Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN TUGAS

BIMBINGAN DAN KONSELING

DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD ASWAL
19063092
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK

DOSEN PENGAMPU :
DRA.ZIKRA, M.PD. KONS

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2021
PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING POLA 17 PLUS
Pola bimbingan dan konseling pola 17+ adalah progam bimbingan dan konseling atau
pemberian bantuan kepada peserta didik melalui, 6 bidang bimbingan, 9 layanan, dan 6
layanan pendukung yang sesuai dengan norma yang berlaku. Secara umum tujuan pola
bimbingan dan konseling 17+ adalah memberikan arah kerja sebagai acuan dan evaluasi
kerja bagi guru konselor dalam membantu orang yang akan dikonseling untuk mencari bakat
minat serta mengacu pada potensi dan kemampuan orang tersebut. Juga serta memilih dan
penyesuaian diri dalam merencanakan karir dengan matang dan pas.

Awal pertama terbentuknya bimbingan dan konseling pola 17+ ialah sejak tahun 1993
penyelenggaraan bimbingan dan konseling akan diberi warna baru di arah bidang, jenis
layanan dan kegiatan pendukung dijajaran dasar dan menengah. Program layanan
bimbingan dan konseling tidak dapat berjalan sesuai denga napa yang diinginkan apabila
tidak didukung dengan guru BK yang memiliki profesionalitas dalam menangani siswa-siswi
target konseling.

FUNGSI DARI BIMBINGAN DAN KONSELING POLA 17+

Adapun fungsi dari BK pola 17+ ialah :


- Fungsi pemahaman, memberi pemahaman tentang diri siswa dan lingkungan
- Fungsi pencegahan, ialah fungsi untuk mencegah siswa supaya tidak salah
memahami dalam melakukan sesuatu dikegiatan harinya.
- Fungsi perbaikan, yaitu membantu peserta konseling untuk mengubah hal yang tidak
baik menjadi lebih baik.
- Fungsi penyembuhan, fungsi ini bersifat kuratif dan berkaitan erat dengan upaya
pemberian kepada konseli.
- Fungsi pemeliharaan, tujuan fungsi ini untuk menjaga perilaku konseli agar tidak
melakukan hal buruk lagi.
- Fungsi pengembangan, untuk membantu siswa mengembangkan seluruh potensi
yang dimilikinya.
- Fungsi penyaluran, adalah fungsi dalam membantu konseli untuk memantapkan
karier yang sesuai dengan kehidupannya.
- Fungsi penyesuain, yaitu fungsi dalam membantu konseli untuk menyesuaikan diri
dengan kondisi lingkungan, keluarga dan masyarakat.
- Fungsi adaptasi, fungsi terakhir ini bertujuan mengadaptasikan program pengajaran
sesuai kebutuhan peserta konseli.
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING POLA 17+
Yang termasuk layanan bimbingan konseling pola 17 plus sebagai berikut:
a. Layanan bimbingan kelompok
Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-
sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu (terutama dari pembimbing
atau konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupannya seharihari baik individu
maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk pertimbangan dalam
pengambilan keputusan. Layanan bimbingan kelompok mempunyai 3 fungsi yaitu
informatif, pengembangan dan preventif dan kreatif. Materi layanan bimbingan kelompok,
yaitu:
 Pemahaman dan pemantapan kehidupan keberagaman dan hidup sehat
 Pemahaman tentang dunia kerja, pilihan dan pengembangan karier.
 Pemahaman dan penerimaan diri sendiri dan orang lain sebagaimana adanya (termasuk
perbedaan individu, sosial dan budaya).
 Pengambilan keputusan dan rencana masa depan

b. Layanan konseling Kelompok

Yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh


kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui
dinamika kelompok. Dinamika kelompok adalah suasana yang hidup yang berdenyut, yang
bergerak, yang berkembang yang ditandai dengan adanya interaksi antar sesama anggota
kelompok.
Tujuan bimbingan kelompok antara lain :

 Melatih anggota kelompok agar berani bicara didepan orang banyak ( public
speaking)
 Melatih anggota kelompok dapat bertenggang rasa terhadap teman sebaya
 Dapat mengembangkan bakat dan minat masing-masing anggota kelompok
 Mengentaskan permasalah-permasalahan kelompok
Proses pelaksanaan kelompok dapat betahap-tahap,

 Tahap pembentukan
 Tahap peralihan
 Tahap kegiatan
 Tahap pengakhiran
c. Konsultasi
Layanan konsultasi (KSI) merupakan layanan konseling yang dilaksanakan oleh konselor
terhadap seorang pelanggan, disebut konsulti yang memungkinkan konsulti memperoleh
wawasan, pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakannya dalam menangani kondisi
dan/atau permasalahan pihak ketiga. Konsultasi pada dasarnya dilaksanakan secara
perorangan dalam format tatap muka antara konselor (sebagai konsultan) dengan konsulti
Konsultasi dapat juga dilakukan terhadap dua orang konsulti atau lebih kalau konsulti-
konsulti itu menghendakinya. Konsultasi dapat dilaksanakan di berbagai tempat dan
berbagai kesempatan, seperti di sekolah atau di kantor tempat konsultan bekerja, di
lingkungan keluarga yang mengundang konselor, ditempat konselor praktik mandiri (privat),
atau di tempat-tempat lain yang dikehendaki konsulti dan disetujui konselor. Di manapun
konsultasi diadakan, suasana yang tercipta haruslah relaks dan kondusif serta
memungkinkan terlaksananya asas-asas konseling dan teknik-teknik konsultasi.

d. Mediasi

Mediasi berasal dari kata "media" yang berarti perantara atau penghubung. Dengan
demikian mediasi berarti kegiatan yang mengantari atau menghubungkan dua hal yang
semula terpisah; menjalin hubungan antara dua hal kondisi yang berbeda; mengadakan
kontak sehingga dua yang semula tidak sama menjadi saling terkait secara positif.
Dengan adanya perantaraan atau penghubungan, kedua hal yang tadinya terpisah itu
menjadi saling terkait; saling mengurangi jarak; saling memperkecil perbedaan dan
memperbesar persamaan; jarak keduanya menjadi dekat. Kedua hal yang semula berbeda
itu saling mengambil manfaat dari adanya perantaraan atau penghubungan untuk
keuntungan keduanya. Layanan mediasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan
konselor terhadap dua pihak (atan lebih) yang sedang dalam keadaan saling tidak
menemukan kecocokan. Ketidakcocokan itu menjadikan mereka saling berhadapan, saling
bertentangan, saling bermusuhan. Pihak-pihak yang berhadapan itu jauh dari rasa damai,
bahkan mungkin berkehendak saling menghancurkan. Keadaan yang demikian itu akan
merugikan kedua pihak (atau lebih). Dengan layanan mediasi konselor berusaha
mengantarai atau membangun hubungan di antara mereka, sehingga mereka meng
hentikan dan terhindar dari pertentangan lebih lanjut yang merugi kan semua pihak.

e. Advokasi

Salah satu fungsi konseling adalah fungsi advokasi yang artinya membela hak
seseorang yang tercederai. Sebagaimana diketahui bahwa setiap orang memiliki berbagai
hak yang secara umumdirumuskan di dalam dokumen HAM (Hak Asasi Manusia).
Berlandaskan HAM itu setiap orang memiliki hak-hak yang menjamin keberadaanya,
kehidupannya dan perkembangan dirinya. Fungsi advokasi dalam konseling berupaya
memberikan bantuan (oleh konselor) agar hak-hak keberadaan, kehidupan dan
perkembangan orang atau individu atau klien yang bersangkutan kembali memperoleh hak-
haknya yang selama ini dirampas, dihalangi, dihambat, dibatasi atau dijegal.
Berikut sebuah kasus sebagai contoh. Seorang siswa SMA kelas III yang pada semester
keenam studinya sedang mempersiapkan diri untuk menempuh ujian nasional (UN). Siswa
ini mengalami suatu masalah pembelajaran yang dianggap cukup berat oleh guru-guru BK-
nya ( yang guru BK itu tidak berlatar belakang BK), bahkan dicap “gila” oleh guru BK itu. Atas
laporan guru BK, akhirnya kepala sekolah mengeluarkan surat keputusan bahwa siswa
tersebut tidak diperkenankan datang kesekolah dan dilarang mengikuti UN.

Contoh di atas memperlihatkan bahwa siswa yang bersangkutan dirampas hak


belajarnya disekolah dan dilarang mengikuti UN. Hak untuk mencapai “puncak” studi SMA
dijegal melalui putusan kepala sekolah berdasarkan laporan guru BK. Dalam hal ini, sesalah-
salahnya siswa, hak-haknya tidak boleh dicabut. Untuk masalahnya itu, siswa tersebut
kehilangan hak pendidikannya sehingga ia (akan) sangat dirugikan. Layanan advokasi dalam
konseling berusaha mengembalikan hak pendidikan/pembelajaran siswa itu sehingga
keberlangsungan studi SMA-nya tidak dirugikan. Dari contoh di atas ada dua pihak yang
bersengketa, yaitu pihak yang berkewenangan tertentu dan pihak yang menjadi korban
(yaitu pihak yang haknya di cabut oleh pihak yang berkewenangan).

Anda mungkin juga menyukai