Anda di halaman 1dari 5

NAMA : MUHAMMAD ASWAL

NIM : 19063092
PERTEMUAN 5

PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSLING UMUM DAN KHUSUS


Menurut Tohirin (2007) Prinsip-perinsip khusus yang berhubungan dengan individu
(peserta didik) antara lain:
- Pelayanan bimbingan dan konseling harus diberikan kepada semua siswa. Artinya semua
siswa baik yang memilki masalah sederhana hingga yang kompleks perlu dibantu untuk
memecahkan masalah yang dihadapinya.
- Harus ada kriteria untuk mengatur prioritas pelayanan bimbingan dan konseling kepada
individu atau siswa
- Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah harus memenuhi
kebutuhan-kebutuhan individu (siswa) yang bersangkutan beragam dan luas.
- Keputusan akhir dalam proses bimbingan dan konseling dibentuk oleh individu atau siswa
itu sendiri.
- Individu atau siswa yang telah memperoleh bimbingan, harus secara berangsur-angsur
dapat menolong dirinya sendiri.

Prinsip umum dalam bimbingan dan konseling

a. Bimbingan harus berpusat pada individu yang di bimbingnya.


b. Bimbingan diberikan kepada memberikan bantuan agar individu yang dibimbing mampu
mengarahkan dirinya dan menghadapi kesulitan-kesulitan dalam hidupnya.
c. Pemberian bantuan disesuaikan dengan kebutuhan individu yang dibimbing.
d. Bimbingan berkenaan dengan sikap dan tingkah laku individu.
e. Pelaksanaan bimbingan dan konseling dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan yang
dirasakan individu yang dibimbing.
f. Upaya pemberian bantuan harus dilakukan secara fleksibel.
g. Program bimbingan dan konseling harus dirumuskan sesuai dengan program pendidikan
dan pembelajaran di sekolah yang bersangkutan.
h. Implementasi program bimbingan dan konseling harus dipimpin oleh orang yang
memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan konseling dan pe;laksanaannya harus
bekerjasama dengan berbagai pihak yang terkait, seperti dokter psikiater, serta pihak-
pihak yang terkait lainnnya.
i. Untuk mengetahui hasil yang diperoleh dari upaya pelayanan bimbingan dan konseling,
harus diadakan penilaian atau ekuivalensisecara teratur dan berkesinambungan.
Prinsip khusus bimbingan dan konseling berhubungan dengan siswa
a. Pelayanan BK harus diberikan kepada semua sisiwa.
b. Harus ada kriteria untuk mengatur prioritas pelayanan bimbingan dan konseling kepada
individu atau siswa.
c. Program pemberian bimbingan dan konseling harus berpusat pada siswa.
d. Pelayanan dan bimbingan konseling di sekolah dan madrasah harus dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan individu yang bersangkutan beragam dan luas.
e. Keputusan akhir dalam proses BK dibentuk oleh siswa sendiri.
f. Siswa yang telah memperoleh bimbingan, harus secara berangsur-angsur dapat
menolong dirinya sendiri.

Prinsip khusus bk berhubungan dengan pembimbing


a. Konselor harus melakukan tugas sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
b. Konselor di sekolah dipilih atas dasar kualifikasi kepribadian, pendidikan pengalaman, dan
kemampuan.
c. Sebagai tuntutan profesi, pembimbing atau konselor harus senantiasa berusaha
mengembangkan dirinya dan keahliannya melalui berbagai kegiatan.
d. Konselor hendaknya selalu mempergunakan berbagai informasi yang tersedia tentang
siswa yang dibimbing beserta lingkungannya sebagai bahan yang membantu innsividu
yang bersangkutan kearah penyesuaian diri yang lebih baik.
e. Konselor harus menghormati, menjaga kerahasiaan informasi tentang siswa yang
dibimbingnya.
f. Konselor harus melaksanakan tugasnya hendaknya mempergunakan berbagai metode
yang sama.

Prinsip yang Berhubungan dengan Organisasi dan Administrasi (Manajemen) Pelayanan


Bimbingan Konseling
a. bimbingan dan konseling harus dilaksanakan secara sistematis dan berkelanjutan.
b. Pelaksanaan bimbingan dan konseling ada di kartu pribadi (commulative record) bagi
setiap siswa.
c. program pelayanan bimbingan dan konseling harus disusun sesuai dengan kebutuhan
sekolah atau madrasah yang bersangkutan.
d. Harus ada pembagian waktu antar pembimbing, sehingga masing-masing pembimbing
mendapat kesempatan yang sama dalam memberikan bimbingan dan konseling.
e. Bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam situasi individu atau kelompok sesuai
dengan masalah yang dipecahkan dan metode yang dipergunakan dalam mememcahkan
masalah terkait.
f. Dalam menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling, sekolah dan madrasah
harus bekerja sama dengan berbagai pihak.
g. Kepala sekolah atau madrasah merupakan penanggung jawab utama dalam
penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah.
Bimbingan dan konseling dapat dilakukan dengan bermacam-macam sifat yaitu secara:

1) Preventif, yaitu bimbingan dan konseling diberikan dengan tujuan untuk mencegah
jangan sampai timbul kesulitam-kesulitan yang menimpa diri anak atau individu.

2) Korektif, yaitu memecahkan atau mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh anak
atau individu.

3) Preservasif, yaitu memelihara atau mempertahankan yang telah baik, jangan sampai
menjadi keadaan-keadaan yang tidak baik.

4) Bimbingan dan konseling merupakan proses continue. Bimbingan dan konseling harus
diberikan secara kontunue dan diberikan oleh orang-orang yamng mempunyai
kewenangan dalam hal tersebut. Dengan demikian, tidak semua orang boleh
memberikan bimbingan dan konseling.

5) Sehubungan dengan itu, para guru perlu mempunyai pengetahuan mengenai bimbingan
dan konseling karena mereka selalu berhadapan langsung dengan murid yang perlu
mendapat bimbingan. Kalau keadaan memungkinkan, ada baiknya persoalan yang
dihadapi murid diselesaikan oleh guru sendiri, tetapi kalu tidak mungkin maka dapat
diserahkan kepada pembimbing.

6) Individu yang dihadapi tidak mempunyai kesamaan-kesamaan, tapi juga mempunyai


perbedaan-perbedaan yang terdapat pada masing-masing individu harus diperhatikan
dalam memberikan bimbingan dan konseling.

7) Tiap-tiap aspek individu merupakan faktor penting yang menentukan sikap ataupun
tingkah laku. Oleh karena itu, pelaksanaan bimbingan dan konseling harus benar-benar
memperhatikan setiap aspek dari individu yang dihadapi. Sehubungan dengan itu,
bimbingan dan konseling haruslah didasarkan atas penelitian atau pengumpulan
keterangan yang lengkap agar dapat bertindak secara tepat. Dengan demikian,
diperlukan adanya daftar pribadi, hasil dari observasi, hasil angket, tes dan sebagainya.

8) Anak dan individu yang dihadapi adalah individu yang hidup dalam masyarakat. Oleh
Karena itu, tidak boleh memandang individu terlepas dari masyarakatnya, tetapi harus
melihat individu beserta latar belakang sosial, budaya, dan sebagainya.

9) Anak dan individu yang dihadapi merupakan makhluk yang hidup, yang berkembang
dan bersifat dinamis. Oleh karena itu, harus diperhatikan segi dinamikanya, segi dinamika
inilah yang memungkinkan pemberian bimbingan dan konseling.

10) Dalam memberikan bimbingan dan konseling, haruslah selalu diadakan evaluasi. Dengan
evaluasi, akan dapat diketahui tepat tidaknya bimbingan dan konseling yang telah
diberikan.

11) Sehubungan dengan butir 10, pembimbing harus selalu mengikuti perkembangan situasi
masyarakat dalam arti luas, yaitu perkembangan sosial, ekonomi, kebudayaan, dan
sebagainya.
12) Dalam memberikan bimbingan dan konseling, pembimbing harus selalu ingat untuk
menuju kepada kesanggupan individu agar dapat membimbing diri sendiri.

13) Karena pembimbing berhubungan secara lansung dengan masalah-masalah pribadi


seseorang maka pembimbing harus dapat memegang teguh kode etik bimbingan dan
konseling.

Pengorganisasian

Pengorganisasian bimbingan dan konseling dapat dijadikan sebagai salah satu cara
mengatasi masalah-masalah pendidikan di sekolah melalui kegiatan bimbingan yang
terorganisir dan melibatkan banyak elemen-elemen pendidikan di sekolah. Organisasi harus
mempunyai tujuan yang jelas. Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang dicapai,
sehingga tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan.

a) Prinsip Skala Hierarki

Dalam suatu organisasi, harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu
pimpinan sampai pelaksana, sehingga dapat mempertegas dalam pendelegasian wewenang,
dan pertanggung jawaban, dan akan menunjang efektifitas jalannya organisasi secara
keseluruhan.

b) Prinsip Kesatuan Perintah

Dalam hal ini seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab kepada
seseorang atasannya.

c) Prinsip Pendelegasian Wewenang

Dalam pendelegasian, wewenang yang dilimpahkan meliputi kewenangan dalam


pengambilan keputusan, melakukan hubungan dengan orang lain, dan mengadakan
tindakan tanpa meminta persetujuan lebih dahulu kepada atasannya.

d) Prinsip Pertanggung jawaban

Dalam menjalankan tugasnya, setiap pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada
atasan

e) Prinsip Pembagian Pekerjaan

Adanya kejelasan dalam pembagian tugas akan memperjelas dalam pendelegasian


wewenang, pertanggungjawaban, serta menunjang efektivitas jalannya organisasi.

f) Prinsip Rentang Pengendalian

Artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu
dibatasi secara rasional. Rentang kendali sesuai dengan bentuk dan tipe organisasi.
g) Prinsip Fungsional

Secara fungsional, tugas dan weweang, kegiatan, hubungan kerja, serta tanggungjawab
seorang pegawai harus jelas.

h) Prinsip Pemisahan

Tanggung jawab tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan kepada orang lain.

i) Prinsip Keseimbangan

Keseimbangan disini adalah keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dan
tujuan organisasi.

j) Prinsip Fleksibilitas

Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan


dinamika organisais sendiri (inter factor) dank arena adanya pengaruh di luar organisasi
(external factor), sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi dalam mencapai tujuan.

k) Prinsip Kepentingan

Dalam organisasi apapun bentuknya, diperlukan pemimpin atau dengan kata lain organisasi
mampu menjalankan aktifitasnya, karena adanya proses kepemimpinan yang digerakkan
oleh pemimpin organisasi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai