Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PERAWATAN TALI PUSAT

Topik : Asuhan kebidanan neonatal


Sub topik : Perawatan Tali Pusat
Hari/Tanggal :
Tempat : Rumah Klien
Jam/waktu : 35 Menit
Sasaran : Ibu postnatal

A. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan ibu nifas terutama primipara dan keluarga
bayi dapat mengerti cara Perawatan Tali Pusat dengan benar secara mandiri di rumah.

B. Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan sasaran dapat :
1. Mengetahui pengertian tali pusat.
2. Mengetahui cara perawatan tali pusat.
3. Mengetahui tanda-tanda infeksi pada tali pusat.

C. Materi
1. Pengertian tali pusat
2. Cara perawatan tali pusat
3. Tanda-tanda infeksi pada tali pusat

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. Media dan alat


1. Leaflet
2. PPT
F. Strategi pelaksanaan
No Waktu Tahapan Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran
.
1 5 menit Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan 2. Memperhatikan
diri
3. Menyapa klien 3. Memperhatikan
4. Membuat kontrak 4. Memperhatikan
waktu
2 20 menit Isi 1. Menjelaskan tentang 1. Memperhatikan
pengertian tali pusat
2. Menjelaskan tujuan 2. Memperhatikan
perawatan tali pusat
3. Menjelaskan dan 3. Memperhatikan
mempraktikan cara
perawatan tali pusat
4. Menjelaskan tanda- 4. Memperhatikan
tanda infeksi pada
tali pusat
3 10 menit Penutup 1. Memberikan 1. Bertanya
kesempatan ibu
untuk bertanya
2. Menjawab 2. Memperhatikan
pertanyaan
3. Menutup acara 3. Memperhatikan
4. Salam penutup 4. Menjawab salam

G. Evaluasi
1. Jelaskan pengertian tali pusat?
2. Bagaimana cara perawatan tali pusat?
3. Apa tujuan dilakukannya peerawatan tali pusat?
4. Sebutkan tanda-tanda infeksi pada tali pusat?
H. Referensi
 Gant, Norman F & F. Gary Cunningham. 2011. Dasar-dasar Ginekologi &
obstetri. Jakarta: ECG
 Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan
Anak. Jakarta: FKUI
 Yulifah, Rita & Tri johan Agus Yuswanti. 2009. Komunikasi & Konseling
dalam Kebidanan. Jakarta: Salemba medika
 Hasan, Rusepno. 1985. Buku Kuliah Keperawatan Mternitas. Jakarta: Bagian
Ilmu Kesehatan Anak FIK UI
I. Materi
I. Pengertian tali pusat
Tali pusat atau dalam istilah medis dikenal dengan funiculus umbilikalis
merupakan sebuah saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan. Tali
pusat merentang dari umbilicus (pusar) janin ke permukaan plasenta dan
mempunyai panjang normal kurang lebih 50-55 cm, dengan ketebalan sekitar 1-2
cm, tali pusat dianggap berukuran pendek, jika panjang normal kurang dari 40 cm.
Tali pusat merupakan jembatan penghubung antara plasenta dan janin. Jadi tali
pusat tidak hanya mencakup fungsi pernapasan saja, tapi seluruh aktivitas yang
ada di plasenta yakni menyalurkan zat-zat yang dibutuhkan oleh janin, baik untuk
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serta berperan sebagai saluran
untuk mengeluarkan bahan-bahan sisa yang tidak dibutuhkan oleh janin seperti
urea dan gas karbondioksida. Lalu, akan dikembalikan ke peredaran darah ibu
yang kemudian dieksresikan dari tubuh ibu (Riksani, 2012).
Tali pusat adalah jaringan unik yang terdiri dari dua arteri dan satu vena yang
tertutup oleh jaringan pengikat mukoid yang dikenal sebagai Wharton’s jelly,
yang ditutup oleh satu lapisan tipis membrane mukosa (kelanjutan dari amnion).
Selama hamil, plasenta menyediakan semua nutrient untuk pertumbuhan dan
menghilangkan produk sisa secara terus-menerus melalui tali pusat. Setelah lahir,
tali pusat mengering dengan cepat, mengeras dan berubah warnanya menjadi
hitam (suatu proses yang disebut gangren kering). Proses ini dibantu oleh paparan
udara. Pembuluh umbilical tetap berfungsi selama beberapa hari, setelah resiko
infeksi masih tetap tinggi sampai tali pusat terpisah (Trotter, 2010).
Tali pusat terdiri dari bagian maternal (desidua basalis) dan bagian janin (vili
korionik). Permukaan maternal lebih memerah dan terbagi menjadi beberapa
bagian (kotiledon). Permukaan fetal ditutupi dengan membran amniotik dan
merupakan membran yang halus serta berwarna kelabu dengan tonjolan pembuluh
darah sehingga tali pusat tidak hanya sebagai penyalur sumber makanan dan
sebagai penyaring bagi janin (Sarwono, 2010)
Jadi kesimpulnnya Tali pusat atau umbilical cord adalah saluran kehidupan
bagi janin selama dalam kandungan.  Dikatakan saluran kehidupan karena saluran
inilah yang selama 9 bulan 10 hari menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin. 
Tetapi begitu bayi lahir, saluran ini sudah tak diperlukan lagi sehingga harus
dipotong dan diikat atau dijepit.
II. Tujuan perawatan tali pusat
Tujuan dari perawatan tali pusat menurut soedikin (2009) ada 4, yaitu :
a. Mencegah terjadinya infeksi
b. Mempercepat proses pengiriman tali pusat
c. Mempercepat terlepasnya tali puat
d. Mencegah terjadinya tetanus pada bayi baru lahir
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan tali pusat menurut soedikin
(2009), yaitu :
a. Jangan menggunakan plaster dalam pembalutan tali pusat bayi karena dapat
menyebabkan iritasi sekitar daerah tali pusat.
b. Daerah tali pusat dan sekitarnya harus dalam keadaan kering dan bersih.
c. Jangan mengoleskan alkohol/betadine pada tali pusat karena akan
menyebabkan tali pusat menjadi lembab.
d. Jangan membungkus pusat atau mengoleskan bahan atau ramuan apapun
kepuntungan tali pusat.
e. Lipatlah popok dibawah puntung tali pusat.
f. Bila terdapat tanda-tanda infeksi pada tali pusat, seperti kemerahan atau
mengeluarkan nanah atau darah dan berbau segera hubungi petugas kesehatan.

III. Cara perawatan tali pusat


Menurut rekomendasi WHO, untuk perawatan sehari-hari tali pusat cukup dengan
membersihkan tali pusat dengan air dan sabun. Penelitian sebelumnya yang
dilakukan Dore membuktikan adanya perbedaan perawatan antara perawatan tali
pusat yang menggunakan betadine dan dibalut kain steril. Ia menyimpulkan
bahwa tali pusat yang dirawat dengan cara alami lebih cepat dalam waktu
pengeringan dibandingkan perawatan tali pusat dengan menggunakan
betadine.Menurut Surat edaran tentang panduan ini, pertama kali dipublikasikan
pada tahun 2004 dan sesuai dengan nasihat terbaru berdasarkan bukti yang ada
(Trotter,2008b) memberitahukan perawatan tali pusat dengan menjagalah area
sekitar tali pusat agar tetap bersih dan kering. Cara terbaik untuk melakukannya
adalah dengan membiarkan daerah ini dan tidak memberikan apapun setelah
mandi pertama kali dalam air bersih biasa, tepuk-tepuk agar kering dengan handuk
bersih. Lipat kembali popok, pada setiap kali ganti, sampai tali pusat lepas
(Trotter, 2010).
Penatalaksanaan perawatan tali pusat :
A. Keselamatan kerja
a. Jaga privasi ibu
b. Perhatikan keselamatan ibu dan bayi
c. Pusatkan perhatian pada ibu dengan menjaga kontak mata
d. Terapkan tindakan sesuai dengan daftar titik yang tersedia
B. Alat dan bahan yang diperlukan
a. 2 kom berisi air matang DTT
b. 2 waslap
c. Sabun bayi
d. Kasa steril dan kering
e. Pakaian bayi dan popok
f. Kapas cebok dan tempatnya
g. 1 handuk bersih
h. Clemek
i. Bengkok
j. Sarung tangan
k. Tempat pakaian kotor
l. Bedong bayi

C. Langkah kerja
a. Memakai clemek
b. Mencuci tangan
c. Menyiapkan peralatan dan pakaian bayi, meliputi :
1 handuk
2 waslap
Pakaian dan popok bayi
Kapas cebok dan tempat
Bengkok
Air DTT
Sabun bayi
Celemek
Sabun cuci tangan
Sarung tangan
d. Menempatkan bayi pada tempat yang aman
e. Melepaskan pakaian bayi
f. Membersihkan bayi dari air kencing dan feses
g. Menempatkan bayi pada handuk/kain bersih
h. Membasahi tali pusat dengan air DTT, dimulai dari ujung batang dan
sekitar tali pusat
i. Memberi sabun pada bagian batang apabila terkena feses/urine dan sekitar
tali pusat
j. Membilas dengan menggunakan air DTT untuk menghilangkan bekas
sabun
k. Mengeringkan dengan handuk bersih
l. Mengenakan popok, pakaian, dan membedong bayi
m. Memberikan pada ibu/menempatkan pada tempat yang aman
n. Membersihkan alat
o. Mencuci tangan

D. Tanda-tanda infeksi pada tali pusat


1. Bernanah
Kondisi ini bisa muncul jika kurang benar dalam merawatnya, seperti
kurang bersih disebuah kurang kering. Hal ini juga bisa terjadi bila saat
pemotongan tali pusat bayi menggunakan benda yang tidak steril sehingga
kuman mudah tumbuh disebuah prkembangbiak.
2. Bau tidak sedap
Ini muncul pada tali pusat menandakan bahwa tali pusat terinfeksi. Lalu
tali pusat akan bernanah disebuah berlendir. Selain itu juga ditandai
dengan kemerahan di sekitar pusat.
3. Tidak banyak menangis
Bayi yang terinfeksi pada umumnya tidak banyak tangisan sebaliknya
banyak tidur. Gejala ini ditandai dengan malas minum, dan yang parah
sampai terjadi kejang.

Anda mungkin juga menyukai