DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD ASWAL
19063092
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
DOSEN PENGAMPU :
DRA.ZIKRA, M.PD. KONS
Awal pertama terbentuknya bimbingan dan konseling pola 17+ ialah sejak tahun 1993
penyelenggaraan bimbingan dan konseling akan diberi warna baru di arah bidang, jenis
layanan dan kegiatan pendukung dijajaran dasar dan menengah. Program layanan
bimbingan dan konseling tidak dapat berjalan sesuai denga napa yang diinginkan apabila
tidak didukung dengan guru BK yang memiliki profesionalitas dalam menangani siswa-siswi
target konseling.
Melatih anggota kelompok agar berani bicara didepan orang banyak ( public
speaking)
Melatih anggota kelompok dapat bertenggang rasa terhadap teman sebaya
Dapat mengembangkan bakat dan minat masing-masing anggota kelompok
Mengentaskan permasalah-permasalahan kelompok
Proses pelaksanaan kelompok dapat betahap-tahap,
Tahap pembentukan
Tahap peralihan
Tahap kegiatan
Tahap pengakhiran
c. Konsultasi
Layanan konsultasi (KSI) merupakan layanan konseling yang dilaksanakan oleh konselor
terhadap seorang pelanggan, disebut konsulti yang memungkinkan konsulti memperoleh
wawasan, pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakannya dalam menangani kondisi
dan/atau permasalahan pihak ketiga. Konsultasi pada dasarnya dilaksanakan secara
perorangan dalam format tatap muka antara konselor (sebagai konsultan) dengan konsulti
Konsultasi dapat juga dilakukan terhadap dua orang konsulti atau lebih kalau konsulti-
konsulti itu menghendakinya. Konsultasi dapat dilaksanakan di berbagai tempat dan
berbagai kesempatan, seperti di sekolah atau di kantor tempat konsultan bekerja, di
lingkungan keluarga yang mengundang konselor, ditempat konselor praktik mandiri (privat),
atau di tempat-tempat lain yang dikehendaki konsulti dan disetujui konselor. Di manapun
konsultasi diadakan, suasana yang tercipta haruslah relaks dan kondusif serta
memungkinkan terlaksananya asas-asas konseling dan teknik-teknik konsultasi.
d. Mediasi
Mediasi berasal dari kata "media" yang berarti perantara atau penghubung. Dengan
demikian mediasi berarti kegiatan yang mengantari atau menghubungkan dua hal yang
semula terpisah; menjalin hubungan antara dua hal kondisi yang berbeda; mengadakan
kontak sehingga dua yang semula tidak sama menjadi saling terkait secara positif.
Dengan adanya perantaraan atau penghubungan, kedua hal yang tadinya terpisah itu
menjadi saling terkait; saling mengurangi jarak; saling memperkecil perbedaan dan
memperbesar persamaan; jarak keduanya menjadi dekat. Kedua hal yang semula berbeda
itu saling mengambil manfaat dari adanya perantaraan atau penghubungan untuk
keuntungan keduanya. Layanan mediasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan
konselor terhadap dua pihak (atan lebih) yang sedang dalam keadaan saling tidak
menemukan kecocokan. Ketidakcocokan itu menjadikan mereka saling berhadapan, saling
bertentangan, saling bermusuhan. Pihak-pihak yang berhadapan itu jauh dari rasa damai,
bahkan mungkin berkehendak saling menghancurkan. Keadaan yang demikian itu akan
merugikan kedua pihak (atau lebih). Dengan layanan mediasi konselor berusaha
mengantarai atau membangun hubungan di antara mereka, sehingga mereka meng
hentikan dan terhindar dari pertentangan lebih lanjut yang merugi kan semua pihak.
e. Advokasi
Salah satu fungsi konseling adalah fungsi advokasi yang artinya membela hak
seseorang yang tercederai. Sebagaimana diketahui bahwa setiap orang memiliki berbagai
hak yang secara umumdirumuskan di dalam dokumen HAM (Hak Asasi Manusia).
Berlandaskan HAM itu setiap orang memiliki hak-hak yang menjamin keberadaanya,
kehidupannya dan perkembangan dirinya. Fungsi advokasi dalam konseling berupaya
memberikan bantuan (oleh konselor) agar hak-hak keberadaan, kehidupan dan
perkembangan orang atau individu atau klien yang bersangkutan kembali memperoleh hak-
haknya yang selama ini dirampas, dihalangi, dihambat, dibatasi atau dijegal.
Berikut sebuah kasus sebagai contoh. Seorang siswa SMA kelas III yang pada semester
keenam studinya sedang mempersiapkan diri untuk menempuh ujian nasional (UN). Siswa
ini mengalami suatu masalah pembelajaran yang dianggap cukup berat oleh guru-guru BK-
nya ( yang guru BK itu tidak berlatar belakang BK), bahkan dicap “gila” oleh guru BK itu. Atas
laporan guru BK, akhirnya kepala sekolah mengeluarkan surat keputusan bahwa siswa
tersebut tidak diperkenankan datang kesekolah dan dilarang mengikuti UN.