21 Plastisitas
21 Plastisitas
1. PENDAHULUAN
2. PRINSIP ANALISIS
Kondisi
cair
Kondisi
plastis
Kondisi
semiplastis
Kondisi
Volume tanah padat
Indek
plastisitas
Batas cair (Bc) adalah kadar air saat tanah berubah dari kondisi
cair menjadi bahan yang plastis, atau kadar air yang sesuai dengan batas
yang disepakati antara kondisi cair dan plastis dari kekentalan atau
konsistensi suatu tanah. Di atas nilai tersebut, tanah dianggap menjadi
cairan dan bersifat seperti mengalir dengan bebas di bawah pengaruh
beratnya sendiri. Di bawah nilai ini, tanah berubah bentuk karena
pengaruh tekanan tanpa menjadi hancur, dan tanah memperlihatkan
suatu keadaan plastis.
Penetapan Plastisitas Tanah 253
Batas plastis (Bp) adalah kadar air saat perubahan kondisi tanah
dari plastis menjadi semiplastis. Batas ini dicapai ketika tanah tidak lagi
lentur dan menjadi hancur di bawah tekanan. Antara batas cair dan batas
plastis disebut range of plasticity. Perbedaan kuantitatif kadar air antara
dua batas ini disebut indeks plastisitas (IP). Ini menggambarkan cakupan
kadar air ketika tanah dalam kondisi plastis.
Batas mengkerut (Bm) adalah kadar air ketika terjadi penurunan
atau peningkatan kadar air tanah antara kondisi padat dan semiplastis
tidak menjadi penyebab perubahan volume tanah. Kondisi padat dicapai
ketika contoh tanah sedang mengering, pada akhirnya mencapai suatu
batas atau volume minimum. Di luar titik ini, pengeringan lebih lanjut tidak
lagi mengurangi volume, tetapi bisa menyebabkan pecah.
Sejak awal dikembangkannya pada tahun 1950-an dan 1960-an
oleh Drucker dan Prager, teori plastisitas telah menjadi suatu kerangka
kerja untuk modeling sifat ketidak elastisan tanah. Saat ini, telah
mendapat perhatian dan dukungan yang lebih luas (Drucker et al., 1957;
Roscoe dan Burland, 1968; Lade, 1977; Desai, 1980). Sebagai contoh,
model hubungan liat (cam-clay) oleh Roscoe dan Schofield (1963) telah
berkembang luas menjadi suatu model konstitutif tentang hubungan yang
relatif sederhana dan memiliki parameter yang sedikit untuk
mendeskripsikan sifat-sifat mekanik utama dari liat.
Angka atterberg oleh American Society for Testing Material
(ASTM) juga telah dijadikan dasar dalam pembuatan gaya kohesif tanah
untuk pengembangan mesin-mesin pengolah tanah. Di sisi lain, angka
atterberg telah digunakan sebagai dasar pembuatan klasifikasi gaya
kohesif tanah untuk mekanisasi pertanian, dan juga banyak dimanfaatkan
untuk interpretasi ketahanan geser tanah, bearing capacity, pemampatan,
dan potensi mengembang.
Jika kadar air tanah melampau batas plastis, maka tanah akan
mencapai batas cair. Batas cair dapat ditetapkan menggunakan metode
casagrande atau drop cone penetrometer.
254 Sutono et al.
3.1.1. Peralatan
Peralatan yang digunakan adalah:
1. Perangkat ketuk untuk menetapkan
batas cair dan pembuat alur
2. Spatula
3. Timbangan dengan sensitivitas 0,01 g
4. Botol semprot
5. Oven
6. Lempeng kaca
7. Cawan aluminium
3.1.2. Prosedur
3.1.3. Perhitungan
3.2.1. Perhitungan
25
Batas plastis dari gaya kohesif tanah adalah kandungan air tanah
minimum yang ditetapkan secara gravimetrik, dinyatakan dalam persen,
merupakan kadar air tanah pada batas perubahan dari agak padat
menjadi plastis pada tanah dalam bentuk benang remah setebal 3,2 mm.
Ketika benang tanah dilengkungkan menjadi patah, menunjukkan tanda-
tanda tanah dalam keadaan remah. Tanah tanpa drainase mempunyai
gaya kohesif tanah dengan konsistensi setara 170 kPa. Batas plastis
ditetapkan dengan metode casagrande.
256 Sutono et al.
4.1. Peralatan
1. Cawan aluminium
2. Spatula
3. Lempeng kaca
4. Botol semprot dan air bebas ion
5. Timbangan dengan sensitivitas 0,01 g
6. Oven untuk mengeringkan contoh tanah
4.2. Prosedur
4.3. Perhitungan
IP = Bc - Bp
4.4. Catatan
m Bp
IL =
IP
dimana: IL = indeks cair (likuiditas), m = kadar air tanah (gravimetrik),
Bp = batas plastis, IP = indeks plastisitas
2. Juga dapat dihitung derajat plastisitas dari fraksi liat dengan
persamaan sebagai berikut:
IP
A =
% liat
dimana: A = derajat plastisitas fraksi liat, IP = indeks plastisitas, % liat
= total fraksi liat
3. Plastisitas tanah dapat digolongkan ke dalam kelas indeks plastisitas,
sebagai berikut:
5.1. Peralatan
4. Cawan aluminium
5. Pipet (seperti untuk meneteskan obat tetes mata)
6. Timbangan
7. Desikator (dessicator).
5.2. Prosedur
5.3. Perhitungan
a*v Ga
Bk = -
T Gt
6. DAFTAR PUSTAKA