STUDI KASUS
“Pengembangan Ide Studi Kasus”
Dosen Pengampu
Dra. Zikra, M.Pd., Kons
Oleh
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Studi Kasus berasal dari terjemahan dalam bahasa Inggris A Case Study atau Case
Studies. Kata “Kasus” diambil dari kata Case yang menurut Kamus Oxford Advanced
Learner’s Dictionary of Current English (1989; 173), diartikan sebagai 1) instance or
example of the occurance of sth, 2) actual state of affaiNSO; situation, dan 3) circumstances
or special conditions relating to a peNSOon or thing. Secara berurutan artinya ialah 1)
contoh kejadian sesuatu, 2) kondisi aktual dari keadaan atau situasi, dan 3) lingkungan atau
kondisi tertentu tentang orang atau sesuatu.
Menurut Depdikbud (1997: 2) menjelaskan bahwa “studi kasus adalah suatu studi atau
analisa yang komprehensif dengan menggunakan berbagai teknik, bahan dan alat mengenai
gejala atau ciri-ciri karakteristik berbagai jenis masalah atau tingkah laku menyimpang baik
individu maupun kelompok”. Menurut Wibowo (1984: 79) menjelaskan bahwa “studi kasus
adalah suatu teknik untuk mempelajari keadaan dan perkembangan seseorang secara
mendalam dengan tujuan untuk mencapai penyesuaian diri yang lebih baik”.
Dari penjabaran definisi teNSOebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Studi Kasus ialah
suatu serangkaian kegiatan ilmiah yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam
tentang suatu program, peristiwa, dan aktivitas, baik pada tingkat perorangan, sekelompok
orang, lembaga, atau organisasi untuk memperoleh pengetahuan mendalam tentang
peristiwa teNSOebut. Biasanya, peristiwa yang dipilih yang selanjutnya disebut kasus adalah
hal yang aktual (real life events), yang sedang berlangsung, bukan sesuatu yang sudah lewat.
Oleh karena itu, guru yang profesional akan berusaha semaksimal mungkin sesuai
dengan peran dan fungsinya mendorong membelajarkan peserta didik sehingga belajarnya
berhasil. Guru berkewajiban menggali, memahami sifat dan kesulitan yang dialami oleh
peserta didiknya dan melaksanakan tugas diagnostik kesulitan belajar siswa secara tepat dan
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
A. Tujuan Pelaksanaan Studi Kasus
Studi kasus merupakan teknik untuk mengentaskan permasalahan siswa atau klien
melalui pendekatan yang mendalam dan melalui tahap-tahap pengamatan dan penelitian
yang digunakan untuk mengetahui penyebab permasalahan yang dialami siswa atau klien.
Menurut Winkel (1991: 660) tujuan studi kasus adalah untuk memahami individu secara
mendalam tentang perkembangan individu dalam penyesuaian dengan lingkungan. Menurut
Suryabrata (2003: 80) tujuan studi kasus adalah untuk mempelajari secara intensif tentang
latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan, individu, kelompok, lembaga,
dan masyarakat.
Menurut Lincoln dan Guba (1985), penelitian studi kasus adalah penelitian yang
berupaya untuk mengungkapkan berbagai pelajaran yang berharga (best learning practices)
yang diperoleh dari pemahaman terhadap kasus yang diteliti. Pelajaran teNSOebut meliputi
tentang bagaimana masalah kasus yang sebenarnya; bagaimana kaitan kasus dengan konteks
lingkungan dan bidang keilmuannya; apa teori yang terkait dengannya; apa dan bagaimana
keterkaitan isu (unit analisis) yang ada di dalamnya; dan akhirnya apa pelajaran yang dapat
diambil untuk memperbaiki dan menyempurnakan langkah kehidupan manusia ke depan.
B. Manfaat Studi Kasus
1. Studi Kasus merupakan sarana utama bagi penelitian emik, yakni menyajikan pandangan
2. Studi Kasus menyajikan uraian menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami
3. Studi Kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara peneliti
4. Studi Kasus memungkinkan pembaca untuk menemukan konsistensi internal yang tidak
hanya merupakan konsistensi gaya dan konsistensi faktual tetapi juga keterpercayaan
(trustworthiness)
5. Studi Kasus memberikan “uraian tebal” yang diperlukan bagi penilaian atas trans
ferabilitas
6. Studi Kasus terbuka bagi penilaian atas konteks yang turut berperan bagi pemaknaan atas
2. Untuk Klien
b. Dapat membantu kasus menemukan sebab dan akibat serta solusi dari masalahnya.
d. Dapat membiasakan kasus untuk bisa lebih terbuka dan sukarela dalam menyampaikan
a. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam ilmu bimbingan dan Konseling
b. Dapat melatih orang-orang yang berkecimpung dibidang Konseling untuk lebih ahli
lagi di bidangnya
c. Segala fakta dan data-data yang diperoleh dalam studi kasus menjadi bahan acuan bagi
3. Penulis tertarik dengan permasalahan yang dialami klien dan ingin sekali untuk
4. Sebagai seorang yang berkecimpung di jurusan Bimbingan dan Konseling (BK) merasa
kalau kasus ini patut untuk diselesaikan dan di cari jalan keluar atas masalah teNSOebut.
Kasus ini merupakan seorang siswa yang mengalami kesulitan dalam memanajemen
Dan untuk pemilihan kasus di luar sekolah, penulis memiliki beberapa alasan, yaitu :
3. Penulis tertarik dengan permasalahan yang dialami klien dan ingin sekali untuk
4. Sebagai seorang yang berkecimpung di jurusan Bimbingan dan Konseling (BK) merasa
kalau kasus ini patut untuk diselesaikan dan di cari jalan keluar atas masalah tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN KASUS
Klien pertama merupakan salah seorang siswa kelas XII dari sekolah SMK Negeri 3
Padang. Klien dengan sukarela menghubungi penulis ketika ia sudah kesulitan dengan
permasalahan yang ia alami ini. Dalam proses konseling klien terbuka dan sangat bekerja
sama dalam menyampaikan permasalahan yang ia alami.
Hal in bermula dari klien merasa dirinya sudah tidak ada semangat lagi untuk belajar
dikelas. Ia merasa tiap pembelajaran yang diberikan membuat dirinya kewalahan untuk
membagi waktunya. Jadwal tidur, istirahat dan pengerjaan tugas berantakan karna ia masih
kesulitan untuk memanajemen waktu belajarnya. Klien juga menyampaikan karna ia
kesulitan memanajemen waktunya membuat tiap malamnya overthinking memikirkan apa
yang akan ia lakukan setelah tamat SMK nantinya dan hal ini membuat dia cukup stress dan
tubuhnya menjadi kurang fit.
Dirumah ia pernah membicarakan mengenai perencanaannya setelah tamat SMK ke
orang tuanya bahwasanya ia ingin berkuliah untuk melanjutkan study nya, namun respon
yang diberikan orang tua kepada klien hanya diam, dan klien merespon tanggapan orang
tuanya seperti itu sudah beranggapan bahwa ia tidak dapat melanjutkan study dan hal ini
membuat ia merasa dipatahkan oleh orang tuanya sendiri.
Mengenai manajemen waktu, untuk manajemen waktu ia sering mengerjakan tugas-
tugasnya sampai larut malam atau berrgadang dikarenakan tugas yang diberikan memang
sangat banyak. Jadwal tidurnya terganggu dan mengakibatkan focus dalam belajarnya
menurun. Selain itu, sesuai dengan pernyampaian klien kalau klien sudah merasa tertekan
dengan tugas-tugas yang ada pola makannya terganggu dan juga ia akan menghabiskan
waktu seharian dikamar bukan karna ia merasa malas namun karna ia merasa capek dan
tertekan namun tidak tau bagaimana lagi untuk meredakannya
Lalu klien yang kedua, ia NSO adalah seorang karyawan di SDN 001 Dumai. NSO
bekerja sebagai operator sekolah tersebut. Saat bekerja NSO tidak memiliki semangat sama
sekali. Pekerjaan NSO sebenarnya tidak terlalu susah, ia hanya dituntut untuk hadir 3-4 hari
NSO merasa tidak bersemangat dalam bekerja, NSO juga sering bermalas-malasan saat
akan berangkat bekerja, dan NSO seringkali datang terlambat dan juga sering ditelpon oleh
Tidak hanya malas dengan pekerjaannya di sekolah, NSO juga malas ketika bekerja di
rumah membantu orangtuanya. Ketika tidak masuk kerja NSO lebih banyak menghabiskan
waktu untuk tidur. NSO sendiri mengaku bahwa perilakunya seperti itu karena ia tidak
memiliki motivasi dalam hidup, semua yang dikerjakannya adalah suatu kemalasan bagi
NSO
Identitas Kasus
DATA KLIEN I
Kelas XII
Umur 18 Tahun
Golongan Darah O
Status Pelajar
Agama Islam
Cita-Cita Guru
DATA KLIEN II
Kelas -
UniveNSOitas -
Umur 20 Tahun
Golongan Darah -
Status Bekerja
Agama Islam