Bab 1-7
Bab 1-7
1
Ruang-ruang/wilayah-wilayah dengan Ruang-ruang/wilayah-wilayah lainnya memiliki ciri khas
tertentu yang berbeda, ciri khas wilayah ini kemudian membentuk karakteristik ruang. Ciri atau
karakteristik yang khas tersebut dapat berupa tanah, air, batuan, tumbuhan, suhu udara dan lain-lain
yang berbeda satu tempat dengan tempat lainnya. Satu atau beberapa komponen dari suatu ruang
mungkin ditemukan di tempat lainnya, tetapi akan ada beberapa komponen lainnya yang berbeda.
Misalnya, jenis batuan di suatu tempat ditemukan di tempat lainnya tetapi jenis tumbuhannya berbeda.
Hal ini mengakibatkan interaksi antarsatu ruang dengan lainnya, karena satu ruang/wilayah perlu
memenuhi kekurangannya dengan meminta dari ruang/wilayah lain. Perhatikan contoh dibawah ini:
Untuk memenuhi
kebutuhan masing –masing
wilayah maka, kedua
me
mb
utu
hka
wilayah kemudian saling
n ika
n
berinteraksi melalui
aktivitas perdagangan. Bila
Wilayah A kita pergi ke pasar (baik
Wilayah B
tradisional/modern) maka
me
mb
kita bisa lihat secara
utu
hka
n say
ur
dan
bu
langsung bentuk interaksi
ah
2
Pendidikan dan Kebudayaan, 2016.)
A B
Daerah Interaksi lemah
Daerah
penghasil beras, Interaksi lemah
penghasil Ikan
membutuhkan membutuhkan
Ikan beras
C
Daerah
Interaksi kuat
penghasil Ikan
membutuhkan Wilayah A Melakukan interaksi dengan
wilayah C karena paling dekat
beras
Jual beras
Airport
di B ah..
A B
Daerah
Daerah
membutuhkan
penghasil beras
beras
3
Letak dan Luas Wilayah Indonesia
4
2. Secara khusus/unsur-unsur peta.
Judul peta, mencerminkan tentang isi daerah yang digambarkan pada peta tersebut.
Skala peta, yaitu perbandingan jarak pada peta dengan keadaan yang sebenarnya. Terdiri
dari skala angka, skala garis/grafis/bar.
1 : 1.000.000.000
Legenda, yaitu kolom keterangan yang berisi tentang arti simbol-simbol yang digunakan
pada peta.
Pada legenda terdapat simbol-simbol
yang berbentuk simbol garis, simbol
titik, simbol warna dan simbol area
Garis astronomis, yaitu garis-garis khayal pada peta yang menunjukan letak astronomis
yang bisa menunjukkan letak suatu tempat dengan cukup akurat. Terdiri dari garis
lintang adalah garis khayal pada peta yang melintang dari barat ke timur dan membagi
bumi menjadi wilayah utara dan selatan (LU dan LS), dan garis bujur adalah garis
khayal pada peta yang membujur dari utara ke selatan dan membagi bumi menjadi
wilayah barat dan timur (BB dan BT).
Penunjuk arah / mata angin / tanda orientasi.
5
Inset Pembesaran
Peta sisipan (inset) adalah peta tambahan berukuran kecil
yang ditempatkan pada posisi yang sesuai dalam peta
utama dengan fungsi untuk memperjelas lokasi daerah
yang digambarkan, baik sebagian atau keseluruhan. Inset
peta dibedakan menjadi:
- Inset pembesaran berfungsi untuk menerangkan
informasi yang kenampakan pada peta kecil.
Inset Lokasi
berfungsi memperbesar/memperjelas sebagian kecil
wilayah pada peta utama
- Inset lokasi merupakan pengecilan lokasi yang
cakupannya lebih luas dari peta yang dibuat yang
gunanya untuk memberikan gambaran yang baik
mengenai posisi geografi daerah tersebut.
Perhatikan gambar peta dibawah ini, kemudian lengkapi peta tersebut sehingga menjadi peta yang baik
Lengkapi juga peta Indonesia diatas dengan batas-batas negara Indonesia sesuai dengan tabel dibawah
Batas Negara Barat Timur Utara Selatan
Darat
Laut/Samudera/Perairan
Negara
6
Letak suatu tempat dipermukaan bumi tidak hanya sekadar menunjukkan posisinya diantara
tempat lainnya. Letak suatu tempat menunjukkan pula karakteristik tempat tersebut. letak wilayah
Indonesia bisa kita ketahui berdasarkan letak astronomis dan letak geografis
Akibatnya:
Berdasarkan garis bujurnya Indonesia
menyebabkan Indonesia memiliki tiga
daerah waktu, yaitu:
ü Waktu Indonesia bagian Barat (WIB) Wilayah paling barat
(Pulau Beureuh) terletak
ü Waktu Indonesia bagian Tengah
di 95 ° BT dan paling timur
(WITA)
(Kota Merauke) di Papua
ü Waktu Indonesia bagian Timur (WIT)
terletak 141° BT.
ü Masing-masing wilayah waktu berbeda
INDONESIA 1 jam
8
2. sumber daya alam energi, yaitu sumber daya alam yang dapat menghasilkan energi yang
nantinya dapat dimanfaatkan untuk menunjang dan memberikan fungsi lingkungan
hidup pada kehidupan manusia. Contohnya adalah minyak bumi, batu bara, gas bumi, air,
udara, sinar matahari, dan lain sebagainya.
3. sumber daya alam ruang, yaitu sumber daya alam yang berupa ruang, tempat, atau wilayah
yang dapat dipergunakan oleh manusia untuk kelangsungan hidupnya. Sumber daya ini
dipengaruhi oleh beberapa hal seperti letak astronomis, topografi, maupun reliefnya. Contoh
gunung, lembah, dan lain sebagainya
4. sumber daya waktu, yaitu sumber daya alam yang keberadaannya terikat oleh waktu atau
musim. Contohnya adalah Air yang mana di musim kemarau keberdaannya sangat sulit
ditemukan, sehingga lahan-lahan pertanian banyak yang kekeringan dan mengalami gagal
panen. Sedangkan di musim penghujan, keberadaannya justru begitu melimpah hingga dapat
menimbulkan bencana banjir dan erosi.
D. Berdasarkan Daya Pakai dan Nilai Ekonomisnya:
1. sumber daya alam ekonomis, yaitu sumber daya alam yang memiliki nilai ekonomis,
memiliki nilai jual yang tinggi, dan dianggap sebagai barang-barang berharga. Selain itu,
untuk mendapatkannya diperlukan biaya yang relatif tinggi. Contohnya adalah emas, perak,
minyak bumi, batu bara, timah, dan lain sebagainya.
2. sumber daya alam non ekonomis, yaitu sumber daya alam yang dapat didapatkan dengan
biaya yang sangat kecil, atau bahkan tanpa biaya sama sekali. Contohnya sinar matahari,
udara, dan air.
E. Berdasarkan Lokasinya:
1. sumber daya alam akuatik, yaitu sumber daya alam yang bisa dijumpai di daerah atau wilayah
perairan. Contohnya adalah ikan, rumput laut, terumbu karang, udang, kepiting, dan lain
sebagainya.
2. sumber daya alam terrestial, yaitu sumber daya alam yang dapat kita jumpai di daerah atau
wilayah di daratan. Contohnya adalah hasil hutan, bahan-bahan tambang, dan lain sebagainya
Di Indonesia sumber daya alam tersedia melimpah, akan tetapi jika sumber daya tersebut
dipergunakan secara berlebihan, maka sumber daya alam tersebut akan habis atau mengalami
kepunahan. Manusia Indonesia diharapkan mampu memanfaatkan sumber daya alam yang ada dengan
sebaik-baiknya. Potensi sumber daya alam Indonesia yang perlu kita manfaatkan dan kelola sebaik-
baiknya diantaranya :
A. Potensi Sumber daya Hutan
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya
alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang
satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan (UU Kehutanan, No.41/1999). Direktorat Jenderal
Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
merilis laporan dalam publikasi Statistik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2015
tentang luas kawasan hutan di Indonesia. Pada kawasan hutan konservasi (Kawasan Hutan Suaka
9
Alam-Kawasan Hutan Pelestarian Alam) memiliki luas 27,4 juta ha. Hutan lindung seluas 29,7
juta ha. Hutan produksi terbatas 26,8 juta ha. Hutan produksi 29,3 juta ha dan luas hutan yang
bisa dikonversi 12,9 juta ha. Total luas hutan di Indonesia sebanyak 128 juta ha
(https://lokadata.beritagar.id) sementara itu luas wilayah daratan Indonesia adalah 1.922.570 km²
maka luas hutan Indonesia adalah 66.58% dari keseluruhan luas daratan Indonesia. Sebagian
besar hutan Indonesia adalah hutan tropis. Hutan tripos Indonesia adalah salah satu yang paling
luas dan memiliki tinggi tingkat kekayaan/keanekaragaman hayatinya di dunia. Puluhan juta
masyarakat Indonesia mengandalkan hidup dan mata pencahariannya dari hutan, baik dari
mengumpulkan berbagai jenis hasil hutan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka atau bekerja
pada sektor industri pengolahan kayu. Secara umum jenis-jenis kayu Indonesia yang banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia dan sebarannya adalah sebagai berikut:
1. Kayu Keruing, Meranti, Agathis dihasilkan terutama di Papua, Sulawesi, dan Kalimantan.
2. Kayu jati banyak dihasilkan di Jawa Tengah.
3. Rotan banyak dihasilkan di Kalimantan, Sumatra Utara dan Sumatra Barat.
4. Kayu Cendana banyak dihasilkan di Nusa Tenggara Timur.
5. Kayu Rasamala dan Akasia banyak dihasilkan di Jawa Barat.
Selain dimanfaatkan kayunya, hutan memiliki fungsi penting sebagai berikut:
1. Fungsi Ekonomi
a. Hasil hutan dijual langsung atau diolah menjadi berbagai barang yang bernilai tinggi.
b. Membuka lapangan pekerjaan bagi pembalak hutan legal
c. Menyumbang devisa negara dari hasil penjualan produk hasil hutan ke luar negeri.
2. Fungsi Klimatologis
a. Hutan dapat mengatur iklim
b. Hutan berfungsi sebagai paru-paru dunia yang menghasilkan oksigen bagi kehidupan.
3. Fungsi Hidrolis
a. Dapat menampung air hujan di dalam tanah
b. Mencegah intrusi air laut yang asin
c. Menjadi pengatur tata air tanah
4. Fungsi Ekologis
a. Mencegah erosi dan banjir
b. Menjaga dan mempertahankan kesuburan tanah
c. sebagai wilayah untuk melestarikan kenaekaragaman hayati
Secara umum hutan memiliki banyak manfaat yaitu:
1. menyimpan air hujan dan kemudian mengalirkannya ke sungaisungai dan danau, sehingga
pada musim kemarau tidak mengalami kekeringan.
2. tempat hidup bagi flora dan fauna yang menjadi sumber makanan dan obat-obatan pada saat
ini maupun pada masa yang akan datang
3. mencegah terjadinya erosi atau pengikisan karena air hujan tidak langsung jatuh ke tanah dan
mengikis tanah-tanah yang subur.
10
4. menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida, sehingga suhu bumi terkendali.
5. sumber kehidupan bagi masyarakat, khususnya masyarakat sekitar hutan dari produk yang
dihasilkannya
Jenis-jenis Hutan:
1. Hutan Berdasarkan iklimnya
a. Hutan hujan tropis, hutan yang terletak di daerah tropis dengan curah hujan tinggi. Hutan
jenis ini memiliki keaneragaman hayati yang sangat tinggi.
b. Hutan munson, atau biasa disebut hutan musim. Hutan ini memiliki curah hujan yang
tinggi namun musim kemaraunya panjang. Ketika musim kemarau tiba, hutan jenis ini
akan menggugurkan daunnya sehingga terlihat seperti hutan dengan pepohonan yang
mati.
2. Hutan berdasarkan bentang lahannya:
a. Hutan pegunungan, hutan yang terletak di pegunungan dengan ketinggianlebih dari 1000
meter dari permukaan laut (dpl).
- Hutan sub alpin, hutan pegunungan dengan ketinggian di atas 2400 meter dpl.
- Hutan montana, hutan pegunungan dengan ketinggian 1500-2400 meter dpl.
- Hutan submontana, hutan pegunungan dengan ketinggian 1000-1500 meter dpl.
b. Hutan dataran rendah, hutan yang terletak di dataran rendah dengan ketinggian di bawah
1000 meter dpl.
c. Hutan pantai, hutan yang terletak di areal atau berdekatan dengan pantai.
d. Hutan perairan, kawasan perairan darat atau laut yang dipenuhi dengan tumbuhan air
atau terumbu karang. Kaya dengan berbagai flora dan fauna yang hidup dalam
ekosistemnya.
e. Hutan gambut, hutan yang tanahnya tersusun dari gambut atau hasil pelapukan
pepohonan selama jutaan tahun. Struktur tanah hutan gambut ringan, gembur dan
menyimpan banyak air sehingga kalau di injak seperti membal. Lahan gambut
merupakan tempat
penyimpanan
karbon dunia.
f. Hutan rawa, hutan
yang berdiri di atas
lahan basah. Pada
musim hujan hutan
ini biasanya
tergenangi air dan
selalu basah.
g. Hutan mangrove.
Hutan ini terdiri
11
dari pohon-pohon mangrove yang tumbuh rapat di sekitar kawasan pesisir. Hutan
mangrove berperan besar dalam menahan aberasi oleh air laut dan sebagai tempat
berkembang biak berbagai fauna laut.
h. Hutan batu kapur, hutan yang tumbuh di atas tanah batuan berkapur.
i. Savana, hutan yang berupa padang rumput dalam hamparan yang sangat luas.
3. Hutan berdasarkan tipe pohonnya:
a. Hutan homogen, hutan yang tumbuhan didalamnya relatif seragam seperti hutan pinus,
hutan jati, hutan bambu. Tanaman tersebut bisa sengaja ditanam atau tumbuh secara
alami.
b. Hutan heterogen, hutan yang terdiri dari berbagai jenis tanaman, tidak ada satu tanaman
yang mendominasi populasi.
4. Hutan berdasarkan asalnya:
a. Hutan alam, hutan yang telah terbentuk sejak awal secara alami tanpa rekayasa manusia.
b. Hutan buatan, hutan yang sengaja dibuat oleh manusia dengan cara reboisasi, rehabilitasi,
atau membuat hutan baru di atas tanah non hutan.
5. Hutan berdasarkan terbentuknya:
a. Hutan primer, hutan alam terbentuk karena alam sendiri.
b. Hutan sekunder, bekas hutan alam yang telah ditebangi kemudian tumbuh kembali
menjadi hutan, baik secara alami atau melalui kegiatan budidaya/campur tangan manusia.
12
Isilah Tabel jenis-jenis hutan diIndonesia dibawah ini!
No Jenis Hutan Keterangan Wilayah/provinsi
1. Hutan Sagu di wilayah hutan rawa Papua dan Maluku, khususnya di daerah Bacan,
air tawar Halmahera, Kepulauan Aru serta Kepulauan Sulu.
2.
3.
4.
5.
13
3. Barang tambang golongan C
Barang tambang golongan C disebut juga dengan galian industri yang dikelola oleh masyarakat.
Bahan galian golongan C antara lain kaolin, fosfat, gipsum, mangan dan lain sebagainya
Isilah kotak-kotak keterangan sumber daya tambang pada peta konsep berikut ini
Manfaat:
Manfaat:
Penjelasan:
Penjelasan:
Lokasi Penambangan:
Lokasi Penambangan:
Keterangan lain:
Keterangan lain:
Manfaat:
Penjelasan:
Gold
Lokasi Penambangan:
Keterangan lain:
Pasir besi
BARANG
TAMBANG Manfaat:
Penjelasan:
Keterangan lain:
Manfaat:
Manfaat:
Penjelasan:
Penjelasan:
Lokasi Penambangan:
Lokasi Penambangan:
Keterangan lain:
Keterangan lain:
14
C. Potensi Sumber daya Hayati (flora dan fauna) Indonesia
Kata FLORA berasal dari istilah yang berasal dari bahasa latin “YAITA” yaitu nama dewi
pelindung bunga serta taman dan merupakan dewi kesuburan dalam ilmu Mitologi Romawi, Flora
diartikan sebagai tanaman maupun sekelompok tanaman. Istilah FAUNA juga berasal dari bahasa
latin yang berarti alam hewan.
Keanekaragaman flora dan fauna di suatu wilayah tidak terlepas dari dukungan kondisi di
wilayah itu. Seperti kita bahas di materi sebelumnya Indonesia dikaruniai letak astronomis dan
geografis yang sangat mendukung beragamnya flora fauna. Indonesia dikenal sebagai
mongabay.com (21/5) menjelaskan, secara keseluruhan, Indonesia menempati posisi ketiga dalam
negara-negara dengan tingkat biodiversitas di dunia (https://news.mongabay.com/2016/05/top-10-
biodiverse-countries/). Flora fauna Indonesia yang beragam dikelompokan menjadi 3 tipe:
1. Tipe Asiatis, diantaranya flora teh, raflesia arnoldi, kopi, pohon kamper, pohon borneo, pohon jati
dan lain-lain. Fauna tipe asiatis diantaranya orang utan, banteng, badak, gajah, harimau dan lain-
lain.
2. Tipe Peralihan, diantaranya flora cengkeh, anggrek serat, pohon lontar dan lain-lain. Fauna tipe
peralihan diantaranya burung rangkong, burung maleo, tarsisius, komodo, kera-keraan, babi rusa
dan lain-lain
3. Tipe peralihan, diantaranya flora matoa, ekaliptus, buah merah, pohon eboni. Fauna tipe australis
diantaranya, burung cendrawasih, burung kasuari, burung kakak tua, walabi
Tipe-tipe flora dan fauna ini didasarkan pada 2 buah garis yaitu garis wallacea dan weber. Garis ini
dibuat karena ada tiga wilayah/daerah di Indonesia ini memiliki karakteristik flora dan fauna yang
sangat berbeda.
1. Garis Wallace adalah sebuah khayal pembatas antara dunia flora dan fauna di paparan sunda dan
di bagian tengah Indonesia. Garis Wallace membujur antara Kalimantan dan pulau untuk dekat
timur, Sulawesi. Penemu garis ini adalah seorang ilmuwan bernama Alfred Russel Wallace.
Wallace mulai menyadari bahwa ada perbedaan flora fauna pada daerah indonesia barat dengan
daerah indonesia timur sangat berbeda satu sama lain. hal tersebut dia ketahui setelah
mengunjungi Hindia Timur sekitar abad ke 19. Seperti penemunya, garis ini kemudian diberi
nama yang sama yaitu garis Wallace.
2. Garis weber adalah sebuah khayal pembatas antara dunia flora dan fauna di paparan sahul dan di
bagian tengah Indonesia. garis ini membujur dari utara ke selatan antara kepulauan Maluku dan
Papua serta antara Nusa Tenggara Timur dengan Australia. Jika garis wallace membagi Indonesia
bagian timur dan juga bagian barat, maka garis weber ini membagi Indonesia menjadi bagian
tengah dan bagian timur.
Iseng-iseng berhadiah:
Cari yuuuu.. ciri khas flora dan fauna masing-masing daerah....
(hadiahnya nilai quis....)
15
Potensi Kemaritiman Indonesia
Indonesia adalah negara kepulauan, Negara kepulauan adalah negara yang seluruhnya terdiri
atas satu atau lebih kepulauan dan dapat mencakup pulau-pulau lain (UU Kelautan, No.32/2014).
Indonesia juga disebut sebagai negara maritim karena memiliki kawasan teritorial laut yang
luas/dikelilingi oleh wilayah laut yang luas dan penduduknya bekerja diwilayah perairan. Luas
daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483 km², artinya 2/3 wilayah
Indonesia adalah wilayah perairan. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim),
Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan masih minimnya eksplorasi potensi kekayaan laut
Indonesia. Sejauh ini, baru sekitar 8 persen kekayaan laut di Nusantara yang telah digarap.
Padahal, potensi kekayaan laut Indonesia bila dieksplorasi dengan baik dapat dikonversikan
menjadi pendapatan negara mencapai US$1,1 triliun per tahun (www.wartaekonomi.co.id). Hal
tersebut menunjukan bahwa potensi kemaritiman Indonesia belum tergarap secara maksimal.
Di dalam laut tersebut, tersimpan kekayaan alam yang luar biasa besarnya. Potensi
sumber daya laut Indonesia tidak hanya berupa ikan, tetapi juga bahan tambang seperti minyak
bumi, nikel, emas, bauksit, pasir, bijih besi, timah, dan lain-lain yang berada di bawah
permukaan laut. Kekayaan yang dapat dimanfaatkan dari sumber daya laut yang lain adalah
sumber daya alam berupa mangrove, terumbu karang, dan lain-lain. Sumber daya tersebut
dikenal dengan sumber daya pesisir (Ilmu Pengetahuan Sosial/ Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.--Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). Potensi
kemaritiman Indonesia terdiri dari :
1. Perikanan
Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan
sumber daya hayati perairan (id.wikipedia.org). Menurut UU RI No. 45/2009, kegiatan yang termasuk
dalam perikanan dimulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang
dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Dalam pemanfaatan sumber daya hayati perairan
perlu dipergunakan potensi lestari adalah potensi penangkapan ikan yang masih memungkinkan bagi
ikan untuk melakukan regenerasi hingga jumlah ikan yang ditangkap tidak mengurangi populasi ikan.
Berdasarkan aturan internasional, jumlah tangkapan yang diperbolehkan adalah 80% dari potensi
lestari tersebut atau sekitar 5,12 juta ton per tahun. wilayah sumber ikan tangkap di Indonesia yang
selama ini menjadi fokus Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) diantaranya (aerah dengan produksi
tertinggi) yakni Laut Jawa, Selat Karimata, Natuna, Laut Cina Selatan, Selat Makassar, Teluk Bone,
Laut Flores dan Laut Bali (katadata.co.id). Selain memanfaatkan laut potensi perikanan juga banyak
masyarakat yang mengembangkan usaha budi daya ikan dengan menggunakan tambak. Dibawah ini
jenis - jenis ikan laut ekonomi penting di Indonesia (http://oseanografi.lipi.go.id):
a. Kakap, hates calcarifer (Centropomidae); hidup diperairan pantai, muaramuara sungai teluk-teluk,
air payau, ukuran panjang ikan dapat mencapai 200 cm, umumnya 25-100 cm, termasuk ikan
dasar, ikan buas, makanannya ikan-ikan kecil, krustasea, penangkapan dengan pancing, sodo,
jaring insang, trawl. Daerah penyebaran; terutama pantai utara Jawa, sepanjang pantai Sumatera
16
bagian timur, Kalimantan, Sulsel, Arafuru. Ke utara meliputi Teluk Benggala, pantai India, Teluk
Siam, sepanjang pantai Laut Cina Selatan, Philipinna, ke selatan sampai pantai utara Australia,
dan ke barat sampai Afrika Timur
b. Sardin, Sardine Ha sirm (Clupeidae); hidup diperairan pantai, lepas pantai pemakan plankton,
dapat mencapai panjang 23 cm, umumnya 17-18 cm, tergolong ikan pelagis ukuran kecil.
Penangkapan dengan purse seine, macam-macam payang, jaring insang, pukat tepi, dipasarkan
dalam bentuk segar, asin kering, dikalengkan, asin rebus (pindang), harga sedang. Daerah
penyebaran; terdapat diseluruh perairan Indonesia, melebar ke utara sampai Okinawa dan ke
selatan sampai ujung utara Australia, ke barat sampai pantai Afrika Timur.
c. Teri, Stolephorus commersonii (Clupeidae); hidup diperairan pantai, membentuk gerombolan
besar, pemakan plankton, dapat mencapai panjang 15 cm, umumnya 12 cm, sisik mudah
terkelupas. Tergolong ikan pelagis kecil, penangkapan dengan payang tepi, bagan, jermal, togo,
pukat tepi, soma dampar, dipasarkan dalam bentuk segar, asin kering, harga sedang. Daerah
penyebaran; terdapat diseluruh perairan pantai Indonesia, melebar ke utara sampai pantai Teluk
Benggala, Philipinna dan ke selatan sampai Queensland (Auskalia), juga ke barat sampai pantai
Afrika Timur.
d. Cakalang, Katsuwonus pelamis (Scombridae); hidup bergerombol, besar, ikan buas, predator,
karnivor, dapat mencapai panjang 100 cm, umumnya 40-60 cm. Tergolong ikan pelagis besar,
penangkapan dengan pole and line, pancing tonda, jaring insang hanyut, dipasarkan dalam bentuk
segar, difufu (panggang), asin-kering, harga mahal. Daerah penyebaran; daerah pantai laut dalam,
kadar garam tinggi, daerah tropis, Perairan Indonesia Timur, Selatan Jawa, Barat Sumatera,
Philipinna, Kep. Hawai, daerah perairan tropis Australia.
17
segar, asin setengah kering (beka), harga mahal. Daerah penyebaran; seluruh perairan Indonesia,
perairan Indo-Pasifik, Teluk Benggala, Teluk Siam, Laut Cina selatan, sampai perairan tropis
Australia, ke barat sampai Afrika Timur dan ke utara sampai Jepang.
f. Tongkol, Auxis thazard (Scombridae); hidup diperairan pantai, lepas pantai, bergerombol besar,
termasuk ikan buas, predator, makanannya ikan-ikan kecil, cumi-cumi, dapat mencapai panjang
50 cm, umumnya 25- 40 cm. Tergolong ikan pelagis besar, perenang cepat, penangkapan dengan
tonda, jabur, purse seine, pole and line, dipasarkan dalam bentuk segar, asin kering, difufu, asin
rebus (pindang), harga mahal. Daerah penyebaran; terdapat diseluruh daerah pantai, lepas pantai
perairan Indonesia, dan seluruh perairan Indo-Pasifik
2. Hutan manggrove
Hutan mangrove adalah ekosistem hutan daerah pantai yang terdiri dari kelompok pepohonan
yang bisa hidup dalam lingkungan berkadar garam tinggi. Salah satu ciri tanaman mangrove memiliki
akar yang menyembul ke permukaan. Penampakan mangrove seperti hamparan semak belukar yang
memisahkan daratan dengan laut (jurnalbumi.com).
Kata mangrove berasal dari kata mangue (bahasa Portugis) yang berarti tumbuhan,
dengan grove (bahasa Inggris) yang berarti belukar.1 Sementara itu dalam literatur lain disebutkan
bahwa istilah mangrove berasal dari kata mangi-mangi (bahasa Melayu Kuno).
Ada dua fungsi hutan mangrove sebagai potensi sumber daya laut di Indonesia yaitu fungsi
ekologis dan ekonomis. Fungsi ekologis hutan mangrove adalah sebagai habitat (tempat hidup)
binatang laut untuk berlindung, mencari makan, dan berkembang biak. Fungsi ekologis yang lain dari
hutan mangrove adalah untuk melindungi pantai dari abrasi air laut. Fungsi ekonomis hutan mangrove
berupa nilai ekonomis dari kayu pepohonan dan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Biasanya
penduduk memanfaatkan kayu sebagai bahan kayu bakar atau bahan pembuat arang. Kayu bakau juga
dapat dijadikan bahan pembuat kertas. Selain kayu, hutan mangrove juga dihuni oleh beragam jenis
fauna yang bernilai ekonomis, misalnya udang dan jenis ikan lainnya yang berkembang biak dengan
baik di wilayah ini. Di mana sajakah sebaran hutan mangrove di Indonesia? Hutan mangrove tersebar
di pesisir sebelah barat Pulau Sumatra, beberapa bagian ada di pantai utara Pulau Jawa, sepanjang
pesisir Pulau Kalimantan, Pesisir Pulau Sulawesi, pesisir sebelah Selatan Papua, dan beberapa pulau
kecil lainnya. Luas hutan mangrove di Indonesia mencapai sekitar 3 juta hektare, yang tersebar di
sepanjang 95.000 km pesisir Indonesia (Giri et al., 2011). Hutan mangrove Indonesia tidak tersebar
secara merata. Luas terbesar hutan mangrove berada di Pulau Papua yang mencapai 3,7 juta ha.
Berikutnya adalah Sumatra 417 ribu ha, Kalimantan 165 ribu ha, Sulawesi 53 ribu ha, Jawa 34,4 ribu
ha, Bali dan Nusa Tenggara 3,7 ha (Ilmu Pengetahuan Sosial/ Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.--Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016).
Sebagai tempat tinggal dan habitat hutan manggrove dihuni oleh berbagai jenis satwa, b erikut
ini jenis-jenis satwa yang sering dijumpai di hutan mangrove:
Ikan
Ikan menjadikan mangrove sebagai tempat berlindung, mencari makan dan berkembang biak.
18
Ikan-ikan kecil memilih berkembang biak di habitat mangrove untuk menghindari predator.
Mangrove menyediakan makanan bagi ikan dalam bentuk material organik yang berupa
guguran vegetasi tanaman, berbagai jenis serangga, kepiting, udang-udangan dan hewan
invertebrata.
Kepiting
Kepiting merupakan hewan yang paling umum dan mudah ditemukan di areal mangrove.
Menurut sejumlah penelitian rata-rata ada 10-70 ekor kepiting di setiap meter persegi hutan
mangrove.
Udang-udangan
Mangrove juga menjadi habitat udang-udangan (Crustacea) yang memiliki nilai komersial
tinggi.
Burung
Hutan mangrove adalah surga bagi burung air dan burung migrasi lainnya. Setidaknya ada
200 spesies burung yang bergantung pada ekosistem mangrove, atau sekitar 13% dari seluruh
burung yang ada di Indonesia. Beberapa di antaranya termasuk burung-burung bangau yang
terancam punah, seperti bangau wilwo (Mycteria cinerea), bubut hitam (Centropus
nigrorufus), dan bangau tongtong (Leptoptilos javanicus).
Mamalia
Mamalia menjadikan habitat mangrove sebagai tempat mencari makan. Beberapa diantaranya
adalah babi liar, kelalawar, kancil, berang-berang, dan kucing bakau. Sedangkan untuk
mamalia air ada lumba-lumba yang hidup disekitar muara. Bahkan harimau sumatera juga
ditemukan berkeliaran di hutan mangrove wilayah Sungai Sembilang, Sumatera Selatan.
Primata merupakan salah satu jenis mamalia yang sering mencari makan di hutan mangrove.
Diantaranya ada lutung, monyet ekor panjang, dan bekantan. Namun mamalia tersebut tidak
ada yang eksklusif hidup di hutan mangrove.
3. Terumbu karang
Terumbu karang ekosistem bawah laut yang menjadi habitat hidup berbagai satwa laut. Terumbu
karang bersama-sama hutan mangrove merupakan ekosistem penting yang menjadi gudang
keanekaragaman hayati di laut. Dari sisi keanekaragaman hayati, terumbu karang disebut-sebut
sebagai hutan tropis di lautan.
Terumbu karang adalah terumbu (batuan sedimen kapur di laut) yang terbentuk dari kapur yang
sebagian besar dihasilkan dari koral (binatang yang menghasilkan kapur untuk kerangka tubuhnya).
Jika ribuan koral membentuk koloni, koral-koral tersebut akan membentuk karang. Sebagai negara
kepulauan, Indonesia merupakan negara yang memiliki terumbu karang terluas di dunia. Luas
terumbu karang Indonesia mencapai 284,3 ribu km2 atau setara dengan 18% dari terumbu karang
yang ada di seluruh dunia. Karena Indonesia berada di daerah tropis dan suhu perairannya hangat,
pantaslah jika terumbu karang banyak ditemukan di Indonesia, selain suhu hangat kedalaman air yang
baik untuk tumbuhnya terumbu karang tidak lebih dari 18 meter. Terumbu karang sangat bermanfaat
19
bagi kehidupan manusia. Temukan manfaat – manfaat terumbu karang lalu tuliskan pada tabel
dibawah ini:
Manfaat
Ekologis
Manfaat
Ekonomis
Manfaat
Sosial
Terumbu karang (coral reef) Indonesia merupakan yang terkaya di dunia. Luas terumbu karang di
Indonesia ini mencapai 2,5 juta hektar. Selain luas, terumbu karang Indonesia pun
memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Sedikitnya 750 jenis karang yang termasuk ke
dalam 75 marga terdapat di Indonesia, sayangnya sebanyak 30,4 persen dari total luas terumbu karang
yang dimiliki oleh Indonesia berada dalam kondisi rusak atau tidak baik. Hanya sebesar 2,59 persen
dan 27,14 persen yang dalam kondisi sangat baik dan baik. Selebihnya, 37,18 persen dalam kondisi
kurang baik. Kerusakan terumbu karang disebabkan dua faktor utama, yaitu kerusakan oleh alam
atau bencana alam dan kerusakan akibat aktivitas manusia. Kerusakan oleh faktor alam seperti akibat
terjadinya badai, tsunami, dan gempa bumi di laut. Sedangkan kerusakan oleh manusia seperti
diakibatkan oleh cara penangkapan ikan di sekitar terumbu karang yang sifatnya merusak
(menggunakan bahan peledak, racun sianida, muroami dan perangkap ikan), pencemaran
laut, pemanasan global, penambangan batu karang dan sedimentasi
20
III. Penduduk Indonesia
1. Pengertian penduduk dan kondisi perkembangan penduduk Indonesia
Menurut KBBI, Penduduk adalah orang atau orang-orang yang mendiami suatu tempat (kampung,
negeri, pulau, dan sebagainya). Berdasar UUD 1945 pasal 26 ayat 2 “Penduduk ialah warga negara
Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.” Sementara pengertian warga negara
(UUD pasal 26 ayat 1) yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-
orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Undang-undang yang
mengatur warga negara adalah UU No. 12 TAHUN 2006 Tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia
Perkembangan penduduk Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, hal ini tergambar
oleh tabel dan grafik perkembangan penduduk Indonesia dibawah ini :
Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 jumlah penduduk Indonesia pada 2045
diprediksi mencapai 318,96 juta jiwa. Jumlah tersebut terdiri dari 160,21 juta jiwa perempuan dan
158,75 juta jiwa laki-laki. Sementara jumlah penduduk 2018 baru mencapai 264,16 juta jiwa, yang
berarti akan bertambah 54,8 juta jiwa dalam 27 tahun ke depan (source databoks.katadata.co.id/100-
tahun-indonesia-merdeka-jumlah-penduduk-mencapai-319-juta-jiwa.)
Dibandingkan dengan negara-negara didunia Indonesia menempati posisi berpenduduk ke-4
terbanyak didunia. Proyeksi pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia ternyata dihitung dan
diperkirakan oleh PBB melalui salah satu badannya UNDP yang terlihat pada tabel dibawah ini:
Jumlah Penduduk perkiraan Jumlah
Peringkat Negara Peringkat Negara
2017 Penduduk 2050
1 China 1.410 1 India 1.659
2 India 1.339 2 China 1.364
3 Amerika Serikat 324 3 Nigeria 411
4 Indonesia 264 4 Amerika Serikat 390
5 Brazil 209 5 Indonesia 322
6 Pakistan 197 6 Pakistan 307
7 Nigeria 191 7 Brazil 233
8 Bangladesh 165 8 Bangladesh 202
9 Rusia 144 9 Rep. Dem Kongo 197
10 Mexico 129 10 Ethiopia 191
Source: unpd/wpp/Publications/Files/WPP2017_DataBooklet
21
Masih berdasarkan tabel Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah penduduk
tertinggi di dunia. Sayangnya penduduk Indonesia tidak tersebar diseluruh wilayah Indonesia dengan
merata. Jumlah penduduk tertinggi di Indonesia terletak di Pulau Jawa. Pulau Jawa memiliki jumlah
penduduk yang paling tinggi dibandingkan Pulau Sumatera dan Kalimantan yang merupakan 2 pulau
besar yang dimiliki Indonesia. Kepadatan penduduk dipulau-pulau besar berdasarkan provinsinya
terlihat pada tabel dibawah ini:
Pulau Besar Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)
NO
Indonesia 2000 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2013 2014 2015
1 SUMATERA 95 100 100 101 106 102 109 111 112 111 116 118 120
2 JAWA 2853 2900 2979 2983 2818 3088 2876 2904 2931 3288 3408 3446 3484
3 KALIMANTAN 32 31 31 32 37 33 38 38 39 39 42 44 45
4 SULAWESI 85 85 86 87 90 68 92 93 95 100 105 106 108
5 PAPUA 5 6 6 7 6 15 7 7 7 9 10 10 10
INDONESIA 107 112 114 114 118 118 121 123 124 124 130 132 134
Sources:www.bps.go.id/dynamictable/2015/09/07/842/kepadatan-penduduk-menurut-provinsi-2000-2015.
Pada tabel diatas kita bisa dengan jelas bahwa penduduk Indonesia terkonsentrasi di pulau jawa. Pada
tahun 2015 93% penduduk Indonesia bertempat tinggal di pulau Jawa. Sementara pulau lain seperti
Sumatera hanya 3% penduduk Indonesia yang tinggal disana. Persebaran penduduk biasanya sangat
dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya:
3%
a. Keadaan iklim. 0%
1% SUMATERA
b. Jenis tanah dan bentuk permukaan bumi JAWA
3%
c. Sumber daya alam KALIMANTAN
d. Pusat pemerintahan SULAWESI
Dari faktor-faktor diatas sangat jelaslah mengapa kemudian pulau jawa menjadi pulau favorit bagi
penduduk Indonesia untuk tinggal. Kondisi ini terjadi dikarenakan beberapa hal utama:
a. Pulau jawa memiliki tanah subur yang merupakan akibat dari jalur gunung sirkum mediterania
(akibat letak geologis)
b. Pulau jawa memiliki iklim yang sangat nyaman dengan curah hujan yang cukup tinggi bagi
perkembangan pertanian dan bidang agraris lainya
c. Pulau (provinsi DKI Jakarta) jawa merupakan pusat pemerintahan Indonesia.
d. Pulau jawa merupakan pusat perekonomian dan perkembangan perindustrian Indonesia juga
terpusat dan berkembang pesat di pulau ini.
e. Kota-kota besar Indonesia yang menyediakan pendidikan, dan fasilitas kehidupan yang lengkap
terdapat di pulau jawa.
22
Ada tiga jenis kepadatan penduduk yaitu:
a. Kepadatan penduduk Aritmatik, adalah perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah
keseluruhan. Kepadatan penduduk aritmatik dapat dihitung dengan:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 =
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ (𝐾𝑚2 )
b. Kepadatan penduduk agraris, adalah perbandingan antara jumlah penduduk agraris (petani)
dengan luas lahan pertanian. Kepadatan penduduk agraris dapat dihitung dengan:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝐴𝑔𝑟𝑎𝑟𝑖𝑠 (𝑝𝑒𝑡𝑎𝑛𝑖)
𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 =
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑖𝑎𝑛 (𝐾𝑚2 )
c. Kepadatan penduduk fisiologis, perbandingan banyaknya penduduk untuk setiap kilometer
persegi wilayah lahan yang ditanami.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 =
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑖𝑎𝑛 (𝐾𝑚2 )
d. Kepadatan penduduk ekonomis, adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas lahan
produktif/menurut kapasitas produksinya/kemampuan wilayah yang bersangkutan di bidang
ekonomi.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 =
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓 (𝐾𝑚2 )
23
penduduk. Penghitungan penduduk yang paling efektif adalah cara yang menggunakan cara sensus
penduduk.
1) Sensus penduduk, Adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan, pengolahan,
penyusunan, dan penerbitan data-data kependudukan pada suatu wilayah tertentu. Sensus pertama
Indonesia dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1930, lalu pertama kali di
lakukan oleh pemerintahan Indonesia pada 1961, dilanjutkan 10 tahunan 1971, 1980, 1990, 2000,
2010 Sensus adalah cara yang paling efektif untuk mengetahui jumlah penduduk Di Indonesia
terdapat beberapa macam sensus yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik. di antaranya
(yang terbesar) sensus penduduk, sensus pertanian dan sensus ekonomi.
2) Survey atau penelitian penduduk, pencacahan penduduk dengan cara mengambil contoh
daerah. Pencacahan ini tidak dilakukan pada seluruh wilayah negara, melainkan pada daerah-
daerah tertentu yang dianggap mewakili seluruh wilayah tersebut. Tahapan kerja dan data
penduduk dalam survei penduduk biasanya sama dengan sensus penduduk atau sesuai dengan
tema-tema tertentu, berbeda dengan sensus pelaksanaan survei dapat kapan saja, survei penduduk
juga dapat mendata keadaan penduduk dengan topik yang dapat berubah, sedangkan pada sensus
dengan data yang standar (patokan bersifat tetap), survei penduduk mengarah pada pencacahan
atau pendataan penduduk pada tingkat daerah, sedangkan sensus penduduk mengarah pada
pendataan penduduk pada tingkat nasional (negara). Dibawah ini terdapat beberapa contoh-contoh
survei penduduk adalah yang diantaranya sebagai berikut:
ü Survei Penduduk Antar Sensus (Supas) 1995.
ü Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI).
ü Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakemas).
3) Regristasi penduduk, adalah pencatatan perkembangan keadaan penduduk diantara tahun-tahun
diadakannya sensus. Regristasi penduduk biasanya dilakukan dari tingkat RT s/d tingkat pusat
berkaitan dengan pencatatan tentang hal-hal berikut:
ü kejadian-kejadian vital yang dialami penduduk berupa kelahiran, kematian, dan
perpindahan.
ü berbagai keterangan dari kejadian penting yang dialami oleh manusia, seperti data
perkawinan, perceraian, perpindahan penduduk, dan kejadian-kejadian penting lainnya yang
tertulis.
ü identitas atau ciri-ciri, status, dan kondisi penduduk yang dilaksanakan secara terus-
menerus oleh pemerintah mulai tingkat terendah yaitu desa atau kelurahan. Dari data
hasil registrasi akan didapat laporan monografi desa tentang kependudukan secara kontinu
yang berisi data tentang kelahiran penduduk, kematian, perkawinan, perceraian, dan
perpindahan penduduk.
Jumlah Penduduk pada suatu negara selalu mengalami perubahan yang disebabkan oleh faktor
kelahiran, kematian dan migrasi atau perpindahan penduduk. Perubahan keadaan penduduk
tersebut dinamakan dinamika penduduk
24
Pertumbuhan Penduduk ialah suatu perubahan jumlah populasi (penduduk) sewaktu-waktu, dan
bisa dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi memakai “per
waktu unit” untuk pengukuran.
perubahan jumlah penduduk dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor yaitu:
1. Kelahiran (natalitas) bersifat menambah jumlah penduduk
Faktor alami
2. Kematian (mortalitas) bersifat mengurangi jumlah penduduk
3. Migrasi (perpindahan), akan menambah bila terjadi imigrasi dan mengurang bila terjadi
emigrasi → merupakan actor nonalami
Pertumbuhan penduduk dapat dibedakan menjadi :
a) Pertumbuhan penduduk alami (Natural Increase)
adalah selisih jumlah kelahiran dengan jumlah kelahiran dengan jumlah kematian, dapat
dihitung dengan:
T = pertumbuhan penduduk
T=(L–M) L = jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
T=(L–M)+(I–E)
T = pertumbuhan penduduk
L = jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
I = jumlah imigrasi
E = jumlah emigrasi
Faktor-faktor Kelahiran
1) Faktor pronatalitas:
Faktor pro natalitas mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk menjadi besar.
Faktor-faktor penambah kelahiran (pro natalitas), antara lain:
- Kawin usia muda
- Pandangan “banyak anak banyak rezeki”
- Anak menjadi harapan bagi orang tua sebagai pencari nafkah
- Anak merupakan penentu status sosial
- Anak merupakan penerus keturunan terutama anak laki-laki.
2) Faktor Antinatalitas:
Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain:
- Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
- Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi
laki-laki minimal berusia 19 tahun.
25
- Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
- Adanya kebijakan pemerintah seperti pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri
yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke – 2.
Contoh :
Jumlah penduduk suatu negara tahun 2000 adalah 25.000.000 jiwa. Jumlah kelahiran
dalam setahun sebanyak 800.000 jiwa. Hitunglah angka kelahiran negara tersebut ?
Hal ini berarti setiap 1000 orang penduduk, rata-rata kelahirannya 32 orang bayi dalam
setahun.
Faktor-faktor Kematian
1) Faktor Promortalitas
Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Sarana kesehatan yang kurang memadai.
- Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
- Terjadinya berbagai bencana alam
26
- Terjadinya peperangan
- Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri
- Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.
2) Faktor Antimortalitas:
Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah, yang termasuk faktor ini adalah:
- Lingkungan hidup sehat
- Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap
- Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
- Tingkat kesehatan masyarakat tinggi
- Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.
Dasar Pengukuran Kematian
Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) adalah jumlah kematian setiap 1000 penduduk
dalam waktu satu tahun. Rumusnya adalah :
Contoh :
Jumlah penduduk suatu negara tahun 2000 adalah 21.000.000 jiwa. Jumlah kelahiran dalam
setahun sebanyak 315.000 jiwa. Hitunglah angka kelahiran kasar negara tersebut?
Hal ini berarti dari setiap 1000 orang penduduk, yang meninggal rata-rata 15 orang dalam
setahun.
Penggolongan angka kematian kasar :
angka kematian rendah apabila kurang dari 10 per 1000 penduduk
angka kematian sedang, apabila antara 10 – 20 per 1000 penduduk
angka kematian tinggi, apabila lebih dari 20 per 1000 penduduk
27
a) Urbanisasi, yaitu perpindahan dari desa ke kota dengan tujuan menetap. Perpindahan
penduduk ini terjadi karena ada daya faktor –faktor berikut:
Adanya daya tarik (Pull Factor) dari kota, diantaranya:
- Ingin mencari pekerjaan, karena di kota lebih banyak lapangan kerja dan
upahnya tinggi
- Upah pekerja di kota relatif lebih tinggi di kota
- Ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
- Ingin mencari pengalaman di kota
- Fasilitas sosial seperti transportasi, pendidikan, tempat rekreasi, dll lebih
mudah didapatkan di kota dari pada di desa.
Adanya daya dorong (Push Factor) dari desa, diantaranya:
- Terbatasnya lapangan pekerjaan di desa
- Kepemilikan lahan pertanian yang semakin sempit
- Kurangnya fasilitas sosial di desa
- Kehidupan didesa yang tidak bervariasi dan monoton dibandingkan
dengan kehidupan perkotaan
Beberapa permasalahan di perkotaan yang diakibatkan oleh urbanisasi:
- kota menjadi semakin padat penduduk
- kebutuhan perumahan dan pemukiman semakin tinggi (sementara
wilayahnya relatif terbatas)
- munculnya daerah kumuh (slum area)
- pengangguran tidak terkendali karena ketidakseimbangan antara
pertumbuhan penduduk dengan ketersediaan lapangan pekerjaan.
- Penyediaan pangan, papan, dan sandang memerlukan biaya tinggi
Beberapa upaya yang perlu dilakukan untuk menanggulangi dampak negatif
urbanisasi:
- menekan laju pertumbuhan penduduk baik di desa maupun di kota.
- Menciptakan pusat-pusat perkembangan dikawasan pedesaan, baik
dibidang ekonomi, sosial, budaya dll.
- Meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
- Memperlancar arus komunikasi dan tranportasi antara kota dan desa.
b) Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduk ke pulau
yang jarang penduduknya di dalam wilayah republik Indonesia. Transmigrasi pertama
kali dilakukan di Indonesia pada tahun 1905 oleh pemerintah Belanda yang dikenal
dengan nama kolonisasi. Berdasarkan pelaksanaannya, transmigrasi di Indonesia
dapat dibedakan atas :
Transmigrasi Umum, yaitu transmigrasi yang dilaksanakan dan dibiayai oleh
pemerintah
28
Transmigrasi Khusus, yaitu transmigrasi yang dilaksanakan degan tujuan tertentu,
seperti penduduk yang terkena bencana alam dan daerah yang terkena
pembangunan proyek
Transmigrasi Spontan (swakarsa), yaitu transmigrasi yang dilakukan oleh
seseorang atas kemauan dan biaya sendiri
Transmigrasi Lokal, yaitu transmigrasi dari suatu daerah ke daerah yang lain
dalam propinsi atau pulau yang sama
Secara umum tujuan dilaksanakannya transmigrasi adalah:
Mengembangkan permukiman baru di daerah yang relatif jarang penduduknya.
Memeratakan persebaran penduduk agar seimbang disetiap wilayah.
Mendorong pembangunan daerah dan memanfaatkan sumber daya yang ada
untuk tujuan pembangunan.
Meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup yang lebih baik bagi transmigran.
c) Ruralisasi, yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa dengan tujuan menetap.
Ruralisasi merupakan kebalikan dari urbanisasi.
d) Evakuasi adalah perpindahan penduduk yang yang terjadi karena adanya ancaman
akibat bahaya perang, bencana alam dan sebagainya. Evakuasi dapat bersifat nasional
maupun internasional.
2) Migrasi Eksternal = Migrasi Internasional, yaitu perpindahan penduduk dari suatu
negara ke negara lainnya. Migrasi internasional dapat dibedakan atas tiga macam yaitu:
- Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan
tujuan menetap. Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran
- Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Orang yang
melakukan emigrasi disebut emigran
- Remigrasi atau repatriasi, yaitu kembalinya imigran ke negara asalnya
Piramida Penduduk
suatu penduduk dikelompokan berdasarkan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan maupun
pekerjaan dan itu terpisah dan tujuanya agar kita mengetahui komposisi yang bagus untuk
perencanaan kegiatan yang akan datang. Komposisi penduduk merupakan pengelompokan
penduduk atas dasar kriteria dan tujuan tertentu, salah satu pengelompokan penduduk
Piramida penduduk, adalah kompisisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang
digambarkan dalam sebuah grafik. Grafik piramida penduduk terbentuk dari dua diagram
batang, pada satu sisi menunjukkan jumlah penduduk laki-laki dan pada sisi lainnya
menunjukkan jumlah penduduk perempuan dalam kelompok interval usia penduduk perlima
tahun.
29
Bentuk-bentuk Piramida Penduduk
Bentuk piramida penduduk dibadakan menjadi tiga macam yaitu :
30
b. Kualitas Penduduk
Kualitas Penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan non fisik serta keimanan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan dasar untuk mengembangkan kemampuan dan
menikmati kehidupan sebagai manusia yang berbudaya, berkepribadian dan layak. Kualitas penduduk
juga dapat dipahami sebagai mutu penduduk adalah tingkat/taraf kehidupan penduduk yang berkaitan
dengan kemampuan dalam pemenuhan kebutuhan, seperti pangan, sandang, perumahan, kesehatan,
pendidikan. Menurut PBB Kualitas penduduk didasarkan pada Human Development Indeks (HDI) =
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) diciptakan untuk menekankan bahwa penduduk dan
kemampuannya harus menjadi kriteria utama untuk menilai perkembangan suatu negara, bukan hanya
pertumbuhan ekonomi.
HDI/IPM adalah ukuran ringkasan pencapaian rata-rata dalam dimensi dasar pembangunan manusia:
kehidupan yang panjang dan sehat, berpengetahuan dan memiliki standar kehidupan yang layak
(sumber http://hdr.undp.org/en/content/human-development-index-hdi).
HDI/IPM diukur berdasarkan dari tiga dimensi dasar yaitu:
1) Tingkat pendidikan penduduk
cepat atau lambatnya suatu negara dalam meningkatkan kemajuan ekonominya sangat tergantung
pada keberhasilan negara tersebut dalam bidang pendidikan.
2) Tingkat kesehatan penduduk
Tingkat Kesehatan yang baik menunjukan kondisi/kualitas kehidupan penduduk yang baik pula.
3) Pendapatan penduduk
Tingkat pendapatan berkaitan erat dengan kesejahteraan penduduk suatu negara dan kemudian
berkaitan langsung dengan kualitas penduduk suatu negara.
31
Perhatikan Tabel HDI/IPM beberapa negara dunia dibawah ini:
GNI per
Gross
Human Life Expected Mean capita
national HDI
Development expectancy years of years of rank
HDI income (GNI) rank
Country Index (HDI) at birth schooling schooling minus HDI
rank per capita
rank
Value (years) (years) (years) (2011 PPP $)
2017 2017 2017 2017 2017 2017 2016
32
b) besarnya kelompok penduduk usia 15 tahun sampai 64 tahun lebih kecil dari 55%
c) besarnya kelompok penduduk berumur diatas 65 tahun kurang dari 5%
negara bersturktur muda memiliki beban yang lebih karena kelompok penduduk muda memiliki
jumlah yang lebih banyak dari kelompok penduduk produktif yang tentu saja menjadi tulang
punggung kehidupan mereka.
4. persebaran penduduk yang tidak merata
Persebaran penduduk yang tidak merata mengakibatkan mesalah diantaranya sosial, ekonomi,
dan pertahanan keamanan. Untuk pulau yang padat penduduk mengakibatkan terjadi kurangnya
daya dukung SDA, kurangnya lapangan pekerjaan dan pengangguran yang secara langsung dan
tidak langsung mengakibatkan masalah lainnya yaitu kriminalitas. Sementara untuk pulau yang
kurang dan bahkan tidak berpenduduk terjadi kekurangan SDM yang mengelola SDA yang ada.
5. tingginya arus migrasi desa – kota
Masalah urbanisasi menjadi masalah serius yang membawa dampak buruk bagi kota-kota
besar di Indonesia, tetapi sejalan dengan program redistribusi penduduk Indonesia, pemerintah
menggalakan pembangunan di segala bidang. Pusat-pusat pertumbuhan (pendidikan, perdagangan
dan industri) telah dibangun di wilayah-wilayah luar pulau Jawa. Diharapkan perpindahan
penduduk kedaerah daerah baru tersebut sehingga pemerataan penduduk dapat dicapai dan
pengembangan daerah dapat meningkatkan potensi dan akhirnya meningkatkan kesejahteraan
bangsa Indonesia.
6. rendahnya kualitas penduduk
Rendahnya kualitas penduduk Indonesia mengakibatkan penduduk yang banyak menjadi beban
bagi pembangunan bangsa.
Analisis kualitas penduduk dibedakan menjadi:
a) Kualitas fisik, terdiri dari tingkat pendidikan, derajat kesehatan dan indeks mutu hidup.
b) Kualitas nonfisik terdiri dari kualitas spiritual keagamaan, kekaryaan, etos kerja, kepribadian
masyarakat, dan hubungan selaras dengan lingkungannya.
Upaya – upaya yang dilakukan pemerintah atau masyarakat dalam meningkatkan kualitas
penduduk antara lain:
Peningkatan
UPAYA Kualitas
MENGATASI NonFisik
NYA: penduduk
Mensana
In Corporesano
Peningkatan
Kualitas
Besarnya Jumlah Penduduk.
Fisik
Tingginya tingkat
penduduk ORA ET
pertumbuhan Penduduk.
LABORA
Struktur penduduk muda.
persebaran penduduk yang
tidak merata.
Tingginya arus Migrasi dari
desa ke Kota.
Rendahnya kualitas
penduduk.
MASALAH KEPENDUDUKAN
DI INDONESIA
34