Anda di halaman 1dari 12

Sektor Luar Negeri

Indonesia Abad Ke 21: Globalisasi dan


Hubungan Ekono-Polltik
Endang Sih Prapti

Pendahuluan bekas jajahan. Oieh karenanya, dalam

TmemasukI era globalisasi.


ahun 2020 Indonesia akan

Tatanan hubungan ekono-polrtik


menghadapi era globalisasi sangatlah
diperlukan adanya pergeseran hubungan
ekono-politik antara Indonesia dengan
global umumnya, keterkaitan dunia menuju kepada interdependensi atau
ekono-politik antara Indonesia hubungan mitra sederajat, atau paling tidak
dengan dunia khususnya, akan banyak dapat diawali dengan dependensi dua
berpengaruh kepada kesiapan Indonesia arah.
menghadapi tantangan era globalisasi
tersebut.
Sektor luar negeri Indonesia telah Kelemahan-kelemahan Persisten Sektor
mengalami pasang surut selama kurun Luar Negeri Indonesia
waktu 51 tahun. Banyak kebertiasilan yang Kelemahan sektor luar negeri Indonesia
dicapai, meskipun masih banyak pula hampir ada di setiap aspek:
kelemahan-kelemahan yang belum 1). Keterbukaan ekonomi Indonesia.
berhasil diatasi, yang cenderung menjadi Dari label 1 dapat dilihat bahwa
persisten. Pengaruh hubungan ekono- dari dekade 1960-an ke dekade
politik global dianggap menjadi sumber 1980-an angka keterbukaan
penyebab utama kelemahan-kelemahan perekonomian Indonesia mengalami
persisten sektor luar negeri Indonesia, peningkatan, baik dari sisi ekspor
terutama karena menjadikan Indonesia (dari rata-rata sebesar 11 menjadi
menjadi dependen hampir dalam semua 33) maupun dari sisi impor (dari rata-
aspek ekonomi internasionalnya, meliputi rata sebesar 9 menjadi 16). Pada
ketergantungan pasar, ketergantungan dekade 1990-an angka keterbukaan
investasi atau modal, ketergantungan dari sisi impor tetap meningkat
bantuan, ketergantungan teknologi, dan menjadi sebesar 20, sedangkan dari
bahkan ketergantungan sebagai negara sisi ekspor menumn menjadi 26.

Tabdl 1. Derajat Keterbukaan Perekonomian Indonesia


Dekade Angka Keterbukaan Dekade Angka Keterbukaan
rata-rata rata-rata
X/GDP M/GDP X/GDP M/GDP

1960-an 11 9 1980-an 33 16
1970 -an 31 15 1990-an 26 20

Sumber data: Diolah dari data ekspor, impor dan GDP dari International Financial Statistics, IMF,
berbagai terbitan

UNISIA NO. 3nXVI/IUll996


47
T<^ik :SektorLuarNegefi Er^angSih Prapti

. Melihat besarnya angka 2). Perimbangan Imbalan Faktor


keterbukaan ekspor, dapat dilihat bahwa Produksi Antar Negara
ketergahtungan perekonomian Indonesia Dalam hubungan pengerjaan faktor
pada ekspor sangat besar, karena lebih produksi antar Indonesia dengan
darl 25% pendapatan nasional Indonesia negara-negara lain, label 2
bergantung ekspor. Di lain pihak, angka menunjukkan angka Imbalan bersih
keterbukaan impor menunjukkan bahwa {Net Factor Income From Abroad)
porsi pendapatan nasional yang atau R yang selalu negatif. Keadaan
dbelanjakan untuk impor juga cukup besar, ini menunjukkan bahwa
mencapai seperlima dari pendapatan pembayaran atas pengerjaan faktor
nasional dalam dekade terakhir. produksi asing di Indonesia selalu
DI samping itu, dampak dari jauh lebih besar dibanding
perekonomian Indonesia yang cukup pembayaran yang dilakukan oleh
terbuka Ini adalah mudah masuknya negara mereka. Selisihnya
pengaruh perekonomian luar negeri menunjukkan angka R negatif yang
kepada Indonesia. Sebagai contoh : (1) sangat besar dan semakin
pada waktu negara-negara maju membesar, mencapai hampir 11
mengalami resesi akibat embargo minyak triliun Rupiah di tahun 1991. Hal ini
oleh OPEC atas usul Irak, dampaknya sangat memprihatinkan, karena
adalah deflsit neraca perdagangan Indo uang sebesar itu seharusnya lebih
nesia meningkat tajam (1980 dan 1981), tepat jika digunakan untuk
karena kebijakan negara-negara maju pembayaran kepada faktor produksi
mengurangi impor dan meningkatkan Indonesia di negaranya sendiri. Dua
ekspor untuk mengatasi deflsit tersebut, faktor utama menjadi penyebab
(2) pada waktu Yen apreslasi terhadap negatifnya R Indonesia, (1) posisi
Dolar AS yang menyebabkan Indonesia yang sebagai negara
memperbesar defis'rt Indonesia, (3) pada debitur balk dalam hutang maupun
waktu Amerika Serlkat menalkkan suku dalam modal, (2) banyaknya
bunga untuk menanggulangi Vendaka, lembaga-Iembaga Indonesia, balk
Indonesia harus turut menaikkan suku swasta maupun Pemerintah, jika
bunga dengan kenaikan yang lebih besar berkesempatan memilih, masih lebih
(sekltar 4 kali kenaikan suku bunga AS) suka menggunakan tenaga-tenaga
untuk mencegah capital flight asing dibanding tenaga Indonesia.

Tabel 2. Imbalan Bersih Faktor Produksi Antar Negara atau R antara Indonesia dengan
Luar Negeri, 1968-1991 (dalam mllyar Rupiah)

Tahun R Tahun R Tahun R Tahun R

1968 — 29 - 1974 — 507 1980 — 2011 1986 — 4193


1969 — 35 1975 — 556 1981 — 1930 1987 — 6022
1970 — 50 1976 — 432 1982 — 1980 1988 — 6922
1971 — 67 1977 — 679 1983 — 3283 1989 — 8074
1972 — 159 1978 — 892 1984 — 4183 1990 — 9619
1973 — 246 1979 — 1484 1985 — 3841 1991 — 10760

Sumber data: International Financial Statistics, IMFberbagal terbitan (Catalan - R = GNP — GDP)

48 UNISIA NO. 3J/XVimJ996


T<^ik :SektorLoarNegeri—,Endang SihPrcpti

3). Defisit Neraca Jasa dan Defisit relokasi dari perusahaan-


Neraca Non Migas perusahaan asing dimana Indone
Tabel 3 juga jelas sekali sia, sehingga teknologi yang
menunjukkan aspek kelemahan digunakan seringkali merupakan
persisten sektor luar negeri Indone teknologi baru bagi Indonesia, dan
sia yang lain, yaitu pada neraca devisa ekspor industri relokasi
perdagangannya. Jika dilihat dari tersebut tidak sepenuhnya milik In
neraca perdagangan barang saja, donesia, dan (5) ketergantungan
kelemahan ini tidakterlihat, karena terhadap barang impor, baik barang
Indonesia selalu mengalami surplus konsumsi maupun bahan baku dan
yang didukung oleh surplus neraca barang antara produksi yang
migas, karena Indonesia adalah semakin berat.
negara produsen-eksportir migas. Sedangkan penyebab persistennya
Tetapi surplus neraca barang ini defisit neraca jasa, adalah karena
menunjukkan perkembangan yang Indonesia selalu defisit hampir di
mengkhawatirkan karena bila dilihat semua sub neracanya, meliputi: (1)
neraca non-migasnya, Indonesia neraca angkutan, (2) neraca
selalu mengalami defisit sedangkan pendapatan modal dan bunga, (3)
surplus migasnya mengalami neraca jasa Pemerintah, .dan (4)
penurunan. neraca jasa swasta.
Kelemahan lainnya ditunjukkan oleh Defisit neraca (1) sulit diatasi, karena
neraca jasa yang senantiasa defisit ketinggalan terlalu jauh daiam
dengan jumlah yang semakin teknologi dan pengalaman
meningkat. Dari dekade 1960-an transportasi, sedangkan defisit
sampai dekade 1990-an terlihat neraca 92) adalah akibat besarnya
bahwa surplus migas semakin berat hutang luar negeri dan penanaman
bebannya untuk mengatasi defisit modal asing yang masuk ke Indo
non migas dan defisit jasa, sehingga nesia. Pengatasan defisit neraca (3)
neraca perdagangan Indonesia dan (4) di samping memerlukan
hampir selalu diwarnai dengan pembangunan sumberdaya
defisit. manusia Indonesia agar dapat
Bebarapa faktor utama penyebab bersaing dengan tenaga kerja asing,
persistennya defisit neraca non juga memerlukan good will
migas, adalah : (1) ketergantungan Pemerintah dan swasta untuk
pada ekspor barang primer dan mengutamakan pengerjaan
sekunder, (2) lemahnya daya saing tenagakerja Indonesia. Sumbangan
pada barang-barang tersier karena devisa jasa utama Indonesia baru
masih bertumpu kepada efek dari jasa pariwisata, dan dari jasa
pertumbuhan (pasar) dunia, (3) pengiriman TKI dan TKW ke luar
ketidakmampuan mengatasi negeri.
restriksi yang dipaksakan oleh
negara-negara pengimpor karena 4). Hutang Luar Negeri Indonesia dan
lemahnya bargaining power Indo Modal Asing.
nesia, sehingga seringkali ekspor Satu lagi kelemahan persisten In
Indonesia hanya merupakan donesia adalah dalam hal Hutang
pemenuhan kuota saja, dan impor Luar Negeri dan Modal Asing. Dalam
Indonesia seringkali merupakan kedua aspek sektor luar negeri ini
pemaksaan resiprokai, (4) banyak Indonesia dikenal sebagai negara
industri ekspor yang merupakan netto debitur. Hutang luar negeri

UNISIA NO. 3J/XVJIHI/1996 49


Topik:SektorLuarNegeri.„,£/K^n; A'A Prapii

Indonesia sudah mencapai dl atas memerlukan mobilisasi dana baik


100 mllyar dollar AS, yang dari dalam negeri maupun dari iuar
menempalkan Indonesia sebagai negeri, namun demikian perlu
negara penghutang ketlga terbesar dilakukan secara efisien dan hati-
di dunia, setelah Meksiko dan Bra hati baik dari ukuran jumlahnya
zil. Sedangkan besarnya PMA yang maupun iaju pertumbuhan hutang
masuk ke Indonesia memang dan PMA itu sendirl. Di samping itu
merupakan hasil UU PMA 1966 perlujuga dipikirkan siapa penerima
yang dibarengi dengan sistem manfaat dan siapa penanggung
devisa bebas yang diadopsi oleh beban pengembaliannya.
Indonesia. Mesklpun pembangunan

Tabel 3. Neraea Perdagangan Indonesia (Netto), 1969-1992


(Surplus : Oeflsit: -)

Tahun Total Total Total Barang Barang


Barang Jasa dan Jasa Migas Non Migas
.1969 730 —448 282 372 —299

1970 107 —490 —383 432 —325


1971 131 —574 —443 458 —327
1972 216 ^45 —629 883 —667
1973 482 —1295 —813 1565 —1083
1974 3584 —2227 1357 5108 —1444
1975 2333 —2591 —258 5057 —2725
1976 2873 —2842 31 5566 —2693
1977 4622 —3684 938 6646 —2023
1978 4953 —4065 888 7405 —2453
1979 8388 —5591 297 9370 —982

1980 1312 —6512 —5200 16033 —2914


1981 1189 —7873 —6684 18942 —7042
1982 5469 —7215 —1746 14854 —9385
1983 4794 —7663 —2869 11996 —2202
1984 8006 —7442 564 13321 —5316
1985 8328 —7892 436 11446 —3119
1986 4087 —6297 —2031 7190 —3104
1987 4765 —7098 —2333 7488 —2723
1988 5790 —7372 —1582 6773 —8025
1989 5799 —8055 —2256 7484 —1684

1990 3838 —8856 —5018 9151 —5312


1991 3274 —9263 —5989 8761 —5487
1992 6285 —9900 —3615 9288 —3003

Sumberdata : Statistik Indonesia BPS, 1992Nota Keuangandan RAPBN 1993/1994Dep. Keuangan

50 UNISIA NO. 3J/XV//I/I/J996


Topik :SektorLuarNegeri EnJungSih Prapu

Di antara negara-negara kredltor, membawa bukan hanya kemakmuran


yang serius membantu Indonesia adalah untuk semua, tetapi juga perdamaian pada
Jepang dan Belanda, balk melalui IGGI semua.
maupun CGI, dimana kedua negara Dalam era pasca PDII terdapat tiga
tersebut adalah bekas penjajah Indonesia perkembangan yang membuat pemisahan
(lihatTabel 4). antara ekonomidan politik menjadi mantap,
Dari penjelasan di atas, terlihat yaitu (1) adanya hubungan ekonomi yang
kelemahan-kelemahan persisten sektor mapan dan terpisah antara sistem Barat
luar negeri Indonesia, hampir di semua dengan sistem Bretton Woodsnya, dan
aspek sektor luar negeri. Kelemahan sistem Timur dengan tiegemoni Rusia atas
persisten ini menimbulkan ketergantungan Eropa Timur yang menetapkan aturan
Indonesia hampir di segala bidang : (1) dasar sistem ekonomi secara mandiri dan
ketergantungan pasar, (2) ketergantungan terpisah; (2) sebagian besar negara Dunia
hutang, (3) ketergantungan modal, (4) Ketiga menjadi subordinasi dan
ketergantungan bantuan, (5) keter bergantung pada hubungan imperial
gantungan teknologi. (6) ketergantungan secara politik maupun ekonomi dengan
moneter, dan (7) ketergantungan kepada negara-negara Barat. Mereka hanya
bekas penjajah. memiliki satu pilihan, yaitu menyesuaikan
Di samping pengaruh faktor-faktor din dalam sistem ekonomi internasional
penyebab yang lain, keiemahan persisten yangtelah ditentukan bagi mereka; dan (3)
ini sangat dipengaruhi ojeh konstalasi timbulnya Perang Dingin membuat
tatanan hubungan ekono-politik global problema utama hubungan internasional
yang berdampak kepada hubungan ekono- terfokuskan pada isu keamanan
politik Indonesia dengan negara-negara menghadapi pengaaih LintSoviet dan blok
lain. Eropa Timurnya.
Dalam perkembangan selanjutnya,
Sejarah Keterkaitan Antara Ekonomi awal tahun 1970-an, hubungan
dan Politlk.* internasional terlihat mulai menyatu
Pembahasan keterkaitan politikdan kembali studi ekonomi dan studi politik,
ekonomi dalam studi hubungan karena 3 alasan ; (1) isu politik dan
internasional dikenal sejak jaman keamanan semakin mereda dan tidak
Merkantilisme (abad 15—18). Kesatuan menyita perhatian, (2) runtuhnya sistem
ekono-politik tersebut selanjutnya Bretton Woods, dan (3) munculnya
"dipisahkan" di akhir abad ke 18, antara kekuatan politik dan ekonomi baru dari
lain karena : (1) terjadinya kemapanan, Dunia Ketiga.
atau terlalu menyita perhatiannya tiap Ekonomi dan politik sekarang
bidang, sehingga tidak diperiukan dirasakan periu untuk dijembatani kembali,
keterkaitan dengan bidang yang lain; (2) perlu digall keterkaitan antara ekonomi dan
munc.ulnya spesialisasi yang dianut oieh politik dalam sistem internasional, terutama
dunia akademi moderen; (3) ajaran dunia tentang satu aspek dari keterkaitan
akademi Barat moderen, liberalisme,
dengan alasan sistem politik yang terdiri
dari kekuasaan, pengaruh, pembuatan
keputusan dan aturan, serta tidak patuh *) Tulisan ini merupakan cuplikan dari
pada harmoni alami, tidak selayaknya makalah yang disampaikan penulis dalam Seminar
Internasional Strategi Pembangunan Ekonomi dan
mencampuri aturan ekonomi yang harmoni Bisnis DI Indonesia : Refleksi dan AktuallsasI,
dan alami, dalam mencapai perdamaian dalam rangka Dies Natalis FE-UGM ke 40 tahun
dan harmoni dalam perekonomian, dimana 1995 berjudul : 'Ungkungan Ekono-Polilik Global
perdagangan bebas antar negara akan Perdagangan Luar Negeri Indonesia".

UNISIA NO. 31IXVIHIIH996


51
Topik :SektorLuarNegeri.-..£iu^anj A'/iPrapti

Tabel 4
Reallsasi Bantuan Luar Negeri 1987 -1992
(Dalam Juta US$)

1987 1988 1989 1990 1991 1992


Negara-negara CGI

Australia 48.2 71.7 83.1 77.4 72.8 77.0


Austria 0.6 10.5 15.7 34.3 49.3 121.6
Belgium 5.8 13.3 10.7 6.5 42.4 8.2
Canada 45.4 43.3 38.4 51.9 45.4 40.1
France 43.5 67.6 115.3 136.0 141.6 185.3
Germany 19.8 2.8 21.2 11.3 15.8 13.8
Italy 140.4 190.2 138.8 211.4 243.8 261.4
Japan 941.1 1,264.7 1,407.1 1,131.9 1,382.5 1,696.5
Netherlands 165.0 186.5 191.0 228.4 180.5 56.1
New Zealand 2.1 2.3 2.2 3.1 2.4 2.6
Spain - -
0.1 23.2 21.5 9.5
Switzerland lA 28.4 21.4 19.4 13.8 29.7
United Kingdom 14.5 21.7 18.2 26.4 42.9 36.6
United States 96.0 86.0 97.0 101.0 83.0 84.0

Subtotal 1,529.8 1,989.0 2,160.2 2.062.2 2,347.8 2,622.4

Negara-negara non CGI

Denmark 0.8 1.1 11.5 5.7 3.0 5.9


FIndland 1.8 3.3 5.8 2.7 3.1 1.8
Ireland 0.6 - - - -
0.0
Norway 0.8 2.2 1.2 0.3 0.8 12.6
Sewden
Negara-negara Arab 24.4 27.9 20.5 39.2 23.1 22.5

Subtotal 28.4 34.5 39.0 48.0 30.2 43.2

Total 1,558.2 2,023.5 2,199.2 2,110.2 2,378.0 2,665.6

D 62 64 65 55 59 65
n 61 63 64 54 58 64

Sumber; IBRD Debtor Reporting System, berdasarkan data yang disediakan oleh Bank Indone
sia sebagalmanayang dikutip darl Indonesia, Dimensionsof Growth, Laporan Bank Dunia, 7 Mel
1996

n Pangsa Jepang dalam Total Bantuan CGI


( ) Pangsa Jepang dalam Total Bantuan

52 UNISIAN0.3I/XVI//IJIJ996
Topik :SektorLuarNegeri....,'£K^'ij-S'<APrapU

tersebut, yaitu cara bagaimana politik produksi, dan memanipulasi tehagakerja,


internasional membentuk ekonomi. jadi menetapkan struktur ekonomi
intemasional. ketergantungan pada koloni-koloni
Ttiereka, dimana ketergantungan ini
DInamlka Pengaruh Politik terhadap berlangsung lebih lama dari otoritas politik
Ekonomi mereka yang sebenarnya. Sistem
Selama ini. interaksi antara ekonomi Imperialisme ini akhimya runtuh di bawah
dan politik hampir selalu diartikan tekanan PDII.
bagaimana caranya ekonomi membentuk Pada periode pasca PD II, sistem
politik. Hal yang sebaliknya, yaitu politik juga telah membentuk sistem
bagaimana caranya faktor politik ekonomi. Sistem politik dan ekonomi
membentuk tiasil ekonomi, sering terisolasi menjadi dua sistem yang
dilupakan. Ada tiga cara faktor politik berbeda, berlandaskan pada konfrontasi
membentuk hasil ekonomi ; (1) sistem tajam bipolar antara Barat di bawah
politikmembentuk sistem ekonomi, dimana kepemimpinan AS, dan Timur di bawah
struktur dan operas! dari ekonomi kepemimpinan UniSovyet. Diantara kedua
internasional ditentukan oleh struktur dan kutub tersebut terietak posisi Dunia Ketiga,
operas! dari sistem politik internasional, yang pada umumnya secara politik masih
yang artinya konsumsi, produksi, dan tetap menjadi subordinasi dari sistem
distribusi dibentuk oleh faktor-faktor imperialisme yang lama. Fisi liberal AS
diplomasi dan strategi; (2) kepentingan telah membentuk aturan ekonomi di Barat,
politik sering membentuk kebijakan dengan perdagangan bebas dan aliran
ekonomi, dimana kebijakan ekonomi sering modal bebas. Dengan sistern tersebut.
didikte oleh supermasi kepentingan politik; investasi dan dollar AS mendominasi
(3) hubungan ekonomi internasional adalah dunia. Pada gilirannya, penurunan
hubungan politik, yang artinya interaksi kekuatan AS dan peningkatan pluralisme
ekonomi intemasional adalah suatu proses di Barat, peredaan ketegangan para
dimana para peiaku mengatur (atau gagal adikuasa, dan konsensus politik baru di
mengatur) Konflik-konflik mereka dan LDCs, kembali mengubah sistem ekonomi
selanjutnya bekerjasama (atau gagal intemasional.
bekerjasama) untuk mencapai tujuannya.
Munculnya sistem imperialisme Kepentingan Politik dan Kebijakan
yang dilatarbelakangi oleh adanya Ekonomi
hubungan antar negara beil^ekuatan setara DI samping berperan dalam
dan dilandasi semangat nasionalisme, pembentukan sistem ekonomi,faktor-faktor
menyebabkan dalam beberapa dekade, politik juga mempengaruhi penyusunan
sebagian besar Asia dan hampir seluruh kebijakan ekonomi. Kebijakan ekonomi
Afrikatelah dibagi-bagi antara Eropa Barat adalah hasil dari proses tawar-menawar
dan Amerika Serikat. Imperialisme ini politik, dimana kelompok-kelompok yang
menjadi dasar dari sistem ekonomi berbeda mewakili minat dan konilik pada
internasional baru, dimana dominasi politik pilihan hasil kebijakan yang berbeda.
mengarah kepada dominasi dan eksploitasi Kebijakan yang dihasilkan dari konfiik
ekonomi. Negara-negara jajahan politik ditentukan oleh kekuasaan. Dalam
diintegrasikan pada sistem ekonomi ruang lingkup internasional, proses tawar-
internasional yang telah dirancang untuk menawar politik sering dipengaruhi oleh
meiayani kepentingan dari pusat kepentingan strategi dan diplomatik yang
kekuasaan (penjajah). Para pemenang berlebihan. Kebijakan ekonomi yang
politik mengontrol investasi dan dibentuk oleh kepentingan politik akan
perdagangan, mereguiasi matauang dan menjadi alat kebijakan strategi dan

UNISIA NO. 31IXVIIUII1996 S3


T<^ik :SelcUrLuarNegeri-..,£'w^/iS SihPrapii

diplomatik, serta dikaitkan pada tujuan nasional. Dalam usaha mencari


politik atau pertahanan militer. Embargo, penyelesaian secara penuh dan efektif
misalnya, telah menj'adl alat ekonomi darl bag! krisis domestik, para pengambll
perang politik sepanjartg sejarah; kebljakan keputusan terpaksa semakin
protekslonlsme telah digunakan untuk mementingkan solusi nasional dan
menghlndari ketergantungan pada sumber mengurangi kontak-kontak
pemasokan asing yang sewaktu-waktu intemasional. Pada saat yang sama,
dapat diputuskan bilaterjadi konflik polrtik manajemen intemasional tidak
atau perang; bantuan asing adalah alat mencukupl. Liberalisme tidak lagi
ekonomi lain yang sering digunakan untuk merupakan dasar manajemen yang
tujuan strategi dan diplomatik. memadal. Liberalisme yang
mengurangi hambatan aiiran
Slstem Hubungan Ekono-Polltik Global perdagangan dan modal,
Sistem hubungan ekono-polltik glo memungkinkan terjadinya ekspansi
bal dapat dibedakan menjadi empat cepat dalam interaksi ekonomi
macam, yaitu interdependensi, intemasional antar mereka, dan malah
independensi, dan dependensl. menciptakan interdependensi itu
1) Interdependensi sendiri. Struktur dan kepemimpinan
Sistem interdependensi dianut oleh yang ada tidak mampu mengontrol
sistem Barat, yaitu dalam hubungan interdependensi.
antar negara-negara maju, yaitu Tampaknya sistem ekonomi
Amerika Utara, Eropa Barat, dan intemasional Barat tiba pada posisi di
Jepang (menyusul tahun 1960-an), persimpangan jaian. Negara-negara
yang sederajat Negara-negara in) maju telah mencapai satu titik dimana
sama-sama kaya, memiliki tingkat mereka menghadapi pilihan mendasar,
pembangunan yang tinggi, dan apakah melanjutkan langkah hingga
kapitalis. Mereka mempunyai mencapai manajemen masaiah secara'
keterkaitan ekonomiintemasional yang kolektif, ataukah menghentikan
kuat satu sama lain, dan terlibat dalam interdependensi," dan membawa
sistem yang.padat akan interaksi masaiah ke daiam ruang lingkup
ekonomi, yang di satu pihak saling pengawasan nasional.
•menguntungkan, tetapl di lain pihak interdependensi juga menimbuikan dua
seringkaii menjadi masaiah pokok macam reaksi dan tantangan yang
daiam manajemen Sistem Barat. berbeda terhadap liberalisme. Reaksi
terutama daiam keadaan resesi pertama menginginkan diiakukannya
ekonomi. protekslonlsme untuk membatasi
Pertanyaan yang sering timbul adaiah interaksi ekonomi dan meningkatnya
"adakah alat manajemen yang interdependensi. Reaksi kedua
memadal untuk mengatur hubungan menginginkan menjangkau iebih jauh
ekonomi Intemasional dalam situasi dari liberalisme, yaitu suatu bentuk
interdependensi ?'. Darisudut pandang manajemen kerjasama ekonomi
negara secara individual, adanya intemasional baru yang dapat mengatur
interdependensi telah mencampuri interdependensi. Manajemen baru
kebljakan nasional dan kemampuan iniiah yang akan menjadi
suatu negara untuk mengontrol penanggungjawab dan pemegang hak
ekonominya. Semakin besar derajat prerogratif.
interdependensi, semakin besar pula 2) Independensi
jumlahgangguan eksternal yang harus Independensi merupakan hubungan
diatasi oieh para pembuat keputusan kemandirian, seperti hubungan antara

54 UNISIA NO. 3Iiminill996


Topik: SektorLuarNegeri.....£/u/flng Sifi Prapti

Timur-Barat pada waktu struktur hubungan semacam ini


berlangsungnya Perang DIngIn, dimana mempunyai arti bahwa keputusan-
pelaku dalam sistem tersebut nyaris keputusan manajemen yang dibuatoleh
tidak mempunyai interaksi dan negara maju meretieksikan minat,
pengaruh satu sama lain-, dan keinglnan, dantujuan pihaknya sendiri,
merupakan hubungan antara dua bukan pihak negara berkembang. Dan
sistem yang berbeda, yaitu sistem ini menambah dimensi lain pada-
ekonomi pasar Barat dengan sistem dependensi, yaitu perasaan di antara
ekonomi terpusat dan terencana Timur. negara-negara berkembang Selatan
Perbedaan sistem ekonomi yang dianut bahwa mereka tidak saja tidak diajak
oleh tiap pihak memperkuat pilihan Ikut berbagi dalam sistem
politik independensi, membangun manajemennya, tetapi mereka juga
kelembagaan ekonominya sendiri- tidak diajak berbagi sumber dan
sendiri. Pihak Timur tidak berpartisipasi manfaat dari sistem dependensi ini,dan
dalam IMF, Bank Dunia, dan GAIT. bahwa sistem tersebut ada untuk
Akhirnya sistem Timur-barat ini runtuh, mempertahankan status dependensi
di akhir dekade 1980-an, seiring dengan negara berkembang kepada negara
pecahnya Blok Komunis Uni Sovietdan maju. Akibatnya, dependensi sering
Eropa Timur. diiihat sebagai peiestarian
ketergantungan dan keterbelakangan.
3) Dependensi
Dependensi atau ketergantungan, Dependensi yang cukup serius, terdapat
terjadi dalam hubungan antara negara dalam:
berkembang/miskin dengan negara a. dependensi perdagangan. Pada
maju/kaya, contohnya dalam sistem umumnya, proporsi terbesar GNP
Utara-Selatan, yang diwarnai oleh negara berkembang bersumber dari
ketimpangan antara Utara sebagai perdagangan dengan negara maju,
Dunia Pertama pihak tempat karena pasar domestiknya yang
bergantung, dengan Selatan sebagai kecil. Dalam hal ini, negara
Dunia Ketiga, atau Dunia Keempat, berkembang menjadi amat sangat
sebagai pihak yang bergantung. sensitifpada faktor-faktor di negara
Dependensi muncui jika ekonomi maju, seperti pasar dan politik yang
nasional sebuah negara (negara membentuk permintaan negara
berkembang) mempunyai maju. Leblh parah lagi jika proporsi
ketergantungan yang tinggi dengan, terbesar dari ekspor negara
dan dipengaruhi oleh, pelaku atau berkembang terkonsentrasi dalam
peristrwa yang terjadi di negara lain satu atau sedikit macam produk
(negara maju). Tetapi, sebaliknya, primer, atau terkonsentrasi pada
dalam hubungan inlpihak negara maju satu atau sedikit pasar di negara
tidak mempunyai ketergantungan maju, akan mempertajam kepekaan
apapun dan tidak dipengaruhi oleh terhadap permintaan asing dan
pelaku atau peristiwa di negara mempertinggi kepekaan dan
berkembang tersebut. Jadi dependensi kelemahan negara berkembang
adalah hubungan asimetrik. lemah terhadap tluktuasi permintaan
Dalam artian politik, negara yang yang terjadi di negara maju.
dependen tunduk kepada manajemen
negara tempatnya bergantung. Hal ini b. dependensi investasi. Prosentase
sering dikeluhkan oleh negara terbesar dari penyedia kebutuhan
berkembang sebagai tidak adil, karena investasi negara berkembang

Um/A NO. 3JIXVIIIIII1996 55


Topik :SektorLuarNegcri EndangSih Prapti

berada di tangan para Investor jauh lagi, bantuan bisa memperkuat


negara maju. Akibatnya, negara dominasi perdagangan dan
maju mengawasi sektor-sektor Investasi negara maju dl negara
produksl yang.paling penting dan berkembang yang bersangkutan.
strategis, seperti : bahan mentah,
IrKiustrl ekspor,sektorekonomi yang e. dependensi teknologl.
relatif moderen dan dinamis, serta Ketergantungan pasar
industri baru. menyebabkan negara berkembang
harus memasok barang dan jasa
c. dependensi moneter. Dalam ha! ini kebutuhan negara maju yang pada
matauang darl negara berkembang umumnya berteknologi tinggi.
langsung dikaltkan pada matakuang Karena tidak memlliki teknologl
darl negara maju yang dominan, tersebut, maka perolehan teknologl
yang dengan demlkian mengatur yang diperlukan tergantung pada
atau mempengaruhl secara nyata pemberian oleh atau pembellan darl
kebijakan moneter secara eksternal negara maju.
dan Internal darl negara
berkembang tersebut. Dependensi f. Dl samping kellma macam
Moneter juga terjadi pada saat dependensi dl atas, ada juga
negara berkembang yang berada dependensi ekonomi yang dllandasl
dalam kesulitan neraca pembayaran oleh jenis hubungan bilateral
yang kronis, yang oleh karenanya khusus, seperti: keterlkatan bekas
menjadi tergantung pada bantuan jajahan (contoh : IGGI,
eksternal darl IMF, dan dengan persemakmuran), keterlkatan polltik
demiklan IMF mempunyai hak untuk secara Informal, dan keterlkatan
membentuk dan mempengaruhl militer.
kebijakan moneter domestik dan luar
negeri darl negara berkembang tadi. Hubungan Ekono-Polltik Indonesia
Negara berkembang yang mencoba dengan Dunia
untuk menghlndari pengaturan yang Hubungan ekono-politik global
dikenakan oleh IMF, berallh kepada perdagangan naslonal Indonesia
bank-bank komersial swasta untuk dikarakteristikkan oleh "pengakuan"
memblayal neraca pembayarannya, terhadap "kepemimpinarf'negara maju dan
dengan resiko pembiayaan bunga dependensi hampir dl semua aspek
yang leblh tinggi. Besarnya hutang ekonomi, balk dalam perdagangan,
Dunia Ketiga pada bank-bank Investasi, moneter, bantuan, maupun juga
swasta inl (sekitar 175 milyar US$, dependensi "bekas jajahan". Sebagal
1979) merupakan Indikasi konsekuenslnya, dampak negatif darl
dependensi moneter negara ekono-politik global juga melanda ekono-
berkembang pada negara maju. polltlk Indonesia, antara lain terpaksa
membiarkan kolusi dua perusahaan
d. dependensi bantuan. Bantuan raksasa AS Caltex beroperasi dl Indonesia,
ekonomi yang diterima negara padahal Undang-undang AntI Trust AS
berkembang biasanya sendlrl melarang kolusi dl dalam negeri
dikonsentraslkan pada satu sumber AS, Counter trade antara tekstll Indonesia
darl negara maju, yang dengan film AS, koreksl AS terhadap
menyebabkan terjadinya manipulasi subsldl bunga ekspor Indonesia, berbagai
dalam manajemen dan pembuatan jenis kuota Impor yang menghadang
keputusan oleh plhak donor. Leblh ekspor Indonesia ke berbagai negara maju.

56 UNISIA NO. 31lXVIIiniI99t


Topik : SektorLuarNegeri EnJang Sih Prapti

ancaman-ancaman pencabutan GSP, selalu diupayakan agar sikap


pengiriman fact finding missions untuk "kepeminpinan negara maju" semakin
menyeiidiki keadaan perbuaihan Indone bergeser dari sikap "fatherhood" atau "
sia, pengkaitan bantuan !uar negeri kepada unclehood" menjadi sikap "brotherhood"
Indonesia dengan isyu three in one (hu atau kemitraan sejajar.
man riight, green, dan NGO), dan masih
banyak protes dan sanksi-sanki dari negara Penutup
maju kepada Indonesia (misalnya kasus Pengaruh hubungan ekono-politik
mobil nasional). Hal in)seiain menunjukkan global terhadap perekonomian nasional
supremasi kekuasaan negara maju, atau Indonesia, khususnya terhadap sektor luar
sebaliknya, sikap tunduk sebuah negara negerinya, sangat signifikan, balk yang
berkembang, yang kesemuanya itu akibat bersifat positif maupun negatif. pengaruh
tingkat ketergantungan yang parah, yang negatif mengakibatkan kelemahan-
meskipun derajat ketergantungan tersebut kelemahan persisten sektor luar negeri In
semakin berkurang. situasi ekono-politik donesia. Karakteristik dependensi dan
global ini pulalah yang metatarbelakangi kepemimpinan negara maju merupakan
persistennya keiemahan perdagangan In kenyataan tantangan yang harus dihadapi
donesia. Indonesia.Cara mengatasi yang terbaik
adalah dengan melakukan manajemen
Dependensi Dua Arah Suatu Tawaran penyesuaian yang mengarah kepada
SolusI terciptanya hubungan dependensi dua
Dari sudut pandang kepentingan arah.
Indonesia, sebetuinya istllah hubungan
dependensi (dalam arti satu arah), negara
maju memberi dan negara berkembang Daftar Pustaka
menerlma) kurang tepat. Kenyataan
perdagangan di atas menunjukkan bahwa Adams, John, The Contemporary International
meskipun Indonesia merasakan manfaat Economy :A Reader, Znd. ed., St Mar
perdagangan, tetapi manfaat yang lebih tin's Press, New York, USA, 1985
besar masih dinikmati oleh negara maju. Barnet, Richard J, & Ronald E. Muller, Global
Ketergantungan negara maju pada Indo Reach: The Power of The Multinational
nesia juga cukup besar, selain pada minyak Corporations, Simon and Schuster New
dan sumberdaya alam dan manusia, dunia York, USA, 1974.
industri membutuhkan pula pasar ekspor Endang sih Prapti, 'Lingkungan Ekono-Polltik
Dunia Ketiga untuk menopang Global Perdagangan Luar Negeri Indo
kemakmurannya. Menyadari persoalan nesia", makalah yang disajikan dalam
dalam suatu interaksi ekono-politik adalah Seminar Internaslonal Strategi
"pemburuan kekayaan" dan "supremasi Pembangunan Ekonomi dan Bisnls di
kekuasaan", maka cara mengatasinya Indonesia " Refleksi dan Aktualisasi,
adalah dengan melakukan manajemen dalam rangka Dies Natalis FE-UGM ke
penyesuaian dalam bentuk manajemen 40tahun 1995.
konflik dan kerjasama yang diarahkan Endang Sih Prapti, Peranan Jepang Dalam
kepada semakin berkurangnya konflikdan Sektor Luar Negeri Indonesia, Jurnal
semakin meningkatnya kerjasama. Upaya Fakultas Ekonomi Universitas Islam In
harus terus dilakukan untuk menggeser donesia, Desember 1996.
dari bentuk hubungan ekono-politik, dari Hogendorn, Jan S. &Wilson B. Brown, The New
hubungan dependensi (satu arah) menjadi international Economy, Addison -Wesley
"hubungan dependensi dua arah", atau Publishing Company, Reading
saling membutuhkan. Untuk Itu hendaknya Maddachussetts, USA, 1979.

UMSIA NO. 3J/XVimi/J996 57


Topik :Selctor Luar Ncgeri EnJang Sih Pmpti

Kahler, Ruel &Roland L. Kramer, International Staley, Charles E., International Economics :
Marketing, 4 th. ed., South - Western Analysis and Issues, Prentice - Hall, Inc.,
Publishing Co., Ohio, USA, 1977 Englewodd Cliffs, New Jersey 1970.
Muller, Roland E., Revitalizing America : Poli Spero, Joan Edelman, The Politics of Interna
ticsForProspeity, Simon and Schuster, tional Economics Relations, Znd.ed.,St.
New York, 1980. Martin Press, New York, USA, 1981

58 UNISIA NO. 3J/XVt/mj996

Anda mungkin juga menyukai