Integrasi Antara Filsafat Ilmu Dan Agama
Integrasi Antara Filsafat Ilmu Dan Agama
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
2019/2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul “Integritas antara Ilmu, Filsafat dan Agama”.
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dengan pertolongan dari
berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang ikut
berkontribusi didalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari seutuhmya bahwa masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
kami terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca sehingga kami bisa melakukan perbaikan makalah
sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.
Akhir kata kami meminta semoga makalah ini bisa memberi manfaat ataupun
inspirasi pada pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................................4
1.2 Rumusan Penelitian.........................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................5
1.4 Manfaat Penulisan............................................................................................5
Bab II................................................................................................................................7
2.1 Pengertian Filsafat, Ilmu, dan Agama..................................................................7
2.1.1 Pengertian Filsafat..........................................................................................7
2.1.2 Pengertian Ilmu...............................................................................................8
2.1.3 Pengertian Agama...........................................................................................8
2.2 Karakteristik Filsafat, Ilmu, dan Agama.............................................................9
2.2.1 Karakteristik Filsafat......................................................................................9
2.2.2 Karakteristik Ilmu........................................................................................12
2.2.3 Karakteristik Agama....................................................................................16
2.3 Persamaan dan Perbedaan Antara Filsafat, Ilmu, dan Agama........................17
2.3.1 Titik Persamaan............................................................................................17
2.3.2 Titik Perbedaan.............................................................................................17
2.4 Integrasi Antara Filsafat, Ilmu, dan Agama......................................................17
Bab III.............................................................................................................................18
Daftar Pustaka...............................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan dari disusun dan ditulisnya makalah ini yang terutama adalah
untuk memenuhi tugas yang telah diberikan dosen pengampu kepada
kami. Untuk itulah makalah ini tersaji untuk itu.
Namun, disamping sebagai nilai makalah ini pun bertunjuan untuk
memberikan pengetahuan lebih mendalam akan Integritas antara Ilmu
Filsafat dan Agama yang dimana kebanyakan pembahasan mengenai hal
ini belum banyak dibahas oleh sebagian orang karena materi yang
tersedia untuk dijadikan referensi sangatlah terbatas. Hal inilah yang
menjadi tujuan kami yang lain selain untuk pemenuhan tugas juga untuk
mempermudah para pembaca sekalian untuk dapat mencari referensi
tentang materi ini yang dapat membantu dan mempermudah mencari
pengetahuan akan Integritas antara Ilmu Filsafat dan Agama.
1
yang tidak jelas, yang kabur dan yang gelap, bahkan juga yang serba
rahasia dan berupa teka-teki.
5) Berpikir Rasional; Berpikir secara radikal, mencari asas,
memburu kebenaran, dan mencari kejelasan tidak mungkin dapat
berhasil dengan baik tanpa berpikir secara rasional. Berpikir secara
rasional berarti berpikir logis, sistematis dan kritis. Berpikir logis itu
bukan hanya sekedar mengapai pengertian-pengertian yang dapat
diterima oleh akal sehat, melainkan agar sanggup menarik
kesimpulan dan mengambil keputusan yang tepat dan benar dari
premis-premis yang digunakan. Berpikir logis juga menuntut
pemikiran yang sistematis, di mana rangkaian pemikiran yang
berhubungan satu sama lain atau saling berkaitan secara logis. Tanpa
berpikir yang logis-sistematis dan koheren, maka satu hal yang tak
mungkin dicapai kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan.
Berpikir kritis ialah terus menerus mengegevaluasi dan
memverifikasi argumenargumen yang mengklaim diri benar.
Berpikir logissistematis-kritis adalah ciri utama berpikir rasional,
dan berpikir rasional adalah salah satu karakteristik filsafat.
Di samping berpikir radikal, mencari asas, memburu kebenaran,
mencari kejelasan dan berpikir rasional. Masih ada lagi beberapa hal
yang menjadi karakteristik atau ciri khas filsafat; yaitu memikirkan sifat-
sifat umum, hidup dalam kesadaran, bersifat toleran dan bersifat
subjektif.
1) Memikirkan Sifat-Sifat Umum; sebagai diketahui, bahwa ojek
kajian filsafat selalu memilih hal-hal yang umum.
2) Hidup Dalam Kesadaran; meminjam istilah Rene Descartes
(1596-1650) ‘cogito ergo sum’ saya berpikir maka saya ada. Kalimat
ini menegaskan bahwa filsfat itu memiliki ciri selalu hidup dalam
kesadaran. Aristoteles menengarai bahwa keheranan adalah sumber
yang melahirkan filsafat.
3) Bersifat Toleran; orang yang hidup tanpa kesadaran (berpikir
filosofis), yang selalu sibuk dengan aktivitas rutin dan disibukkan
oleh pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, ia tidak punya waktu
untuk berpikir secara filosofis. Pemikiran filosofis menerima kritikan
dari luar, bahkan secara internal melakukan self critic, kritik internal.
Maka menjadi ciri khas pemikiran filsafat adalah bersifat terbuka
dan toleran terhadap perbedaan pandangan atau pemikiran yang
berbeda.
4) Bersifat Subjektif; pemikiran filsafat itu menjadi milik filosuf itu
sendiri. Berpikir manusia pasti bersifat subjektif. Perbedaan ini
lumrah terjadi dalam menjawab teka-teki yang tidak habis-habisnya
karena bersifat metafisis. Walaupun jawabannya saling berlawanan,
namun dengan pengalaman apa pun tidak dapat memvonis mana
yang benar dan mana yang salah. Karena konsepsi filsafat benar-
benar asli tidak bisa digugat. Konsepsi itu bisa diserang dengan
konsepsi lain, tetapi tidak dapat dikalahkan.
Demikian juga contoh lain yaitu orang mempunyai anak hasil bayi tabung.
Secara umum karakteristik ilmu adalah:
1. Bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama.
Ilmu dapat dipergunakan untuk penelitian dan penemuan hal-hal baru,
dan tidak menjadi monopoli bagi yang menemukannya saja. Setiap
orang dapat menggunakan atau memanfaatkan hasil penemuan orang
lain.
Contoh:
• Penggunaan metode yang digunakan dalam pembelajaran tidak
hanya
ceramah, tetapi ada metode lain misalnya diskusi yang bisa
digunakan di kelas dalam rangka mengaktifkan siswa.
• Media pembelajaran tidak selamnya harus elektronik, tetapi manual
juga bisa digunakan selama tepat dalam penggunaannya
2. Kebenarannya tidak mutlak
Kebenaran suatu ilmu tidak selamanya mutlak, hal ini terjadi karena
yang menyelidiki/menemukannya adalah manusia. Kekeliruan/kesalahan
yang mungkin terjadi bukan karena metode, melainkan terletak pada
manusia yang kurang tepat dalam penggunaan metode tersebut.
Contoh:
• Pendekatan dalam pembelajaran muncul berbagai
nama, misalnya
pembelajaran partisipatif, kontekstual learning, kooperatif learning
3. Bersifat Objektif
Prosedur kerja atau cara penggunaan metode dalam
menemukan/meneliti sesuatu harus didasarkan pada metode yang
bersifat ilmiah, tidak tergantung pada pemahaman secara pribadi.
Contoh:
• Berbagai model pembelajaran muncul dengan diawali
penggunaannnya dalam pembelajaran, kemudian diteliti efektivitas
dari masing-masing model tersebut, kemudian disosialisasikan
1. Bersifat Rasional
Hasil dari proses berfikir merupakan akibat dari penggunaan akal (rasio)
yang bersifat objektif.
Contoh:
• Penggunaan pembelajaran partisipatif dapat menumbuhkan
kreativitas pada siswa, karena pada pelaksanaannya setiap siswa
diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapat/gagasan, atau
dalam mengambil keputusan
• Penggunaan pembelajaran kooperatif dapat menumbuhkan
kerjasama diantara peserta belajar, karena dalam pelaksanaannya
peserta belajar dibagi dalam kelompok kecil untuk memecahkan
suatu permasalahan
2. Bersifat Empiris
Ilmu diperoleh dari dan sekitar pengalaman oleh pancaindera, ilmu
sifatnya tidak abstrak. Berdasarkan pengalaman hidup dan penelitian
dapat menghasilkan ilmu.
Contoh:
• Penggunaan pembelajaran partisipatif didasarkan pada pengamatan
bahwa keaktifan dan kreatvitas peserta didik sangat memuaskan,
karena setiap siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam
berbagai aspek
• Penggunaan pembelajaran kooperatif dianggap efektif dalam
menciptakan peserta didik untuk belajar bekerja sama ketika harus
memecahkan suatu masalah, sehingga pada diri anak tumbuh rasa
kebersamaan
3. Bersifat Umum
Hasil dari ilmu dapat dipergunakan oleh semua manusia tanpa kecuali.
Ilmu tidak hanya dapat dipergunakan untuk wilayah tertentu, tetapi ilmu
dapat dimanfaatkan secara makro tanpa dibatasi oleh ruang.
Contoh:
• Penggunaan model pembelajaran partisipatif ataupun pembelajaran
kooperatif tidak hanya digunakan oleh seorang guru dalam mata
pelajaran tertentu, tetapi dapat juga digunakan oleh guru lainnya
dalam mata pelajaran yang berbeda
• Penggunaan media dengan memanfaatkan potensi lokal dalam
pembelajaran dapat digunakan pada tempat-tempat tertentu sesuai
dengan potensi lokal yang dimilikinya
3. Bersifat Akumulatif
Hasil ilmu dapat dipergunakan untuk dijadikan objek penelitian
berikutnya. Ilmu sifatnya tidak statis, setelah diperoleh ilmu tentang
sesuatu, maka akan muncul ilmu-ilmu baru lainnya.
Contoh:
• Setelah muncul model pembelajaran partisipatif dan model
pembelajaran kooperatif, muncul lagi model pembelajaran lainnya ,
misalnya model kontekstual learning