Anda di halaman 1dari 8

ARTIKEL KONSEP

Patogenesis, Diagnosis, dan Penatalaksanaan


Tromboemboli Vena pada kanker
ANDREE KURNIAWAN
Bagian Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan

Diterima 20 Juli 2013; Direview 31 Juli 2013; Disetujui 15 Agustus 2013

ABSTRACT
Venous tromboembolism occurs commonly amongst patient with cancer. The occurance of venous tromboembolism
has significant morbidity and mortality for cancer patients. Recents studies revealed a better understanding of clinical
risk factors and biological biomarkers that explained the pathogenesis more understantable. Risk predicting model has
developed to stratify the multiply risk factors of tromboembolism in cancer patient. Tromboprophylaxis with either
unfractioned heparin or low-molecular-weight heparin (LMWHs) has been shown to be safe and effective in high risk
patients. Treatment of cancer associated tromboembolism requires long term anticoagulation with either LMWHs or
oral anticoagulants.

Keywords: : cancer, venous tromboembolism

ABSTRAK
Tromboemboli vena sering terjadi pada pasien kanker. Kejadian tromboemboli vena memiliki morbiditas dan
mortalitas yang bermakna pada pasien kanker. Studi terbaru menunjukkan pemahaman yang lebih baik terkait faktor
risiko klinis dan biomarker biologis yang dapat menjelaskan patogenesisnya menjadi lebih mudah dimengerti. Model
KORESPONDENSI: prediksi risiko telah dihasilkan untuk menstratifikasi faktor risiko tromboemboli vena multipel pada pasien kanker.
dr. Andree Kurniawan, Profilaksis terjadinya trombosis dengan unfractioned heparin atau low-molecular-weight heparin (LMWHs) telah
SpPD, Internal Medicine, diperlihatkan aman dan efektif pada pasien risiko tinggi. Tata laksana tromboemboli vena pada kanker memerlukan
Faculty of Medicine, antikoagulan jangka panjang dengan LMWH atau antikoagulan oral.
University of Pelita
Harapan, Siloam Kata kunci: kanker, tromboemboli vena
General Hospital,
Jl. Boulavard Jendral
Sudirman (near Siloam
hospital), Karawaci, PENDAHULUAN
Tangerang, Banten
15811 Indonesia
Phone: +62-21-54210130
P ada pasien dengan kanker, terjadi perubahan sistem hemostasis yang menyebabkan
pasien dengan kanker lebih rentan terjadi trombosis atau perdarahan. Kejadian
tromboemboli vena pada kanker banyak dilaporkan pada kanker solid. Namun,
Ext: 3411 belakangan ini juga banyak dilaporkan sebagai komplikasi dari kanker hematologi.
Facsimile: Risiko trombosis pada kanker hematologi sama dengan kanker solid. Komplikasi
+62- 21- 54210133, dari tromboemboli vena yang fatal pada kanker adalah perdarahan dan koagulasi
Email: andree.kurniawan@ intravaskular diseminata (KID) yang tidak terkompensasi.1,2
uph.edu, a125ee@yahoo. Hubungan antara kanker dan trombosis telah dikenal sejak 1865, ketika Armand
com Trousseau awalnya melaporkan hubungan klinis kejadian trombosis dan kanker yang

Indonesian Journal of Cancer Vol. 7, No. 3 July - September 2013 103


Patogenesis, Diagnosis, dan Penatalaksanaan Tromboemboli Vena pada kanker 103-110

belum terdiagnosis. Pada kanker lebih mudah terjadi Manifestasi Klinis Trombosis pada Kanker
aktivasi faktor koagulasi dengan manifestasi klinis Telah dikenal adanya istilah sindrom Trousseau’s
hiperkoagulasi atau KID kronik. Hasil pemeriksaan yang digunakan untuk memperlihatkan manifestasi
koagulasi yang tidak normal acapkali ditemukan tromboemboli yang terjadi pada pasien kanker. Hal
pada pasien kanker, bahkan tanpa adanya manifestasi ini meliputi trombosis vena dan arteri, endokarditis
trombosis yang nyata secara klinis dan atau trombosis nonbakterial, trombosis mikroangiopati,
perdarahan. Proses pembentukan fibrin dan dan penyakit veno oklusif. Trombosis vena dalam
fibrinolisis yang terlihat pada hasil pemeriksaan di ekstremitas bawah adalah manifestasi klinis yang
hemostasis tersebut acapkali seiring dengan kejadian paling sering diikuti oleh trombosis vena dalam
metastasis dari kanker itu sendiri.1,3 pada ekstremitas atas, emboli paru, trombosis sinus
Patogenesis aktivasi koagulasi pada kanker serebral, dan tromboflebitis superfisial yang
kompleks dan mutifaktorial. Pada kanker, sel tumor berpindah. Studi populasi prospektif dan retrospektif
itu sendiri berperan untuk mengaktivasi jalur kaskade yang besar memperlihatkan insiden tromboemboli
faktor pembekuan darah, terjadi pembentukan vena bervariasi dari 0,6%-7,8%.11
trombin dan fibrin, stimulasi trombosit, leukosit Laporan kejadian tromboemboli arteri lebih
dan sel endotel yang juga berperan pada aktivasi terbatas. Pada pasien kanker, variasi gejala trombosis
faktor jaringan.4 Beberapa mekanisme tersebut akan pada arteri telah dilaporkan dan tempat yang terkena
berperan terhadap pertumbuhan dan perkembangan adalah sirkulasi perifer ekstremitas atas dan bawah
sel kanker, khususnya mikropartikel yang berasal serta pembuluh darah serebral. Keterlibatan
dari sel kanker yang kaya akan faktor protrombotik pembuluh darah mesentrika, ginjal, dan hati adalah
dan proangiogenesis.5 lokasi yang jarang dilaporkan. Insiden tromboemboli
Risiko terjadinya tromboemboli vena pada arteri pada kanker berkisar antara 2-5%. Pada pasien
populasi kanker meningkat hingga 7 kali dibandingkan yang menerima kemoterapi rawat jalan, dilaporkan
dengan populasi umum. Risiko ini meningkat seiring insiden tromboemboli arteri yang simptomatik adalah
dengan perkembangan tata laksana kanker, adanya 0,27%.1
obat-obat baru kanker yang ternyata trombogenik, Endokarditis trombosis nonbacterial, khususnya,
dan sering bermanifestasi pada populasi usia lanjut. sering ditemukan pada penyakit mieloproliferatif,
Selain itu, banyak faktor pada pasien kanker terkait namun juga dapat ditemukan pada tumor solid.
dengan pasien, jenis, dan stadium kanker yang Manifestasi ini ditemukan pada pasien kanker yang
membuat rentan terjadi trombosis.6,7 Komplikasi telah meninggal dengan insiden 0,9%-1,3%.
tromboemboli vena pada kanker umum terjadi dan Manifestasi klinis ini merupakan hasil dari
sebagai penyebab kematian kedua pada pasien pembentukan vegetasi trombosit dan fibrin pada
kanker. Setiap 7 pasien kanker yang meninggal di katup jantung.1
perawatan, salah satunya adalah karena emboli Manifestasi klinis lain adalah trombosis
paru.8 Pada studi epidemiologi yang cukup besar mikroangiopati yang merupakan kelompok penyakit
didapatkan insiden tromboemboli vena sekitar 110- yang heterogen yang ditandai oleh adanya anemia
120 kejadian per 100 000 pasien.9 Dalam waktu 3 hemolitik mikroangiopati, trombositopenia pada
bulan terdiagnosis kanker, risiko tromboemboli darah tepi, dan gagal organ dengan berbagai derajat.
tertinggi dengan rasio odds 54, pada periode antara Kelompok penyakit ini pernah dilaporkan pada
3 bulan hingga 12 bulan terdiagnosis, rasio odds- kanker yang mendapat kemoterapi tertentu seperti
nya 14 dan pada periode 1-4 tahun terdiagnosis mitomicin, gemsitabin, dan yang akhir-akhir dilaporkan
rasionya 4.10 pada terapi target seperti antibodi monoklonal dan
Pencegahan dan tata laksana tromboemboli vena inhibitor tirosin kinase.1,12
akan dibahas lebih fokus pada tulisan ini. Sebelumnya Penyakit veno oklusif ditemukan pada penyakit
akan diulas manifestasi klinis, pathogenesis, serta hati yang berat yang ditandai oleh adanya obstruksi
stratifikasi risiko trombosis pada kanker, sehingga venula sentral kecil intrahepatik oleh mikrothrombi
mendapat wawasan untuk pencegahan dan tata dan penumpukan fibrin dan dilaporkan pada sekitar
laksana kanker yang aman dan efektif. 50%-60% pasien transplatasi sum-sum tulang. Faktor
risiko terjadinya hal ini adalah kerusakan hati, obat
kemoterapi dosis tinggi, radiasi daerah abdomen,

104 Indonesian Journal of Cancer Vol. 7, No. 3 July - September 2013


ANDREE KURNIAWAN. 103-110

jenis kelamin wanita, dan perbedaan antigen leukosit 2,34. Penggunaan kemoterapi sistemik berkaitan
manusia. dengan peningkatan risiko 2-6 kali dibandingkan
Selain itu, trombosis dapat merupakan tanda populasi umum. Terapi kemoterapi kelompok
klinis awal dari suatu kanker yang belum terdiagnosis. antiangiogenesis, khususnya thalidomid dan
Pasien dengan tromboemboli vena yang idiopatik lenalidomid, memiliki risiko lebih tinggi bila
memiliki risiko 4-7 kali terdiagnosis kanker dalam dikombinasi dengan deksametason atau kemoterapi
1 tahun diketahui trombosis. Risiko terdiagnosis lain. Regimen kemoterapi yang terdapat bevacizumab
kanker pada kelompok ini lebih besar bila terdapat meningkatkan risiko tromboemboli arteri. Hal itu
tromboemboli vena berulang dan bilateral.1 juga berlaku untuk sunitinib dan sorafenib.13
Di sisi lain, selain manifetasi klinis trombosis,
pada pasien kanker dapat ditemukan juga manifetasi Tabel 1: Faktor risiko klinis dan biomarker untuk trombosis terkait
kanker13
perdarahan. Pada pasien kanker, gangguan perdarahan
merupakan penyebab mortalitas yang penting, dapat Faktor risiko terkait pasien
mencapai 10% pada tumor solid dan lebih tinggi Usia lanjut
pada keganasan hematologi. Penyebab yang Ras
Jenis kelamin
mendasari adanya trombositopenia, sintesis faktor Komorbid medis
koagulasi yang berkurang akibat penyakit hati kronik Obesitas
atau defisiensi vitamin K, antikoagulan oral, gangguan Riwayat trombosis sebelumnya
faktor koagulasi ringan yang telah ada sebelumnya,
Faktor risiko terkait kanker
penyakit von Willebrand kongenital, erosi dinding Lokasi primer
pembuluh darah, koagulasi intravaskuler diseminata, Stadium
dan yang lebih jarang gangguan faktor koagulasi Histologi kanker
herediter.1 Waktu setelah terdiagnosis kanker

Faktor risiko terkait terapi


Patogenesis Gangguan Koagulasi pada Kanker Kemoterapi
Ketidakseimbangan sistem koagulasi pada pasien Antiangiogenesis
kanker amat kompleks yang melibatkan berbagai Terapi hormonal
Erythropoesis stimulating agents
faktor, baik faktor klinis maupun faktor biologi. Transfusi
Faktor risiko klinis untuk tromboemboli vena dapat Akses vaskular
dikelompokkan menjadi faktor yang terkait pasien, Radiasi
faktor yang terkait kanker, dan faktor risiko yang Operasi
terkait terapi. Rangkuman faktor risiko tersebut Biomarker
dapat dilihat pada tabel 1. Usia lanjut, ras Afrikan Hitung trombosit (> 350.000/mm3
Amerika, adanya komorbid (infeksi, penyakit ginjal, Hitung leukosit (> 11.000/mm3
penyakit paru, obesitas, sesuai dengan indeks Hemoglobin (<10 g/dl)
D-Dimer
komorbiditas Charlson) memiliki risiko yang lebih Faktor jaringan (ekspresi antigen, mikropartikel sirkulasi, antigen)
tinggi. Lokasi primer pada tumor otak, pankreas, P selectin terlarut
lambung, ginjal, ovarium, dan paru memiliki risiko Faktor VIII
yang tinggi. Pasien dengan keganasan hematologi Prothrombin fragmen F 1+2 (> 358 pmol)
seperti limfoma dan mieloma memiliki risiko yang
tinggi pula. Risiko tromboemboli vena yang tinggi Selain faktor klinis, jalur biologi memiliki peran
pada 3 bulan pertama setelah terdiagnosis. yang penting pada patogenesis gangguan hemostasis
Dari aspek terapi kanker akan meningkatkan risiko pada kanker. Sel kanker dapat mengaktifkan sistem
tromboemboli vena. Pasien kanker yang menjalani hemostasis melalui ekspresi protein prokoagulan,
operasi memiliki risiko dua kali lebih tinggi untuk terpapar lipid prokoagulan, pelepasan sitokin
terjadinya tromboemboli vena pasca operasi inflamasi dan mikropartikel, serta adhesi pada sel
dibandingkan dengan pasien bukan kanker . Risiko vaskular pejamu. Faktor prokoagulan utama adalah
ini menetap lebih dari 7 minggu pasca-operasi. faktor jaringan.14 Skema hubungan faktor biologi
Perawatan meningkatkan risiko terjadinya dapat dilihat pada gambar 1.
tromboemboli vena pada kanker dengan rasio odds

Indonesian Journal of Cancer Vol. 7, No. 3 July - September 2013 105


Patogenesis, Diagnosis, dan Penatalaksanaan Tromboemboli Vena pada kanker 103-110

Gambar 1: Interaksi sistem hemostasis dengan tumor.1 Sel tumor mengaktifkan sistem hemostasis melalui berbagai jalur. Sel tumor dapat
melepaskan faktor jaringan prokoagulan, prokoagulan kanker dan mikropartikel yang secara langsung mengaktifkan kaskade koagulasi. Sel tumor
juga mengaktifkan sel hemostatik pejamu (sel endotel dan trombosit), dengan melepaskan faktor terlarut atau kontak adhesi dan dengan demikian
meningkatkan aktivasi pembekuan darah.1,14

Gambar 2: Produksi mikropartikel dan aktivitas pada kanker.1 Sel tumor secara aktif melepaskan mikropartikel dan juga membuat trombosit
menghasilkan mikropartikel. Faktor jaringan dan ekspresi fosfatidil serin pada permukaan mikropartikel yang berasal dari trombosit dan sel tumor
terlibat pada aktivasi pembekuan darah dan pembentukan trombus.1,16

106 Indonesian Journal of Cancer Vol. 7, No. 3 July - September 2013


ANDREE KURNIAWAN. 103-110

Faktor jaringan yang dilepaskan oleh permukaan Stratifikasi Risiko Trombosis pada Kanker
sel kanker dapat menyebabkan terjadinya keadaan Alat penilaian risiko yang menggabungkan
hiperkoagulasi lokal maupun sistemik. Aktivitas berbagai variabel untuk menentukan pasien atau
faktor jaringan pada sel kanker dapat meningkatkan suatu populasi berisiko terhadap suatu kejadian.
ekspresi fosfolipid anionik pada bagian luar membran Faktor risiko yang telah dibentuk dapat
sel dan sekresi heparanase. Fungsi utama heparanase mengidentifikasi pasien kanker yang berisiko tinggi
adalah untuk mencerna heparan sulfat matrik untuk kejadian tromboemboli dengan menggabungkan
ekstraseluler yang kemudian dapat menyebabkan beberapa variabel klinis dan laboratorium.17 Gabungan
invasi tumor dan metastasis. Di sisi lain, heparanase faktor risiko tersebut dapat dilihat pada tabel 2.
juga dapat berinteraksi dengan inhibitor jalur faktor Skor risiko untuk tromboemboli vena ini diperoleh
jaringan (TFPI) pada permukaan sel, yang kemudian dari kohort 2.701 pasien yang kemudian divalidasi
menghilangkan TFPI dari membran sel endotel dan pada 1.365 pasien. Angka kejadian tromboemboli
sel tumor yang berakibat peningkatan aktivitas faktor vena pada kategori risiko rendah 0,3%-0,8%, pada
jaringan di permukaan sel.15 kategori risiko sedang 1,8%-2% dan untuk kategori
Faktor jaringan dapat secara aktif dilepaskan risiko tinggi sebesar 6,7%-7,1%.17
oleh sel tumor dari membran selnya dalam bentuk
mikropartikel faktor jaringan. Mikropartikel adalah Tabel 2: Model prediksi untuk tromboemboli vena terkait kemoterapi
vesikel membran plasma dengan ukuran diameter Faktor
Karakteristik pasien
0,1-1 µm yang dihasilkan oleh vesikulasi aktif oleh risiko
semua sel yang ada. Fosfolipid yang diekspresikan Lokasi kanker
oleh permukaan mikropartikel memberikan tempat Risiko sangat tinggi (gaster dan pankreas) 2
untuk kompleks prothrombinase, yang berperan Risiko tinggi (paru, limfoma, ginekologi, vesika urinaria 1
dan testis)
pada kaskade koagulasi.16 Ilustrasi yang lebih jelas Hitung trombosit pra kemoterapi > 350.000/mm3 1
dapat dilihat pada gambar 2. Kadar hemoglobin < 10 g/dl atau penggunaan faktor 1
Sel tumor juga dapat berinteraksi dengan sistem pertumbuhan eritrosit
fibrinolitik penjamu, melalui ekspresi aktivator Hitung leukosit prakemoterapi >11.000/mm3 1
Indeks massa tubuh 35 kg/m2 atau lebih 1
plasminogen (uPA dan t-PA), inhibitornya (PAI-1
dan PAI-2), dan reseptornya seperti annexin II yang Skor risiko tinggi > 3; skor risiko menengah =1-2; skor risiko rendah = 0
merupakan kofaktor untuk plasminogen dan aktivator
plasminogen jaringan.14 Selain itu, sel tumor juga Diagnosis Tromboemboli Vena pada Keganasan
melepaskan berbagai macam proinflamasi terlarut Tersembunyi
seperti tumor nekrosis faktor alfa (TNF-α) dan Pasien dengan trombosis idiopatik yang baru
interleukin-1 beta (Il-1β) serta faktor proangiogenesis terdiagnosis memiliki risiko yang lebih tinggi untuk
yang dapat menstimulasi sel vaskular yang pro- terdapat kegasanan yang tersembunyi. Beberapa
trombosis. Ketika berkontak dengan sel endotel, jenis tumor ini dapat teridentifikasi melalui
molekul ini mengekspresikan faktor jaringan, stimulasi pemeriksaan rutin pada saat kejadian trombosis
produksi PAI-1, trombomodulin down regulasi, dan terjadi. Terdapat suatu studi prospektif di Italia,
meningkatkan up regulasi molekul adhesi. SOMIT, untuk menilai efektivitas penyaringan
Kemampuan sel tumor melekat pada endotel vaskuler ekstensif terhadap keganasan tersembunyi pada
menyebabkan aktivasi pembekuan darah lokal dan kasus ini, dengan tujuan untuk mengidentifikasi
pembentukan trombus.14 secara dini sehingga harapannya dapat meningkatkan
Di sisi lain, aktivasi koagulasi dan perkembangan keberhasilan tata laksana dan meningkatkan
tumor amat terkait. Pertumbuhan tumor dan tingkat kesintasan. Hasilnya dapat menemukan kanker pada
keagresifan amat bergantung pada kemampuan sel stadium yang lebih dini, namun ternyata tidak ada
tumor untuk membentuk pembuluh darah baru dan perbaikan kesintasan secara keseluruhan.18
metastasis.1,14 Pada proses ini, kontribusi komponen Oleh karena itu, perhimpunan onkologi medik
sistem hemostatik yang berbeda, termasuk thrombin, di Eropa mengeluarkan rekomendasi berkaitan
faktor jaringan, dan FVIIa, Fxa, fibrinogen, dan sel dengan hal tersebut. Pasien seharusnya hanya
vaskuler telah dibuktikan pada studi modul tumor dilakukan pemeriksaan fisik, tes darah samar, rontgen
invivo dan invitro. dada, konsultasi urologi untuk laki-laki, dan konsultasi

Indonesian Journal of Cancer Vol. 7, No. 3 July - September 2013 107


Patogenesis, Diagnosis, dan Penatalaksanaan Tromboemboli Vena pada kanker 103-110

ginekologi untuk perempuan. Pemeriksaan yang - Profilaksis pada pasien kanker yang menerima
lebih mahal seperti CT scan, endoskopi saluran kemoterapi adjuvan dan atau terapi hormonal
cerna atau tumor marker seharusnya dilakukan bila tidak direkomendasikan. (I,A)19
ada kecurigaan kuat ke arah kanker tertentu.18 - Profilaksis rutin untuk mencegah tromboemboli
vena yang terkait kateter vena sentral tidak
Pencegahan Tromboemboli Vena pada Kanker direkomendasikan.18
Pada pasien yang menjalani perawatan
- Pasien yang ada pada perawatan dan memiliki Pada pasien yang menjalani operasi
kanker yang aktif dengan penyakit medis akut - Pada pasien kanker yang menjalani operasi mayor,
atau mobilitas terbatas seharusnya mendapat profilaksis dengan LMWH atau UFH
obat untuk profilaksis trombosis bila tidak ada direkomendasikan. Metode mekanik seperti
perdarahan atau kontraindikasi lain.18 kompresi betis pneumatik dapat disertai bersama
- Pasien yang ada pada perawatan yang memiliki dengan profilaksis dengan menggunakan obat,
kanker yang aktif tanpa faktor risiko tambahan namun seharusnya tidak diberikan hanya
dapat dipertimbangkan untuk mendapat obat monoterapi bila terapi profilaksis dengan obat
untuk profilaksis bila tidak ada perdarahan atau tidak kontraindikasi karena perdarahan aktif
kontraindikasi lain.18 (I,A).19
- Untuk profilaksis trombosis pada pasien yang - Pada pasien kanker yang menjalani operasi,
dirawat untuk prosedur minor atau pemberian pemberian LMWH dosis tinggi subkutan (seperti
kemoterapi infus dalam periode yang singkat enoxaparin 4000 u, dan dalteparin 5000 u) satu
atau pasien yang menjalani transplantasi sum- kali sehari atau UFH 5000 u tiga kali sehari
sum tulang, tidak terdapat bukti ilmiah yang direkomendasikan (I,A).19
cukup kuat untuk dilakukan.18 - Pada pasien kanker yang menjalani operasi
- Profilaksis dengan Unfractionated Heparin (UFH), abdomen atau pelvis mayor, mobilitas terbatas,
Low Molecular Weight Heparin (LMWH) atau obesitas, riwayat tromboemboli seharusnya
fondaparinux pada pasien kanker di perawatan menerima LMWH subkutan hingga 1 bulan setelah
yang terbatas mobilisasinya dengan komplikasi operasi (I,A). Profilaksis pada operasi lain
medis akut direkomendasikan. (I,A)19 seharusnya dilanjutkan minimal 7-10 hari.18,19
- Profilaksis trombosis seharusnya dilakukan
Pada pasien yang menjalani rawat jalan sebelum dilakukan operasi.18
- Pemberian obat profilaksis trombosis pada pasien - Kombinasi profilaksis regimen farmakologi dan
kanker rawat jalan tidak rutin direkomendasikan, mekanik dapat memperbaiki efikasi khususnya
namun dipertimbangkan pada pasien kanker pada pasien dengan risiko tinggi.18
rawat jalan risiko tinggi. (II,C).19
- Klinisi dapat mempertimbangkan profilaksis
dengan LMWH berdasar pada pasien rawat jalan Terapi Tromboemboli Vena pada Kanker
dengan kasus solid tumor tertentu yang mendapat
kemoterapi. Pertimbangan terapi ini harus diikuti Terapi Akut
diskusi dengan pasien tentang risiko dan manfaat Tujuan terapi tromboemboli vena adalah
profilaksis berkaitan dosis obat dan lama mencegah emboli paru yang fatal, untuk mencegah
pemberian obat tersebut. Pasien dengan kanker tromboemboli vena berulang, dan mencegah
paru dan pankreas lebih rentan mengalami komplikasi jangka panjang tromboemboli vena dan
kejadian tromboemboli daripada tumor solid lain emboli paru seperti sindrom pascatrombosis serta
seperti payudara, gastrointestinal, ovarium, atau hipertensi pulmonal tromboemboli kronik.19
kepala leher di mana dapat dipertimbangkan Terapi awal untuk episode akut dari tromboemboli
untuk pemberian LMWH.18,19 vena pada pasien kanker dan nonkanker terdiri dari
- Pasien dengan mieloma multipel yang menerima pemberian LMWH subkutan pada dosis yang
kemoterapi dengan regimen thalidomid atau disesuaikan dengan berat badan: 100U/kg dua kali
lenalidomid dan atau deksametason seharusnya sehari untuk enoxaparin atau UFH intravena dengan
menerima obat-obatan profilaksis trombosis, menggunakan infus terus-menerus. Awalnya, UFH
baik aspirin ataupun LMWH pada pasien risiko diberikan dengan bolus 5000 IU diikuti infus terus-
rendah dan LMWH pada pasien risiko tinggi. menerus hampir 30.000 IU selama 24 jam yang

108 Indonesian Journal of Cancer Vol. 7, No. 3 July - September 2013


ANDREE KURNIAWAN. 103-110

disesuaikan dengan pemeriksaan aPTT dengan target antikoagulan vitamin K antagonis mencapai nilai
1,5-2,5 kali nilai kontrol. Pada pasien dengan INR stabil 2-3. Namun, bila rekurensi tromboemboli
gangguan fungsi ginjal berat (klirens kreatinin <25- vena terjadi pada INR dalam rentang terapi, ada 2
30 ml), UFH intravena atau LMWH dengan evaluasi pilihan tata laksananya. Pertama, mengganti metode
aktivitas anti-Xa direkomendasikan (I,A).19 antikoagulasi ke UFH dipertahankan dalam rentang
Terapi trombolitik seharusnya dipertimbangkan aPTT terapeutik 1,5-2,5 kali kontrol atau LMWH
untuk kelompok spesifik pasien dengan emboli paru dengan dosis disesuaikan dengan berat badan.
bersamaan dengan disfungsi ventrikel kanan berat, Kedua, dengan meningkatkan nilai INR hingga
dan untuk pasien dengan trombosis ileofemoral mencapai 3,5. LMWH dosis lengkap (200U/kh tiap
yang berisiko gangren tungkai, di mana dekompresi harinya) dapat diberikan bila tromboemboli vena
vena cepat dan perbaikan aliran darah diperlukan. terjadi ketika menurunkan dosis LMWH atau
Urokinase, streptokinase, dan aktivator plasminogen antagonis vitamin K untuk terapi jangka
jaringan dapat membuat lisis emboli paru secara panjang.19
cepat (II,A).19 Sementara itu, penggunaan filter vena kava
inferior seharusnya dipertimbangkan pada pasien
Terapi Jangka Panjang dengan emboli paru rekuren walau mendapat terapi
Berdasarkan terapi standard, terapi awal akan antikoagulan yang adekuat atau ketika kontraindikasi
diikuti terapi antikoagulan oral dengan antagonis terapi antikoagulan. Ketika risiko perdarahan
vitamin K yang diberikan 3-6 bulan, dengan nilai berkurang, pasien dengan vena kava filter seharusnya
INR terapeutik 2-3. Antagonis vitamin K dimulai menerima atau kembali ke antikoagulan untuk
dalam 24 jam dari saat mulai diberikan heparin menurunkan risiko berulangnya trombosis vena
(UFH atau LMWH). Dosis heparin lengkap dilanjutkan dalam ekstremitas bawah (II,A).19
paling sedikit selama 5 hari dan dihentikan ketika
target antagonis vitamin K telah tercapai untuk Kontraindikasi Antikoagulan
paling sedikit 2 hari berturut.19,20 Kontraindikasi relatif terhadap antikoagulan
Antikoagulan oral dengan antagonis vitamin K meliputi perdarahan aktif yang tidak terkontrol,
dapat menjadi masalah pada pasien dengan kanker. perdarahan cerebrovaskuler aktif, lesi intrakranial
Interaksi obat, malnutrisi, dan disfungsi hati dapat atau spinal dengan risiko tinggi perdarahan,
menyebabkan fluktuasi lebar dari nilai INR. Pasien perikarditis, ulkus gastrointestinal atau ulkus
kanker memiliki risiko tromboemboli vena berulang peptikum aktif, hipertensi maligna berat dan tidak
lebih tinggi pada penggunaan terapi antikoagulan terkontrol, perdarahan aktif >2 unit transfusi dalam
oral dengan antagonis vitamin K dan risiko 24 jam, perdarahan kronik yang bermakna secara
perdarahan lebih besar daripada pasien bukan kanker. klinis, trombositopenia <50.000/ml, disfungsi platelet
Beberapa studi klinik randomisasi memperlihatkan berat atau riwayat baru operasi dengan risiko
pasien tersebut bila diberikan LMWH jangka panjang perdarahan.18,19
selama 6 bulan dengan dosis 150 U/kg (75-80%
dosis awal) lebih aman dan efektif daripada diberikan
antagonis vitamin K.19,21 KESIMPULAN
Tromboemboli vena sering ditemukan pada kanker
Terapi Antikoagulan pada Pasien dengan Trombo- yang akan meningkatkan mortalitas. Manifestasi
emboli Vena Berulang tromboemboli vena amat bervariasi dari trombosis
Pasien yang diberikan antikogulan yang teratur vena dalam di ekstremitas bawah hingga emboli
namun terjadi rekurensi tromboemboli vena paru. Patogenesisnya berkaitan dengan faktor risiko
seharusnya dievaluasi untuk perkembangan kankernya. klinis penderita kanker dan faktor biologis akibat
Pasien kanker memiliki risiko terjadinya tromboemboli dari sel kanker yang berinteraksi dengan sistem
vena rekuren dan 3-6 kali risiko perdarahan mayor koagulasi. Stratifikasi risiko amat penting dilakukan
ketika mendapat antikoagulan oral dengan antagonis pada setiap penderita kanker yang akan berkaitan
vitamin K dibandingkan pasien bukan kanker.19 dengan pencegahan terjadinya tromboemboli vena.
Pasien dengan antikoagulan oral antagonis Tata laksana tromboemboli vena terdiri dari fase
vitamin K jangka panjang yang terjadi tromboemboli akut dan terapi jangka panjang yang mengikuti
vena ketika nilai INR-nya di bawah rentang terapi panduan internasional yang telah ada.
dapat diterapi dengan UFH atau LMWH hingga

Indonesian Journal of Cancer Vol. 7, No. 3 July - September 2013 109


Patogenesis, Diagnosis, dan Penatalaksanaan Tromboemboli Vena pada kanker 103-110

DAFTAR PUSTAKA 13. Khorana AA. Cancer and coagulation. Am. J. Hematol. 2012;87:S82-
1. Falanga A, Merchetti M, Vignoli A. Coagulation and cancer: biological 7
and clinical aspects. J Thromb Haemost 2013;11:223-33 14. Falanga A, Panova-Noeva M, Russo L. Procoagulant mechanism in
2. Falanga A, Marchetti M. Venous tromboembolism in hematologic tumour cells. Best Pract Res Clin Haematol 2009;22:49-60
malignancies. J Clin Oncol 2009;27:4848-57 15. Pickering W, Gray E, Goodall AH, Ran S, Thorpe PE, Barrowcliffe TW.
3. Falanga A, Marchetti M, Vignoli A, et al. Clotting mechanisms and Characterization of the cell surface procoagulant activity of T-
cancer: implication in thrombus formation and tumor progression. lymphoblastoid cell lines. J Thromb Haemost 2004;2:459-67
Clin Adv Hematol Oncol 2003;1:673-8 16. Horstman LL, Jy W, Jimenez JJ, Bidot C, Ahn YS. New horizons in the
4. Rickles FR, Falanga A. Activation of clotting factors in cancer. Cancer analysis of circulating cell-derived microparticles. Keio J Med
Treat Res 2009;148:31-41 2004;53:210-30
5. Falanga A, Tartari CJ, Narchetti M. Microparticles in tumor progression. 17. Khorana AA, Kuderer NM, Culakova R. Development and validation
Throm Res 2012;129:S132-6 of a predictive model for chemotherapy-associated trombosis. Blood
6. Lee AY, Levine MN. Venous tromboembolism and cancer: risks and 2008;111:4902-7
outcomes. Circulation 2003;107:117-21 18. Lyman GH, Khorana AA, Kuderer NM, Lee AY, Arcelus JI, et al. Venous
7. Prandoni P, Falanga A, Piccioli A. Cancer and venous tromboembolism. tromboembolism prophylaxis and treatment in patients with cancer:
Lancet Oncol. 2005;6:401-10 American Society of Clinical Oncology Clinical Practice Guideline
8. Haddad TC, Greeno EW. Chemotherapy-induced trombosis. Thromb update. J Clin Oncol 2013;31:1-13
Res 2006;118:555-68 19. Mandala M, Falanga A, Roila F. Management of venous
9. Levitan N, Dowlati A, Remick SC, et al. Rates of initial and recurrent tromboembolism (VTE) in cancer patients: ESMO Clinical Practice
tromboembolic disease among patients with malignancy vs those Guidelines. Annals of Oncology 2011;22:vi85-vi92
without maligancy. Risk analysis using Medicare claims data. Medicine 20. Prandoni P, Lensing AW, Piccioli A, et al. Recurrent venous
(Baltimore) 1999;78:285-91 tromboembolism and bleeding complications during anticoagulant
10. Blom JW, Doggen CJ, Osanto S. Malignancies, protrombotic mutations, treatment in patient with cancer and venous trombosis. Blood
and the risk of venous trombosis. JAMA 2005;293:715-22 2002;100:2484-8
11. Khorana AA, Connolly GC. Assessing risk of vevnous tromboembolism 21. Carrier M, Lee GG, Cho R, Tierney S, Rodger M, Lee AY. Dose
in patient with cancer. J Clin Oncol 2009;27:4839-47 escalation of low molecular weight heparin to manage recurrent
12. Blake-Haskins JA, Lechleider RJ, Kreitman RJ. Trombotic venous tromboembolic events despite systemic anticoagulation in
microangiopathy with targeted cancer agents. Clin Cancer Res cancer patients. J Thromn Haemost 2009;7:760-5
2011;17:5858-66

110 Indonesian Journal of Cancer Vol. 7, No. 3 July - September 2013

Anda mungkin juga menyukai