Anda di halaman 1dari 11

MODUL 2

PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN IPA SD

Kegiatan Belajar 1: Pendekatan Dalam Pembelajaran IPA

Pendidikan IPA bertujuan agar siswa menguasai pengetahuan, fakta, konsep, prinsip,
proses penemuan, serta sikap ilmiah yang akan bermanfaat bagi siswa dalam mempelajari diri
dan alam sekitarnya. Dengan pemberian pengalaman langsung untuk mencari tahu melalui
kegiatan observasi atau eksperimen yang dibuktikan secara empiris. Pemahaman dan penguasaan
terhadap pendekatan pembelajaran sangatlah penting bagi seorang guru, karena dengan
kemampuan tersebut dapat meningkatkan keberhasilan pembelajaran.
Pengertian Dan Prinsip Pemilihan Pendekatan
            Pendekatan adalah cara umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian,
sehingga berdampak ibarat seseorang memakai kacamata dengan warna tertentu pada saat
memandang alam sekitar. Pendekatan bersifat aksiomatis yang menyatakan pendirian, filosofi,
dan keyakinan yang berkaitan dengan serangkaian asumsi.
            Peranan pendekatan adalah menyesuaikan komponen input, output, produk, dan
outcomes pendidikan dengan bahan kajian yang akan disajikan, sehingga pembelajaran lebih
menarik, menyenangkan, menumbuhkan rasa ingin tahu, memberikan penghargaan, serta
bermakna bagi hidup baik untuk sekarang maupun yang akan datang.
            Tujuan pendekatan adalah menggiring persepsi dan atau proses pengkajian dengan suatu
terminologi sehingga diperoleh pembentukan perilaku yang diharapkan. Prinsip pemilihan
pendekatan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang terkait antara lain adalah tujuan
pendidikan dan pembelajaran, kurikulum, kemapuan siswa, psikologi belajar, dan sumber daya.

B. Jenis Pendekatan

1. Pendekatan Lingkungan
Pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk
meningkatkan keterlibatan siswa melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar.
Pendekatan ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran akaan menarik siswa, jika apa yang
dipelajari diangkat dari lingkungan, sehingga apa yang dipelajari berhubungan dengan kehidupan
dan berfaedah bagi lingkungan. Sehingga dapat dikatakan lingkungan yang ada di sekitar
merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil
pendidikan yang berkualitas. Lingkungan dapat memperkaya bahan dan kegiatan belajar.
Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting dan memiliki nilai-
nilai yang sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran siswa. Penggunaaan lingkungan
memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna sebab anak dihadapkan pada
kondisi yang sebenarnya sehingga dapat memecahkan masalah lingkungan, dan menanamkan
sikap cinta lingkungan.
2. Pendekatan Sain-Lingkungan-Teknologi-Masyarakat
Pendekatan sains teknologi masyarakat merupakan pendekatan pembelajaran yang pada
dasarnya membahas penerapan sains dan teknologi dalam konteks kehidupan manusia sehari-
hari. Dengan pendekatan ini siswa dikondisikan diharapkan mampu menerapkan prinsip-prinsip
sains untuk menghasilkan karya teknologi sederhana atau solusi pemikiran untuk mengatur
dampak negatif yang mungkin timbul akibat munculnya produk teknologi. Dengan demikian
dapat menggunakan pendekatan sains teknologi masyarakat untuk menanamkan pemahaman
konsep dan pengembangannya untuk kemaslahatan masyarakat.
Kegiatan pembelajaran dimaksudkan agar tercipta kondisi yang memungkinkan
terjadinya belajar pada diri siswa. Dalam suatu kegiatan pembelajaran dapat dikatakan terjadi
belajar, apabila terjadi prsoes perubahan perilaku pada diri siswa sebagai hasil dari suatu
pengalaman.

3. Pendekatan Faktual
Pendekatan faktual adalah suatu cara mengajar dengan menyampaikan hasil-hasil
penemuan IPA kepada siswa, dimana pada akhir suatu intruksional siswa akan memperoleh
informasi tentang hal-hal penting. Terkadang menarik bagi siswa, namun kurang merefleksikan
gambaran tentang sifat IPA sendiri. Biasanya, siswa tidak dapat mengingat tentang fakta dalam
waktu lama karena tidak mendapatkan sajian tentang gambaran menyeluruh.
4. Pendekatan Konseptual
Pendekatan konsep adalah suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung
menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati bagaimana
konsep itu diperoleh. Konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang
dinyatakan dalam defenisi sehingga menjadi pengetahuan yang meliputi prinsip-prinsip, hukum,
dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman melalui generalisasi, dan berpikir
abstrak. Konsep dapat mengalami perubahan disesuaikan dengan fakta atau pengetahuan baru,
sedangkan kegunaan konsep adalah menjelaskan dan meramalkan.
Konsep dimulai dengan memperkenalkan benda konkret, berkembang menjadi simbol
sehingga menjadi abstrak yang berupa ucapan atau tulisan yang mengandung konsep yang lebih
kompleks. Konsep yang kompleks memerlukan permunculan berulang kali dalam satu
pertemuan dalam kelas, didukung media atau sarana yang tepat.
5. Pendekatan Pemecahan Masalah
Pendekatan pemecahan masalah adalah pendekatan yang digunakan dalam mempelajari
suatu ilmu pengetahuan dengan maksud mengubah keadaan yang aktual menjadi suatu keadaan,
seperti yang kita kehendaki dengan memperhatika prosedur pemecaha yang sistematis.
Alasan menggunakan pendekatan ini, yaitu: 1. Pendekatan ini terpusat pada masalah.2.
Pendekatan ini singkat.3. Pendekatan ini inovatif.4. Pendekatan ini bersifat mengarahkan.5.
Pendekatan ini lebih sistematis.6. Pendekatan ini terpusat pada pribadi.7. Pendekatan ini
memiliki ukuran.
6. Pendekatan Nilai
Pendekatan nilai adalah cara mengerjakan IPA dengan menggunakan pandangan suatu
nilai, misalkan terkait moral/etika, yang bersifat universal, nilai yang terkait dengan
kepercayaan/ agama, atau nilai yang terkait dengan politik, sosial, budaya suatu negara/ daerah.
Pendekatan ini menekankan pada penyampaian produk IPA serta prilaku yang diharapkan yang
terkait produk dan prose tsb, namun tidak secara langsung tentang proses bagaimana produk tsb
dihasilkan.
7. Pendekatan Inkuiri
Adalah suatu strategi pembelajaran dimana guru dan murid mempelajari peristiwa-
peristiwa ilmiah dengan pendekatan yang dipakai oleh ilmuwan. Arti inkuiri adalah proses
penemuan dan penyelidikan masalah-masalah, menyusun hipotesa, merencanakan eksperimen,
mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan tentang hasil pemecahan masalah. Sehingga anak
untuk melakukan eksperimen sendiri. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari sendiri
jawaban atas pertanyaan yang mereka ajukan.
Adapun tujuan pendekatan inkuiri yaitu:
 Meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam menemukan dan memproses bahan
pelajarannya.
 Mengurangi ketergantungan peserta didik pada guru untuk mendapatkan pengalaman
belajarnya.
 Melatih peserta didik menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
yang tiada habisnya.
 Memberi pengalaman belajar seumur hidup
 Alasan penggunaan pendekatan inkuiri, yaitu:
 Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat.
 Belajar tidak hanya dapat diperoleh dari sekolah tetapi juga lingkungan sekitar.
 Melatih peserta didik untuk memiliki kesadaran sendiri kebutuhan belajarnya.
 Penanaman kebiasaan untuk belajar berlangsung seumur hidup.
            Secara operasional pendekatan inkuiri mempunyai karakteristik:
 Diawali dengan pengamatan dan berkembang untuk memahami konsep atau fenomena.
 Membuat pertanyaan atau menentukan masalah dari hasil pengamatan.
 Suatu masalah ditemukan lalu dipersempit hingga terlihat kemungkinan masalah itu dapat
dipecahkan oleh murid.
 Proses pembelajaran berpusat pada pertanyaan-pertanyaan ”mengapa”, ”bagaimana kita
mengetahui”, dan ”betulkah kesimpulan ini”?
 Jawaban-jawaban yang dicari tidak diketahui lebih dulu dan tidak ada dalam buku
pelajaran. Buku-buku petunjuk yang dipilih berisi pertanyaan-pertanyaan dan saran.
Saran untuk menentukan jawaban bukan memberi jawaban.
 Murid-murid bersemangat sekali untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
mereka sendiri.
 Murid-murid mengusulkan cara-cara pengumpulan data, melakukan eksperimen,
melakukan pengamatan, membaca, dan menggunakan sumber-sumber lain.
 Semua usul dinilai bersama, bila mungkin ditentukan asumsi-asumsi, keterlibatan, dan
kesulitan-kesulitan.
 Murid-murid melakukan penelitian secara individu atau kelompok, untuk mengumpulkan
data yang diperlukan untuk menguji hipotesa.
 Murid mengolah data, membuat kesimpulan, memberikan penjelasan.
 Mengembangkan dan menggunakan keterampilan berpikir kritis.
8. Pendekatan Keterampilan Proses
Pendekatan keterampilan proses pada hakikatnya adalah suatu pengelolaan kegiatan
belajar-mengajar yang berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses
pemerolehan hasil belajar (Semiawan, 2002). Pendekatan keterampilan proses ini dipandang
sebagai pendekatan yang oleh banyak pakar paling sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran di
sekolah dalam rangka menghadapi pertumbuhan dan perkembangan IPTEK.
Pendekatan keterampilan proses akan efektif jika sesuai dengan kesiapan intelektual.
Oleh karena itu, pendekatan keterampilan proses harus tersusun menurut urutan yang logis sesuai
dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa. Misalnya sebelum melaksanakan penelitian,
siswa terlebih dahulu harus mengobservasi atau mengamati dan membuat hipotesis. Agar siswa
dapat menciptakan kembali konsep-konsep yang ada dalam pikiran dan mampu
mengorganisasikannya. Dengan demikian, keberhasilan anak dalam belajar sains menggunakan
pendekatan keterampilan proses adalah suatu perubahan tingkah laku dari seorang anak yang
belum paham terhadap permasalahan sains yang sedang dipelajari sehingga menjadi paham dan
mengerti permasalahannya.
Menurut (Semiawan, 2002), terdapat sepuluh keterampilan proses yaitu :
 Kemampuan mengamati, merupakan salah satu keterampilan dengan memanfaatkan
seluruh panca indera yang mungkin biasa digunakan untuk memperhatikan hal yang
diamati, memilah-milah bagiannya berdasarkan kriteria tertentu, juga berdasarkan tujuan
pengamatan, serta mengolah hasil pengamatan dan menuliskan hasilnya.
 Kemampuan menghitung.
 Kemampuan mengukur.
 Kemampuan mengklasifikasi merupakan kemampuan mengelompokkan atau
menggolongkan sesuatu yang berupa benda, fakta, informasi, dan gagasan.
 Kemampuan menemukan hubungan. Yang termasuk dalam kemampuan ini adalah: fakta,
informasi, gagasan, pendapat, ruang, dan waktu. Kesemuanya merupakan variabel untuk
menentukan hubungan antara sikap dan tindakan yang sesuai.
 Kemampuan Membuat Prediksi (Ramalan). Kemampuan membuat ramalan atau
perkiraan yang di dasari penalaran baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan. Dalam teori penelitian, kemampuan membuat
ramalan ini disebut juga kemampuan menyusun hipotesis. Hipotesis adalah suatu
perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu kejadian atau pengamatan tertentu.
 Kemampuan Melaksanakan Penelitian (Percobaan). penelitian (percobaan) merupakan
kegiatan penyelidikan untuk menguji gagasan-gagasan melalui kegiatan eksperimen
praktis.
 Kemampuan Mengumpulkan dan Menganalisis Data. siswa perlu menguasai bagaimana
cara-cara mengumpulkan data dalam penelitian baik kuantitatif maupun kualitatif.
 Kemampuan menginterpretasikan data. siswa perlu menginterpretasikan hasil yang
diperoleh karena kemampuan mengkomunikasikan hasil.
9. pendekatan Sejarah
Adalah cara mengajarkan IPA dengan menyajikan berbagai penemuan yang dihasilkan
oleh para ilmuwan/ahli IPA tentang perkembangan temuan-temuan tsb dikaikan dengan ilmu
IPA sendiri. Dengan menggunakan metode membaca buku atau menjelaskan.

Kegiatan Belajar 2 : Penerapan Pendekatan dalam Pembelajaran IPA


1. Pendekatan Lingkungan
Pemanfaatan lingkungan dalam pengajaran mempunyai keuntungan praktis dan
ekonomis. Keuntungan praktis karena mudah diperoleh, sedangkan keuntungan ekonomis karena
murah dan dapat dijangkau oleh seluruh siswa. Dengan memanfaatkan lingkungan sekaligus juga
memanfaatkan kepedulian siswa untuk mencintai lingkungan belajarnya. Hal ini akan lebih
terasa bermakna, bermanfaat dan langsung dapat dirasakan oleh siswa.
Ada beberapa cara teknik atau cara mengajar dengan pendekatan lingkungan alam
sekitar, yaitu: Survey, Camping/berkemah, Field Trip/karya wisata. Pendekatan lingkungan
adalah pendekatan yang berorientasi pada alam bebas dan nyata. Misalnya; Praktik Lapangan,
Mengundang nara sumber, Proyek Pelayanan, dan Pengabdian kepada masyarakat.
Kelebihan mengajar dengan pendekatan lingkungan alam sekitar, yaitu :
 Lebih menarik dan tidak membosankan
 Hakikat belajar akan lebih bermakna
 Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehingga kebenarannya
lebih akurat
 Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif
 Sumber belajar menjadi lebih kaya
 Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di
lingkungannya.
Kekurangan mengajar dengan pendekatan lingkungan alam sekitar, yaitu :
 Volume dan kekuatan suara harus lebih besar, agar dapat ditangkap oleh audiens.
 Guru/dosen harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk memusatkan perhatian audiens.
 Model pembelajaran harus dibuat menarik, variatif
 Sangat tergantung cuaca
 Konsentrasi audiens kurang
2. Pendekatan Sain-Lingkungan-Teknologi-Masyarakat
Pembelajaran dipusatkan pada siswa dengan memperhatikan keragaman siswa dan
bertujuan agar siswa memiliki pemahaman sains, teknologi, lingkungan, dan masyarakat yang
mendukung pengembangan kognitif, mempunyai sikap bawha sains, teknologi dan lingkungan
menarik dan bermanfaat.
Beberapa penerapan dalam kegiatan pembelajaran:
1. Percepatan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi
Percepatan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi ini tidak memungkinkan bagi guru
bertindak sebagai satu-satunya orang yang menyalurkan semua fakta dan teori.
2. Pengalaman intelektual, emosional dan fisik
Pengalaman ini dibutuhkan agar didapatkan hasil belajar yang optimal. Ini berarti
kegiatan pembelajaran yang mampu memberi kesempatan kepada siswa memperlihatkan
unjuk
kerja melalui sejumlah keterampilan memproses semua fakta, konsep dan prinsip sangat
dibutuhkan.
3. Penanaman sikap dan nilai sebagai pengabdi
Hal ini menuntut adanya pengenalan terhadap tata cara memproses dan memperoleh
kebenaran ilmu yang bersifat kesementaraan. Hal ini akan mengarahkan siswa pada
kesadaran keterbatasan manusiawi dan keunggulan manusiawi, apabila dibandingkan
dengan keterbatasan dan keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi (Dimyati dan
Mudjiono, 2006 : 135 – 138).
3. Pendekatan Faktual
Pembelajaran dilakukan dengan menyodorkan fakta-fakta hasil penemuan IPA dengan
harapan siswa dapat memperoleh informasi tersebut. Metodenya antara lain  adalah dengan
membaca, menyampaikan pendapat ahli dari buku, demonstrasi, latihan ( drill), dan memberikan
test.
4. Pendekatan Konseptual
Langkah-langkah mengajar dengan pendekatan konsep melalui 3 tahap yaitu :
1. Tahap Enaktif, yaitu melalui Pengenalan benda konkret. menghubungkan dengan
pengalaman lama atau pengalaman baru, dan pengamatan, penafsiran tentang benda baru.
Contohnya
 Pengajar memperlihatkan barang-barang yang sering dipakai orang sehari-hari
untuk menutup badan dan perlengkapannya. Pembelajar diminta mengamati dan
menghubungkan dengan apa yang pernah dialaminya atau barangkali ada kreasi
baru.
 Pengajar bertanya agar mendapat respons tentang barang-barang tersebut. Apakah
kamu pernah mengenakan barang seperti ini jawabnya ya atau tidak. Apakah
kamu pernah mengenakan barang seperti ini, jawabnya ya atau tidak. Apakah
barang-barang ini sambil diperagakan, dipakai di badan, disebagian badan atau di
seluruh badan serta dikaki, di tangan atau di leher, jawabnya “ ya atau tidak “.
2. Tahap Simbolik yaitu dengan memperkenalkan ;  Simbol, lambang, kode,
membandingkan antara contoh dan non contoh untuk menangkap apakah siswa cukup
mengerti akan ciri-cirinya. Seta memberi nama, istilah, serta definisi. dimana pengajar
memperlihatkan gambar tentang barang-barang yang ditunjukkan pada a dan b.
Pembelajar menunjuk dan menyebut ciri-ciri khusus tiap-tiap benda tersebut, dan
Pengajar bersama pembelajar memberi sebuah nama atau istilah. Gambar atau barang
yang termasuk baju dan gambar atau barang yang bukan baju tetapi sebagai pelengkap.
Pembelajar secara lisan dapat menyebut dengan nama dan definisinya.
3. Tahap Ikonik merupakan tahap penguasaan konsep secara abstrak, seperti ; Menyebut
nama, istilah, definisi, apakah siswa sudah mampu mengatakannya.
5. Pendekatan Pemecahan Masalah
Pendekatan ini melatih keterampilan memecahkan masalah dan sekaligus melatih siswa
bertanggung jawab, memiliki kemampuan tinggi, tanggap terhadap berbagai kondisi dan situasi
yang dihadapinya, dan memiliki kreativitas.
6. Pendekatan Nilai
Pendekatan nilai adalah cara mengajarkan IPA dengan menggunakan pandangan suatu
nilai dan pada akhirnya siswa diharapkan dapat memahami dan menerapkan nlai tsb dalam
keselarasan, keserasian, keseimbangan, dan kesepurnaan kehidupa, lingkungan, dan alam
semesta.
7. Pendekatan Inkuiri.
Berikut merupakan penjelasan dari siklus pembelajaran pendekatan inkuiri:
1. Mengamati adalah Kegiatan mengamati objek-objek dan fenomena alam sekitar melalui
pancaindera: penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasa atau pengecap.
Informasi yang diperoleh dapat menuntun keinginan tahu, mempertanyakan, memikirkan,
melakukan intepretasi tentang lingkungan, dan meneliti lebih lanjut.
2. Bertanya. Kegiatan dimana siswa mempunyai rasa keingintahuan yang mendalam yang
diwujudkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang dipelajari.
3. Hipotesis adalah Kegiatan siswa memberikan jawaban sementara atas pertanyaan yang
telah dibuat.
4. Mengumpulkan data adalah Kegiatan mencari informasi berupa data dari bahan atau
materi yang diteliti atau dipelajari. Mengumpulkan data bisa melalui kegiatan observasi,
misalnya membaca buku untuk memperoleh informasi pendukung.
5. Menganalisis data adalah kegiatan Mengolah data dan menyajikan data tertentu untuk
memperoleh suatu kesimpulan. Analisis data pada penyajiannya dapat berupa tulisan,
gambar, laporan, tabel, dan karya lainnya.
6. Menarik kesimpulan adalah Peringkasan atau hasil akhir dari proses analisis data.
8. Pendekatan Keterampilan Proses
Pendekatan keterampilan proses adalah suatu cara untuk mengembangkan keterampilan-
keterampilan yang menjadi roda penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan konsep serta
penumbuhan sikap dan nilai. (Conny Semiawan, 2002: 16). Pendekatan ini mengajarkan
berbagai keterampilan proses yang biasa digunakan para ilmuan dalam mendapatkan atau
memformulasikan hasil IPA.
9. pendekatan Sejarah
Siswa diajak untuk membaca buku atau mendengarkan informasitemuan-temuan IPA
bukan untuk melakukan suatu kegiatan. Seperti halnyapendekatan faktual dan pendekatan
konseptual, pendekatan ini lebih menekankan penyampaian produk atau hasil IPA, sedikit
menjelaskan proses mendapatkantemuan tsb, namun tidak banyak melibatkan siswa dengan
bagaimana proses konkret yang dilaluinya.
MODUL 3
METODE DALAM PEMBELAJARAN IPA SD

A.    Pengertian Metode Pembelajaran


Metode berasal dari Bahasa Yunani methodos yang berarti cara atau jalan yang ditempuh.
Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka, metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat
memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru untuk mengaplikasikan
strategi belajar yang sudah ditentukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
Jadi pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik
agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Metode pembelajaran adalah suatu cara atau
upaya yang dilakukan oleh para pendidik agar proses belajar-mengajar pada siswa tercapai sesuai
dengan tujuan. Metode pembelajaran ini sangat penting di lakukan agar  proses belajar
mengajar tersebut nampak menyenangkan dan tidak membuat para siswa tersebut suntuk, dan
juga para siswa tersebut dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut dengan mudah.

B.     Jenis – Jenis Metode dalam Pembelajaran IPA


Jenis metode pembelajaran yang yang dapat digunakan dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam di Sd anatara lain:
1. Metode Penugasan
Dalam konteks ini, pemberian tugas berarti guru memberikan suatu tugas kepada siswa dan
mengaitkannya dengan tugas-tugas yang lain. Misalnya, saat guru memberikan tugas kepada
siswa dan mengaitkannya dengan tugas-tugas yang lain. seperti mencari dan membaca buku-
buku lain sebagai perbandingan, atau disuruh mengamati orang yang ada dilingkungannya stelah
membaca buku tersebut
a. Kelebihan metode penugasan :
1) Pengetahuan yang siswa peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama.
2) Siswa berkesempatan untuk memupuk perkembangan dn keberanian dalam mengambil
inisiatif, bertanggung jawab, dan berdiri sendiri.
b. Kelemahan metode penugasan :
1) Seringkali siswa melakukan penipuan, dimana ia hanya meniru hasil pekerjaan orang lain
tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
2) Terkadang, tugas itu dikerjakan orang lain tanpa pengawasan.
3) Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.

2. Metode Diskusi
Diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan.
Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan,
menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen,
1998). Oleh karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat adu argumentasi. Diskusi lebih
bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama – sama.
Ada beberapa Kelebihan dan Kekurangan dalam metode diskusi
·      Kelebihan metode diskusi :
1) Menyadarkan siswa bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan dan bukan
satu jalan.
2) Menyadarkan para siswa bahwa dengan berdiskusi, mereka bisa saling mengemukakan
pendapat secara konstruktif, sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
3) Membiasakan siswa untuk mendengarkan pendapat oranglain, sekalipun berbeda dengan
pendapatnya sendiri dan membiasakan bersikap toleran.
·         Kelemahan metode diskusi :
1) Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
2) Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
3) Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
4) Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.

3. Metode Tanya-Jawab
Tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung
yang bersifat two way traffic karena pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa.
Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertaya guru menjawab. Metode Tanya jawab
dimaksudkan untuk merangsang berfikir siswa dan membimbingnya dalam mencapai atau
mendapatkan pengetahuan. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara
langsung antara guru dan siswa.
Tujuan Metode Tanya Jawab :
a. Mengecek dan mengetahui sejauhmana penguasaan materi oleh siswa.
b. Memberikan kesempatan pada siswa untk membahas materi pelajaran yang belum
dipahami.
c. Memotivasi dan menimbulkan kompetisi belajar bagi siswa.
d. Melatih siswa berpikir dan berbicara secara sistematis.

4. Metode latihan
Metode latihan pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau
keterampilan dari apa yang telah dipelajar. Drill secara denotative merupakan tindakan untuk
meningkatkan keterampilan dan kemahiran. Sebagi sebuah metode, drill adalah cara
memblajarkan siswa untuk mengembngkan kemahiran dan keterampilan serta dapat
mengembangkan sika dan kebiasaan. Latihan atau terlatih eruakan proses belajar dan mebiaaskan
diri agar mampu melakukan sesuatu. Mengingat latihan ini kirang mengembangkan
bakat/initsiatip siswa untuk berfikir, hendaknya guru pengajar memperhatikan tingkat kewajaran
dari metode drill.
a. Kelebihan metode latihan :
1) Siswa dapat memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melapalkan huruf,
membuat dan meggunakan alat-alat.
2) Siswa dapat memperoleh kecakapan mental, misalnya dalam perkalian, penjumlahan,
pengurangan dan sebagainya.
3) Siswa dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan ataupun kecepatan dalam
pelaksanaan.

b. Kelemahan metode latihan :


1) Menghambat bakat dan inisitif siswa, karena ia lebih banyak dibawa pada penyesuaian
dan diarahkan jauh dari pengertian.
2) Menimbulkan penyesuaian secara statis pada lingkungan.
3) Terkadang, latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang
monoton dan membosankan.
4) Dapat menimbulkan verbalisme.

5. Metode Ceramah
Ceramah merupakan suatu metode pembelajaran, ceramah merupakan cara yang digunakan
dalam mengembangkan proses pembelajaran melalui cara penuturan (lecturer), metode ini bagus
jika penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung alat dan media. Hal yang perlu
diperhatikan dalam metode ceramah adalah isi ceramah harus mudah diterima dan dipahami serta
mampu menstimulasi pendengar (murid) untuk mengikuti dan melakukan sesuatu yang terdapat
dalam isi ceramah. Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan
oleh setiap guru atau instruktur. Hal ini selain disebabkan oleh beberpa pertimbangan tertentu
juga adanya factor kebiasaan, baik dari guru maupun siswa.
Metode ceramah itu agak membosankan. Oleh sebab itu guru harus memberikannya secara b
ebas dan menarik. Agar ceramah lebih menarik maka perlu guru lakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Bahan ceramah dipersiakan sebaik mungkin secara cermat
2) Bahan ceramah, disampaikan dengan jelas dan dapat didengar oleh semua murid
3) Bahan ceramah, harus dikuasai dengan luas dan dalam
4) Bahan pelajaran disampaikan secara sistematis
5) Dalam menyampaikan diselingi pertanyaan, diam sejenak atau bernafas sejenak agar 
tidak membosankan.
6) Memasukkan hal-hal baru kejadian
kejadian nyata dan pernah mereka alami yang tidak ada dalam buku wajib.
7) Bahan dapat guru selsaikan sesuai dengan wakktu yang ditetapkan.

a. Kelebihan metode ceramah :


1) Guru mudah menguasai kelas.
2) Mudah dilaksanakan.
3) Dapat diikuti siswa dalam jumlah besar.
4) Guru mudah menerangkan banyak bahan pelajaran kepada siswa.
b. Kelemahan metode ceramah :
1) Siswa ia lebih tanggap dari sisi visual akan merasa dirugikan, sedangkan siswa yang lebih
tanggap terhadap kemampuan auditifnya, akan mendapatkan manfaat lebih besar dari
metode ini.
2) Bila terlalu lama metode ini akan membuat siswa merasa bosan.
3) Menyebabkan siswa menjadi pasif.
4) Sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar siswa.

6. Metode Simulasi
Metode simulasi merupakan salah satu metode pembelajaran yang memberikan penyajian
berupa pelajaran dengan menggunakan situasi maupun suatu proses yang nyata. Dalam metode
jenis ini, siswa diminta untuk terlibat secara aktif dalam melalukan interaksi dengan situasi yang
ada disekitar lingkungannya. Siswa diminta untuk menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh
atau yang telah dipelajari sebelumnya.
Pengertian di atas menunjukkan bahwa dalam metode simulasi penerapan antara teori dengan
kehidupan nyata dalam bentuk praktek, sangat diperlukan oleh siswa. Sebenarnya apa sih tujuan
dari metode pembelajaran dengan teknik simulasi ini? Sehingga siswa diminta untuk
menerapkan teori yang telah di pelajari.
7. Metode Proyek
Pada Tingkat Sekolah Dasar Metode Proyek agak sukar diterapkan karena proyek merupakan
suatu penugasan yang memerlukan pemikiran dan tindakan yang membangun dari murid. Dalam
Melaksanakan Metode Proyek, Murid memerlukan peran aktif dalam membantu dan
membimbing, sehingga proyek itu berhasil. Setelah proyek itu selesai dikerjakan, guru perlu 
memberi penghargaan pada murid. Kelompok murid yang berhasil proyeknya diberitambahan 
nilai dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Dalam melakukan sesuatu proyek tentang Ilmu Pengetahuan Alam, maka murid akan 
terangsang minat dan kesenagannya. Proyek Ilmu Pengetahuan Alam mendorong rasa ingin tahu 
murid, maupun memecahkan masalah dan mengembangkan murid anda berpikir bebas.
Contoh Metode Proyek adalah guru memberikan bahasan mengenai benda yang dapat dilalui 
cahaya dan tidak dapat di lalui cahaya, jadi guru dan murid mempersiapkan seperangkat alat dan 
bahan untuk digunakan oleh para siswa untuk menemukan suatu keputusan atau kesimpulannya 
dari materi tersebut. 

8. Metode Studi Lapangan
Metode Studi lapangan jauh lebih memberikan pengalaman luas kepada murid anda 
dibanding hanya di dalam ruangan yang dibatasi empat dinding atau kelas. Studi Lapangan 
IPA juga merupakan pengalaman langsung, melihat objek sebenarnya, dan diperoleh dari 
tangan pertama. 
Studi Lapangan IPA tidak berarti harus dilakukan ke tempat jauh, dengan waktu yang lama, biay
a transport, dan perlengkapan yang lengkap, tetapi dapat dilakukan pada alam sekitar seperti hala
man sekolah atau kebun sekolahDi waktu Guru dan Murid melakukan Studi lapangan IPA seluru
h pancaindera akan difungsikan. 
Dalam melakukan Studi Lapangan, Guru hendaknya hanya berperan sebagai pembimbing atau n
ara sumbe. Murid-murid yang akan mengamati, mengukur, menghitung, menganalisis, dan mena
rik kesimpulan sendiri. 
Sebelum terjun ke lapangan, hendaknya muridmurid, anda di kelompok-kelompokkan, dirumusk
an tujunnnya dengan jelas, di berikan rambu-rambu tugasnya, pembagian tugas dan pengaturan 
waktunya. 

9. Metode Demonstrasi
Pengertian metode demonstrasi adalah Metode Mengajar dengan cara memperagakan 
barang, kejadian, aturan, dan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui 
penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang 
disajikan. Saat melaksanakan Demonstrasi Ilmu Pengetahuan Alam biasanya guru sendirilah 
yang melakukannya, tetapi alangkah baiknya bila murid yang melakukannya. Demonstrasi IPA 
dilakukan guru sendiri, apabila alatnya mudah pecah, benda atau bahan yang mahal, mudah 
rusak, berbahaya jumlahnya hanya satu. 
Agar supaya di waktu anda melakukan demonstrasi IPA itu tidsk gagal, sebaiknya guru 
sebelumnya telah melakukan sendiri terlebih dahulu. Sehingga jalannya demonstrasi lebih lancar 
dan menghemat waktu. Pelaksanaan demokrasi harus dapat dilihat oleh seluruh murid.
Dalam demonstrasi IPA hasil yang akan terjadi harus anda sampaikan pada murid. Sehingga 
murid tidak merumuskan masalah, berspekulasi dan menarik kesimpulan berdasarkan apa yang 
disaksikannya. 
Kelemahan Metode Demonstrasi antara lain tidak semua murid dapat ikut aktif. Mungkin 
hanya sebagian kecil murid saja yang dapat mencobanya, bila waktu yang tersedia sterbatas, 
sehingga demonstrasi itu dilakukan dengan tergesa-gesa.

10. Metode Eksperimen
Metode Eksperimen adalah Metode yang banyak digunakan dalam mempelajari Ilmu 
Pengetahuan Alam. Eksperimen atau percobaan dilakukan tidak selalu harus dilaksanakan di 
dalam laboratorium tetapi dapat dilakukan pada akam sekitar. 
Apabila melakukan Eksperimen haruslah didahului dengan adanya   masalah yang berupa
pertanyaan atau dalam bentuk pertanyaan. Misalnya:  betulkah ikan yang hidup dalam air 
tercemar lekas mati daripada dalam air bebas pencemaran? Apa yang akan terjadi kalau es di 
masukkan ke dalam air hangat? Dalam Eksperimen sebaiknya ada alat peembanding atau 
kontrol.  Misalnya dalam hal akibat pencemaran air terhadap ikan. Sebab perbandingan ikan 
yang hidup di air yang tidak tercemar. Ikan mana yanglebih dahulu pingsan. 
Bila Guru menyuruh Murid bereksperimen IPA, maka perlu disampaikan hal-hal sebagai berikut:
1) Jelaskan tujuan dan harapan apa yang diinginkan dari eksperimen itu!
2) Sebutkan alat dan bahan yang diperlukan, berapa ukuran atau takaran yang
dibutuhkan
3) Terangkan tahap-tahap kegiatannya, atau tahap-tahap prosesnya
4) Apa saja yang perlu diamati, dan di catat, semua hal tersebut di atas tertuang dalam
suatu buku petunjuk eksperimen
5) Dalam menarik kesimpulan harus hati-hati sehingga kesimpannya benar dan tidak
keliru. Percobaan yang dilakukan mungkin merupakan eksperimen yang berlangsung
dapat membuktikan sesuatu, atau mungki hanya salah satu tahapan eksperimen untuk 
membuktikn sesuatu hal sehingga masih ada kelnjutannya.

Kegiatan Belajar 2. Penggunaan Metode Dalam Pembelajaran IPA

A. Memilih Metode Belajar untuk Pembelajaran IPA
Apabila kita hendak mempergunakan suatu metode tertentu, maka kita harus memperhatikan 
banyak hal. Misalnya faktor usia. Usia siswa berpengaruh terhadap penentuan metode belajar 
untuk siswa usia sekian yang paling baik digunakan ialah metode ini atau itu. 

1. Metode Belajar Hendaknya sesuai dengan Tujuan
Kita sudah mengenal adanya tujuan institusional. Untuk mengajar di jenjang pendidikan 
yang berbeda, perlu menggunakan metode belajar yang berbeda pula. Mengajar IPA untuk siswa 
Sekolah Dasar jelas memerlukan metode yang berbeda dengan mengajar IPA untuk siswa 
Sekolah Menengah Umum

2. Metode Belajar Hendaknya Diadaptasikan dengan kemampuan siswa
Suatu pelajaran yang direncanakan serta disusun dengan baik, menggunakan metode yang tepat 
dan diberikan oleh guru yang amat mahir, hampir tidak berguna apabila siswa tidak dapat mengi
kutinya dengan baik.
3. Metode belajar Hendaknya sesuai dengan psikologi belajar
Dalam hubungannya dengan psikologi belajar ini, sering kali kita mengabaikan dua hal 
penting, yaitu: pengulangan secara berkala dan pemberian pengalaman langsung. Sejalan dengan
perkembangan langsung semakin penting pada Pendidikan IPA. 
4. Metode belajar hendaknya disesuaikan dengan bahan pengajaran.
Kiranya dapat kita mengerti bahwa metode belajar untuk mata pelajaran yang satu berbeda 
dengan mata pelajaran yang lain. Bahan pengajaran dapat dianggap sebagai pedoman untuk 
menentukan metode mengajar yang akan kita gunakan.

5. Metode belajar hendaknya disesuaikan dengan alokasi waktu dan sarana prasana yang 
tersedia.
Mengajarkan suatu topik bahasan secara ideal, kita jangan lupa membatasi diri dengan 
ketersediaan waktu yang telah kita tetapkan. Selain itu juga harus mempertimbangkan 
ketersediaan sarana dan prasarana. Kita tidak dapat memaksakan untuk menggunakan 
metode belajar tertentu, jika sarana dan prasana untuk metode tersebut tidak tersedia. 
6. Metode Belajar hendaknya sesuai dengan Pribadi guru
Apapun metode yang dipakai oleh seorang guru, maka metode itu harus dianggap sebagai 
yang terbaik bagi dirinya, harus sesuai dengan kepribadiannya. Metode mengajar yang 
digunakan oleh seorang guru, tidak harus sama dengan yang digunakan oelh guru lain, tetapi 
juga tidak harus berbeda dengan metode yang digunakan oleh guru lain. Metode mengajar perlu 
disesuaikan dengan kemampuan dan kesiapan para siswa.

B. Contoh Penerapan Metode dalam pembelajaran IPA di SD Kelas I-VI

1. Metode belajar yang digunakan
Untuk sub aspek ini kita menggunakan metode eksperimen. Metode Eksperimen adalah 
suatu cara penyajian materi pelajaran dimana siswa secara aktif melakukan dan membuktikan 
sendiri tentang materi yang sedang dipelajarinya. Melalui metode ini siswa dapat melakukan
serangkaian aktivitas ilmiah seperti: mengamati suatu obejek sehingga akan memberikan 
penguatan pada ingatan siswa sebab banyak melibatkan siswa dalam proses belajarnya. 
2. Proses pembelajaran
Tahap perencanaan pada tahap ini kita perlu menjelaskan kepada siswa tentang tujuan
eksperimen.
3. Evaluasi terhadap metode yang digunakan

C. Metode Belajar Dalam Pembelajaran IPA SD Kelas II
1. Metode belajar yang digunakan
Untuk sub aspek ini kita menggunakan metode studi lapangan. Metode ini memberikan
kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif. Secara teknis pembelajaran dalam metode
ini meliputi 3 fase. Fase perencanaan permulaan, fase pengerjaan dan fase kulminasi.
2. Proses pembelajaran
Pada fase perencanaan kita membagi anak menjadi beberapa kelompok, memberi tugas
sesuai dengan masalah yang akan dibahas dan memeberi arahan mengenai sumber/tempat
dimana masalah itu harus diteliti/diamati.
3. Evaluasi terhadap metode yang digunakan untuk mengukur metode yang digunakan kita
menilai sukses jika :
a. Siswa dapat melakukan prosedur/eksperimen/pengamatan dengan benar,
b. Melalui eksperimen/pengamatan lapangan siswa dapat menunjukkan beragam jenis benda
padat dan benda cair disekitar.

D. METODE BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA SD KELAS III


a. Pokok Bahasan: Sumber Daya Alam
b. Metode belajar yang digunakan
Untuk pokok bahasan ini kita menggunakan metode sumbang saran (brain-storming).
Metode brain storming adalah cara mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas dengan
melontarkan suatu masalah, kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat, atau
komentar sehingga mungkin masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru, atau dapat
diartikan pula sebagai suatu cara untuk mendapatkan banyak ide dari seluruh siswa dalam waktu
yang singkat. Tujuan metode ini untuk mengupas habis apa yang dipikirkan para siswa dalam
menanggapi masalah yang dilontarkan guru kedalam kelas tersebut.
E.  METODE BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA SD KELAS IV
a. Pokok bahasan : Alat Indera dan Fungsinya
b. Metode belajar yang digunakan
Untuk pokok bahasan ini kita menggunakan metode ceramah. Metode ini merupakan
metode yang paling tradisional dalam sekjarah pendidikan. Dalam metode ini guru
mentransferkan ilmu kepada siswanya secara lisan.

F. METODE BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA SD KELAS VI

a. Pokok bahasan: Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan
b. Metode pembelajaran yang digunakan
Untuk pokok bahasan ini kita menggunakan metode studi lapangan. Metode ini memberi
kesemoatan keoada siswa untuk belajar secara aktif.
c. Evalusi terhadap metode yang digunakan
Cara ini lebih menitik beratkan kepada “bagaimana siswa belajar” dan bukan “apa yang
mereka pelajari”, maka evaluasi untuk ini di orientasikan kepada proses mental anak
selama pembelajaran berlangsung.

G. METODE BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA SD KELAS VI
a. Pokok bahasan : Perkembangan Makhluk Hidup dan Tanggapan Makhluk Hidup
Terhadap Rangsang
b. Metode belajar yang digunakan
Untuk pokok bahasan ini kita menggunakan metode penemuan (discovery) adalah
pembelajaran yang melibatkan proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan
suatu konsep atau prinsip. Yang dimaksud dengan proses mental tersebut antara lain :
mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan,
menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya. Dalam teknik ini siswa
dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru yang
membimbing dan memberikan intruksi.

Anda mungkin juga menyukai