Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MAKALAH

MESIN KALOR

SISTEM PEMBAKARAN PADA MESIN DIESEL

DISUSUN OLEH

NAMA: ARNIDAL

STAMBUK: 03220180025

KELAS: A1

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mesin diesel merupakan sistem penggerak utama yang banyak digunakan baik
untuk sistem transportasi maupun pengerak stasioner. Dikenal sebagai motor bakar
yang mempunyai efisiensi tinggi, penggunaan mesin diesel berkembang pula dalam
bidang otomotif antara lain untuk angkutan barang, traktor, bulldozer, pembangkit
listrik di desa-desa kecil generator listrik darurat, dan sebagaianya. Mesin diesel
putaran rendah dapat beroperaasi dengan hampir setiap bahan bakar cair. Mesin
diesel golongan ini mempunyai putaran tidak lebih dari 2500 putaran per menit (rpm)
dan biasanya hanya mempunyai 1 piston saja sehingga kapasitas daya yang dihasilkan
5 sampai 30 tenaga kuda (HP). Mesin ini biasanya digunakan untuk beban tetap
(stasioner) dan dirangkai dengan satu atau beberapa unit mesin kerja.
Pabrik pembuat mesin diesel dalam spesifikasi mesinnya menganjurkan minyak
solar sebagai bahan bakar utama yang layak dipakai. Oleh karena itu komponen dan
karakteristik mesin diatur sedemikian rupa sehingga memenuhi kerja mesin diesel
berbahan bakar solar. Salah satu komponen utama dari mesin diesel yang
karakteristiknya dapat diatur adalah tekanan injeksi pengabutan (nozzle).Tekanan
injeksi sangat berpengaruh terhadap kualitas atomisasi campuran bahan bakar dan
udara. Viskositas dan volalititas bahan bakar biodiesel tentunya berbeda dengan
minyak solar sehingga sangat perlu pengaturan/setelan baru karakteristik dari
komponen mesin diesel tersebut.Viskositas bahan bakar sangat berpengaruh terhadap
kualitas atomisai. Semakin rendah viskositas makin halus butiran yang dihasilkan dan
dengan demikian lebih cepat menguap. Viskositas tersebut mempunyai efek terhadap
kecepatan pencampuran bahan bakar dengan udara.
Di Indonesia, bahan bakar mesin dieselyang sering digunakan adalah biosolar
dan pertamina dex yang memiliki sifat yang berbeda. Kedua bahan bakar ini sekilas
nampak sama, namun memiliki karakteristik yang berbeda. Salah satunya adalah
angka setana, dimana pertamina dex lebih tinggi daripada biosolar. Namun,
konsekuensi harganya juga berbeda. Pertamina dex diklaim cocok untuk mesin diesel
dengan teknologi yang tinggi karena memiliki zat pengotor yang rendah. Selain zat
pengotornya, pertamina dex nilai cetane yang lebih tinggi yaitu sebesar 51 sedangkan
biosolar sebesar 48 (Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Nomor 3675
K/24/DJM/2006). Angka cetane merupakan indikator kualitas suatu bahan bakar,
semakin tinggi angka cetane pada suatu bahan bakar, maka akan mengurangi waktu
tunda pembakaran sehingga bahan bakar tersebut akan dapat terbakar lebih cepat.
Berdasarkan uraian diatas, penelitian untuk mengetahui lebih lanjut pemakaian
pertamina dex dan biosolar terhadap kinerja mesin diesel silinder tunggal dan
karakteristik semprotan/ injeksi pengabut (nozzle)sangat penting.
BAB II

PEMBAHASAN

1.1. Komponen Utama Sistem Pembakaran pada Mesin Diesel


Mesin diesel adalah motor bakar dengan proses pembakaran yang terjadi
didalam mesin itu sendiri ( internal combustion engine ) dan pembakaran terjadi
karena udara murni dimampatkan (dikompresi) dalam suatu ruang bakar
(silinder)sehingga diperoleh udara bertekanan tinggi serta panas yang tinggi,
bersamaan dengan itu disemprotkan / dikabutkan bahan bakar sehingga terjadilah
pembakaran. Adapun komponen utama system pembakaran pada mesin diesel di
antaranya:
1). Kepala Silinder
Kepala silinder dipasang pada permukaan blok silinder dan membentuk
sebagian ruang bakarutama. Pada kepala silinder dipasang nozel untuk
menginjeksi bahan bakar, manifold masuk untuk memasukkan udara yang
diperlukan dalam pembakaran, manifold keluar untuk membuang gas pembakaran
ke udara luar, sistem klep untuk mengatur pengisapan/pembuangan, system
pemanas untuk memanasi udara dalam ruang bakar pada waktu motor masih
dingin untuk menghidupkan motor.
2). Ruang Bakar
Dalam ruang bakar diinjeksi dari nozel dibakar oleh panas kompresi. Tipe
ruang bakar pada motor diesel dibagi dalam beberapa tipe.
a.Tipe ruang bakar langsung. Tipe ini adalah ruang tunggal, bahan bakar
diinjeksilangsung ke dalam ruang bakar yang dibuat berbentuk cekung pada
bagian kepala torak.
b.Tipe ruang bakar depan.Pada tipe ini mempunyai ruang bakar utama dibuat
pada bagian kepala torak dan ruang bantu yang disebut kamar depan
ditempatkan pada kepala silinder.
c.Tipe ruang bakar kamar pusaran.Pada kamar pusaran ini timbul pusaran udara
yang sangat cepat pada waktu kompresi. Bahan bakar disemprotkan ke dalam
kamar pusaran dan sebagian besar terbakar di dalamnya. Bahan bakar yang
masih belum terbakar dibakar pada ruang bakar diantara kepala torak dan
kepala silinder.
3. Torak (piston).
Torak selalu bergerak bolak-balik di dalam silinder dan dihubungkan dengan
batang torak dan pena torak.Torak memutar poros engkol melalui batang torak dan
selalu bersinggungan dengan tekanan dan temperatur tinggi.
4. Pena torak (crank pin)
Pena torak berfungsi untuk menghubungkan torak dengan batang torak. Pena
torak menerima beban yang besar yang bekerja diantara torak dan batang torak,
sehingga untuk mengatasi beban ini bagian tengahnya dibuat lebih tebal.
5. Ring torak (piston ring)
Ring torak ada dua macam, yaitu ring kompresi dan ring oli. Ring kompresi
untuk mencegah kebocoran kompresi dan gas pembakarannya, serta menyalurkan
sebagian panas dari torak ke air pendingin melalui dinding silinder. Ring oli
berfungsi untuk menyerut sisa oli yang telah melumasi pada dinding dalam
silinder, serta memberi oli pelumas pada bagian ujung kecil batang torak.
6. Batang torak (connecting rod)
Batang torak berfungsi untuk menghubungkan torak dengan poros engkol dan
mengubah gerakan bolakbalik menjadi gerakan berputar poros engkol.
7. Poros engkol (crank shaft)
Poros engkol berfungsi untuk mengubah gerak bolak-balik torak menjadi
gerak putar melalui batang torak. Poros engkol terdiri dari pena engkol, jurnal
engkol dan lengan engkol yang ditempa dari baja karbon atau baja khusus.
8. Bantalan jurnal (jurnal bearing)
Bantalan jurnal umumnya trimetal yang terdiri bagian atas dengan bahan
kelmet metal dan bagian belakang dibuat dari bahan baja lunak. Pada bantalan
jurnal dibuat lubang dan alur oli untuk saluran oli dari blok silinder.

9. Roda penerus (fly wheel)


Roda penerus berfungsi untuk meratakan putaran poros engkol yang berubah-
ubah akibat pembakaran (kerja) pada tiap satu kali putaran poros engkol pada
motor dua tak atau pada tiap kali putaran poros engkol pada motor empat tak.
10. Klep (valve)
Klep berfungsi untuk memasukkan udara dan membuang gas hasil
pembakaran dengan cara membuka dan menutup klep pada saat yang tepat.
11. Poros nok (cam shaft)
Poros nok mempunyai satu nok untuk isap dan satu nok untuk buang pada
silinder. Bentuk nok dibuat seperti elips atau telur untuk meningkatkan efisiensi
dan agar putaran motor tenang.
12. Gigi timing (timing gear)
Gigi timing berfungsi untuk melaksanakan saat yang tepat penginjeksian
bahan bakar dan pembukaan serta penutupan klep.
13. Pengatur (governor)
Kegunaan pengatur (governor) adalah menjaga putaran mesin pada kecepatan
yang diinginkan tanpa tergantung pada perubahan beban maksimum yang dapat
dibawa oleh mesin.

1.2. Sistem Kerja Pembakaran pada Mesin Diesel


Sesuai dengan gerakan piston untuk mendapatkan satu kali proses tersebut maka
mesin diesel tersebut dibagi dalam 2 macam:
- Mesin diesel 4 langkah (4tak), ialah mesin diesel di mana setiap setiap kali
proses usaha terjadi empat kali langkah piston atau 2 kali putaran poros engkol.
- Mesin diesel 2 langkah (2tak) , ialah mesin diesel dimana setiap kali proses
usaha maka terjadi 2 kali langkah piston atau satu kali putaran poros engkol.

Adapun prinsip kerjanya yaitu:


Mesin Diesel 4 Langkah

1. Langkah pengisian (hisap)


Piston bergerak dari TMA ke TMB. Katup hisap terbuka dan katup buang
tertutup, karena piston bergerak kebawah maka tekanan di dalam silinder
menjadi vacuum (dibawah satu atmosfir) sehingga udara murni masuk k
edalam silinder.
2. Langkah Kompresi
Piston bergerak dari TMB ke TMA. Katup hisap tertutup dan katup buang
tertutup, udara di dalam silinder didorong (ditekan) sehingga timbul panas dan
tekanan yang tinggi. Akhir kompresi bahan bakar dikabutkan (disemprot-kan
dengan tekanan yang sangat tinggi melalui lubang yang sangat kecil) sehingga
terjadi pembakaran (berupa ledakan).
3. Langkah Usaha
Pembakaran menghasilkan tekanan yang tinggi dalam ruang bakar,tekanan ini
mendorong piston dari TMA menuju TMB, melakukan usaha.
4. Langkah Buang
Akhir langkah usaha katup buang terbuka, sehingga gas buang keluar melalui
katup tersebut, karena didorong oleh pistonber – gerak dari TMB menuju
TMA.

Mesin Diesel 2 Langkah

1. Pengisian dan Kompresi


Piston bergerak dari TMB menuju TMA, udara pengisian masuk melalui
lubang isap, kemudian disusul dengan kompresi, akhir kompresi bahan bakar
diinjeksikan keruang bakar sehingga terjadi pembakaran.
2. Pembakaran dan Buang
Akibat adanya pembakaran dalam ruang bakar, tekanan yang tinggi
mendorong piston dari TMA menuju TMB melakukan usaha disusul dengan
pembuangan.

1.3. Sistem Pembakaran pada Mesin Diesel


Perbandingan Kompresi dan Temperatur mesin diesel: Udara di dalam silinder
dikompresikan oleh adanya gerakan piston yang menyebabkan temperatur
meningkat. Grafik dibawah ini menunjukkan hubungan secara teori antara
perbandingan kompresi, tekanan kompresi dan suhu. Apabila perbandingan
kompresi 16, maka tekanan kompresi dan temperatur adalah 30 kg/cm2 dan
500°C.

Pembakaran pada motor bensin maupun motor diesel adalah proses reaksi
kimia antara bahan bakar dengan oksigen yang terjadi di dalam ruang bakar yang
menghasilkan energi kalor. Oksigen ini diperoleh dari udara yang masuk kedalam
ruang bakar, komposisi udara tersebut sebagian besar mengandung oksigen dan
nitrogen serta sebagian kecil gas yang lain. Pada mesin diesel bahan bakar
disemprotkan kedalam silinder berbentuk butir-butir cairan halus setelah udara
dikompres pada tekanan tertentu barulah bahan bakar tersebut disemprotkan
keruang bakar. Pada waktu injektor mulai menginjeksikan bahan bakar maka akan
terjadi keterlembatan antara awal penyemprotan dengan mulainya bahan bakar
terbakar, untuk lebih jelasnya lihat grafik dibawah ini:

Diagram Proses Pembakaran Mesin Diesel


1. Pembakaran Tertunda A –B ( Ignition Delay )
Tahap ini merupakan persiapan sebelum terjadi pembakran, bahan bakar
disemprotkan ( mulai dari titik A ) oleh injektor berupa kabut dan udara di
dalam ruang bakar dan bercampur sehingga menjadi campuran yang mudah
terbakar.
2. Rambatan Api B –C Campuran udara dan bahan bakar yang mudah terbakar
telah terbentuk dan merata di seluruh bagian dalam silinder dan pembakaran
dimulai. Pembakaran ini berlangsung sangat cepat sehingga terjadi letupan
yang berakibat tekanan dalam silinder meningkat.

3. Pembakaran Langsung C –D
Injektor terus menyemprotkan bahan bakar dan berakhir pada titik D. Karena
injeksi bahan bakar terus berlangsung maka tekanan berserta suhu akan terus
meningkat di dalam silinder, akibatnya bahan bakar akan langsung terbakar
oleh panas. Pembakaran dikontrol oleh jumlah bahan bakar yang disemprotkan
ke dalam silinder.
4. Pembakaran Lanjutan D –E Pada titik D, injeksi bahan bakar sudah berhenti,
namun bahan bakarbelum terbakar seluruhnya. Apabila tahan ini terlalu
panjang akan menyebabkan suhu gas buang meningkat dan efisiensi
pembakaran menjadi berkurang.

1.4. Persamaan Kinerja (Prestasi Mesin)


Perbandingan antara massa udara untuk pembakaran dengan masa bahan bakar
disebut perbandingan udara-bahan bakar atau disebut Air Fuel Ratio (AFR). Secara
teoritis AFR berperan penting dalam kesempurnaan pembakaran yang tergantung dari
komposisi bahan bakar. Secara praktis proses pembakaran tergantung sepenuhnya
bagaimana udara danbahan bakar dicampur, sehingga partikel-partikelnya dapat
berkombinasi penuh.Besarnya AFR adalah:
Keterangan
Ma= massa udara yang dibutuhkan untuk pembakaran
Mf= massa bahan bakar yang dipergunakan untuk proses pembakaran

Daya
Daya yang dihasilkan pada motor bakar besaranya tidak konstan. Besarnya daya yang
dihasilkan bergantung pada tinggi rendahnya putaran mesin. Semakin tinggi putaran
mesin maka daya yang dihasilkan akan bertambah besar, namun pada putaran
maksimum daya akan menghasilkan daya maksimum, dan setelah itu besarnya daya
yang dihasilkan akan menurun. Adapun daya mekanis yang dihasilkan motor adalah:
 Tenaga Indikasi

Keterangan:
Ni : Daya indikasi (hp)
Pi : Tekanan indikasi (kg/cm2)
Vd : Volumr langkah (m3)
N : Putaran poros engkol
I : Jumlah Silinder
Z : Perbandingan langkah siklus (untuk 4 tak = 2 )
 Tenaga pada Mechanical Losses

Keterangan:
Nm = Tenaga yang hilang (hp)
Pm= rugi tekanan (kg/cm2)
 Tenaga Efektif (Brake Horse Power)
Besarnya daya juga akan mempengaruhi efisiensi mekanispada motor bakar,
efisiensi mekanis itu sendiri adalah efisiensi yang mengindikasi seberapa besar
daya yangdigunakan untuk menggerakan suatu sistem. Efisiensi mekanis
dipengaruhi oleh komponen-komponen mekanis yang dipasang pada motor
tersebut, selain itu juga tergantung pada kecepatan mesin. Semakin besar
kecepatan, semakin besar pula daya yang digunakan untukmenggerakan motor, ini
berarti bahwa rugi-rugi mekanis semakin besar bila kecepatan motor semakin
tinggi semakin tinggi pula gesekan yang terjadi. Adapun rumus efisiensi mekanis
adalah:

1.5. Analisis Sistem Pembakaran


Komposisi bahan bakar bias anya terdiri dari karbon dan hydrogen atau
kombinasi keduanya yang disebut Hidrokarbon dan akan menghasilkan panas
apabila di bakar.
Bahan bakar ini semuanya berasal dari alam (perutbumi), dan berbentuk
padat, cair atau gas, yang terjadi karena adanya proses evolusi dari fosil-fosil
selama beribu-ribu tahun yang lalu, oleh karena itu bahan bakar jenis ini disebut
sebagai bahan bakar fosil.
Bahan bakar solar umumnya adalah Distilat tengah minyak bumi.
Komponennya ada yang tidak stabil terhadap proses oksidasi sehingga menjurus
pada terbentuknya semacam lumpur yang menyebabkan terjadinya endapan pada
system pemasukan bahan bakar.
Penyumbatan dapat terjadi terutama pada filter bahan bakar, pompa dan pipa-
pipa bahan bakar. Endapan lumpur ini cenderung menimbulkan korosi. Untuk
menghindari korosi dan endapan lumpur diberikan bahan tambah yaitu Aditif
Antioksidan dan Anti Korosi.
Penggunaan bahan bakar yang bermutu tinggi pada mesin Diesel akan
memperbaiki sifat Atomisasi dan kebersihan ruang bakar serta mencegah
terbentuknya endapan sehingga dapat mencapai pembakaran sempurna dan
normal.
Selain mutu bahan bakar yang diukur dengan Angka Cetana, sifat-sifat lain
dari bahan bakar Diesel yang sangat penting dan langsung mempengaruhi tingkat
mutu yang tercantum dalam spesifikasi bahan bakar adalah:
a. Sifat Densitas
Sifat Densitas adalah satuan berat bahan bakar dalam 1 (satu) liter bahan bakar
Diesel. Rata-rata Density bahan bakar minyak Solar yang digunakan di
Indonesia adalah 0,84–0,92kg/liter.
b. Sifat Distilasi
Sifat Distilasi adalah kadar endapan dan kejernihan bahan bakar dalam1(satu)
liter bahan bakar Diesel. Sifat Distilasi bahan bakar minyak Solar akan
mempengaruhi efisiensi pembakaran dan timbulnya endapan-endapan Kokas
dalam saluran Injektor dapat menyumbat lubang laluan dan merusak fungsi
Injektor.
c. Sifat Viskositas
Tingkat Viskositas bahan bakar Diesel menyebabkan kesulitan start pada saat
kondisi mesin dingin atau pada suhu udara sekitarnya yang dingin. Kondisi ini
dapat menurunkan sifat pelumasan bahan bakar pada Injektor dan Pompa
Injeksi sehingga dapat menyebabkan daya mesin menurun secara tajam.
d. Kadar Belerang
Kadar belerang yang tinggi dalam bahan bakar akan menimbulkan keausan
pada bagian-bagian mesin. Penyebab keausan adalah akibat proses pembakaran
yang menghasilkan Oksida Belerang SO2 dan SO4 dimana pada suhu tinggi
Oksida Belerang akan berbentuk Uap. Keausan yang ditimbulkan dari bahan
bakar yang mempunyai kadar belerang tinggi yang terutama adalah Ruang
bakar dan Injektor.
e. Sifat Stabilitas
Sifat Stabilitas sangat berpengaruh terhadap gangguan fungsi Injektor dan
dapat membentuk endapan pada pompa bahan bakar serta penyumbatan pada
filter bahan bakar.
f. Kadar Air dan Sedimen
Kadar air dan sedimen dalam bahan bakar selalu ada dan sulit dipisahkan
dengan proses Destilasi. Sedimen yang berbentuk partikel-partikel padat dapat
merusak Pompa Injeksi dan Nozzles. Kandungan air dan sedimen dapat
menimbulkan karat dalam ruang bakar mesin dan tangka bahan bakar.
g. Titik Nyala
Titik nyala bahan bakar Diesel harus cukup tinggi untuk menghindari
terbakarnya bahan bakar pada suhu Ambien yang normal. Spesifikasi yang
berlaku diIndonesia untuk bahan bakar adalah Minimum 68ᵒC atau154ᵒF.
h. Titik Embun (cloud point)
Titik embun bahan bakar Solar adalah suatu keadaan selama terjadi
pendinginan bahan bakar telah mencapai suhu tertentu sehingga terjadi
pembentukan kristal yang sangat tipis dalam phase cairan. Spesifikasi Titik
embun bahan bakar Diesel ditentukan berdasarkan keadaan cuaca daerah atau
negara yang hendak menggunakan bahan bakar tersebut
i. Kandungan Abu
Kandungan Abu di dalam bahan bakar minyak biasanya berasal dari:
1.Produk-produk mineral yang secara tidak senngaja tercampur dengan bahan
bakar.
2.Logam sabun yang dapat larut, sebagai akibat netralisasi asam organic
sewaktu diadakan Alkali Treatment. Abu sebagian besar keluar melalui
ruang bakar dan sebagian lagi tinggal dalam dinding-dinding silinder dan
permukaan silinder Di Indonesia “Ash Content” maksimum sebesar
0,01%berat minyak.
j. Residu Karbon
Residu karbon terjadi akibat kadar kandungan fraksi-fraksi yang mempunyai
titik didih tinggi tidak terbakar dengan sempurna pada kondisi kerja mesin
normal. Batas maksimal Residu Karbon dalam bahan bakar adalah 0,05% berat
bahan bakar.

k. Angka Cetan
Angka Cetan adalah karakteristik bahan bakar untuk menyala dengan
sendirinya pada tekanan dan temperature tertentu di dalam ruang bakar. Angka
Cetan yang tinggi menggambarkan penyalaan sendiri yang cepat dari bahan
bakar tersebut. Penyalaan sendiri (AutoIgnition) adalah kemampuan bahan
bakar untuk menyala dengan sendirinya pada tekanan dan temperature tertentu.
DETONASI terjadi akibat panjangnyan tundaan nyala pada bahan bakar
Diesel. Panjang pendeknya tundaannyala diukur dengan angkacetan, untuk
mendapatkan tundaannyala yang pendek maka bahan bakar harus mempunyai
angka cetan yang cukup tinggi.

Diagram Sistem Bahan Bakar


Prosedur Pegoperasian Sistem Bahan Bakar
Prosedur pengoperasian system bahan bakar merupakan langkah-langkah kerja
yang mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh pabrik pembuat mesin agar
pengoperasian mesin dapat berjalan normal, umur pemakaian serta daya yang
dihasilkan dapat maksimal dengan pemakaian bahan bakar yang minimal.
Pengoperasian system bahan bakar pada mesin Diesel yang mempunyai pompa
injeksi majemuk tidak sama persis dengan mesin Diesel yang menggunakan pompa
injeksi tunggal.
Perbedaannya terletak pada pengaturan posisi Rack pada batang penggerak
utama pengatur volume pemompaan bahan bakar yang akan dikabutkan dalam ruang
bakar.
Pada mesin Diesel yang menggunakan pompa bahan bakar tunggal pengaturan
volume bahan bakar yang akan dikabutkan dapat disetel dari luar pompa.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Mesin diesel adalah motor bakar dengan proses pembakaran yang terjadi
didalam mesin itu sendiri ( internal combustion engine ) dan pembakaran terjadi
karena udara murni dimampatkan (dikompresi) dalam suatu ruang bakar
(silinder)sehingga diperoleh udara bertekanan tinggi serta panas yang tinggi,
bersamaan dengan itu disemprotkan / dikabutkan bahan bakar sehingga terjadilah
pembakaran.
Pada mesin diesel bahan bakar disemprotkan kedalam silinder berbentuk butir-
butir cairan halus setelah udara dikompres pada tekanan tertentu barulah bahan bakar
tersebut disemprotkan keruang bakar.
Penggunaan bahan bakar yang bermutu tinggi pada mesin Diesel akan
memperbaiki sifat Atomisasi dan kebersihan ruang bakar serta mencegah
terbentuknya endapan sehingga dapat mencapai pembakaran sempurna dan normal.

DAFTAR PUSTAKA
https://eprints.sinus.ac.id/411/2/bab_ii.pdf
http://repository.trisakti.ac.id/usaktiana/digital/00000000000000097768/2019_TA_T
M_06114056_Bab-2.pdf

Prasetya, Stefanus Dwi. 2007. Mesin Diesel V-8 Injeksi Langsung. Teknik Mesin:
Uiversitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Samlawi, Achmad Kusairi. 2018. Motor Bakar (Teori Dasar Motor Diesel
HMKB781). Teknik Mesin: Universitas Lambung Mangkurat.

Anda mungkin juga menyukai