Anda di halaman 1dari 30

LABORATORIUM FISIKA INTI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Radiasi elektromagnetik banyak digunakan dalam bidang industri, pertanian, kedokteran,


teknik pengayaan nuklir dan lainnya. Dalam dunia indutri, radiasi elektromagnetik
khususnya radiasi sinar X atau sinar gamma banyak digunakan untuk mengetahui struktur
logam dan tingkat kecacatan logam, serta banyak digunakan juga untuk mensterilisasi
makanan dari bakteri agar makanan tersebut dapat bertahan lama. Radiasi sinar X atau
sinar gamma dari inti yang tereksitasi. Sebuah inti dapat berada dalam keadaan ikat yang
energinya lebih tinggi daripada keadaan dasar, seperti juga atom bisa berada berada dalam
keadaan seperti itu. Inti tereksitasi kembali ke keadaan dasar dengan memancarkan foton
yang energinya bersesuaian dengan perbedaan energi antara berbagai keadaan awal dan
keadaan akhir dalam transisi yang bersangkutan. Foton yang dipancarkan oleh inti daerah
energinya berbeda-beda hingga mencapai beberapa MeV dan secara tradisional disebut
sinar gamma. Sebagai alternatif dari peluruhan gamma untuk beberapa kasus inti
tereksitasi dapat kembali dalam keadaan dasar dengan memberikan energi eksitasinya ke
salah satu elektron orbital di sekelilingnya. Kita dapat membayangkan proses yang dikenal
sebagai konversi internal ini sebagai sejenis efek fotolistrik di mana sebuah foton nuklir
diserap oleh elektron atomik; lebih cocok dengan eksperimen jika kita menganggap
konversi internal menyatakan transfer langsung energi eksitasi dari sebuah inti ke sebuah
elektron. Fenomena pembiasan dijelaskan dalam kasus ini, yang mana menyarankan sinar
gamma merupakan gelombang elektromagnetik. Pengukuran panjang gelombang mereka,
oleh teknik spesial dengan kristal, menunjuk mereka lebih pendek daripada panjang
Sebuah inti dapat berada dalam keadaan ikat yang energinya lebih tinggi dari yang biasa

1.2  Tujuan
1.   Untuk mengetahui hubungan antara intensitas sinar gamma dengan ketebalan
absorber.
2.     Untuk menentukan koefisien absorbsi sinar gamma pada beberapa absorber.
3.     Untuk mengetahui aplikasi sinar gamma.
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

BAB II

DASAR TEORI

Elemen radioaktif dipancarkan dua jenis radiasi. Salah satu tidak dapat menetrasi suatu
potongan kertas; ini disebut radiasi alpa (α), setelah huruf pertama dalam abjad Yunani. Yang
lain dapat melewati semester udara atau lempengan logam tipis; ini dinamakan radiasi beta
(β), setelah huruf kedua dalam abjad Yunani. Pada tahun 1900 banyak eksperimentalis
menunjukkan bahwa radiasi beta dapat dibelokkan oleh medan magnetik, memperlihatkan
bahwa itu merupakan suatu muatan partikel phenomenon. Partikel ini mempunyai muatan
negative dan muatan yang sama dibanding massa sebagai penemuan elektron secara terbaru .
Kemudian ini disimpulkan bahwa partikel beta ini, dalam faktanya, elektron dipancarkan oleh
inti. Pada tahun 1903, Rutherford menunjukkan bahwa radiasi alpa dapat juga dibelokkan
oleh medan magnetik dan bahwa partikel ini mempunyai suatu muatan sebesar +2. Karena
mereka mempunyai suatu muatan lebih besar daripada elektron dan sebelumnya sangat sulit
untuk dibelokkan, itu disimpulkan bahwa mereka lebih banyak secara besar-besaran daripada
elektron. Enam tahun kemudian Rutherford dapat menunjukkan bahwa partikel alpa
merupakan inti dari atom helium. Jenis radiasi yang ketiga ditemukan pada tahun 1900.
Secara alami, ini dinamakan setelah huruf ketiga dalam abjad Yunani dan dikenal sebagai
radiasi gamma (γ). Radiasi ini mempunyai daya penetrasi yang sangat tinggi; itu dapat
melewati banyak meter udara atau melewati dinding yang tebal. Tidak seperti dua jenis
radiasi yang lainnya, radiasi gamma tidak dipengaruhi oleh medan listrik dan medan
magnetik. Sinar gamma, seperti sinar-X, sekarang dikenal menjadi energi foton yang tinggi.
Meskipun jarak energi mereka saling melengkapi, foton sinar gamma biasanya mempunyai
banyak energi daripada foton sinar-X, yang mana, banyak energi daripada foton cahaya
tampak. Maxwell dapat menunjukkan bahwa ini merupakan konsekuensi dari persamaan yang
dia dan lainnya mengembangkan untuk menggambarkan banyak koneksi antara listrik dan
magnetik. Persamaan ini disebut persamaan Maxwell dalam kontribusinya. Sinar beta dan
sinar gamma oleh pembelokan partikel beta tegak lurus dengan medan magnetik dan medan
listrik, perbandingan massa dan muatan mereka dapat ditentukan. Ini serupa dengan
eksperimen Thomson. Eksperimen ini menunjukkan bahwa partikel beta merupakan elektron
yang bergerak pada kecepatan tinggi. Secara umum, partikel beta mempunyai suatu daya
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

penetrasi material lebih besar daripada partikel alpa. Ini berkaitan dengan ionisasi udara lebih
lemah oleh partikel beta dibandingkan dengan partikel alpa, jadi energi mereka hilang sedikit
secara cepat daripada partikel alpa dan jika mereka lewat terlalu jauh.
Radioaktivitas merupakan suatu inti phenomenon menunjukkan bahwa inti
mempunyai suatu struktur internal. Karena inti memancarkan partikel, itu merupakan keadaan
alami untuk mengasumsikan yang intinya berada di dalam partikel. Radioaktivitas, yang
menghasilkan pemancaran dari partikel alpa, beta, dan sinar gamma merupakansuatu proses
yang acak. Kita tidak meramalkan atom akan meluruh pada suatu fakta yang praktis.
Semuanya kita tahu bahwa laju rata-rata pemancaran dari suatu contoh radioaktif yang ideal
pada bilangan tidak mengubah atom yang menghadirkannya secara praktis.
Inti memancarkan sinar gamma tanpa mengubah identitas mereka, karena sinar
gamma merupakan energi foton yang tinggi dan tanpa membawa muatan. Inti mempunyai
tingkat energi yang berlainan analog ke dalam atom itu. Jika inti tidak dalam keadaan
dibumikan, itu mungkin mengubah keadaan energi terendah dengan pemancaran sinar
gamma. Ini sering terjadi setelah suatu inti mengalami satu dari jenis peluruhan lainnya
menjadi suatu keadaan eksitasi anak inti. Anak inti merupakan satu elemen lebih tinggi dalam
grafik periodic dan mempunyai nomor inti yang sama. Akan tetapi, anak inti merupakan milik
elemen yang lebih rendah dalam tabel periodik dan mempunyai nomor inti yang sama sebagai
induknya. Proses ini dideteksi oleh pengamatan atomik sinar X yang diberikan ketika elektron
terluar terlempar mengisi keadaan energi (Hapsoro, 2019)
Seperti atom yang tereksitasi begitu juga inti yang tereksitasi dapat memancarkan foton. Sinar
gamma dari inti yang tereksitasi. Sebuah inti dapat berada dalam keadaan ikat yang energinya
lebih tinggi daripada keadaan dasar, seperti juga atom bisa berada berada dalam keadaan
seperti itu. Inti tereksitasi diberi tanda bintang setelah lambang yang biasa dipakai, misalnya
Sr*. Inti tereksitasi kembali ke keadaan dasar dengan memancarkan foton yang energinya
bersesuaian dengan perbedaan energi antara berbagai keadaan awal dan keadaan akhir dalam
transisi yang bersangkutan. Foton yang dipancarkan oleh inti daerah energinya berbeda-beda
hingga mencapai beberapa MeV dan secara tradisional disebut sinar gamma. Hubungan
sederhana antara tingkat energi dan skema peluruhan ditunjukkan dengan perubahan
peluruhan beta Mg menjadi Al. Umur paro peluruhan itu ialah 9,5 menit, dan dapat terjadi ke
salah satu dari kedua tingkat eksitasi Al. Inti Al* yang dihasilkan mengalami dua peluruhan
gamma untuk mencapai keadaan dasar. Konversi internal. Sebagai alternatif dari peluruhan
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

gamma untuk beberapa kasus inti tereksitasi dapat kembali dalam keadaan dasar dengan
memberikan energi eksitasinya ke salah satu elektron orbital di sekelilingnya. Kita dapat
membayangkan proses yang dikenal sebagai konversi internal ini sebagai sejenis efek
fotolistrik di mana sebuah foton nuklir diserap oleh elektron atomik; lebih cocok dengan
eksperimen jika kita menganggap konversi internal menyatakan transfer langsung energi
eksitasi dari sebuah inti ke sebuah elektron. Elektron yang terpancar memiliki energi kinetik
sama dengan energi eksitasi nuklir yang hilang dikurangi energi ikat elektron itu dalam
sebuah atom.yang berpegangan pada sebuah radioaktif yang membuat sebuah elektoron dan
Isomer mempunyai umur panjang. Kebanyakan inti tereksitasi memiliki umur paro yang
pendek terhadap peluruhan gamma, tetapi beberapa tetap tereksitasi selama beberapa jam. Inti
tereksitasi yang berumur panjang disebut isomer dari inti yang sama dalam keadaan dasar. Inti
tereksitasi Sr* memiliki umur paro 2,8 jam sehingga bisa disebut isomer Sr. Sinar beta dan
sinar gamma oleh pembelokan partikel beta tegak lurus dengan medan magnetik dan medan
listrik, perbandingan massa dan muatan mereka dapat ditentukan. Ini serupa dengan
eksperimen Thomson. Eksperimen ini menunjukkan bahwa partikel beta merupakan elektron
yang bergerak pada kecepatan tinggi.Secara umum, partikel beta mempunyai suatu daya
penetrasi material lebih besar daripada partikel alpa. Ini berkaitan dengan ionisasi udara lebih
lemah oleh partikel beta dibandingkan dengan partikel alpa, jadi energi mereka hilang sedikit
secara cepat daripada partikel alpa dan jika mereka lewat terlalu jauh.Sinar gamma alami
ditunjukkan oleh eksperimen dengan kristal. Fenomena pembiasan dijelaskan dalam kasus ini,
yang mana menyarankan sinar gamma merupakan gelombang elektromagnetik. Pengukuran
panjang gelombang mereka, oleh teknik spesial dengan kristal, menunjuk mereka lebih
pendek daripada panjang gelombang sinar X. Sinar gamma dapat menetrasi logam yang
ketebalannya lebih besar, tetapi mereka mempunyai daya mengionisasi kurang jauh dalam gas
daripada partikel beta. Pada tahun 1930 Bothe dan Becker menemukan bahwa suatu radiasi
sangat penetrasi dihasilkan ketika partikel alpa berada pada peristiwa berilium. Radiasi tidak
mempunyai muatan karena itu jadi bisa melewati radiasi gamma yang sangat hebat energinya.
Pada tahun 1932 Curie-Juliot menempatkan suatu blok paraffin di depan radiasi penetrasi, dan
menunjukkan bahwa pertimbangan jarak proton ditolak dari paraffin. Energi radiasi dapat
dihitung dari jarak penolakan proton, dan itu kemudian ditemukan dengan kemungkinan yang
tinggi.Pada tahun 1932 Chadwick mengukur kecepatan proton ketia mereka ditolak oleh
penetrasi radiasi dari material seperti paraffin yang mengandung hidrogen (Cahill, 2016)
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Peralatan dan Bahan

3.1.1. Peralatan
1. Tabung GM
Berfungsi sebagai detektor  radiasi.
2.  Rak tabung GM
Berfungsi sebagai t empat untuk tabung GM.
3.  Scaler atau Ratameter
Berfungsi sebagai alat untuk menanpilkan hasil pencacahan.
4.  Stopwatch
Berfungsi untuk mengukur lamanya pencacahan.
5.  Penjepit
Berfungsi untuk menjepit peralatan.
6.  Absorber Al dan Pb
Berfungsi untuk menyerap radiasi sinar gamma.
7.  Serbet
Berfungsi untuk membersihkan peralatan.
8.  Kabel coaxial
Berfungsi sebagai penghubung tabung GM dengan Skalar.
9.  Sarung tangan
Berfungsi sebagai alat untuk melindungi tangan dari radiasi agar tidak kontak langsung
dengan sumber radiasi.
10.  Masker
Berfungsi sebagai alat untuk melindungi hidung dan mulut dari radiasi yang dipancarkan
radioaktif.
11.  Kertas
Berfungsi sebagai penyerap radiasi dari sinar gamma.
12.  Susu
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

Berfungsi untuk mencegah masuknya radiasi ke dalam tubuh kita.


13.  Tissue 
Berfungsi untuk membersihkan peralatan.
14.  Wadah radioaktif Co-60
       Berfungsi sebagai tempat penyimpanan unsur radioaktif Co-60.

3.2. Bahan

1.  Co-60
Berfungsi sebagai sumber radioaktif radiasi sinar gamma.

3.2. Prosedur Percobaan


A. Tanpa menggunakan absorber
1. Dipersiapkan semua peralatan yang akan digunakan.
2. Dihubungkan tabung GM dengan scaler dengan kabel coaxial.
3. Dihubungkan scaler ke sumber arus listrik.
4. Diletakkan sumber radioaktif radiasi sinar gamma (Co-60) di rak tabung.
5. Dicatat laju pencacahannya dalam waktu 1 menit sebagai cacah latar belakang tanpa
menggunakan absorber.
6. Dilakukan pencacahan sebanyak tiga kali dan dihitung nilai rata-rata cacahan.
                                                              
B.  Menggunakan Absorber
1. Dipersiapkan semua peralatan pada percobaan.
2. Dihubungkan tabung GM dan scaler dengan menggunakan kabel coaxial.
3. Dihubungkan scaler ke sumber arus listrik.
4. Diletakkan sumber radioaktif radiasi sinar gamma Co-60 pada rak.
5. Dipersiapkan absorber dengan ketebalan 0 mg/cm2, 2,5 mg/cm2, 5 mg/cm2, 7,5
    mg/cm2, 10 mg/cm2, 12,5 mg/cm2, 15 mg/cm2, 20 mg/cm2, 25 mg/cm2.
6. Diletakkan absorber aluminium dengan ketebalan terkecil pada rak tabung.
7. Dicatat laju pencacahan sebanyak 3 kali dah dihitung nilai rata-rata cacahannya.
8. Dilakukan pencacahan sebanyak 3 kali dan dihitung nilai rata-rata cacahannya.
9. Diulangi langkah 6-8 untuk menggunakan absorber Al dengan ketebalan yang 
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

    digunakan mulai dari ketebalan terkecil.


10. Diulangi langkah 5-9 untuk absorber Pb dengan ketebalan 0, 1, 2, 3, 4, 5, 8, 10, 12
    dalam satuan mg/cm2.
11. Diletakkan selembar kertas pada rak tabung.
12. Dicatat data.

3.4 Gambar Percobaan


LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

BAB IV

HASIL DAN ANALISA

4.1 Data Percobaan


PERCOBAAN ABSORBSI GAMMA

Nama Praktikan : Firman Sitohang


NIM : 200821007
Kelompok :I
Absorber Aluminium

NO Tebal (mg/cm2) Cpm Rata – Rata

1 0 10000 10100 10402 10167,33


2 0,25 7880 7895 7987 7920,67
3 5 6220 6340 6579 6379,67
4 7,5 4900 4050 5013 4654,33
5 10 3870 3885 3942 3899
6 12,5 3050 3080 3043 3057,67
7 15 2400 2450 2544 2464,67
8 20 1500 1595 1506 1533,67
9 25 950 950 472 790,67

Sumber Radioaktif : Co-60


Aktivitas 5 μCi pada Juli 1975
Cacah background:
... 25 ... cpm
... 25 ... cpm
... 35 ... cpm
Tegangan operasi tabung G-M:
... 440 ... Volt
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

Absorber Timbal

NO Tebal (mg/cm2) Cpm Rata – Rata

1 0 18000 10013 10075 12696


2 1 6700 6254 6373 6442,33
3 2 3840 3884 3959 3894,33
4 3 2380 2426 2502 2436
5 4 1470 1475 1491 1478,66
6 5 570 586 608 588
7 6 220 233 258 237
8 10 89 89 86 88
9 12 27 27 23 25,66

Asisten Medan, 11 Mei 2021


Praktikan

(Maria Sihombing) (Firman Daniel Sitohang)


4.2 Analisa Data
1. Membuat Grafik cacah vs tebal dari setiap absorben
(Terlampir)
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

2. Menentukan koefisien serapan masing-masing data


0,693
µ=
x

a. Untuk absorber Alumunium (Al)


0,693
- μ 1= =
0
0,693
- μ 2= =0,28
2,5
0,693
- μ 3= =0,13
5
0,693
- μ 4= =0,09
7,5
0,693
- μ 5= =0,0693
10
0,693
- μ 6= =0,055
12,5
0,693
- μ 7= =0,0462
15
0,693
- μ 8= =0,03465
20
0,693
- μ 9= =0,02772
25
μrata −rata =0,08143

b. Untuk absorber Timbal (Pb)


0,693
- μ= =̴
0
0,693
- μ= =0,693
1
0,693
- μ= =0,346
2
0,693
- μ= =0,23
3
0,693
- μ= =0,173
4
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

0,693
- μ= =0,1155
6
0,693
- μ= =0,086
8
0,693
- μ= =0,0693
10
0,693
- μ= =0,053
12
μrata −rata =0,196

3. Menentukan koefisien serapan total untuk setiap penyerap.

μtotal=μ Al + μ Pb
¿ 0,08143+0,196

¿ 0,27743
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Hubungan antara intensitas sinar gamma dengan ketebalan absorber adalah penurunan
secara eksponensial di dalam intensitas radiasi sebagai sebuah sinar homogennya dari
sinar- γ yang melewati sebuah materi lempeng tipis. Ketika sebuah sinar- γ dari
intensitas I ditumbukkan pada sebuah lempeng dari ketebalan ∆x, perubahan intensitas
dari sinar setelah menembus lempeng adalah sebanding pada ketebalan dan kepada
intensitas tumbukan. Ketika sinar gamma melewati absorber, maka sebagian sinar
gamma tersebut akan diserap oleh absorber dan intensitasnya akan berkurang sesuai
dengan persamaan:
I = I0 . e -µx
Semakin besar nilai ketebalan dari absorber, maka intensitas sinar gamma akan
tereduksi dan pada ketebalan tertentu, sinar gamma tidak bisa menembus absorber.

2. Penentuan absorbsi sinar gamma pada beberapa absorber (Aluminium dan Timbal):
a. Untuk absorber Alumunium (Al)
0,693
- μ1=π r 2= =
0
0,693
- μ2 = =0,28
2,5
0,693
- μ3 = =0,13
5
0,693
- μ4 = =0,09
7,5
0,693
- μ5 = =0,0693
10
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

0,693
- μ6 = =0,055
12,5
0,693
- μ7 = =0,0462
15
0,693
- μ8 = =0,03465
20
0,693
- μ9 = =0,02772
25
μrata −rata =0,08143

b. Untuk absorber Timbal (Pb)


0,693
- μ1 = =
0
0,693
- μ2 = =0,693
1
0,693
- μ3 = =0,346
2
0,693
- μ4 = =0,23
3
0,693
- μ5 = =0,173
4
0,693
- μ6 = =0,1155
6
0,693
- μ7 = =0,086
8
0,693
- μ8 = =0,0693
10
0,693
- μ9 = =0,053
12
μrata −rata =0,196

3. Aplikasi dari sinar gamma salah satunya pada bidang medis (kedokteran) seperti
menyembuhkan tumor, kanker, dan kelainan lain. Sinar gamma bisa digunakan untuk
membunuh sel kanker dan tumor dan juga kelainan lainnya yang terkenal dengan
sebutan gamma knife. Gamma knife yaitu suatu metode terapi sinar gamma yang
dimanfaatkan untuk mengobati tumor dan kelainan-kelainan lainnya pada otak tanpa
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

membuka tulang tengkorak. Radiasi sinar gamma ini dipakai untuk menghancurkan
sel-sel yang sakit sementara menjaga sel-sel lainnya yang masih sehat. Serangkaian
sinar gamma dipancarkan secara langsung kepada sel yang terserang kanker untuk
dibunuh atau dimusnahkan.

4. Sifat-sifat sinar gamma yaitu:


 Tidak bermuatan listrik
 Tidak memiliki massa
 Memiliki daya tembus yang sangat kuat
 Memiliki daya ionisasi yang lemah
 Tidak memiliki pengaruh medan magnetik
 Sinar gamma memiliki kecepatan sebesar 2,99 X 108ms-1
 Sinar gamma merupakan gelombang elektromagnetik
 Sinar gamma memiliki sifat fluorensensi

5.2 Saran

1. Sebaiknya, praktikan mempelajrai materi percobaan yang akan dibawakan.


2. Sebaiknya, praktikan hadir tepan waktu di google meet sebelum percobaan.
3. Sebaiknya, asisten memaklumi praktikan yang mengalami lagging (sinyal buruk)
pada saat praktikum berlangsung.
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

DAFTAR PUSTAKA

Hapsoro, Dwi. 2019. Kultur In Vitro Tanama Tevy dab manfaatnya untuk Mutageneesis
dengan Sinar Gamma .Lampung : Universitas Lampung
Halaman : 51 –54
Cahill, Jeff. 2016.Heinemann Pyhsics Content and Contecxt. Sydney, Melbourne
Associated Companies Around the World
Pages : 164 - 167
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

Asisten Medan, 11 Mei 2021


Praktikan

(Maria Sihombing) (Firman Daniel Sitohang)

LAMPIRAN

Gambar percobaan

1. Tanpa Menggunakan Absorber

PLN
Kabel koaksial
Rak tabung
Tabung GM

Timer scaner and


frequncy meter
timer on

Cok 0.00

sambung scalar

freq
of

count

Trg level
M
o
d ss GM
e

Sarung
serbet
tangan
0

kalkulator Kotak
Radioa stopwatch Absorber Absorber Absorber
penjepit masker timbal aluminium flexiglass
ktif

2. Menggunakan Absorber Aluminium


LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

Kabel koaksial
Rak tabung
Tabung GM
Absorber
aluminium
Timer scaner and frequncy
meter timer on

0.00
scalar
of
freq

count

Trg level
M
o
d
e
ss GM

0 Kotak
Sarung
kalkulator
Radioaktif
tangan
Absorber Absorber
masker serbet stopwacth timbal flexiglass
penjepit

3. Menggunakan Absorber Timbal

Kabel koaksial
Rak tabung
Tabung GM
Absorber
timbal
Timer scaner and frequncy
meter timer on

0.00
scalar
of

6 0
Co -
freq

count

Trg level
s
h M o
i o n
f
t
d ss GM
e
t
s c
7 a
8 9 di o
n
4 5 6 en A s lg
ll e C a n

Kotak
1 2 3 o x n
0 + = - g /
p s

kalkulator
Radioaktif Sarung tangan

penjepit masker serbet stopwacth Absorber Absorber


aluminium flexiglass
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

Grafik perbandingan antara Cacah – vs – Tebal

a. Absorber aluminium (Al)


LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

y 2−¿ y
Slope =
1
¿
x2−¿ x ¿
1

4953−1511
= =275,36 Cpm/mgcm-2.
7,5−20

b. Absorber Timbal (Pb)


LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

y 2−¿ y
Slope =
1
¿
x2−¿ x ¿
1

3891−1480
= =1205,5 Cpm/mgcm-2.
2−4
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155
LABORATORIUM FISIKA INTI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

Anda mungkin juga menyukai