BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Jaringan Periodontal
1. Definisi jaringan periodontal
Tentunya kita semua tahu bahwa gigi tegak di dalam mulut di atas
gusi (yang atas dibawah gusi) adalah karena tertanam akar nya di dalam
tulang rahang. Dengan demikian bila seluruh gigi dicabut maka akan
tampak cekungan-cekungan didalam tulang rahang tersebut
(Machfoedz,2005).
Jaringan periodontal merupakan sistem fungsional jaringan yang
mengelilingi gigi dan melekatkan pada tulang rahang, dengan demikian
dapat menukung gigi sehingga tidak terlepas dari soketnya. Jaringan
periodontal terdiri atas gingiva, tulang alveolar, ligamentum periodontal
dan sementum. Sementum termasuk dalam jaringan periodontal, karena
sementum bersama-sama dengan tulang alveolar merupakan tempat
tertanamnya serat-serat utaa ligamentum periodontal. Setiap jaringan
memainkan peran yang penting dalam memelihara kesehatan gigi dan
fungsi dari periodontal (Putri,2012).
4
5
B. Plak gigi
Plak adalah lapisan lunak dan lengket yang melekat pada gigi. Plak terdiri
dari protein dan bakteri. 70% dari bakteri itu berasal dari air liur. Plak
terbentuk segera setelah selesai menyikat gigi. Plak mulai mengeras oleh
kalsium, fosfor, dan mineral lainnya dan menjadi karang gigi hanya dalam
waktu 48jam setelah pembentukannya. Karang gigi itu sendiri tidak
13
C. Karang Gigi
1. Definisi karang gigi
Karang gigi adalah suatu endapan keras yang terletak pada
permukaan gigi berwarna mulai dari kekuning-kuningan,kecoklat-coklatan
sampai kehitam-hitaman dan mempunyai permukaan yang kasar, lapisan
plaque yang telah mengeras karena adanya pengendapatan garam-garam
Ca dan P disebut karang gigi. Karang gigi ini mempunyai permukaan yang
kasar sehingga sisa-sisa makanan dan bakteri-bakteri mudah sekali
enempel dan berkembang biak, yang mengakibatkan terjadinya penebalan
14
D. Penyakit periodontal
Faktor penyebab terjadinya penyakit periodontal, secara garis besar dibagi
menurut asal dan caranya menimbulkan penyakit, yaitu :
1. Penyebab sistemik
Berasal dari tempat lain didalam tubuh.
Penyebab ini tidak secara langsung menimbulkan terjadinya penyakit,
tetapi dapat mempengaruhi jalannya penyakit. Secara umum faktor-faktor
16
sering terjadi dan bisa timbul kapan saja setelah tumbuhnya gigi.
tidak benar, sehingga plak tetap ada disepanjang garis gusi. Plak
merupakan suatu lapisan yang terutama terdiri dari bakteri. Plak lebih
sering menempel pada tambalan yang salah atau di di sekitar gigi yang
plak tetap melekat pada gigi selama lebih dari 72 jam, maka akan
infeksi. Infeksi gingiva atau gusi ini bisa brkembang masuk ke selaput
2) Periodontitis
plak dan karang gigi diantara gigi dan gusi. Akan terbentuk kantong
diantara gigi dan gusi dan meluas kebawah diantara akar gigi dan
serius yang merusak jaringan lunak dan tulang yang menyangga gigi
Menyikat gigi setiap hari dan berkumur serta pemeriksaan rutin dapat
1. Gusi bengkak.
6. Napas bau.
8. Gigi tanggal.
F. CPITN
1. CPITN (Community Periodontal Index For Treatment Needs)
Menurut Djuita(1992)Organisasi Kesehatan Dunia ( World Health
Organization ) sejak tahun 1977 mulai mengembangkan suatu index baru
yang dikenal dengan nama : Community Periodontal Index For Treatment
Needs atau CPITN.
21
Gambar 2.1
Periodontal Examining Probe
Sumber :https://docplayer.info/137533
Tabel 2.1
Nilai/skor CPITN
Gambar 2.2
Gusi sehat (skor 0)
Sumber :https://saifulmuhajir.web.id/
Gambar 2.3
perdarahan gingiva pada saat probing (skor 1)
sumber : https://www.slideshare.net/dellerymelsman/epidemiologi
24
Gambar 2.4
terdapat karang gigi (skor 2)
sumber : http://prasko17.blogspot.com/2012/09/community-periodontal-index-
for.html
Gambar 2.5
poket dangkal (3.5 - 5,5mm) (skor 3)
sumber:https://pemeriksaan-poket-periodontal.html
Gambar 2.6
poket dalam sedalam >5,5mm (skor 4)
sumber : https://dentistrynetworkingassociation.wordpress.com/2018/
25
Gambar 2.7
Memegang instrument periodontal probepengrap
Sumber : http://mybloglitaadina.blogspot.com/2016/
26
3. Pengertian sektan
Sektan yang dipergunakan untuk memperoleh penilaian CPITN
meliputi 6 regio(Djuita,1992).Mulut pasien dibagi menjadi enam sektan,
yaitu sektan kanan atas, sektan anterior atas, sektan kiri atas, sektan kiri
bawah, sektan anterior bawah dan sektan kanan bawah.
Tabel 2.2
Sektan gigi
Suatu sektan dapat diperiksa jika terdapat paling sedikit 2 gigi dan
bukan merupakan indikasi untuk pencabutan. Jika pada sektan tersebut
hanya ada satu gig, gigi tersebut dimasukkan ke sektan sebelahnya. Pada
sektan yang tidak bergigi,tidak diberi skor. Penilaian untuk satu sektan
adalah keadaan yang terparah/skor yang tertinggi (Putri,2012).
1. Sektan kanan atas : elemen gigi 1.7, 1.6, 1.5, 1.4 (sektan 1)
2. Sektan anterior (depan) atas : elemen gigi 1.3, 1.2, 1.1, 2.1, 2.2,
2.3 (sektan 2)
3. Sektan kiri atas : elemen gigi 2.4, 2.5, 2.6, 2.7 (sektan 3)
4. sektan kiri bawah : elemen gigi 3.7, 3.6. 3.5, 3.4 (sektan 4)
5. Sektan anterior bawah : elemen gigi 3.3, 3.2, 3.1, 4.1, 4.2, 4
(sektan 5)
6. Sektan kanan bawah : elemen gigi 4.4, 4.5, 4.6, 4.7 (sektan 6)
4. Gigi indeks
Untuk memperoleh penilaian kondisi jaringan periodontal, maka
tidak semua gigi diperiksa, melainkan hanya beberapa gigi saja yang
disebut sebagai Gigi indeks.(Djuita, 1992)
28
20 tahun ke atas 7 6 1 1 6 7 0, 1, 2, 3, 4
7 6 1 1 6 7
19 tahun ke bawah 6 1 6 0, 1, 2, 3, 4
6 1 6
15 tahun ke bawah 6 1 6 0, 1, 2
6 1 6
5. Kriteria penilaian
Setelah gigi indeks dipilih, pada masing-masing gigi dilakukan
probing. Dengan cara menggunakan probe ke sekeliling gigi untuk menilai
paling tidak enam titik disekitar gigi, yaitu : mesiifasial, midfasial,
distofasial. Juga ditempat sejenis pada aspek lingual atau palatal. Temuan
yang paling parah dicatat sebagai skor sektan (Putri,2012).Kode skor
dicatat sebagai berikut :
Tabel 2.4
Kode skor
Skor 0 area pada probe masih terlihat lengkap. Gingiva sehat dan
tidak menunjukkan pendarahan pada probing. Tidak
ditemukan kalkulus
Skor 1 tidak ditemukan kalkulus tapi dijumpai pendarahan setelah
dilakukan probing ringan. Individu seperti ini memerlukan
intruksi kebersihan mulut yang tepat dengan tindakan yang
dapat membersihkan plak disupra maupun di subgingiva.
Skor 2 dapat ditemukan pendarahan setelah dilakukan probing, dan
ditemukan kalkulus supra maupun subgingiva. Perawatan
meliputi scalling untuk menghilangkan plak dan kalkulus
supra maupun subgingiva, dan intruksi kebersihan mulut.
Skor 3 Hal ini menunjukkan adanya poket dangkal dengan kedalaman
lebih d ari 3,5 mm tapi kurang dari 5,5 mm. Diperlukan
perawatan untuk menghilangkan kalkulus subgingiva yang
lebih komperhensif disertai intruksi kebersihan mulut.
Keterangan :
EIKM = Edukasi Intruksi Kesehatan Mulut
SK= Skelling
PK= Perawatan Kompleks(Putri,2012)
31
G. Penelitian Terkait
1. Hasil penelitian yang berjudul gambaran tingkat kebutuhan periodontal
pada siswa/i kelas 10 dan 11 SMA Tri Sukses Natar Lampung Selatan oleh
(Noeraini Almaida Rosha,2017) didapatkan hasil bahwa kebutuhan
periodontal pada siswa/i kelas 10 dan 11 SMA Tri Sukses Natar Lampung
Selatan menunjukkan jumlah terbanyak pada skor 2 dengan kondisi ada
karang gigi sebanyak 58 orang (73,75%) dengan kategori kebutuhan
perawatan edukasi intruksi kesehatan mulut dan scalling serta tipe
pelayanan yang dibutuhkan adalah II (pembersihan karang gigi) yang
dapat dilakukan oleh perawat gigi dan dokter gigi.
2. Hasil penelitian yang berjudul kebutuhan perawatan periodontal pada
remaja usia 15-17 tahun di SMAN 1 Soppeng Riaja Kabupaten Barru oleh
(Nuridhotun Nisa,2015) didapatkan hasil tertinggi yaitu skor 2 atau
terdapat kalkulus yaitu 67,8% dan skor 1 perdaran pada gingival yaitu
14,4% serta skor 3 poket dangkal yaitu 9,9%. Hal ini mungkin disebabkan
oleh kurangnya kesadaran untuk memelihara kebersihan gigi dan
mulutnya.
3. Hasil penelitian yang berjudul gambaran status jaringan periodontal pada
pelajar di SMAN 1 Manado oleh (Suling,dkk 2013) didapatkan hasil skor
0 sehat 16,8%, skor 1 perdarahan pada gingival 2,7%, skor 2 terdapat
karang gigi 74,8%, skor 3 terdapat poket dangkal 5,7% serta tidak terdapat
poket dalam. Hasil penelitia ini menunjukkan bahwa banyak pelajar yang
yang terdapat kalkulus (karang gigi) yaitu (74,8%).
32
H. Kerangka Teori
Kerangka teori adalah visualisasi yang biasanya dalam bentuk bagan, dari
kesimpulan hasil telaah pustaka yang menggambarkan hubungan-hubungan
antara variabel satu dengan variabel lainnya berdasarkan telaah pustaka yang
dilakukan( machfoedz, 2009 ).
0 : sehat
Jaringan periodontal
1 : pendarahan pada
Penyakit jaringan gingival
- Gingival periodontal:
- Sementum - Gingivitis 2 : terdapat kalkulus sub
- Ligamentum periodontal - Periodontitis dan supragingival
- Tulang alveolar
3 : poket dangkal 3,5-
5,5 mm
Gambar 2.8
Kerangka Teori
I. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu uraian dari visualisasi hubungan atau kaitan
antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang
satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti. (Notoatmodjo,
2005)
Gambar 2.9
Kerangka Konsep
33
J. Definisi Operasional
Definisi operasional ini bermanfaat untuk mengarahkan kepada
pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan
serta pengembangan instrumen (alat ukur)(Notoatmodjo,2010).
Tabel 2.6
Definisi Operasional