Nama: Muhammad Aswal NIM: 19063092 Pertemuan 5
Nama: Muhammad Aswal NIM: 19063092 Pertemuan 5
NIM : 19063092
PERTEMUAN 5
1) Preventif, yaitu bimbingan dan konseling diberikan dengan tujuan untuk mencegah
jangan sampai timbul kesulitam-kesulitan yang menimpa diri anak atau individu.
2) Korektif, yaitu memecahkan atau mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh anak
atau individu.
3) Preservasif, yaitu memelihara atau mempertahankan yang telah baik, jangan sampai
menjadi keadaan-keadaan yang tidak baik.
4) Bimbingan dan konseling merupakan proses continue. Bimbingan dan konseling harus
diberikan secara kontunue dan diberikan oleh orang-orang yamng mempunyai
kewenangan dalam hal tersebut. Dengan demikian, tidak semua orang boleh
memberikan bimbingan dan konseling.
5) Sehubungan dengan itu, para guru perlu mempunyai pengetahuan mengenai bimbingan
dan konseling karena mereka selalu berhadapan langsung dengan murid yang perlu
mendapat bimbingan. Kalau keadaan memungkinkan, ada baiknya persoalan yang
dihadapi murid diselesaikan oleh guru sendiri, tetapi kalu tidak mungkin maka dapat
diserahkan kepada pembimbing.
7) Tiap-tiap aspek individu merupakan faktor penting yang menentukan sikap ataupun
tingkah laku. Oleh karena itu, pelaksanaan bimbingan dan konseling harus benar-benar
memperhatikan setiap aspek dari individu yang dihadapi. Sehubungan dengan itu,
bimbingan dan konseling haruslah didasarkan atas penelitian atau pengumpulan
keterangan yang lengkap agar dapat bertindak secara tepat. Dengan demikian,
diperlukan adanya daftar pribadi, hasil dari observasi, hasil angket, tes dan sebagainya.
8) Anak dan individu yang dihadapi adalah individu yang hidup dalam masyarakat. Oleh
Karena itu, tidak boleh memandang individu terlepas dari masyarakatnya, tetapi harus
melihat individu beserta latar belakang sosial, budaya, dan sebagainya.
9) Anak dan individu yang dihadapi merupakan makhluk yang hidup, yang berkembang
dan bersifat dinamis. Oleh karena itu, harus diperhatikan segi dinamikanya, segi dinamika
inilah yang memungkinkan pemberian bimbingan dan konseling.
10) Dalam memberikan bimbingan dan konseling, haruslah selalu diadakan evaluasi. Dengan
evaluasi, akan dapat diketahui tepat tidaknya bimbingan dan konseling yang telah
diberikan.
11) Sehubungan dengan butir 10, pembimbing harus selalu mengikuti perkembangan situasi
masyarakat dalam arti luas, yaitu perkembangan sosial, ekonomi, kebudayaan, dan
sebagainya.
12) Dalam memberikan bimbingan dan konseling, pembimbing harus selalu ingat untuk
menuju kepada kesanggupan individu agar dapat membimbing diri sendiri.
Pengorganisasian
Pengorganisasian bimbingan dan konseling dapat dijadikan sebagai salah satu cara
mengatasi masalah-masalah pendidikan di sekolah melalui kegiatan bimbingan yang
terorganisir dan melibatkan banyak elemen-elemen pendidikan di sekolah. Organisasi harus
mempunyai tujuan yang jelas. Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang dicapai,
sehingga tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan.
Dalam suatu organisasi, harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu
pimpinan sampai pelaksana, sehingga dapat mempertegas dalam pendelegasian wewenang,
dan pertanggung jawaban, dan akan menunjang efektifitas jalannya organisasi secara
keseluruhan.
Dalam hal ini seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab kepada
seseorang atasannya.
Dalam menjalankan tugasnya, setiap pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada
atasan
Artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu
dibatasi secara rasional. Rentang kendali sesuai dengan bentuk dan tipe organisasi.
g) Prinsip Fungsional
Secara fungsional, tugas dan weweang, kegiatan, hubungan kerja, serta tanggungjawab
seorang pegawai harus jelas.
h) Prinsip Pemisahan
Tanggung jawab tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan kepada orang lain.
i) Prinsip Keseimbangan
Keseimbangan disini adalah keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dan
tujuan organisasi.
j) Prinsip Fleksibilitas
k) Prinsip Kepentingan
Dalam organisasi apapun bentuknya, diperlukan pemimpin atau dengan kata lain organisasi
mampu menjalankan aktifitasnya, karena adanya proses kepemimpinan yang digerakkan
oleh pemimpin organisasi tersebut.