Anda di halaman 1dari 5

1.

Macam – macam iklim di Indonesia


 Iklim Matahari dan Koppen : Berdasarkan letak Indonesia yang berada di  6º LU – 11º LS
dan 95º BT 141º BT maka Indonesia termasuk dalam iklim Tropis yang mana didominasi
oleh tipe rainforest (Af) di daerah Sumatra, Kalimantan, Jawa Barat, Sulawesi dan Papua.
Tipe moonson (Am) dan savannah (Aw) tersebar di daerah jawa timur, bali, NTT,NTB, Dll.
(Tjasyono, 2009)

 Iklim Fisis : Indonesia memiliki segala jenis iklim fisis baik itu iklim darat (kontinen), iklim
laut (maritim), iklim dataran tinggi, iklim gunung dan pegunungan, maupun iklim muson.
 Iklim Junghuhn
(https://www.geografi.org/2017/11/pembagian-iklim-menurut-f-junghuhn.html)

Junghuhn mengklasifikasi daerah iklim di Pulau Jawa secara vertikal sesuai dengan
kehidupan tumbuh-tumbuhan, seperti yang terlihat pada gambar
Pembagian daerah iklim tersebut adalah:

a. Daerah panas/tropis
Tinggi tempat : 0 - 600 m dari permukaan laut.
Suhu : 26,3  - 22 derajat celcius
Tanaman : padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, coklat.
b. Daerah sedang
Tinggi tempat : 600 m - 1500 m dari permukaan laut.
Suhu : 22 - 17,1 derajar celcius
Tanaman : padi, tembakau, teh, kopi, coklat, kina, sayur-sayuran.
c. Daerah sejuk
Tinggi tempat : 1500 - 2500 m dari permukaan laut.
Suhu : 17,1  - 11,1 derajat celcius.
Tanaman : kopi, teh, kina, sayur-sayuran.
d. Daerah dingin
Tinggi tempat : lebih dari 2500 m dari permukaan laut.
Suhu : 11,1 - 6,2 derajat celisu
Tanaman : Tidak ada tanaman budidaya.
(https://www.geografi.org/2017/11/pembagian-iklim-menurut-f-junghuhn.html)

 Iklim Schmidt – Ferguson


Sistem klasifikasi Schmidt-Ferguson sangat terkenal di Indonesia dan banyak
digunakan pada jenis tanaman tahunan, Schmidt-Ferguson (1951) dalam (Tjasyono,
1999) menggunakan nilai perbandingan (Q) antara rata-rata banyaknya bulan kering (Md)
dan rata-rata banyaknya bulan basah (Mw) dalam satu tahun. Klasifikasi ini tidak
memasukkan unsur suhu karena menganggap amplitudo suhu pada daerah tropika sangat
kecil, untuk menentukan bulan kering dan bulan basah maka kategorinya adalah sebagai
berikut :
a. Bulan Kering : Jika dalam satu bulan mempunyai jumlah curah hujan < 60 mm.
b. Bulan Lembab : Jika dalam satu bulan mempunyai jumlah curah hujan 60 – 100
mm.
c. Bulan Basah : Jika dalam satu bulan mempunyai jumlah curah hujan > 100 mm

 Iklim Oldeman
Seperti halnya metode Schmidt-Ferguson, metode Oldeman juga memakai unsur
curah hujan sebagai dasar klasifikasi iklim, yaitu bulan basah dan bulan kering secara
berturut turut yang dikaitkan dengan pertanian untuk daerah daerah tertentu, misalnya
jumlah curah hujan sebesar 200 mm tiap bulan dipandang cukup untuk membudidayakan
padi sawah, sedangkan untuk sebagian besar palawija maka jumlah curah hujan minimal
yang diperlukan adalah 100 mm tiap bulan. Musim hujan selama 5 bulan dianggap cukup
untuk membudidayakan padi sawah selama satu musim, dalam metode ini, bulan basah
didefinisikan sebagai bulan yang mempunyai jumlah curah hujan sekurang-kurangnya
200 mm. Lamanya periode pertumbuhan padi ditentukan oleh jenis padi yang digunakan,
periode 5 bulan basah berurutan dalam satu tahun dipandang optimal untuk satu kali
tanam. Jika lebih dari 9 bulan basah maka petani dapat menanam padi sebanyak 2 kali
masa tanam. Jika kurang dari 3 bulan basah berurutan, maka tidak dapat
membudidayakan padi tanpa irigasi tambahan.Berikut segitiga iklim oldeman yang
disajikan dalam bentuk gambar : (Lakitan,2002) Oldeman membagi iklim berdasarkan
kebutuhan air masing-masing tanaman sehingga setiap zone memiliki jenis tanaman dan
cara pengelolaan yang berbeda sehingga disebut zona agroklimat, berikut zona
agroklimat klasifikasi Oldeman:
a) A1 10-12 bulan basah berurutan dan 0-1 bulan kering
b) B1 7-9 bulan basah berurutan dan satu bulan kering
c) B2 7-9 bulan basah berurutan dan 2-3 bulan kering
d) B3 7-8 bulan basah berurutan dan 4-5 bulan kering
e) C1 5-6 bulan basah berurutan dan 0-1 bulan kering
f) C2 5-6 bulan basah berurutan dan 2-4 bulan kering
g) C3 5-6 bulan basah berurutan dan 5-6 bulan kering
h) D1 3-4 bulan basah berurutan dan satu bulan kering
i) D2 3-4 bulan basah berurutan dan 2-4 bulan kering
j) D3 3-4 bulan basah berurutan dan 5-6 bulan kering
k) D4 3-4 bulan basah berurutan dan lebih dari 6 bulan bulan kering
l) E1 kurang dari 3 bulan basah berurutan dan kurang dari 2 bulan kering
m) E2 kurang dari 3 bulan basah berurutan dan 2-4 bulan kering
n) E3 kurang dari 3 bulan basah berurutan dan 5-6 bulan kering
o) E4 kurang dari 3 bulan basah berurutan lebih dari 6 bulan

2. Contoh Wilayah (Jawa Timur)


Kondisi Iklim Provinsi Jawa Timur secara umum termasuk iklim tropis yang
mengenal 2 (dua) perubahan putaran musim, yaitu musim Kemarau (Mei-Oktober) dan
musim Penghujan (Nopembersampai sekitar bulan April). Hingga bulan Desember
seluruh wilayah di Jawa Timur sudah memasuki musim penghujan. Hampir setiap hari
hujan mengguyur semua wilayah dengan intensitas ringan hingga lebat.
Dari peta iklim Koppen, Jawa Timur memiliki iklim mayoritas yaitu tropical
moonson (Am) dan savannah (Aw).
Referensi
Lakitan,Benyamin.2002. Dasar-dasar Ilmu Klimatologi. Jakarta: PT Grafindo persada
Tjasyono, B. 1999. Klimatologi Umum. Bandung: Penerbit ITB
https://www.geografi.org/2017/11/pembagian-iklim-menurut-f-junghuhn.html . Diakses pada tgl
18 Mei 2021.

Anda mungkin juga menyukai