5
E. Patofisiologi
Gula dalam
darah tidak
Faktor genetik dapat
Kerusakan Ketidakseimbangan dibawa
Infeksi virus masuk
sel beta produksi insulin
Pengrusakan dalam sel
imunologik
Batas melebihi
Glukosuria Hiperglikemia Anabolisme protein
ambang ginjal
Kerusakan pada
Diuresis osmotik Vikositas darah Syok hiperglikemik antibodi
6
F. Data Fokus Pengkajian
1 Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan proses keperawatan untuk
mengenal masalah klien, agar dapat memberi arah kepada tindakan keperawatan.
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, nomor register, diagnose
medis.
b. Keluhan utama
Keluhan yang muncul pada penderita diabetes mellitus, diantaranya: Poliuria
(sering kencing), polidipsia (sering haus), polifagia (sering lapar), sering
kesemutan pada bagian ekstermitas, kelemahan tubuh, luka yang tidak sembuh-
sembuh, pandangan kabur dan penurunan berat badan
c. Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit-penyakit lain yang ada kaitannya
dengan defisiensi insulin misalnya penyakit pancreas. Adanya riwayat penyakit
jantung, obesitas maupun arterosklerosis, tindakan medis yang pernah di dapat
maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh penderita.
d. Riwayat penyakit sekarang
Berisi tentang kapan terjadinya penyakit diabetes mellitus, penyebab terjadinya
diabetes mellitus, apa yang dirasakan klien dan apa yang sudah dilakukan untuk
mengatasi sakitnya sampai klien bertemu perawat yang mengkaji.
e. Riwayat penyakit keluarga
Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu anggota keluarga yang juga
menderita DM atau penyakit keturunan yang dapat menyebabkan terjadinya
defisiensi insulin misalnya hipertensi dan jantung.
2. Pemeriksaan Fisikna
a. Status kesehatan umum
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat badan dan
tanda – tanda vital.
b. Pemeriksaan fisik
1) Kepala dan leher
7
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher, telinga
kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran, lidah sering terasa
tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan
berdarah, apakah penglihatan kabur/ganda, diplopia, lensa mata keruh.
2) Sistem integument
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka,
kelembaban dan suhu kulit di daerah sekitar ulkus dan gangren, kemerahan
pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
3) Sistem pernapasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita DM mudah
terjadi infeksi.
4) Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang, takikardi atau
bradikardi, hipertensi/hipotensi, aritmia, kardiomegalis.
5) Sistem gastrointestinal
Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrase,
perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen, obesitas.
6) Sistem urinary
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat berkemih.
7) Sistem musculoskeletal
Cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstrimitas.
8) Sistem neurologis
Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk, reflek
lambat, kacau mental, disorientasi.
3. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Price (2002); Shahab (2006), pemeriksaan diagonstik DM terdiri dari:
1) Pemeriksaan Darah
a) Pemeriksaan kadar serum glukosa
Gula darah puasa: glukosa lebih dari 120 mg/dl pada 2x tes.
Gula darah 2 jam post prandial : 200 mg/dl.
Gula darah sewaktu : lebih dari 200 mg/dl.
b) Tes toleransi glukosa
8
Nilai darah diagnostik : kurang dari 140 mg/dl dan hasil 2 jam serta satu nilai
lain lebih dari 200 mg/ dlsetelah beban glukosa 75 gr.\
2) Pemeriksaan kadar glukosa urin
Pemeriksaan ini untuk mengetahui kerja dan kondisi ginjal karena pada keadaan
DM kadar glukosa darah tinggi sehingga dapat merusak kapiler dan glomerulus
ginjal yang mengakibatkan gagal ginjal. Pemeriksaan reduksi urin dengan cara
Benedic atau menggunakan enzim glukosa. Hasil dapat dilihat melalui perubahan
warna pada urine yaitu:
0 = Berwarna biru, negatif, tidak ada glukosa, bukan DM.
+1 = Berwarna hijau, ada sedikit glukosa, belum pasti DM atau DM stadium
dini/awal.
+2 = Berwarna orange, ada glukosa, jika pemeriksaan kadar glukosa darah
mendukung/sinergis, maka termasuk DM.
+3 = Berwarna orange tua, ada glukosa, positif DM.
+4 = Berwarna merah pekat, banyak glukosa, DM kronik
3) Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai dengan
jenis kuman.
9
G. Analisa Data
No
Data Etiologi Masalah
.
1. DS : faktor genetik, infeksi Kekurangan volume
Mengeluh sering haus virus, pengrusakan cairan
Mengeluh sering imunologik
BAK
DO : Kerusakan sel beta
Turgor kulit menurun
Mukosa bibir kering Ketidakseimbangan
pucat
Gula dalam darah tidak
dapat dibawa masuk
dalam sel
Hiperglikemia
Batas melebihi
ambang ginjal
Glukosuria
Diuresis osmotik
Poliuri
Kekurangan volume
cairan
Sering makan
10
(polipagia) Kerusakan sel beta
DO :
Kulit kering/bersisik, Ketidakseimbangan
Tampak kurus produksi insulin
Hiperglikemia
Batas melebihi
ambang ginjal
Glukosuria
Kehilangan kalori
Merangsang
hipotalamus
Polidipsia, polipagia
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
3. DS : faktor genetik, infeksi Kerusakan integritas
Mengeluh kulit gatal- virus, pengrusakan jaringan
gatal imunologik
11
Sering kesemutan
pada bagian Kerusakan sel beta
ekstermitas
DS : Ketidakseimbangan
Kulit kering produksi insulin
Anabolisme protein
menurun
Kerusakan pada
antibodi
Kekebalan tubuh
menurun
Neuropati sensori
perifer
Nekrosis luka
Gangrene
Kerusakan integritas
kulit
4. DS : faktor genetik, infeksi Resiko Infeksi
Mengeluh nyeri pada virus, pengrusakan
luka imunologik
12
DO :
Terdapat luka yang Kerusakan sel beta
tidak sembuh-sembuh
Ada riwayat DM Ketidakseimbangan
produksi insulin
Anabolisme protein
menurun
Kerusakan pada
antibodi
Kekebalan tubuh
menurun
Resiko infeksi
5. DS : faktor genetik, infeksi Keletihan
Mengatakan cepat virus, pengrusakan
lelah saat beraktifitas imunologik
Mengatakan sulit
untuk beraktivitas Kerusakan sel beta
seperti biasa
DO : Ketidakseimbangan
Kalian membutuhkan produksi insulin
bantuan saat
beraktivitas Gula dalam darah tidak
dapat dibawa masuk
dalam sel
Hiperglikemia
13
Batas melebihi
ambang ginjal
Glukosuria
Kehilangan kalori
BB Menurun
Keletihan
H. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotic ditandai
dengan sering haus (polidipsi), sering BAK, turgor kulit menurun, mukosa bibir
kering dan konjungtiva tampak pucat.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
gangguan keseimbangan insulin, makanan, dan aktivitas jasmani ditandai dengan
merasa lemas, BB menurun, sering makan (polifagia), kulit kering bersisik, tampak
kurus dan bau nafas aseton.
3. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan nekrosis kerusakan jaringan
ditandai dengan kulit gatal gatal, sering kesemutan pada bagian ektermitas dan kulit
kering.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan hiperglikemia ditandai dengan nyeri padda luka,
luka tidak sembuh-sembuh dan ada riwayat DM.
5. Keletihan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolic ditandai dengan
cepat lelah saat beraktifitas, sult beraktivitas seperti biasa dan memutuhkan bantuan
saat beraktivitas.
14
15
I. Perencanaan
No Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional
. Keperawatan
1. Kekurangan volume Setelah dilakukan Mandiri
cairan tubuh tindakan keperawatan Kaji pengeluaran urine Membantu dalam memperkirakan
berhubungan dengan selama 2x24 kekurangan volume total, tanda dan
diuresis osmotic jam,diharapkan klien gejala mungkin sudah ada pada
ditandai dengan sering akan memperlihatkan beberapa waktu sebelumnya,
haus (polidipsi), sering terjadinya tanda-tanda adanya proses infeksi
BAK, turgoe kulit hidrasi yang kuat, mengakibatkan demam dan keadaan
menurun, mukosa bibir dengan kriteria hasil : hipermetabolik yang menigkatkan
kering da konjungtiva Nadi perifer dapat kehilangan cairan
tampak pucat. teraba, turgor kulit Pantau tanda-tanda vital Perubahan tanda-tanda vital dapat
baik. diakibatkan oleh rasa nyeri dan
TTV dalam batas merupakan indikator untuk menilai
normal, keluaran keadaan perkembangan penyakit.
urin normal Monitor pola napas Paru-paru mengeluarkan asam
Kadar elektrolit karbonat melalui pernapasan
dalam batas normal menghasilkan alkalosis respiratorik,
ketoasidosis pernapasan yang
berbau aseton berhubungan dengan
pemecahan asam aseton dan asetat
16
Observasi frekuensi dan kualitas Koreksi hiperglikemia dan asidosis
pernapasan akan mempengaruhi pola dan
frekuensi pernapasan. Pernapasan
dangkal, cepat, dan sianosis
merupakan indikasi dari kelelahan
pernapasan, hilangnya kemampuan
untuk melakukan kompensasi pada
asidosis.
Timbang berat badan Memberikan perkiraan kebutuhan
akan cairan pengganti fungsi ginjal
dan keefektifan dari terapi yang
diberikan.
Kolaborasi
Pemberian cairan sesuai dengan Tipe dan jenis cairan tergantung
indikasi pada derajat kekurangan cairan dan
respon
2. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan Mandiri
nutrisi kurang dari tindakan keperawatan, Kaji status nutrisi dan kebiasaan Untuk mengetahui tentang keadaan
kebutuhan tubuh selama 3x24 jam, makan. dan kebutuhan nutrisi pasien
berhubungan dengan diharapan kebutuhan sehingga dapat diberikan tindakan
gangguan keseimbangan nutrisi dapat terpenuhi, dan pengaturan diet yang adekuat.
insulin, makanan, dan dengan kriteria hasil : Anjurkan pasien untuk Kepatuhan terhadap diet dapat
17
aktivitas jasmani Berat badan normal mematuhi diet yang telah mencegah komplikasi terjadinya
ditandai dengan merasa Turgor kulit baik, diprogramkan. hipoglikemia/hiperglikemia.
lemas, BB m enurun, mengkonsumsi Timbang berat badan setiap Mengetahui perkembangan berat
sering makan makanan sesuai seminggu sekali. badan pasien (berat badan
(polifagia), kulit kering program merupakan salah satu indikasi untuk
bersisik, tampak kurus Kadar gula darah menentukan diet ).
dan bau nafas aseton. dalam batas normal Observasi tanda hipoglikemia Metabolisme KH akan menurunkan
Tidak ada tanda- misalnya : penurunan tingkat kadarglukosa dan bila saat itu
tanda kesadaran, permukaan teraba diberikan insulin akan menyebabkan
hiperglikemia/hipo dingin, denyut nadi cepat, lapar, hipoglikemia.
glikemia kecemasan dan nyeri kepala.
Berikan Insulin. Akan mempercepat pengangkutan
glukosa kedalam sel.
3. Kerusakan integritas Setelah dilakukan Mandiri
jaringan berhubungan tidakan keperawatan Observasi tanda – tanda infeksi Kemerahan, edema, luka drainase,
dengan nekrosis selama 4x24 jam, cairan dari luka menunjukkan
kerusakan jaringan diharapkan klien akan adanya infeksi.
ditandai dengan kulit mempertahankan Ajarkan klien untuk mencuci Mencegah cross contamination.
gatal gatal, sering integritas kulit tetap tangan dengan baik, untuk
kesemutan pada bagian utuh dan terhindar dari mempertahankan kebersihan
ektermitas dan kulit infeksi, dengan kriteria tangan pada saat melakukan
kering. hasil : prosedur.
18
Tidak ada tanda- Pertahankan kebersihan kulit. Gangguan sirkulasi perifer dapat
tanda infeksi terjadi bila menempatkan pasien
Tidak ada luka pada kondisi resiko iritasi kulit.
Tidak ditemukan Dorong klien mengkonsumsi Peningkatan pengeluaran urine akan
adanya perubahan diet secara adekuat dan intake mencegah statis dan
warna kulit cairan 3000 ml/hari. mempertahankan PH urine yang
dapat mencegah terjadinya
perkembangan bakteri.
Kolaborasi
Berikan antibiotik bila ada Mencegah terjadinya perkembangan
indikasi. bakteri.
19
luka cepat pertumbuhan jaringan.
mengering Anjurkan pada klien agar Kelembaban dan kulit kotor sebagai
menjaga predisposisi terjadinya predisposisi terjadinya lesi.
lesi.
kolaborasi
Pemberian obat antibiotic Antibiotik untuk membunuh kuman.
20
ditoleransi.
21
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unimus.ac.idfilesdisk1135jtptunimus-gdl-marzukig0a-6710-2-babii.pdf
http://digilib.unimus.ac.idfilesdisk1160jtptunimus-gdl-rinapurwan-7984-3-babii.pdf
http://digilib.unila.ac.id9725102.%20BAB.pdf
https://www.scribd.comdoc5569379839940969-Askep-Diabetes-Mellitus
https://www.scribd.com/doc/316624815/Lp-Diabetes-Mellitus-An
http://stikeswh.ac.idpsikfilesAskep-DM.pdf
https://www.scribd.com/document/231136699/LP-DM
https://www.scribd.com/document/265683234/ASKEP-dm
https://www.scribd.com/doc/76841351/Asuhan-Keperawatan-Pada-Pasien-Dengan-
Gangguan-Sistem-Endokrin
22