Anda di halaman 1dari 13

TUGAS 10

STUDI KASUS
“Pengembangan Ide Studi Kasus”

Dosen Pengampu
Dra. Zikra, M.Pd., Kons

Oleh

Yana Oktavia Putri


18006146
18

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVENSOITAS NEGERI PADANG

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Studi Kasus berasal dari terjemahan dalam bahasa Inggris A Case Study atau Case
Studies. Kata “Kasus” diambil dari kata Case yang menurut Kamus Oxford Advanced
Learner’s Dictionary of Current English (1989; 173), diartikan sebagai 1) instance or
example of the occurance of sth, 2) actual state of affaiNSO; situation, dan 3) circumstances
or special conditions relating to a peNSOon or thing. Secara berurutan artinya ialah 1)
contoh kejadian sesuatu, 2) kondisi aktual dari keadaan atau situasi, dan 3) lingkungan atau
kondisi tertentu tentang orang atau sesuatu.

Menurut Depdikbud (1997: 2) menjelaskan bahwa “studi kasus adalah suatu studi atau
analisa yang komprehensif dengan menggunakan berbagai teknik, bahan dan alat mengenai
gejala atau ciri-ciri karakteristik berbagai jenis masalah atau tingkah laku menyimpang baik
individu maupun kelompok”. Menurut Wibowo (1984: 79) menjelaskan bahwa “studi kasus
adalah suatu teknik untuk mempelajari keadaan dan perkembangan seseorang secara
mendalam dengan tujuan untuk mencapai penyesuaian diri yang lebih baik”.

Dari penjabaran definisi teNSOebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Studi Kasus ialah
suatu serangkaian kegiatan ilmiah yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam
tentang suatu program, peristiwa, dan aktivitas, baik pada tingkat perorangan, sekelompok
orang, lembaga, atau organisasi untuk memperoleh pengetahuan mendalam tentang
peristiwa teNSOebut. Biasanya, peristiwa yang dipilih yang selanjutnya disebut kasus adalah
hal yang aktual (real life events), yang sedang berlangsung, bukan sesuatu yang sudah lewat.

Oleh karena itu, guru yang profesional akan berusaha semaksimal mungkin sesuai
dengan peran dan fungsinya mendorong membelajarkan peserta didik sehingga belajarnya
berhasil. Guru berkewajiban menggali, memahami sifat dan kesulitan yang dialami oleh
peserta didiknya dan melaksanakan tugas diagnostik kesulitan belajar siswa secara tepat dan
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
A. Tujuan Pelaksanaan Studi Kasus

Studi kasus merupakan teknik untuk mengentaskan permasalahan siswa atau klien
melalui pendekatan yang mendalam dan melalui tahap-tahap pengamatan dan penelitian
yang digunakan untuk mengetahui penyebab permasalahan yang dialami siswa atau klien.
Menurut Winkel (1991: 660) tujuan studi kasus adalah untuk memahami individu secara
mendalam tentang perkembangan individu dalam penyesuaian dengan lingkungan. Menurut
Suryabrata (2003: 80) tujuan studi kasus adalah untuk mempelajari secara intensif tentang
latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan, individu, kelompok, lembaga,
dan masyarakat.

Stake (2005) menyatakan bahwa penelitian studi kasus bertujuan untuk


mengungkapkan kekhasan atau keunikan karakteristik yang terdapat di dalam kasus yang
diteliti. Kasus itu sendiri merupakan penyebab dilakukannya penelitian studi kasus, oleh
karena itu, tujuan dan fokus utama dari penelitian studi kasus adalah pada kasus yang
menjadi obyek penelitian. Untuk itu, segala sesuatu yang berkaitan dengan kasus, seperti
sifat alamiah kasus, kegiatan, fungsi, kesejarahan, kondisi lingkungan fisik kasus, dan
berbagai hal lain yang berkaitan dan mempengaruhi kasus harus diteliti, agar tujuan untuk
menjelaskan dan memahami keberadaan kasus teNSOebut dapat tercapai secara menyeluruh
dan komprehensif. Untuk itu, peneliti studi kasus harus secara hati-hati menggambarkan
kejadian teNSOebut dengan memberikan pengertian dan hal-hal yang lainnya dan
menguraikan kekhususan dari kejadian teNSOebut.

Menurut Lincoln dan Guba (1985), penelitian studi kasus adalah penelitian yang
berupaya untuk mengungkapkan berbagai pelajaran yang berharga (best learning practices)
yang diperoleh dari pemahaman terhadap kasus yang diteliti. Pelajaran teNSOebut meliputi
tentang bagaimana masalah kasus yang sebenarnya; bagaimana kaitan kasus dengan konteks
lingkungan dan bidang keilmuannya; apa teori yang terkait dengannya; apa dan bagaimana
keterkaitan isu (unit analisis) yang ada di dalamnya; dan akhirnya apa pelajaran yang dapat
diambil untuk memperbaiki dan menyempurnakan langkah kehidupan manusia ke depan.
B. Manfaat Studi Kasus

Setiap kegiatan yang dilakukan mempunyai manfaat masing-masing, baik yang


dilakukan secara langsung maupun secara tidak langsung. Dan begitu pula dengan studi
kasus. Adapun manfaat yang diperoleh dalam melaksanakan suatu studi kasus menurut
Lincoln dan Guba, sebagaimana dikutip Mulyana (2013: 201-202), keistimewaan Studi
Kasus meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Studi Kasus merupakan sarana utama bagi penelitian emik, yakni menyajikan pandangan

subjek yang diteliti,

2. Studi Kasus menyajikan uraian menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami

pembaca dalam kehidupan sehari-hari (everyday real-life)

3. Studi Kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara peneliti

dengan subjek atau informan

4. Studi Kasus memungkinkan pembaca untuk menemukan konsistensi internal yang tidak

hanya merupakan konsistensi gaya dan konsistensi faktual tetapi juga keterpercayaan

(trustworthiness)

5. Studi Kasus memberikan “uraian tebal” yang diperlukan bagi penilaian atas trans

ferabilitas

6. Studi Kasus terbuka bagi penilaian atas konteks yang turut berperan bagi pemaknaan atas

fenomena dalam konteks teNSOebut.

Adapun manfaat studi kasus adalah :

1. Untuk diri sendiri

a. Dapat menambah pengalaman, meningkatkan wawasan dan mendapatkan pengetahuan

dalam menanyai berbagai masalah.


b. Dapat memudahkan Konselor dalam melakukan konseling karena banyak data-data

kasus yang bisa dipahami dalam konseling

c. Dapat memudahkan kita dalam memahami keanekaragaman perilaku setiap individu

yang ada di masyarakat.

2. Untuk Klien

a. Dapat membantu kasus untuk bisa keluar dari masalahnya.

b. Dapat membantu kasus menemukan sebab dan akibat serta solusi dari masalahnya.

c. Kasus dapat mengungkapkan segala permasalahannya sehingga seluruh keluhan kasus

dapat disalurkan kepada pihak yang tepat dan benar

d. Dapat membiasakan kasus untuk bisa lebih terbuka dan sukarela dalam menyampaikan

masalahnya kepada konselor.

3. Untuk Pengembangan Ilmu Pengetahuan

a. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam ilmu bimbingan dan Konseling

b. Dapat melatih orang-orang yang berkecimpung dibidang Konseling untuk lebih ahli

lagi di bidangnya

c. Segala fakta dan data-data yang diperoleh dalam studi kasus menjadi bahan acuan bagi

pengembang ilmu konseling.

C. Alasan Memilih Kasus

Dalam dinamika kehidupan sosial di lingkungan masyarakat, banyak ditemukan


berbagai peNSOoalan yang timbul dalam diri individu baik secara pribadi maumun dengan
kelompok. Kesemuanya itu selalu berkaitan dengan satu sama lain. Sehubungn dengan
adanya peNSOoalan yang dialami oleh individu ataupun kelompok teNSOebut, maka
dengan itu studi kasus dapat digunakan dalam mengungkap fakta-fakta yang terkecil dengan
permaslahan yang ada serta sebab-sebab timbulnya masalah sampai akhirnya menetapkan
langkah pengentasan maslah. Dalam pemilihan kasus di sekolah, penulis memiliki beberapa
alasan.yaitu:

1. Penulis sudah mengenal klien

2. Klien cukup mudah untuk dihubungi dan ditemui

3. Penulis tertarik dengan permasalahan yang dialami klien dan ingin sekali untuk

mendalami, membantu klien mengentaskan permasalahannya.

4. Sebagai seorang yang berkecimpung di jurusan Bimbingan dan Konseling (BK) merasa

kalau kasus ini patut untuk diselesaikan dan di cari jalan keluar atas masalah teNSOebut.

Kasus ini merupakan seorang siswa yang mengalami kesulitan dalam memanajemen

waktu belajarnya, focus dalam mengikuti pembelajaran tergnaggu dan mengalami

kekhawatiran untuk karir kedepannya

Dan untuk pemilihan kasus di luar sekolah, penulis memiliki beberapa alasan, yaitu :

1. Penulis sudah mengenal klien

2. Klien cukup mudah untuk dihubungi dan ditemui

3. Penulis tertarik dengan permasalahan yang dialami klien dan ingin sekali untuk

mendalami, membantu klien mengentaskan permasalahannya.

4. Sebagai seorang yang berkecimpung di jurusan Bimbingan dan Konseling (BK) merasa

kalau kasus ini patut untuk diselesaikan dan di cari jalan keluar atas masalah tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN KASUS

A. Gambaran Menyeluruh tentang Kasus

Klien pertama merupakan salah seorang siswa kelas XII dari sekolah SMK Negeri 3
Padang. Klien dengan sukarela menghubungi penulis ketika ia sudah kesulitan dengan
permasalahan yang ia alami ini. Dalam proses konseling klien terbuka dan sangat bekerja
sama dalam menyampaikan permasalahan yang ia alami.
Hal in bermula dari klien merasa dirinya sudah tidak ada semangat lagi untuk belajar
dikelas. Ia merasa tiap pembelajaran yang diberikan membuat dirinya kewalahan untuk
membagi waktunya. Jadwal tidur, istirahat dan pengerjaan tugas berantakan karna ia masih
kesulitan untuk memanajemen waktu belajarnya. Klien juga menyampaikan karna ia
kesulitan memanajemen waktunya membuat tiap malamnya overthinking memikirkan apa
yang akan ia lakukan setelah tamat SMK nantinya dan hal ini membuat dia cukup stress dan
tubuhnya menjadi kurang fit.
Dirumah ia pernah membicarakan mengenai perencanaannya setelah tamat SMK ke
orang tuanya bahwasanya ia ingin berkuliah untuk melanjutkan study nya, namun respon
yang diberikan orang tua kepada klien hanya diam, dan klien merespon tanggapan orang
tuanya seperti itu sudah beranggapan bahwa ia tidak dapat melanjutkan study dan hal ini
membuat ia merasa dipatahkan oleh orang tuanya sendiri.
Mengenai manajemen waktu, untuk manajemen waktu ia sering mengerjakan tugas-
tugasnya sampai larut malam atau berrgadang dikarenakan tugas yang diberikan memang
sangat banyak. Jadwal tidurnya terganggu dan mengakibatkan focus dalam belajarnya
menurun. Selain itu, sesuai dengan pernyampaian klien kalau klien sudah merasa tertekan
dengan tugas-tugas yang ada pola makannya terganggu dan juga ia akan menghabiskan
waktu seharian dikamar bukan karna ia merasa malas namun karna ia merasa capek dan
tertekan namun tidak tau bagaimana lagi untuk meredakannya
Lalu klien yang kedua, ia NSO adalah seorang karyawan di SDN 001 Dumai. NSO

bekerja sebagai operator sekolah tersebut. Saat bekerja NSO tidak memiliki semangat sama

sekali. Pekerjaan NSO sebenarnya tidak terlalu susah, ia hanya dituntut untuk hadir 3-4 hari

dalam seminggu tetapi NSO sulit untuk memenuhinya.

NSO merasa tidak bersemangat dalam bekerja, NSO juga sering bermalas-malasan saat

akan berangkat bekerja, dan NSO seringkali datang terlambat dan juga sering ditelpon oleh

kepala sekolahnya karena juga belum datang.

Tidak hanya malas dengan pekerjaannya di sekolah, NSO juga malas ketika bekerja di

rumah membantu orangtuanya. Ketika tidak masuk kerja NSO lebih banyak menghabiskan

waktu untuk tidur. NSO sendiri mengaku bahwa perilakunya seperti itu karena ia tidak

memiliki motivasi dalam hidup, semua yang dikerjakannya adalah suatu kemalasan bagi

NSO
Identitas Kasus
DATA KLIEN I

Nama Lengkap SF (Inisial)

Jenis Kelamin Perempuan (P)

TTL Padang, 10 Desember 2002

Kelas XII

Sekolah SMK Negeri 3 Padang

Umur 18 Tahun

Anak Ke 4 dari 5 Bersaudara

Tinggi Badan 153 cm

Berat Badan ±45 KG

Golongan Darah O

Status Pelajar

Status dalam Keluarga Anak Kandung

Agama Islam

Alamat Rumah Jl. Kampung Sikumbang RT 04 RW 04,


Lolong Belanti

Bahasa Sehari-Hari Bahasa Minang

Cita-Cita Guru

Hobi Menyanyi, Membaca

DATA ORANG TUA

Nama Orang tua Ayah : Faizal


Ibu : Misdawati

TTL Orang tua Ayah : Pasar Usang, 07 November 1963


Ibu : Padang, 02 April 1970

Pekerjaan Orang tua Ayah : Buruh


Ibu : Ibu Rumah Tangga

Agama Orangtua Ayah : Islam


Ibu : Islam

Status Ayah : Masih Hidup


Ibu : Masih Hidup

Alamat Orang tua Ayah : Jl. Kampung Sikumbang RT 04 RW 04,


Lolong Belanti
Ibu : Jl. Kampung Sikumbang RT 04 RW 04,
Lolong Belanti

DATA KLIEN II

Nama Lengkap NSO (Inisial)

Jenis Kelamin Perempuan (P)

TTL Dumai, 22 Oktober 2000

Kelas -

UniveNSOitas -

Umur 20 Tahun

Anak Ke 2 dari 3 BeNSOaudara

Tinggi Badan 159 cm

Berat Badan ±50 KG

Golongan Darah -

Status Bekerja

Status dalam Keluarga Anak Kandung

Agama Islam

Alamat Rumah Jl. Natuna, Kota Dumai

Bahasa Sehari-Hari Bahasa Indonesia


Cita-Cita Penari

Hobi Mendengarkan Musik

DATA ORANG TUA

Nama Orang tua Ayah : Suparjo


Ibu : Ratnawati

TTL Orang tua Ayah : Sidoarjo, 22 November 1965


Ibu : Dumai,17 September 1965

Pekerjaan Orang tua Ayah : TNI-AL


Ibu : Ibu Rumah Tangga

Agama Orangtua Ayah : Islam


Ibu : Islam

Status Ayah : Masih Hidup


Ibu : Masih Hidup

Alamat Orang tua Ayah : Jl. Natuna, Kota Dumai


Ibu : Jl. Natuna, Kota Dumai
BAB III
ANALISIS DATA
A. Instrumen yang Digunakan Dalam Studi Kasus
Berdasarkan wawancara dengan klien SF, klien ini mengalami kesulitan untuk
memanajemen belajarnya, ia kewalahan dengan tugas-tugas sekolah yang diberikan oleh
gurunya sehingga ia bergadang. Hal ini sering terjadi dan mengganggu jam istirahatnya,
tidurnya kurang dan kesehatannya menurun atau tubuh sering menjadi kurang fit. Bukan
hanya itu, klien SF ini juga memiliki tekanan unutk mempersiapkan karirnya kedepannya ia
ingin melanjutkan study nya ke jenjang perkuliahan namun tidak mendapatkan respon dari
orang tuanya.seiring klien sering tidak serius dalam belajar

Beberapa teknik digunakan dalam mengumpulkan data terkait dengan


pemasalahan yang dihadipi NSO, yaitu:

a. Wawancara dengan kasus

b. Wawancara dengan orangtua kasus

c. Wawancara dengan adik kasus

d. Pedoman observasi kebiasaan kasus di rumah

Anda mungkin juga menyukai