress.com/kimia-kelas-xii/7-polimer/a-reaksi-
pembentukan-polimer/

Kurniawan, A. (2013, November). Polimer. Dipetik Oktober 2015, 2013, dari


http://andrikurniawan8.blogspot.com/2013/11/makalah-polimer-xii-smka.html

Supardi. (2014). Polimer. Dipetik Oktober 31, 2015, dari


https://dsupardi.wordpress.com/kimia-xii-2/makromolekul/polimer/

https://ardra.biz/topik/reaksi-pembentukan-polimer/
https://erwinmakalah.blogspot.com/2017/10/polimer.html?m=1

https://www.researchgate.net/publication/341310555_MATERIAL_TEKNIK_
LOGAM_KERAMIK_POLIMER_DAN_KOMPOSIT

26
27

Anda mungkin juga menyukai