Bab Iv Lta Sofi
Bab Iv Lta Sofi
PEMBAHASANAN
hal yang perlu diuraikan pada bab pembahasan ini. Penulis akan membahas
A. Masa Kehamilan
2020 pukul 13.00 WIB, ditegakkan diagnosa Ny. T 25 tahun G2P1A0 hamil 32
minggu, janin tunggal hidup intra uterin, puka, preskep U, dengan memiliki
masalah Anemia ringan, ditemukan adanya protein urine yang positif 1, dan ibu
68 bahaya yang dapat ditimbulkan dengan ibu hamil yang mengalami anemia
maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkaan bayi BBLR dan
prematur juga lebih besar. Anak yang dikandung ibu yang mengalami anemia juga
dapat turun 6 sampai 9 poin”. Pada kasus yang dialami oleh Ny. T dapat di
evaluasi bahwa penulis memberikan asuhan tentang anemia pada kehamilan dan
tablet Fe. Hal ini sesuai dengan kasus pada Ny. T dengan anemia ringan yaitu
dengan kadar Hemoglobin 10 gr %, sehingga penulis memberikan asuhan yaitu
dengan rajin minum tablet tambah darah secara rutin, makan-makanan yang
bergizi, minum air putih yang cukup dan istirahat yang cukup untuk mencegah
pada tanggal 23 Desember 2020. Hal ini sesuai dengan Standar Kompetensi
untuk mengenal tanda dan gejala anemia berat dan ringan, hyperemesis
Pada Ny.T ditemukan hasil protein urine yang postif 1 yang menandakan yaitu
adanya protein dalam urine pada usia kehamilan 31 minggu. Menurut penelitian
yang dilakukan oleh Nur Masruroh dan Adreas Putra Ragil Sentosa, 2020 yang
penelitian menunjukan tidak ada hubungan antara protein urine dengan kejadian
hipertensi pada ibu hamil Trimester III, penyebab hasil protein urine yang positif
pada ibu hamil bisa disebabkan karena komsumsi protein dalam jumlah yang
berlebih, kondisi demam yang tinggi, melakukan aktivitas fisik yang berat atau
disebabkan juga akibat adanya gangguan ginjal dan infeksi saluran kemih, untuk
dalam jumlah berlebih, hal ini dapat dibuktikan dengan Ny. T sering minum teh
hangat minimal dalam satu hari dua kali dan mengomsumsi makan-makanan yang
manis-manis. Dalam hal ini penulis memberikan asuhan tentang protein urine
kehamilan 35 minggu dan didapatkan hasil yang negative yang dilakukan pada
dalam menghadapi proses persalinan, hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Triatmi Andri Yanuarini, Dwi Estuning Rahayu & Hanna Salehtra
hamil dalam menghadapi persalinan. Pada kasus Ny. T dapat dievaluasi bahwa
dan persiapan persalinan. Hal ini sesuai dengan Standar Kompetensi Bidan
yang meliputih deteksi dini untuk mencegah komplikasi yang mungkin terjadi
B. Masa Persalinan
Pada tanggal 1 febuari 2021 pukul 00.00 ibu mengatakan kenceng-kenceng dan
ibu mengeluarkan lendir beserta darah pada pukul 03.00. pada pukul 04.30 ibu
kala 1 fase laten. Dengan ini penulis melakukan pendampingan, hasil pemeriksaan
dalam oleh bidan pembukaan 1 cm dan ketuban masih utuh His 2x 10’30” pada
pemeriksaan dalam oleh bidan dengan hasil pembukaan lengkap. Hal ini sesuai
dengan teori Sukarni, (2015 h. 2013) yaitu yang berlangsung pada multipara ±
8jam.
Pada Ny. T kala II berlangsung 1 jam 20 menit. Pada pukul 04.35 ibu
mulai dipimpin meneran dan pada pukul 06.00 ibu sudah mulai lemas dan tidak
kuat dalam meneran sehingga bidan memberikan cairan tambahan yaitu dilakukan
pemasangan infus oleh bidan yaitu cairan Ringer Lactat tanpa tambahan obat.
Pada pukul 06.50 ibu berhasil melahirkan bayinya dengan spontan, menangis
keras, bergerak aktif, warna kulit kemerahan, jenis kelamin laki-laki dengan BB
3200 dan PB 49 cm, LK 34 cm, dan LD 32 cm dan bayi dalam keadaan sehat. Hal
ini termasuk dalam kala II lama karena lebih dari 1 jam sesuai dengan teori
Sukarni, 2015, h.226 bahwa lama kala II yaitu 1 jam. Persalinan kala II sering
disebut dengan kala pengeluaran dimana dimulai dari pembukaan lengkap sampai
dengan lahirnya bayi, pada ibu hamil dengan primigravida biasanya lama kala II
1.5 sampai dengan 2 jam dan untuk ibu hamil dengan multigravida biasanya 30
menit sampai dengan 1 jam dan apabila lebih dari itu dikatakan abnormal atau
kala 2 lama. Pada kasus Ny. T termasuk dalam kala II lama karena bayi lahir
terkait lamanya kala I yaitu > 9 jam dan kala II > 100 menit kemungkinan
dipengaruhi oleh jarak kehamilan ibu antar anak 1 dan anak ke II > dari 3 tahun.
Hal ini akan menyebabkan lamanya waktu penipisan servik dan penurunan kepala
anak karena struktur tulang panggul yang rapat kembali. Pada kasus Ny. T
memilki jarak umur kehamilan antara anak 1 dengan II yaitu 3.5 tahun. Hal ini
yaitu terdiri dari 5 faktor passenger, passage, power, position, psykologis respon.
Dan tidak sesuai karena pada Ny. T kekuatan ibu yang lemah dan terpasang infus
yang dekat dengan rumah dan Ny. T mempunyai kartu kesehatan atau BPJS, hal
Pada pukul 07.00 plasenta lahir spontan, selaput dan kotiledon lahir tidak
lengkap. Setelah plasenta lahir tidak lengkap bidan melakukan tindakan manual
plasenta untuk mengeluarkan sisa plasenta, dan pada pukul 07.10 kotiledon dan
pengecekan robekan jalan lahir dan ditemukan ada laserasi jalan lahir derajat II
C. NIFAS
Asuhan yang berikan pada Ny. T pada tanggal 1 febuari-15 maret 2021 dapat
dianalisis mengenai kasus yang ada berkaitan dengan teori . Ny. T pada nifas 2
yang normal yang terjadi setelah persalinan. Penyebab mules yang dialami
pengembalian uterus seperti semula sebelum hamil. Hal ini sesuai dengan standar
14 (standar pelayanan masa nifas) yaitu penanganan pada dua jam pertama setelah
persalinan dimana bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap komplikasi
paling sedikit 2 jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan yang diperlukan.
diminum segera setelah melahirkan dan yang kedua diminum 24 jam setelah
pemberian vitamin A yang pertama. Hal ini sesuai dengan anjuran pemberian
vitamin A dosis tinggi diberikan pada ibu nifas setelah persalinan, pemberian
kapsul ke-2 dapat menambah kandungan vitamin A pada tubuh (Kemenkes RI,
darah, dan amoxilin untuk mengurangi rasa nyeri pada luka jalan lahir dan
tetapi ibu mengeluh ASI yng keluar masih sedikit, menurut pendapat Purwanti
(2012,h.62) merupakan hal yang normal, dalam hal ini ibu merasa ASI belum
keluar lancar karena umunya ASI akan keluar pada hari ke 2-3 hari setelah
makanan sesuai dengan pendapat Walyani & Purwoastuti (2015). Hal ini sesuai
dengan standar kompetensi Bidan bahwa bidan memberikan asuhan pada ibu nifas
dan menyusui yang bermutu tinggi dantanggap terhadap budaya setempat, bidan
mengatakan ASI sudah keluar lancar pada hari ke-2, dan ibu mengatakan belum
bisa BAB dikarenakan ibu takut jahitannya lepas. Pada kasus yang terjadi pada Ny
makanan yang mengandung serat, dan minum air putih yang cukup, untuk
bahwa Ny T sudah bisa BAB dengan lancar, dan luka jalan lahir sudah kering
sehingga ibu sudah bisa melakukan aktivitas seperti sebelum melahirkan. Hal ini
rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan
penjelasan tentang makanan yang bergizi, perawatan bayi baru lahir, dan KB.
Berdasarkan kasus pada Ny. T, akan memakai KB suntik 3 bulan. Hal ini
penulis memberikan asuhan sesuai dengan Standar Kompetensi Bidan yang ke-5
dalam permenkes RI nomor 28 tahun 2017 yang berbunyi bahwa bidan memiliki
ketrampilan dasar yaitu melakukan konseling pada ibu tentang seksualitas dan KB
pascapersalinan.
Selama masa Nifas penulis memberikan asuhan sebanyak 4 kali, yaitu nifas
6-8 jam, nifas 6 hari, nifas hari ke-14, dan nifas hari ke-42 setelah persalinan.
kesehatan ibu nifas yang sesuai dengan standar sekurang-kurangnya 4 kali sesuai
Pada kunjungan yang pertama dilakukan pemeriksaan dengan hasil 3200 gram,
panjang badan 49 cm, lingkar kepala 32 cm, lingkar dada 34 cm. hal ini sesuai
dengan Kristiyanasari, 2017,h.61 bahwa ciri-ciri bayi baru lahir yaitu 2500-4000
gram, panjang badan 48-50 cm, lingkar kepala 32-35 cm, lingkar dada 30-38 cm.
Pada bayi Ny. T dilakukan IMD kurang lebih 1 jam sesuai dengan teori Sukarni,
bayi lebih baik dari pada di dalam inkubator, menjaga bayi dari infeksi
oleh bidan secara IM untuk mencegah terjadinya perdarahan dan pemberian salep
mata tetrasilin 1 % pada bayi setelah lahir untuk mencegah penyakit mata karena
klamidia (penyakit menular). Pada 1 jam setelah diberikan pemberian vitamin K
diberikan pada 1/3 atas bagian luar dengan dosis 0.05 mg secara IM. Imunisasi
hepatitis B sedini mungkin akan melundungi sekitar 75% bayi dari penularan
Penulis melakukan kunjungan neonates senbanyak 3 kali, hal ini sesuai dengan
kunjungan yaitu kunjungan 1 (KN 1) 6-8 jam, kunjungan 2 (2-6 hari), kunjungan
neonates 3 (KN 3) yaitu 7-28 hari. Hal ini juga sesuai dengan standar pelayanan
kebidanan bahwa dalam melakukan asuhan pada bayi baru lahir, standar 13 yaitu
asuhan perawatan bayi baru lahir bahwa bidan memeriksa dan menilai bayi baru