Anda di halaman 1dari 7

HUMANIORA

Siti Hariti Sastriyani, Dunia Sastra Francophone di Arab-Magreb

VOLUME 18 No. 1 Februari 2006 Halaman 79 - 85

DUNIA SASTRA FRANCOPHONE


DI ARAB-MAGREB
Siti Hariti Sastriyani*

ABSTRACT
Former countries under French colonialism have been forced to adopt French as their second
language. Among others, are in Arabian countries called Maghrebes.
The adoption of French language beyond France has impacts on literature activities as a tradition.
Genres created express nationalism depicting struggles against colonialism, independences, and free-
doms. They have evidenced cultural contacts among Maghrebes and French.
The Arabian-Maghribian genres are written by authors from Algier, Morroco, and Tunesse. They
involve poems, novels and plays. Literature works that Arabian authors write involve epics,
autobigraphies, family novels, detective novels, and historical novels, also documentaries.

Key words : French colonialism, literature, genres, nationalism

PENGANTAR untuk menjadikan Afrika yang moderat dengan


Istilah francophonie digunakan pertama kali cara mengumpulkan warisan kolonialisme
dalam majalah Esprit, November 1962, untuk (Sevile, 1991:18).
menyatakan kebersamaaan masyarakat yang Dalam kurun waktu 40 tahun, terutama
menggunakan bahasa Prancis. Diungkapkan sejak tahun 60-an, francophonie semakin dikenal.
dalam majalah tersebut bahwa “Prancis berada Untuk beberapa kalangan, la francophonie
di seluruh dunia” yang berarti bahasa Prancis merupakan suatu perasaan menjadi bagian dari
digunakan di berbagai wilayah di dunia ini. sebuah komunitas, yaitu komunitas pengguna
Sebenarnya, kata la francophonie telah bahasa Prancis. Komunitas pemakai bahasa
dimunculkan pada tahun 1880 oleh Onésime Prancis tersebut berusaha mempermudah
Reclus, seorang geograf (Joubert-Louis, 1986:7). akses pertukaran dan kerja sama dalam
Tujuan Francophonisme adalah membawa berbagai hal dan bentuk, sekaligus melegitimasi
misi meneruskan peradaban, budaya, dan program-program politis maupun kultural dalam
bahasa Prancis di tanah bekas jajahan Prancis. sebuah wadah yang disebut la Francophonie
Pada abad ke-20, Leopold Cedar Sengor karena menaungi komunitas berbagai negara
(mantan presiden Senegal), Bourguiba (mantan dan entitas regional frankofon (Sunendar,2002:7).
presiden Tunisia), dan Hamami Diori (Nigeria) Negara-negara bekas jajahan Prancis atau
berusaha meneruskan peradaban Prancis. koloni mempunyai konsekuensi untuk
Francophonisme berusaha membangun tatanan menggunakan bahasa Prancis, di antaranya di
internasional dengan dialog antarbudaya yang negara-negara Arab atau yang dikenal dengan
ada di seluruh dunia yang bertujuan meletakkan sebutan Maghreb. Mereka adalah orang-orang
superioritas budaya Prancis. Pada saat itu, kata Arab yang tinggal di Afrika Utara, yaitu Aljazair,
francophonie menjadi manifestasi keinginan Tunisia, dan Maroko. Pemakaian bahasa

* Staf Pengajar Program Studi Sastra Perancis, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

79
Humaniora, Vol. 18, No. 1 Februari 2006: 78−84

Prancis di berbagai negara dan wilayah tersedia di masyarakat. Karya-karya sastra yang
menyebabkan bahasa itu diakui sebagai bahasa dibuat mengungkapkan hal-hal yang bersifat
internasional. Selain itu, bahasa Prancis nasional, misalnya Aljazair, Mesir, Lebanon,
berfungsi sebagai alat menghasilkan karya Maroko, Mauritania, Tunisia dan menjadi saksi
sastra. Karya-karya sastra yang muncul dari kontak budaya-budaya. Karya-karya sastra
berbagai negara dan wilayah pemakai bahasa berpangkal pada penggambaran pejuang-
Prancis memberi dorongan hati munculnya pejuang melawan kolonial, penggambaran
kontak linguistik (Moura, 1999:149). kemandirian atau kemerdekaan yang diperoleh
dari pengalaman. Penulisan karya sastra dengan
TRADISI BERBAHASA PRANCIS menggunakan bahasa Prancis dianggap sebagai
Pemakaian bahasa Prancis di luar negara cara-cara yang paling baik untuk mengungkap-
Prancis menimbulkan dampak kegiatan kan hal-hal antikolonial atau kemandirian suatu
bersastra menjadi satu tradisi. Tradisi adalah wilayah (Joubert-Louis, 1994:8).
adat kebiasaan turun-temurun yang masih Pemakaian bahasa Prancis di negara-
dijalankan masyarakat dan merupakan negara Arab disepakati di Maghreb pada abad
penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yang XIX. Diungkapkan bahwa bahasa Prancis
telah ada adalah yang paling baik (Ali, eksistensinya diakui secara internasional.
1994:1069). Karena itu, masyarakat di wilayah-wilayah Arab
Kebiasaan berbahasa Prancis digunakan juga perlu menggunakan bahasa Prancis
masyarakat francophone untuk melakukan sebagai bahasa perdagangan, transformasi
kegiatan sastra, baik lisan maupun tulisan, sambil ekonomi, dan teknik (Joubert-Louis, 1994:8).
menggunakan nuansa bahasa-bahasa yang Hal ini tampak pada tabel 1.

Tabel 1. Bahasa-Bahasa yang Digunakan di Arab dan Fungsinya

(Farandjis, 2001:471).

80
Siti Hariti Sastriyani, Dunia Sastra Francophone di Arab-Magreb

Pada tabel I tersebut tampak bahwa bahasa dan budaya dunia francophone. Arabofranco-
Prancis digunakan sebagai bahasa resmi di phonie mengutarakan diri secara jelas melawan
Komoro, Djibouti, dan Tchad. Di Aljazair, Mesir, bahaya-bahaya dunia unipolaire (bertolak pada
Lebanon, Maroko, Mauritania, dan Siria, bahasa satu kutub), generasi keturunan yang suka
Prancis digunakan bukan sebagai bahasa resmi. membenci, dan bermacam-macam konflik yang
Di Aljazair, bahasa Prancis digunakan sebagai berakar dari hubungan politik, ekonomi, dan
bahasa kedua; demikian pula di Lebanon, budaya (Farandjis, 2001:471).
Maroko, dan Mauritania. Di Mesir dan Siria, Dampak berkembangnya karya sastra
bahasa Prancis digunakan sebagai bahasa berbahasa Prancis adalah para pengarang
asing. menuntut identitas nasionalnya. Karya-karya
Di negara-negara Arab bahasa Prancis sastra berpangkal pada penggambaran pejuang-
digunakan untuk praktik sastra, baik lisan maupun pejuang melawan kolonial, penggambaran
tertulis, sambil menggunakan nuansa bahasa- kemandirian atau kemerdekaan yang diperoleh
bahasa yang tersedia di masyarakat. Karya- dari pengalaman (Joubert-Louis, 1994:8)
karya sastra yang dibuat oleh pengarang- Penyebaran bahasa Prancis di Arab
pengarang francophone Arab mengungkapkan didukung oleh pengajaran bahasa tersebut di
hal-hal yang bersifat nasional, misalnya Aljazair, sekolah-sekolah. Bahasa Prancis berfungsi
Mesir, Lebanon, Maroko, Mauritania, Tunisia. sebagai bahasa tulis sehingga menghasilkan
Teks-teks berbahasa Prancis menjadi saksi dampak kegiatan bersastra. Di Aljazair,
kontak budaya-budaya, misalnya mengungkap- misalnya, ditemukan jumlah yang banyak
kan cerita perjalanan. Di samping itu, juga produksi karya sastra berbahasa Prancis.
ditemukan karya terjemahan bahasa Prancis Begitu pula, di Tunisia dan Maroko pengajaran
pada teks-teks sastra berbahasa Arab, misalnya bahasa Prancis dilakukan di bawah situasi
terjemahan Des Mille et Une Nuits oleh Antoine kolonialisasi sehingga menumbuhkan kegiatan
Galland (1704-1717) yang membuat gambaran bersastra. Sastra berbahasa Prancis di
memukau orang Eropa terhadap Timur Dekat Maroko mulai tahun 50-an dikenalkan melalui
(Joubert-Louis, 1994:8). majalah Souffles. Di Tunisia, sejak tahun 70-
Bahasa Prancis yang digunakan di luar an seolah-olah karya sastra diharuskan
Prancis membawa dampak positif bagi menggunakan bahasa Prancis. Di Mauritania,
masyarakat khususnya mereka yang suka mula-mula bahasa Prancis hanya boleh
menciptakan karya sastra. Penyebaran bahasa digunakan dalam pengajaran, tetapi sekarang
Prancis, baik yang disebarkan melalui ekspansi, terbuka kesempatan menggunakan bahasa
dispersi, maupun difusi, melahirkan pengarang- Prancis dalam tradisi sastra lisan atau tulis.
pengarang karya sastra berbahasa Prancis yang Di Maghreb dikenal sebutan pied noir yang
berasal dari luar negara Prancis. menandai adanya ikatan dengan tanah
kelahiran pengarang (Joubert-Louis, 1994:9).
ARABOFRANCOFONIE DAN Pied noir (kaki hitam) adalah sebutan bagi
FRANCOPHONE MAGREB orang Prancis yang hidup di Aljazair pada saat
Pada tahun 1983, oleh Stélio Farandjis, penjajahan. Keberadaan orang-orang Prancis
sekretaris umum Haut Conseil de la di Aljazair memunculkan pengungkapan yang
Francophonie, dalam pertemuan resmi dengan bermacam–macam. Mereka diungkapkan
Menteri Budaya Aljazair, M. Mezziane dicetuskan tidak takut tanpa alas kaki (kaki telanjang) atau
kata Arabo-francophonie yang menunjukkan mempersamakan diri dengan suku Indian
adanya hubungan dua budaya. Hal itu seolah- Black-Feet. Esnault mengungkapkan kelasi-
olah memantulkan situasi hidup berdampingan kelasi kapal yang menghubungkan antara
yang dinyatakan dengan kesepakatan, keter- Prancis ke Aljazair bekerja tanpa alas kaki di
libatan, dan simbiosis dan melibatkan sebuah ruang-ruang kapal laut. Mereka dikatakan
dialog antara dua budaya, yaitu budaya dunia Arab sebagai orang-orang Aljazair atau disebut

81
Humaniora, Vol. 18, No. 1 Februari 2006: 78−84

penduduk pribumi. Berkaitan dengan hal pengarang Arabofrancophonie pada abad ke-
tersebut muncullah pemahaman yang berkaitan 20 adalah Abdel Wahab Medeb (Tunisia), Tahar
dengan orang Aljazair dan bukan orang Aljazair. Bekri (Maroko), dan Tahar Ben Jelloun (Maroko)
Oposisi itu menetralkan keberadaan penduduk yang mempersatukan Prancis dan Arab dalam
asli Prancis di Aljazair yang menuntut nama karya-karyanya. Di antara mereka, yang
panggilan Francaouis (Français de la Métro- mendapat penghargaan adalah Tahar Ben
pole). Ungkapan piednoir itu selanjutnya Jelloun dengan karyanya La Nuit Sacrée (le
digunakan untuk menyatakan keaslian yang Prix Goncourt 1987). Dunia sastra arabo-
hilang (Rey, 1993:813). francophone dikenal oleh sejumlah pengharga-
Albert Memmi menyebut adanya literature an sastra Les Prix de la Fondation Nourred-
sudiste (perang saudara di Amerika abad ke- dine-Aba (mulai 1990) yang diberikan kepada
19) yang pengikutnya mendukung perbudakan penulis-penulis puisi,roman atau peneliti
orang hitam dan kemerdekaan daerah bagian Aljazair, le Prix Tropique de l’ Agence Française
di selatan. Sastra itu merupakan analogi untuk pour le Developpement (1999) diberikan
memperingati orang-orang Amerika. Sastra kepada Boualem Sansal dengan karyanya
Yahudi di Maghreb mirip dengan kenang- yang berbentuk roman le Serment des
kenangan yang disebarkan oleh komunitas barbares. Selain itu, masih ada le Prix de
yang tinggal di sana yang sejak beribu-ribu l’Amitié franco-arabe de l’Association de
tahun diasingkan di beberapa dataran (Joubert- Solidarité franco-arabe (1999) diberikan kepada
Louis, 1994:9). Georges Corm dengan karyanya Le Proche-
Karya sastra berbahasa Prancis yang Orient éclaté 1956-2000. Yang menjadi juri
berkembang di negara-negara Arab diwujudkan pemilihan penghargaan tersebut adalah
secara tertulis dengan mengungkapkan Philippe de Saint Robert (Farandjis, 2001:472-
masalah-masalah lokal. Pengarang-pengarang 473).
menyatakan identitas negara-negaranya dan
cenderung menjaga kekhasan masing-masing. PRODUK DAN GENRE FRANCOPHONE
Alasan pengarang yang berasal dari bangsa Arab MAGREB
menulis dengan bahasa Prancis adalah mereka
Genre sastra adalah drama, puisi, roman,
lebih suka menulis dengan bahasa yang dibawa
dan esai. Kriteria genre itu menjadi pemandu
oleh penjajah dibandingkan dengan bahasa
ibunya, yaitu bahasa Arab. Bahasa Prancis pilihan tulisannya (Narvaez, 2000:4). Teks
dianggap sebagai bahasa ibu tiri yang karya sastra francophone yang muncul
diungkapkan dengan ekspresi le français m’est mengambil genre roman, puisi, dan drama.
langue marâtre (ditulis oleh Assia Djebar (1985) Genre roman dapat dikategorikan menjadi
dalam l’Amour, la Fantasia). Abdelkébir dari roman detektif, roman autobiografi, roman
Maroko mengatakan praktik berbahasa Prancis borjuis, roman istana, dan roman sciencefiction
merupakan keuntungan, yaitu pertukaran yang meliputi politik-fiksi-ilmu-fantasi-
keuntungan antara identitas budaya yang eksplorasi. Di Prancis berkembang kategori
berbeda. Bahasa Prancis dapat digunakan genre yang berkaitan dengan sosial, politik,
sebagai sarana penyampaian ide yang adat istiadat, dan selera (Narvaez, 2000:6).
kebebasannya luar biasa, misalnya ide-ide Roman merupakan karya imajinasi dalam
yang diungkapkan dalam karya sastra (Joubert- prosa, penyajiaannya cukup panjang, dan
Louis, 1994:9). memunculkan tokoh-tokoh dalam sebuah
Dalam sastra Arabofrancophonie ter- kehidupan (Narvaez, 2000:57). Penciptaan ro-
ungkapkan adanya kekuatan yang dijalin oleh man tidak harus dibingkai oleh aturan motif
hubungan antara dua budaya dan sastra Arab atau dorongan hubungan dengan realitas
berbahasa Prancis yang dinamis. Pengarang- (Bordas, 2002:176).

82
Siti Hariti Sastriyani, Dunia Sastra Francophone di Arab-Magreb

Genre roman menjadi pilihan utama Kateb Yacine. Pada tahun 1993, ia mulai
pengarang karya sastra berbahasa Prancis. mencipta karya drama berbahasa Prancis.
Karya roman berbahasa Prancis yang ditulis Setelah itu, ia meninggalkan negara karena
oleh orang di luar Prancis dapat dikategorikan diancam dibunuh, kemudian tinggal di Prancis.
berwujud roman kisah perjuangan, autobiografi Dari Tunisia dikenal Henri Michel Boccara
fiksi, kehidupan dalam keluarga, detektif, sebagai penulis teks drama. Dramanya sering
dokumenter, dan sejarah. dipentaskan di Centre Culturelle Francais
Genre roman digunakan dari tahun 1920 Marrakech dan siaran radio. Karya-karya teks
sampai dengan 1983, sekitar 140-an pengarang dramanya dicetak di penerbitan Pierre Jean
roman dari Magrebin (Aljazair, Maroko, dan Tu- Oswald dan Harmattan berjudul Affaires vous
nisia) (Dejeux, 1986:22). Roman Aljazair concemant (1968), Pièces Claires (1997), dan
dipublikasikan di Prancis dan Aljazair yang Pièces fauves (1998) (Martin, 2001: 43).
kebanyakan mengungkapkan hal-hal yang Karya sastra francophone mencakup
eksotik (Joubert-Louis, 1994:14). Eksotik kumpulan teks sastra yang ditulis dalam
mempunyai arti segala sesuatu yang bukan dari bahasa Prancis yang mengungkapkan hal-hal
kebudayaan Barat (Arifin, 1991:406). di luar Hexagone (sebutan untuk Prancis),
Di samping itu, diungkapkan juga wacana negeri atau daerah-daerah yang mempunyai
ideologi tentang wawasan negaranya secara andil dengan Prancis, dan mengenai
implisit. Pengarang tidak berani secara masyarakat pemakai bahasa Prancis. Karya-
karya sastra francophone tumbuh di negara
eksplisit mengungkapkan ide-idenya karena
atau wilayah Afrika, Eropa, Arab, Canada, dan
adanya kekuatan Prancis. Karya sastra yang
Asia. Karya-karya sastra yang ditulis
muncul dikualifikasikan sebagai karya realis.
mengungkapkan kemandirian suatu negara
Pengarang-pengarang francophone mengung-
atau wilayah, berisi tuntutan sosial, keinginan
kapkan aspek-aspek dokumenter; bahkan ada
para militan, dan menceritakan masyarakat di
yang menyatakan sebagai karya sastra
luar Prancis. Teks-teks tersebut berhubungan
perlawanan (Joubert-Louis, 1994:15). Abdel-
dengan wilayah tertentu, misalnya wilayah
wahab Meddeb, dari Tunisia menghasilkan karya
Aljazair, Tunisia, atau Maroko. Karya sastra
Talismano, Phantasia secara dokumenter dan
francophone mengungkapkan pembicaraan
pengalaman intelektual. Fawzi Mellah meng- yang khusus dan kejamakan kelompok
hasilkan karya roman sosiologi La Conclave manusia yang kadang-kadang minoritas atau
des pleureuses (Joubert-Louis, 1994:127). yang terancam. Teks-teks karya sastra
Dari tahun 1920 sampai dengan 1983, francophone menimbulkan kepercayaan dari
sekitar 140-an penyair dari Magrebin (Aljazair, masyarakat karena pemakaian bahasa Prancis
Maroko, dan Tunisia) menulis satu atau yang bersifat universal untuk menyatakan
beberapa karya sastra. Ada 220 penyair yang keberadaannya di dunia (Encyclopaedia
menulis satu atau kumpulan puisi ada Universalis, 1985:942). Topik yang diangkat
hubungannya dengan masalah keagamaan dalam karya sastra francophone adalah hal-
(Dejeux, 1986:22). hal yang berkaitan dengan tradisi, agama,
Pengarang dari Aljazair Slimane Bennaissa identitas suatu wilayah, koloni, feminisme, prob-
sebagian besar karyanya berbentuk teks drama lem suatu wilayah, imigrasi, misi Kristenisasi, dan
Au-delà du voile (1991), Le Conseil de disci- pengaruh barat.
pline (1993), Marianne et le Marabout (1995), Karya sastra yang muncul berisi tuntutan
Les Fils de l’amertume (1996 dan 1997), identitas dan eksistensi wilayahnya diungkapkan
Prophèthes sans dieu (1999), dan L’Avenir oleh empat pengarang yang dinyatakan sebagai
oublié (1999). Ia mengembangkan drama pencetus lahirnya karya sastra. Pada tahun 50-
dalam bahasa Arab selama 20 tahun di an, karya sastra muncul sesuai dengan selera
negaranya. Ia mengadaptasi beberapa karya pengarang (sesukanya, bahkan tanpa per-

83
Humaniora, Vol. 18, No. 1 Februari 2006: 78−84

timbangan) secara diam-diam yang diproduksi kelompok masyarakat minoritas. Di samping


di Aljazair karena waktu itu masih ada ikatan itu, teks-teks tersebut juga mengungkapkan
dengan koloni. Adanya generasi pengarang ini wilayah-wilayah tertentu, kelompok masyarakat
menimbulkan dampak imigrasi orang Aljazair minoritas. Karya sastra francophone tumbuh
ke Prancis (Joubert-Louis, 1994:14). di Arab-Maghreb, atau yang dikenal dengan
Topik penggunaan bahasa koloni yang sebutan untuk tiga negara Alajazair, Maroko,
menggeser bahasa ibu diungkapkan oleh dan Tunisia. Karya sastra berbahasa Prancis
pengarang Tunisia Albert Memmi yang meng- tumbuh subur di wilayah tersebut yang ditandai
hasilkan karya Portrait du colonisé (1957) Oleh dengan hadirnya pengarang-pengarang besar
Assia Djebar, pengarang Aljazair, diungkapkan dari Magh-reb. Hal ini menimbulkan dampak
bahwa bahasa Prancis dianggap sebagai positif bagi perkembangan sastra Prancis di
bahasa “ibu tiri” (marâtre) dalam l’Amour, la Fan- dunia. Karya sastra yang muncul bergenre
tasia (1985). (Joubert-Louis, 1994:9). puisi, drama, dan roman. Pengarang Maghreb
Produk karya sastra Arab-Maghreb ini suka menulis dalam bahasa Prancis karena
banyak dicetak di penerbit Prancis atau di luar dianggap lebih bebas berekspresi.
Prancis. Karya-karya sastra ini banyak diminati Karya-karya sastra francophone yang
oleh masyarakat Prancis maupun masyarakat ditulis oleh pengarang Aljazair,Maroko, dan
francophone. Karya sastra francophone Arab- Tunisia banyak diminati oleh pembaca Indone-
Maghreb ini di Prancis menjadi kajian khusus sia yang dapat berbahasa Prancis. Karya –
yang banyak diminati oleh ahli sastra. karya tersebut disambut dengan berbagai cara,
Pemerintah Prancis juga memiliki perhatian di antaranya dalam bentuk terjemahan,
dalam peningkatan perkembangan sastra ini. adaptasi, penelitian-penelitian untuk skripsi,
Berkembangnya karya sastra berbahasa tesis, dan tulisan-tulisan di media massa.
Prancis menimbulkan hasrat pengarang untuk Untuk memberikan gambaran tentang
menuntut identitas nasionalnya. Karya sastra produk karya sastra francophone Arab-
tersebut biasanya mengungkapkan peristiwa Maghreb, berikut ini disajikan tabel yang berisi
yang terjadi di luar Prancis, andil Prancis di nama negara, beberapa pengarang dan hasil
wilayah bekas jajahannya, kolonisasi, dan karya sastra mereka.

Tabel 2. Nama Negara, Beberapa Pengarang, dan Karyanya dari Maghreb

84
Siti Hariti Sastriyani, Dunia Sastra Francophone di Arab-Magreb

Dalam tabel 2 tersebut terlihat bahwa para Arifin, Winarsih dan Farida Soemargono. 1991. Kamus
pengarang sastra francophone Arab-Maghreb Perancis Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
telah berhasil dalam menciptakan karya sastra Bordas, Eric. 2002. L’analyse Littéraire.Paris:Nathan.
Déjeux, Jean. 1986. Le Sentiment Religiux dan la Littératur
yang berbahasa Prancis. Gambaran dalam tabel
Maghrébine de Langue Française.Paris:L’Harmanttan.
tersebut hanya sebagai contoh produktivitas para Deniau, Xaier. 1998. La Francophonie. Paris:Presses
pengarang francophone Arab-Maghreb yang Francophonie.
dengan gigih melukiskan perjuangan melawan Farandjis, Stélio. 2001. État de la Francophonie dans le
kolonialis, keinginan untuk mandiri atau merdeka. Monde Données 1999-2000 et Les études inédites.
Paris: La Documentation Française.
Louis Joubert, Jean, Lecarme Jacques, Tabone Eliane, dan
SIMPULAN
Vernier Bruno. 1986. Les Littératures Francophones
Pemakaian bahasa Prancis di Maghreb Depuis 1945.Paris :Bordas.
menimbulkan dampak kegiatan bersastra Louis Joubert, Jean. 1994. Littératures Francophones du
menjadi suatu tradisi. Karya-karya yang Monde Arabe.Paris: Nathan.
dihasilkan oleh para sastrawan Magreb Moura Marc, Jean. 1999. Littératures Francophones et Théorie
meng-ungkapkan hal-hal yang bersifat nasional, Postcoloniale. Presses Universitares de France.
Narvaez, Michèle. 2000. á la découverte des genres
penggambaran pejuang-pejuang melawan littéraires. Paris: Ellipses Edition Marketing S.A.
kolonialis, penggambaran kemandirian atau Rey, Alain et Chantreau,Sophie. 1993. Expressions et
kemerdekaan. Hasil (produk) karya sastra Locutions. Montréal Canada: Dicorobert.
francophone di Arab-Maghreb bergenre puisi, Seville. 1991. “Luruhnya Pengikut Perancis di Afrika”,
roman, dan drama. dalam Sabili No.43/Tahun III 20 Juli-4 Agustus 1991.
Penyebaran bahasa Prancis di negara- Jakarta: Kelompok Telaah dan Amaliah Islami.
Sunendar, Dadang. 2002. Journée International de la
negara Arab-Maghreb didukung oleh peng-
Francophonie:Bahasa Prancis dalam Geolinguistik
ajaran bahasa di sekolah-sekolah dan kegiatan Global, dalam Cadance, Jurnal Pengajaran Bahasa,
bersastra. Hal ini menjadi saksi kontak budaya Budaya, dan Sastra Perancis, Juin 2002 XIII edition.
antarnegara. Bandung:Perhimpunan Pengajar Bahasa Prancis
Seluruh Indonesia (PPPSI).
DAFTAR RUJUKAN Tanpa Pengarang. 1985. Encyclopaedia Universalis.Paris:
Ali, Lukman. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Nathan.
Balai Pustaka.

85

Anda mungkin juga menyukai